Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENANGANAN KEJANG DEMAM PADA BAYI

Disusun Oleh :
Alexander Anjastria P.M.W (1709.14201.587)
David Sarmento Mendonca (1709.14201.543)
Hamelda Yanti Jaga (1709.14201.565)
Jamali (1709.14201.568)
Jeckson Leba Niga (1709.14201.569)
Lena Sekarwati (1709.14201.571)
Shella Ayu Wandira (1709.14201.587)
Siwi Urmila (1709.14201.589)
Nora Aditya (1911.14201.731)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penanganan Kejang Demam Pada Bayi


Hari / Tanggal : Sabtu / 11 Januari 2020
Sasaran : Orang tua bayi Ruang Kutai
Waktu : 09.30 – 10.00
Tempat : Ruang Kutai RSUD Prof. dr. Soekandar

A. Latar Belakang
Anak merupakan hal yang penting artinya bagi keluarga, selain
sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya sebagai generasi penerus
bangsa. Oleh karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya
jatuh sakit, lebih – lebih bila anaknya mengalami kejang demam.
Insiden kejang demam ini dialami oleh 2% - 4% pada anak usia
antara 6 bulan hingga 5 Tahun (ME. Sumijati 2000 :72-73) dengan durasi
kejang selama beberapa menit. Namun begitu, walaupun terjadi hanya
beberapa menit, bagi orang tua rasanya sangat mencemaskan, menakutkan
dan terasa berlangsung sangat lama, jauh lebih lama dibanding yang
sebenarnya.
Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan
pertolongan segera. Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat
sangat diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih parah, yang
diakibatkan bangkitan kejang yang sering. Untuk itu tenaga perawat atau
paramedis dituntut untuk berperan aktif dalam mengatasi keadaan tersebut
serta mampu memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dan
penderita, yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
secara terpadu dan berkesinambungan serta memandang klien sebagai satu
kesatuan yang utuh secara bio-psiko-sosial-spiritual.
Berdasarkan latar belakang diatas maka kami mahasiswa STIKES
Widyagama Husada Malang ingin memberikan penyuluhan kepada orang tua
bayi di Ruang Kutai RSUD Prof. dr. Soekandar Mojosari supaya orang tua
mengetahui apa itu penyakit kejang demam dan cara mengatasi kejang
demam tersebut.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Tujuan pembuatan SAP ini supaya orang tua bayi mengetahu cara
penanganan kejang demam pada bayi
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a. Mampu menjelaskan pengertian kejang demam
b. Mampu menjelaskan penyebab terjadinya kejang demam
c. Mampu menjelaskan tanda dan gejala dari kejang demam
d. Mampu menjelaskan cara pencegahan terhadap kejang demam
e. Mampu menjelaskan cara mengatasi kejang demam dengan cara
obat tradisional
C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
D. Media
Leaflet
E. Materi
(terlampir)
F. Pelaksanaan
Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
dan Waktu
Pendahuluan  Mengucapkan salam  Menjawab salam
( 5 menit )  Memperkenalkan diri,  Mendengarkan dan
anggota kelompok dan memperhatikan
pembimbing
 Menjelaskan topik  Mendengarkan
penyuluhan
 Membuat kontrak waktu  Menyetujui kontrak waktu
dan bahasa
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan
kegiatan memperhatikan
Pelaksanaan  Menggali pengetahuan  Mengemukakan pendapat
( 20 menit ) audiens tentang
pengertian Kejang
Demam.
 Memberi reinforcemen  Mendengarkan dan
positif pada audiens atas memperhatikan
pendapat audiens
 Menjelaskan materi  Mendengarkan dan
tentang Pengertian Kejang memperhatikan
Demam.
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan pendapat
audiens tentang penyebab
Kejang Demam.
 Memberi reinforcemen  Mendengarkan dan
positif pada audiens atas memperhatikan
pendapat audiens
 Menjelaskan materi  Mendengarkan dan
penyuluhan tentang : memperhatikan
Klasifikasi dan tanda dan
gejala Kejang Demam.
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan pendapat
audiens tentang
komplikasi Kejang
Demam.
 Memberi reinforcemen  Mendengarkan dan
positif pada audiens atas memperhatikan
pendapat audiens
 Menjelaskan materi  Mendengarkan dan
komplikasi kejang demam memperhatikan
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan pendapat
audiens tentang upaya
penanganan Kejang
Demam
 Memberi reinforcemen  Mendengarkan dan
positif pada audiens atas memperhatikan
pendapat audiens
 Menjelaskan pengobatan  Mendengarkan dan
kejang demam dengan memperhatikan
Obat Tradisional
Penutup  Memberikan kesempatan  Memberikan pertanyaan
( 5 menit ) pada audien untuk
bertanya
 Memberi reinforcement  Mendengarkan dan
pada audiens atas memperhatikan
pertanyaan audiens
 Memberikan kesempatan  Mengemukakan pendapat
audiens lain untuk
memberi pendapat
 Melengkapi atau  Mendengarkan dan
memberikan penjelasan memperhatikan
atas pertanyaan audiens
 Mengevaluasi dan  Mendengarkan dan
menyimpulkan materi memperhatikan serta ikut
penyuluhan yang telah menyimpulkan
disampaikan
 Salam penutup  Menjawab salam

G. Pengorganisasian
Moderator : Lena Sekarwati
Pemateri : Siwi Urmila
Fasilitator :
1. Alexander Anjastria Putra Mandala Wailaba
2. Jamali
3. Jeckson Leba Niga
4. David Sarmento Mendonca
5. Hamleda Yanti Jaga
Obsevator : Shella Ayu Wandira
Notulen : Nora Aditya

H. Setting Tempat
Keterangan :

Moderator

Pemateri

Audience/peserta

Fasilitator

Observer

I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan.
b) Setting tempat kurang sesuai dengan yang direncanakan
c) Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan.
2. Evaluasi Proses
a) Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b) Waktu sesuai dengan yang direncanakan.
c) Selama proses berlangsung diharapkan audience dapat
mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan/tidak ada yang
meninggalkan ruangan.
d) Selama kegiatan berlangsung diharapkan audience berperan
aktif.
3. Evaluasi Hasil
a) Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan
pengertian dari Kejang Demam
b) Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan
penyebab terjadinya Kejang Demam
c) Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan
gejala dan faktor resiko dari Kejang Demam
d) Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan cara
pengobatan/ cara mengatasi Kejang Demam
Lampiran Materi Penyuluhan
A. Pengertian Kejang Demam
Kejang demam atau febrile convusion ialah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38’c) yang disebabkan
oleh proses ekstrakranium.(Ngastiyah, 1997: 229)
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering
dijumpai pada anak, terutama pada golongan anak pada umur 6 bulan
sampai 4 tahun. Hampir 3% dari yang berumur dibawah 5 tahun pernah
menderita kejang demam. Pada percobaan binatang, suhu yang tinggi dapat
menyebabkan terjadinya bangkitan kejang.
Kejang demam menurut Putri & Baidul (2009) adalah kejang yang
terjadi pada saat bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem
saraf pusat. Tidak ada nilai ambang batas suhu yang dapat menimbulkan
terjadinya kejang demam. Selama anak mengalami kejang demam, ia dapat
kehilangan kesadaran disertai gerakan lengan dan kaki atau justru disertai
dengan kekakuan tubuhnya.
Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasan istrik yang
tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan
tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktifitas motorik atau gangguan
fenomena sensori. (Doenges, 2000).
B. Penyebab Kejang Demam
Penyebab dari Kejang Demam dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu :
a. Obat – obatan
Racun, alkhohol, obat yang diminum terlalu berlebihan.
b. Ketidakseimbangan kimiawi
Hiperkalemia, hipoglikemia dan asidosis.
c. Demam
Paling sering terjadi pada anak balita.
d. Patologis otak
Akibat dari cidera kepala, trauma, infeksi, peningkatan TIK.
e. Eklampsia
Hipertensi prenatal, toksemia gravidarum.
f. Idiopatik
Penyebab tidak diketahui

C. Klasifikasi Kejang Demam


1. Kejang Parsial
a. Kejang Persial Sederhana
Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal
berikut ini :
 Tanda-tanda motorik kedutaan pada wajah, tangan atau salah
satu sisi tubuh umumnya gerakan setiap kejang sama.
 Tanda atau gejala otomik, muntah, berkeringat, muka merah,
dilatasi pupil.
 Somotosenoris atau sensori khusus, mendengar musik,
merasa seakan jatuh dari udara.
 Gejala psikis, rasa takut
b. Kejang Parsial Kompleks
 Terdapat gangguan kesadaran, walaupun pada awalnya
sebagai kejang parsial kompleks.
 Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik,
mengecap-ngecap bibir, mengunyah, gerakan mencongkel
yang berulang-ulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya.
 Tatapan terpaku. ( Natsiyah : 2004 )
2. Kejang Umum
a. Kejang Tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat
badan rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan
bayi dengan komplikasi prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu
berupa pergerakan tonik satu ekstremitas atau pergerakan tonik
umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai
deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan
bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai deserebrasi
harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang disebabkan oleh
rangsang meningkat karena infeksi selaput otak atau kernikteru.
b. Kejang Klonik
Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral
dengan pemulaan fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk
klinis kejang klonik fokal berlangsung 1 – 3 detik, terlokalisasi dengan
baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti
oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio
cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau
oleh ensepalopati metabolik.
c. Kejang Mioklonik
Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan
fleksi lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan
terjadinya cepat. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan
saraf pusat yang luas dan hebat. Gambaran EEG pada kejang
mioklonik pada bayi tidak spesifik.
D. Manifestasi Klinis/ Tanda Geala Kejang Demam
Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu
demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-
klonik, klonik, fokal, atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Setelah
kejang berhenti, anak tidak memberi reaksi apapun sejenak, tetapi setelah
beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa defisit
neurologis. Kejang dapat diikuti oleh hemiparesis sementara (Hemiparesis
Todd) yang berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang
unilateral yang lama diikuti oleh hemiparesis yang menetap. Bangkitan
kejang yang berlangsung lama sering terjadi pada kejang demam yang
pertama.
Durasi kejang bervariasi, dapat berlangsung beberapa menit sampai
lebih dari 30 menit, tergantung pada jenis kejang demam tersebut.
Sedangkan frekuensinya dapat kurang dari 4 kali dalam 1 tahun sampai lebih
dari 2 kali sehari. Pada kejang demam kompleks, frekuensi dapat sampai
lebih dari 4 kali sehari dan kejangnya berlangsung lebih dari 30 menit.
Gejalanya berupa :
1. Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang tejradi
secara tiba-tiba)
2. Pingsan yang berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir selalu terjadi
pada anak-anak yang mengalami kejang demam)
3. Postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya
berlangsung selama 10-20 detik)
4. Gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama,
biasanya berlangsung selama 1-2 menit)
5. Lidah atau pipinya tergigit
6. Gigi atau rahangnya terkatup rapat
7. Inkontinensia (mengompol)
8. Gangguan pernafasan
9. Apneu (henti nafas)
10. Kulitnya kebiruan
Setelah mengalami kejang, biasanya :
1. Akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau tertidur selama 1
jam atau lebih
2. Terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi)-sakit kepala
3. Mengantuk
4. Linglung (sementara dan sifatnya ringan
E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan Demam Kejang, yaitu :
1. Kejang berulang
2. Epilepsi
3. Hemiparese
4. Gangguan mental dan belajar
F. Upaya Penanganan Kejang Demam Anak
1. Pada saat anak demam, ukur dengan termometer, bila suhu tubuh anak
diatas 37,5 C , segera beri obat penurun panas yang mengandung
parasetamol
2. Kompres dengan lap hangat ( jangan air dingin atau alkohol )
3. Pindahkan benda – benda keras atau tajam yang berada dekat anak
untuk mencegah cedera bila anak sedang kejang.
4. Bila kejang disertai muntah, miringkan tubuh anak untuk menghindari
tertelannya cairan muntahnya sendiri yang bisa mengganggu pernafasan.
5. Bila kejang terjadi, dapat diberikan obat diazepam rectal yang
dimasukkan ke dubur.
6. Jangan memberi minuman ataupun makanan segera setelah berhenti
kejang, tunggu beberapa saat setelah anak benar – benar sadar untuk
menghindari anak tersedak.
7. Segera bawa anak ke dokter atau klinik untuk mendapat pertolongan
lebih lanjut. Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang dan usahakan
untuk mencari dokter atau klinik yang terdekat dengan rumah untuk
menghindari resiko yang lebih berbahaya akibat terlambat mendapat
pertolongan pertama.
G. Pertolongan pertama pada kejang demam
Sikap saat menghadapi anak yang terserang kejang demam ialah :
1. Tidak panik
2. Lindungi anak dari kemungkinan kecelakaan dengan meletakkan
anakpada dasar yang lembut
3. Tempatkan badan dan kepala anak dalam posisi miring
4. Jangan menekan/menahan gerakan kejang yang sedang terjadi
5. Jangan memasukkan jari atau alat-alat ke mulut anak
6. Jangan memberi obat ke mulut anak
7. Jangan membasahi badan anak dengan air dingin
8. Catat lamanya kejang, kalau lebih dari 5 menit segera antar ke Rumah
Sakit
9. Setelah kejang demam berakhir, perlu konsultasi ke dokter untuk mencari
pemicu damam dankejang serta mendapat saran dan obat untuk
pencegahan kejang demam di masa yang akan datang.
H. Pencegahan Berulang
Mengobati infeksi yang mendasari kejang
Penkes tentang :
 Tersedianya obat penurun panas yang didapat atas resep dokter
 Tersedianya obat pengukur suhu dan catatan penggunaan termometer,
cara pengukuran suhu tubuh anak, serta keterangan batas-batas suhu
normal pada anak ( 36-37ºC)
 Anak diberi obat anti piretik bila orang tua mengetahuinya pada saat
mulai demam dan jangan menunggu sampai meningkat
 Memberitahukan pada petugas imunisasi bahwa anaknya pernah
mengalami kejang demam bila anak akan diimunisasi.
I. Mencegah Terjadinya Kejang Demam
Karena pemicu kejang demam ialah demam tinggi yang timbul mendadak,
maka bila anak menderia demam , usahakan segera menurunkan demam
dengan :
 Kompres kepala dan seka badan dengan air
 Jangan memakai baju tebal
 Jangan membalut tubuh dengan selimut tebal
 Beri obat penurun demam misalnya Parasetamol atau Ibuprofen
secara teratur sesuai saran dokter
 Minum atau beri obat dubur pencegah kejang misalnya diazepam
sesuai saran dokter
J. Obat Tradisional Demam Kejang Pada Anak
Bahan :
Daun jeruk manis yang besar 10 lembar
Pohon leng-lengan 5 pohon
Cara meramu :
Rebus kedua bahan dalam 20 gelas air hingga mendidih. Setelah itu angkat
ramuan dan saring. Campurkan air rebusan dengan air dingin secukupnya.
Aturan pakai :
Dalam keadaan hangat, gunakan air rebusan untuk diminum atau dipakai
untuk memandikan anak
BERITA ACARA PENYULUHAN
KEGIATAN PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN

NO NAMA MAHASISWA NIM


1 Alexander Anjastria P.M.W 1709.14201.540
2 David Sarmento Medonca 1709.14201.543
3 Hamelda Yanti Jaga 1709.14201.565
4 Jamali 1709.14201.568
5 Jeckson Leba Niga 1709.14201.569
6 Lena Sekarwati 1709.14201.571
7 Shella Ayu Wandira 1709.14201.587
8 Siwi Urmila 1709.14201.589
9 Nora Aditya 1911.14201.731
STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG

Pada hari ini Sabtu tanggal 11 Januari 2020


Telah dilakukan penyuluhan kegiatan
Tema kegiatan
Penanganan Kejang Demam pada Bayi
Tempat
Ruang Kutai RSUD Prof. dr. Soekandar
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dapat di pergunakan sebagaimana
mestinya.

Mojokerto, 11 Januari 2020

Mengetahui

(………………………………………) (………………………………)

DAFTAR HADIR PENYULUHAN PENANGANAN KEJANG DEMAM PADA


BAYI
No Nama Alamat Tanda Tangan

Anda mungkin juga menyukai