Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya,kesehatan dan kesejateraan sesuai dengan kondisi kesehatannya,
klien dinyatakan terganggu keperatawan dirinya jika tidak dapat melakukan
keperawatan diri (Depkes, 2000)
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan
gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri terlihat dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya mandi, makan minum secara
mandiri, berhias secara mandiri, toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012)

B. Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab kurang
perawatan diri adalah:
a. Factor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.

1
Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya
Dampak yang sering timbul pada maslah personal hygine
1) Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik,gangguan fisik yang sering
terjadi adalah: gangguan intleglitas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku
2) Dampak psikososial

2
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah gangguan
kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Damaiyanti, 2012)
C. Jenis
Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :
a. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri sendiri
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan ata menyelesaikan aktivitas berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri.
c. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri
d. Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatn kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri

D. Rentang respon
Adatif maladaptif

Pola perawatan Kadang perawatan Tidak melakukan


diri seimbang diri kadang tidak perawatan diri pada saat
stres

3
1) Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu
ntuk berperilaku adatif maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang,
klien masih melakukan perawatan diri
2) Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan
stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya
3) Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresso (Ade, 2011)

E. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala defisit dar menurut adalah (Damaiyanti, 2012) sebagai berikut:
a. Mandi/hygine
Klien mengalami ketidakmapuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengerikan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi
b. Berpakaian
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil potongan pakian,
menangalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.
c. Makan
Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat
tambahan, mendapat makanan, membuka container, memanipulasi makanan
dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukan ke mulut,
melengkapi makanan,mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat,
mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman
d. Eliminasi
Klien memiliki kebatasan atau krtidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian
toileting, membersihkan diri setelah BAK/BAB dengan tepat, dan menyiram
toilet atau kamar kecil. Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan
defisit perawatan diri adalah:

4
1) Fisik
a) Badan bau, pakaian kotor
b) Rambut dan kulit kotor
c) Kuku panjang dan kotor
d) Gigi kotor disertai mulut bau
e) Penampilan tidak rapi.
2) Psikologis
a) Malas, tidak ada inisiatif
b) Menarik diri, isolasi diri
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3) Social
a) Interaksi kurang
b) Kegiatan kurang
c) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
d) Cara makan tidak teratur
e) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu
mandiri.

F. Akibat
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak tidak
terpeliharanya kebersihan perorangandengan baik, gangguan fisik yang seering
terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygine adalah gangguan
kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi
diri dan gangguan interaksi sosial (Damaiyanti, 2012)

G. Mekanisme koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 yaitu:
1. Mekanisme koping adaptif

5
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan belajar dan
mencapai tujuan. Kategori ini adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri
secara mandiri.
2. Mekanisme koping maladaptive
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan,
menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah
tidak mau merawat diri (Damaiyanti, 2012)

H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan manurut herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung.

I. Pohon masalah
Effect Resiko perilaku kekerasan

Core Problem Defiist perawatan diri

Cause Harga diri rendah Kronis

Koping Individu Tidak Efektif

J. Diagnosa keperawatan
1. Hygine diri,
2. berhias,
3. makan dan minum
4. bab/bak

6
K. Rencana asuhan keperawatan
Tujuan Intervensi
Tujuan umum : 1. Bina hubungan saling percaya
Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri. dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik :
TUK 1 : a. Sapa pasiendengan ramah, baik
Pasien bisa membina hubungan saling percaya verbal maupun non verbal
dengan perawat b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap dan
nama panggilan yang di sukai
pasien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan
menerima pasien apa adanya
g. Beri perhatian dan perhatikan
kebutuhan dasar pasien
TUK 2 : 1. Melatih pasien cara-cara perawatan
kebersihan diri :
Pasien mampu melakukan kebersihan diri a. Menjelasan pentingnya
secara mandiri menjaga kebersihan diri.

7
b. Menjelaskan alat-alat untuk
menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan
kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktekkan
cara menjaga kebersihan diri
TUK 3 : 1. Melatih pasien berdandan/berhias :
Pasien mampu melakukan berhias/ a. Untuk pasien laki-laki latihan
berdandan secara baik meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Bercukur
b. Untuk pasien wanita,
latihannya meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Berhias
TUK 4 : 1. Melatih pasien makan secara
mandiri :
Pasien mampu melakukan makan dengan baik a. Menjelaskan cara
mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang
tertib
c. Menjelaskan cara
merapihkan peralatan makan
setelah makan
d. Praktek makan sesuai

14
dengan tahapan makan yang baik
TUK 5 : 1. Mengajarkan pasien
Pasien mampu melakukan melakukan BAB/BAK
BAB/BAK secara mandiri secara mandiri :
a. Menjelaskan tempat
BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara
membersihkan diri setelah
BAB dan BAK
c. Menjelaskan cara
membersihkan tempat
BAB dan BAK

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Terdapat dua SPTK yaitu, antara lain
1. Strategi pelaksanaan pada pasien
a. SP 1 Pasien: Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara
merawat diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan
kebersihan diri.
Orientasi
“Selamat pagi, kenalkan saya Perawat R.”
“Namanya siapa, senang dipanggil siapa?”
“Saya Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Lamongan, saya yang
akan merawat T.”
“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”
“Bagaimana kalua kita bicara tentang kebersihan diri?”
“Berapa lama kita berbicara? 20 menit ya? Mau di mana? Di sini aja
ya?”
Kerja

9
“Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini?
Menurut T apa kegunaannya mandi? Apa alasan T sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut T apa manfaatnya kalua kita menjaga
kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri
dengan baik seperti apa ya…? Badan gatal, mulut bau, apa lagi…?
Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut
T yang bisa muncul? Betul ada kutu, kudis, dsb..”
“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau
tujuan sisiran dan berdandan?”
(contoh untuk pasien laki-laki)
“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran dalam
seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya cukuran? Apa
alat-alat yang diperlukan?”. Iya, sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan
ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta perawat ya.”
“Berapa kali T makan sehari?”
“Apa pula yang dilakukan setelah makan? Betul, kita harus sikat gigi
setelah makan.”
“Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?
Iya kita kencing dan berak harus di WC, nah! Itu WC di ruangan ini,
lalu jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun.”
“Menurut T kalua mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa
yang perlu kita persiapkan? Benar sekali. T perlu menyiapkan pakaian
ganti, handuk, sikat gigi, shampoo, dan sabun serta sisir.”
“Bagaimana kalua sekarang kita ke kamar mandi, suster akan
membimbing T melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T
teramasuk rambut lalu shampoo, gosokkan pada kepala T hingga
berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali. Selanjutnya ambil
sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air
sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol ya.. Giginya disikat
mulai dari atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulaid ari depan

10
sampai bealakng. Bagus kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram
lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. T
bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir
rambutnya dengan baik ya..
Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian? Coba T
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T
lakukan tadi? Bagaimana perasaan T setelah kita mendiskusikan
tentang pentingnya kebersihan diri tadi? Sekarang coba T ulangi tanda-
tanda bersih dan rapi.”
“Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi….? Dua kali
pagi dan sore, mari kita masukkan dalam jadwal aktivitas harian. Nah
lakukan ya T, dan beri tanda kalua sudah dilakukan seperti M
(mandiri) kalua dilakukan tanpa disuruh, B (bantuan) kalua diingatkan
baru dilakukan dan T (tidak) tidak melakukan. Baik besok lagi kita
latihan berdandan, oke? Pagi-pagi sehabis makan.”
b. SP 2 Pasien: percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Bercukur

Orientasi
“Selamat pagi pak T?”
“Bagaimana perasaan bapak ahri ini? Bagaimana mandinya? Sudah
dilakukan? Sudah ditandai dijadwal hariannya?”
“Hari ini kita akan latohan berdandan, mau dimana latihannya?
Bagaimana kalua di ruang tamu? Lebih kurang setengah jam?’
Kerja
“Apa yang T lakukan setelah selesai mandi? Apa T sudah ganti baju?”

11
“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Bergantu
pakaian yang bersih 2x/hariu. Sekarang coba bapak ganti baju. Ya
bagus seperti itu.”
“Apakah T menyisir rambut? Bagaimana cara bersisir? Coba kuta
prektekkan, lihat kecermin,bagus sekali..”
“Apakah T suka bercukur? Berapa hari sekali bercukur? Betul 2 kali
perminggu.”
“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari pak
dirapikan! Ya bagus! (catatan janggut dirapikan bila pasien
memelihara janggut).”
Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan.”
“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi.”
“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju
seperti tadi ya! Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan harian, pagi
jam berapa, lalu sore jam berapa?”
“Nanti siang kita latihan makan yang baik. Di ruang makan bersama
dengan pasien yang lain.”
c. SP 3 Pasien: percakapan melatih berdanadan untuk pasien wanita
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Berhias
Orientasi
“Selamat pagi, bagaimana perasaan T hari ini? Bagaimana mandinya?
Sudah ditandaui dijadwal harian?”
“Hari ini kita akan latihan berdandan supata T tampak rapi dan cantik.
Mari T kita dekat cermin dan bawa alat-alatnya (sisir, bedak, lipstik).”
Kerja
“Sudah diganti tadi pakainnya sehabis mandi? Bagus…! Nah!
Sekarang disisir rambutnya yang rapi, bagus! Apakah T biasa pakai

12
bedak? Coba dibedakin mukanya T, yang rata dan tipis. Bagus sekali.
T punya lipstick mari dioles tipis. Nah! Coba lihat dikaca!”
Terminasi
“Bagaimana perasaaan T belajar berdandan?”
“T jadi tampaj segar dan cantic, mari masukkan dalam jadwalnya.
Kegiatan harian, sama jamnya dengan mandi. Nanti siang kita latihan
makan yang baik di ruang makan bersama pasien yang lain.”
d. SP 4 Pasien : percakapan melatih pasien makan secara mandiri.
1. Menjelaskan cara mempersiapkan makanan
2. Menjelaskan cara makan yang tertib.
3. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan.
4. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik.

ORIENTASI
“Selamat siang T”.
“Wow... masih rapi deh T”.
“Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. kita
latihan langsung diruang makan ya...”
KERJA
“Bagaimana kebiasaan sebelum saat,maupun seelah makan? Dimana T
Makan?”
“sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya mari ita
peraktekkan. “bagus!”
Setelah itu kita duduk dan ambil makanan.sebelum disantap kita
berdoa dulu. Silahkan T yang pimpin!. Bagus ...
“mari kita makan...saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu
dengan pelan-pelan. Ya, ayo, sayurnya dimakanya.”
“setelah makan kita bereskan piring, dan gelas yang kotor. Ya betul,
dan kita akhiridengan cuci tangan. Ya bagus!” itu suster Ani sedang
bagi obat, coba,T mintak sendiri obatnya”.

13
TERMINASI
“Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama “.
“Apa yang harus kita lakukan pada saat makan, (cuci tangan,duduk
yang baik, ambil makanan ,berdoa, makan yang baik cuci piring dan
gelas lalu cuci tangan.)
“Nah, coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan
dalam jadwal ?. Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB/BAK yang
baik, bagaimana kalau jam 10.00 disini saja ya...!”
e. SP 5 Pasien : percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK
secara mandiri.
1. Menjelaskan tempat BAB/ BAK yang sesuai.
2. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK.
3. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK.

ORIENTASI
“Selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ?” baik, sudah
dijalankan jadwal kegiatannya?”
“kita akan membicarakan tentangcara berak dan kencing yang baik?”
“kira-kira 20 menit ya...T. dan dimana kita duduk?baik disana deh!
KERJA
Untuk pasien pria
“Dimana biasanya pak T Berak dan kencing?”.
“Benar T, Berak atau kencing mandi atau tempat lain yang tertutup dan
ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/ kencing di
sembarangan tempat ya...”
“Sekarang , coba T Jelaskan kepada saya bagaimana cara T cebok?.
“sudah bagus ya T cebok adalah Tono membersihkan anus atau
kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air
kencing yangb masih tersisa di tubuh T”. Setelah Tono selesai
cebok,jangan lupa tinja atau air kencing yang ada di kakus/WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air
secukupnya sampai tinja/ air kencing itu tidak tersisa di kakus /WC .

14
Jika Tono membersihkan tinja/ air kencingseperti ini,berrti Tono ikut
mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran
/ air kencing”
“setelah selesai membersihkan tinja/ air kencing ,T perlu merapikan
kembali pakaian sebelum keluar dari WC/ Kakus/Kamar Mandi.
Pastikan resleting celana telah ditutup rapi, lalu cuci tangan dengan
menggunakan sabun”.
Untuk pasien wanita :
“Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiram air
dari arah depan ke belakang .jangan terbalik ya,...cara seperti ini
berguna untuk mencegah masuknya kotoran /tinja yang ada di anus ke
bagian kemaluan kita”/
“Setelah T selesai cebok, jangan lupa tinja/ air kencing yang ada di
kakus /WC dibersihkan. Caranya siram tinja /air kencing tersebut
dengan air secukupnya sampai tinja/ air kencing tidak tersisa di kakus
/WC . Jika T membersihkan tinja /air kencing seperti ini,berarti T ikut
mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada
kotoran/air kencing”.
“Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelumkeluar dari WC /
kakus , lalu cuci tangan dengan mneggunakan sabun”.
TERMINASI
“Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara berak/
kencing yang baik?”
“Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB? BAK yang baik.” Bagus...!
“Untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah di jelaskan
tadi”.
“Nah... besok kita ketemu lagi ,untuk melihat sudah sejauh mana T
bisa melakukan jadwal kegiatannya”.

15
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti. (2012). Asuhan keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Depkes, R. (2000). Keperawatan Jiwa : Teori dan Tindakan keperawatan Jiwa.


Jakarta: Depkes RI.

Herman ade. (2011). buku ajar asuhan keperawatan jiwa. yogyakarta: Nuha
Medika.

16

Anda mungkin juga menyukai