Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembedahan merupakan semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara
invasive dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani
atau yang sakit. Melakukan tindakan pembedahan harus dilakukan di kamar
operasi. Kamar operasi baik, dapat mencapai tujuan untuk kelancaran tindakan
operasi dan mencegah infeksi, apabila memenuhi syarat: letak, bentuk dan ukuran,
system ventilasi, suhu dan kelembabannya, penerangan, peralatan, sistem instalasi
gas medis, pintu, pembagian area, dan tenaga yang bertugas secara tim.
Tim pembedahan kamar operasi terdiri dari ahli bedah, asisten ahli bedah,
perawat instrument atau scrub nurse, perawat sirkuler dan ahli anastesi atau perawat
anastesi (Muttaqin dan Sari, 2009). Setiap anggota tim mempunyai tanggung jawab
atau tugas masing-masing dalam setiap operasi. Untuk perawat instrumen atau
scrub nurse mempunyai uraian tugas atau tanggung jawab sebelum pembedahan,
selama pembedahan dan setelah pembedahan.
Perawat instrumen bertanggung jawab dalam menejemen sirkulasi dan suplai
alat-alat instrumen, mengatur alat-alat yang akan dan telah digunakan serta menjaga
kelengkapannya, mempertahankan integritas lapangan steril dan berbagai tanggung
jawab lainnya dalam sebuah tindakan operasi. Salah satu tindakan operasi
contohnya operasi hernia, dilihat dari keseriusannya termasuk jenis dalam bedah
minor dan bila dilihat dari urgensi termasuk dalam tindakan urgent/gawat.
Tindakan pembedahan Herniotomy Hernioraphy (HTHR) merupakan suatu
intervensi bedah yang mempunyai tujuan melakukan pengangkatan bagian tubuh
yang mengalami masalah atau mempunyai penyakit, apabila seorang Perawat
instrumen tidak atau kurang mengetahui mengenai tugas dan tanggung jawabnya
maka akan berakibat terganggunya proses operasi yang beresiko pada kesalahan
akan berakibat terjadinya komplikasi pada pasien yang mejalani operasi tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :
1.2.1 Bagaimana problem dari jurnal yang dianalisis?
1.2.2 Bagaimana intevensi yang dilakukan dalam jurnal yang dianalisis?
1.2.3 Bagaimana hasil penelitian dalam jurnal yang dianalisis?
1.2.4 Apa ada comparasi dari jurnal yang lain terhadap jurnal yang dianalisis?
1.2.5 Kapan waktu dilakukannya penelitian dalam jurnal yang dianalisis?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui problem dari jurnal yang dianalisis
1.3.2 Untuk mengetahui intevensi yang dilakukan dalam jurnal yang dianalisis
1.3.3 Untuk mengetahui hasil penelitian dalam jurnal yang dianalisis
1.3.4 Untuk mengetahui comparasi dari jurnal yang lain terhadap jurnal yang
dianalisis
1.3.5 Untuk mengetahui waktu dilakukannya penelitian dalam jurnal yang
dianalisis

2
BAB 2
ANALISIS JURNAL
Kinerja Perawat Instrumen Dalam Melaksanakan Manajemen Alat Operasi
Herniotomi Hernioraphy (HTHR) Di Instalansi Bedah Sentral RSUD
Kanjuruhan Kepanjen

1.1 Problem
Rumah Sakit Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang
dalam periode semester I bulan Januari sampai dengan Juli 2015 jumlah operasi
Hernia Inguinalis Lateralis (HIL) dan Scrotalis dengan tindakan Herniotomy
Hernioraphy (HTHR) sebanyak 123 kasus, namun untuk kasus tersebut belum ada
SOP yang berkaitan dengan tindakan tersebut dan selama ini sistem kerja dalam
operasi ini berdasarkan pengalaman dan kebiasaan masing-masing operator bedah
dan tidak ada standarisasi yang baku.
Masalah kinerja perawat instrumen dalam melaksanakan manejemen alat
operasi Herniotomy Hernioraphy (HTHR) apabila tanpa pedoman standar
opersional maka akan mengganggu kelancaran tindakan operasi dan akan timbul
risiko infeksi post operasi. Sehingga, dalam jurnal tersebut peneliti ingin
mengetahui kinerja perawat instrumen dalam melaksanakan manejemen alat
operasi Herniotomy Hernioraphy (HTHR) di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit
Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen. Tujuan Khususnya mengidentifikasi
manejemen alat operasi Herniotomy Hernioraphy (HTHR):(1) kinerja perawat
instrumen dalam melaksanakan manejemen alat sebelum operasi,(2) kinerja
perawat instrumen dalam melaksanakan manejemen alat selama operasi, (3) kinerja
perawat instrumen dalam melaksanakan manejemen alat sesudah operasi.

1.2 Intervention
Desain penelitian ini menggunakan Deskriptif Observatif. Populasi dari
Perawat instrumen yang bertugas dikamar operasi Rumah Sakit Umum Daerah
“Kanjuruhan” Kepanjen yang berjumlah 30 orang untuk semua jenis tindakan
operasi. Kriteria inklusi sebagai berikut: perawat instrumen yang bekerja di

3
Instalasi Bedah Sentral RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen, 2) perawat yang
melakukan instrumentasi operasi (HTHR), 3) Perawat instrumen yang
berpendidikan DIII Keperawatan, 4) Bersedia menjadi responden dengan menanda
tangani informed consent. Jumlah sampel didapatkan 10 perawat. Teknik
pengumpulan data dengan kuesioner untuk mendapatkan data umum dan lembar
observasi dengan teknik ini menilai kinerja perawat instrumen dalam melaksanakan
manajemen alat operasi Herniotomy Hernioraphy (HTHR) di kamar operasi Rumah
Sakit Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen, mulai dari sebelum, selama dan
sesudah tindakan pembedahan. SOP yang dipergunakan penelitian mengacu dari
RS Tipe A yang dimodifikasi Teknik pengolahan data menggunakan persentase
dengan skala kualitatif, bila terdapat hasil kurang 100% diinterpresasikan belum
sesuai SPO, hasil 100 % sudah sesuai SOP.

1.3 Comparation
Tidak terdapat jurnal pembanding dalam penelitian tersebut.

1.4 Outcome
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat insrumen dalam
melaksanakan manajemen alat operasi Herniotomy Hernioraphy pada sebelum dan
selama tindakan operasi 100% masih belum sesuai dengan Standar Perosedur
Operasional (SPO) karena SPO RSUD Kanjuruhan belum ada pengesahan dari
pihak manajemen, dan alat ada yang belum lengkap. Kinerja setelah tindakan
operasi, manajemen alat sudah 100% sesuai hal ini didukung bahwa prinsip
kerjanya sama dari beberapa Rumah sakit.

1.5 Time
Pada jurnal tersebut tidak dicantumkan waktu penelitian secara pasti.

4
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai