Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN DAN RESUME

KEPERAWATAN JIWA
“ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA USIA LANSIA”
Dosen Pengampu : Ahmad Guntur Alfianto, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun Oleh :
Shella Ayu Wandira
2108.14901.341

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA MALANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Kasus
Seorang perempuan berusia 68 tahun bernama ibu S. Saat ini bekerja
sebagai ibu asrama putri. Ibu S bersedia untuk diwawancarai oleh
mahasiswa keperawatan. Saat dilakukan wawancara oleh mahasiswa, ibu
S sangat aktif dan menjawab semua pertanyaan yang berikan oleh
mahasiswa. Ibu S mempunyai 2 orang putra yang sudah menikah semua
dan suami ibu S sudah meninggal. Ibu S aktif di kegiatan masyarakat dan
keagamaan yang disediakan oleh warga rumahnya.
II. Proses terjadinya masalah (tinjauan teori)
1. Definisi lansia
Usia lanjut menurut World Health Organisation (WHO) ialah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupan. Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau
proses penuaan.
Usia lanjut adalah seseorang yang mengalami perubahan
biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial, hal ini akan memberikan pengaruh
pada semua aspek kehidupan pada usia lanjut termasuk kesehatan
(Rahman, 2016). Seseorang dikatakan lanjut usia apabila berusia 60
tahun atau lebih, karena faktor tertentu tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun sosial.
Lansia bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari
suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan
kemampuan tubuh beradaptasi dengan stress lingkungan.
Menurut Kemenkes Republik Indonesia, seseorang dikatakan
usia lanjut jika ia berusia 60 tahun ke atas, hal ini tercantum dalam UU
No. 13 tahun 1998 (Kemenkes RI, 2013). Seorang lansia dikatakan
sehat jika mampu hidup dan berfungsi secara efektif dalam kehidupan
masyarakat, diantaranya mampu melatih rasa percaya diri dan
otonominya sehingga dapat mencapai derajat kesehatan maksimum
yang dapat dicapainya.
Klasifikasi Lansia menurut Depkes RI, 2013 :
a. Pra lansia yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
b. Lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c. Lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau
lebih dengan masalah Kesehatan
d. Lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau
uang jasa
e. Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari
nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Ada 4 ciri yang dapat dikategorikan sebagai pasien Geriatri
dan Psikogeriatri, yaitu :
a. Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin
meningkatnya usia
b. Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degeneratif
c. Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila :
1) Ketergantungan pada orang lain (sangat memerlukan
pelayanan orang lain)
2) Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan
kemasyarakatan karena berbagai sebab, diantaranya setelah
menjalani masa pensiun, setelah sakit cukup berat dan lama,
setelah kematian pasangan hidup dan lain-lain.
d. Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan
(homeostasis) sehingga membawa lansia kearah kerusakan /
kemerosotan (deteriorisasi) yang progresif terutama aspek
psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif,
apatis dan sebagainya. Hal itu biasanya bersumber dari
munculnya stressor psikososial yang paling berat, misalnya
kematian pasangan hidup, kematian sanak keluarga dekat,
terpaksa berurusan dengan penegak hukum, atau trauma psikis.
2. Teori proses menua
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan,
yaitu sebagai berikut (Zalukhu et al., 2016) :
a. Teori Biologi
1) Teori genetik dan mutase
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
diprogram oleh molekulmolekul (DNA) dan setiap sel pada
saatnya akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas
adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan
kemampuan fungsional sel). Teori ini merupakan teori intrinsik
yang menjelaskan bahwa tubuh terdapat jam biologis yang
mengatur gen dan menentukan jalannya penuaan
2) Teori nongenetic
Teori ini merupakan teori ekstrinsik dan terdiri atas
berbagai teori, di antaranya adalah sebagai berikut :
a) Teori rantai silang (cross link) Teori ini menjelaskan bahwa
molekul kolagen dan zat kimia mengubah fungsi jaringan,
mengakibatkan jaringan yang kaku pada proses penuaan.
Sel yang tua atau usang menyebabkan ikatan reaksi
kimianya menjadi lebih kuat, khususnya jaringan kolagen.
Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastisitas, kekacauan,
dan hilangnya fungsi
b) Teori fisiologis Teori ini merupakan teori intrinsik dan
ekstrinsik, yang terdiri atas teori oksidasi stres dan
pemakaian dan rusak (wear and tear theory)
c) Pemakaian dan rusak Kelebihan usaha dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai)
d) Reaksi dari kekebalan sendiri (autoimmune theory)
Metabolisme di dalam tubuh memproduksi suatu zat
khusus. Saat dijumpai jaringan tubuh tertentu yang tidak
tahan terhadap zat khusus, maka jaringan tubuh menjadi
lemah dan sakit
e) Teori immunology slow virus Sistem imun menjadi efektif
dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam
tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. Teori
ini menjelaskan bahwa perubahan pada jaringan limfoid
mengakibatkan tidak adanya keseimbangan di dalam sel T
sehingga produksi antibodi dan kekebalan menurun
f) Teori stres Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang
biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan
usaha, dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai
g) Teori radikal bebas Radikal bebas dapat terbentuk di alam
bebas. Tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom)
mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik
seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan
sel-sel tidak dapat regenerasi. Radikal bebas terdapat di
lingkungan seperti asap kendaraan bermotor dan rokok,
zat pengawet makanan, radiasi, dan sinar ultraviolet, yang
mengakibatkan terjadinya perubahan pigmen dan kolagen
pada proses penuaan
h) Teori program Kemampuan organisme untuk menetapkan
jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati
b. Teori Sosial
1) Teori interaksi sosial
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia
bertindak pada situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang
dihargai masyarakat. Pokok-pokok interaksi sosial adalah
sebagai berikut :
a) Masyarakat terdiri atas aktor-aktor sosial yang berupaya
mencapai tujuan masing-masing
b) Dalam upaya tersebut, maka terjadi interaksi sosial yang
memerlukan biaya dan waktu
c) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai seseorang
memerlukan biaya
d) Aktor senantiasa berusaha mencari keuntungan dan
mencegah terjadinya kerugian
e) Hanya interaksi yang ekonomis saja yang dipertahankan
olehnya
2) Teori penarikan diri
Kemiskinan yang diderita lanjut usia dan menurunnya
derajat kesehatan mengakibatkan seseorang lanjut usia
secara perlahan menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia
menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas. Pada lanjut
usia sekaligus terjadi kehilangan ganda (triple loss), yaitu
sebagai berikut :
a) Kehilangan peran (loss of role)
b) Hambatan kontak sosial (restriction of contact and
relationship)
c) Berkurangnya komitmen (reduced commitment to social
mores and values)
3) Teori aktivitas
Teori ini dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon, dkk.
(1972) yang menyatakan bahwa penuaan yang sukses
bergantung pada bagaimana seseorang lanjut usia merasakan
kepuasan dalam melakukan aktivitas dan mempertahankan
aktivitas tersebut selama mungkin. Adapun kualitas aktivitas
tersebut lebih penting dibandingkan dengan kuantitas aktivitas
yang dilakukan
4) Teori kesinambungan
Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan di dalam
siklus kehidupan lanjut usia, sehingga pengalaman hidup
seseorang pada suatu saat merupakan gambarannya kelak
pada saat menjadi lanjut usia. Hal ini dapat terlihat bahwa
gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tak
berubah walaupun ia menjadi lanjut usia
5) Teori perkembangan
Teori ini menekankan pentingnya mempelajari apa
yang telah dialami oleh lanjut usia pada saat muda hingga
dewasa. Menurut Havighurst dan Duval, terdapat tujuh tugas
perkembangan selama hidup yang harus dilaksanakan oleh
lanjut usia yaitu sebagai berikut :
a) Penyesuaian terhadap penurunan fisik dan psikis
b) Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan
pendapatan
c) Menemukan makna kehidupan
d) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
e) Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga
f) Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal
dunia
g) Menerima dirinya sebagai seorang lanjut usia.
c. Teori Psikologis
Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang berespons
pada tugas perkembangannya. Pada dasarnya perkembangan
seseorang akan terus berjalan meskipun orang tersebut telah
menua.
1) Teori hierarki kebutuhan dasar manusia Maslow (Maslow’s
hierarchy of human needs)
Dari hierarki Maslow kebutuhan dasar manusia dibagi
dalam lima tingkatan mulai dari yang terendah kebutuhan
fisiologi, rasa aman, kasih sayang, harga diri sampai pada
yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri. Seseorang akan
memenuhi kebutuhan kebutuhan tersebut. Menurut Maslow,
semakin tua usia individu maka individu akan mulai berusaha
mencapai aktualisasi dirinya. Jika individu telah mencapai
aktualisasi diri, maka individu tersebut telah mencapai
kedewasaan dan kematangan dengan semua sifat yang ada di
dalamnya, otonomi, kreatif, independen, dan hubungan
interpersonal yang positif.
2) Teori individualisme Jung (Jung’s theory of individualism)
Menurut Carl Jung, sifat dasar manusia terbagi menjadi dua
yaitu ekstrovert dan introvert. Individu yang telah mencapai
lanjut usia cenderung introvert. Dia lebih suka menyendiri
seperti bernostalgia tentang masa lalunya. Menua yang
sukses adalah jika dia bisa menyeimbangkan antara sisi
introvert dan ekstrovertnya, tetapi lebih condong ke arah
introvert. Dia senang dengan dirinya sendiri, serta melihat
orang dan bergantung pada mereka
3) Teori delapan tingkat perkembangan Erikson (Erikson’s eigth
stages of life)
Menurut Erikson, tugas perkembangan terakhir yang harus
dicapai individu adalah integritas ego vs menghilang (ego
integrity vs disappear). Jika individu tersebut sukses mencapai
tugas perkembangan ini, maka dia akan berkembang menjadi
individu yang arif dan bijaksana. Namun jika individu tersebut
gagal mencapai tahap ini, maka dia akan hidup penuh dengan
keputusasaan
4) Optimalisasi selektif dengan kompensasi (selective
optimisation with compensation)
Menurut teori ini, kompensasi penurunan tubuh ada tiga
elemen yaitu sebagai berikut:
a) Seleksi Adanya penurunan dari fungsi tubuh karena proses
penuaan maka mau tidak mau harus ada peningkatan
pembatasan terhadap aktivitas sehari-hari
b) Optimalisasi Lanjut usia tetap mengoptimalkan
kemampuan yang masih dimilikinya untuk meningkatkan
kehidupannya
c) Kompensasi Berbagai aktivitas yang sudah tidak dapat
dijalankan karena proses penuaan diganti dengan aktivitas
lain yang mungkin bisa dilakukan dan bermanfaat bagi
lanjut usia.
3. Tanda gejala lanjut usia
a) Perubahan Aspek Biologi
Seseorang akan mengalami perubahan fisik maupun biologis
ketika mereka memasuki usia lanjut. Perubahan fisik yang dialami
lansia berupa turgor kulit yang tidak elastis, penurunan indera
penglihatan, penurunan indera penghidu, penurunan fungsi
pengecapan, pendengaran mulai berkurang serta adanya
gangguan musculoskeletal. Perubahan lain yang muncul adalah
pada system termoregulasi dan hormonal. Perubahan-perubahan
ini terjadi karena proses degeneratif otak
b) Perubahan Aspek Psikologi
Tahap perkembangan yang harus dicapai pada lansia diantaranya
mampu menyesuaikan terhadap proses perubahan kehilangan,
kemudian mempertahankan integritas harga diri, dan
mempersiapkan kematian
c) Perubahan Aspek Sosial
Lansia mampu untuk berpartisipasi dalam kegiatan
social,melakukan interaksi, menstimulasi fungsi kognitif, sehingga
memperlambat proses terjadinya demensia. Proses perubahan
social yang terjadi pada lansia diantaranya lansia mengalami
keterbatasan dalam proses merawat diri
d) Perubahan Aspek Seksual
Perubahan seksual yang nampak pada lansia seperti penurunan
aktivitas seksual diakibatkan karena factor hormonal dan
dorongan seksual, akan tetapi hal ini tidak hilang sama sekali
e) Perubahan Aspek Spiritual
Lansia akan semakin meningkatkan kehidupan keagamaannya,
sehingga dapat memberikan arti hidup dan rasa berarti dalam
mengatasi masalah yang terjadi akibat proses penuaan
Tabel ciri perubahan pada usia lanjut
Fisik Psikologis
1. Pancaindera 1. Paranoid Gangguan
2. Otak tingkah laku Keluyuran
3. Gastrointestinal (wandering)
4. Saluran kemih 2. Sun downing
5. Otot dan tulang 3. Depresi
6. Kardiovaskular 4. Demensia
7. Endokrin, dan lain-lain 5. Sindrom pascakekuasaan
(postpower syndrome),
dan lain-lain.
4. Gangguan pada Kesehatan jiwa lansia
Gangguan yang paling banyak diderita adalah gangguan
depresi, demensia, fobia, dan gangguan terkait penggunaan alkohol.
Lansia dengan usia di atas 75 tahun juga beresiko tinggi melakukan
bunuh diri. Banyak gangguan mental pada lansia dapat dicegah,
diperbaiki, bahkan dipulihkan.
a. Gangguan demensia
Faktor resiko demensia yang sudah diketahui adalah usia, riwayat
keluarga, dan jenis kelamin wanita. Perubahan khas pada
demensia terjadi pada kognisi, memori, bahasa, dan kemampuan
visuospasial, tapi gangguan perilaku juga sering ditemui, termasuk
agitasi, restlessness, wandering, kemarahan, kekerasan, suka
berteriak, impulsif, gangguan tidur dan waham.
b. Gangguan depresi
Gejala yang sering muncul pada gangguan depresif adalah
menurunnya konsentrasi dan fisik, gangguan tidur (khususnya
bangun pagi terlalu cepat dan sering terbangun [multiple
awakenings]), nafsu makan menurun, penurunan berat badan, dan
masalah-masalah pada tubuh
c. Gangguan kecemasan
1) Termasuk gangguan panik, ketakutan (fobia), gangguan
obsesif-kompulsif, gangguan kecemasan yang menyeluruh,
gangguan stres akut, dan gangguan stres pasca trauma
2) Tanda dan gejala ketakutan (fobia) pada lansia tidak seberat
daripada yang lebih muda, tetapi efeknya sama. Gangguan
kecemasan mulai muncul pada masa remaja awal atau
pertengahan, tetapi beberapa dapat muncul pertama kali
setelah usia 60 tahun.
3) Pengobatan harus disesuaikan dengan penderita dan harus
diperhitungkan pengaruh biopsikososial yang menghasilkan
gangguan. Farmakoterapi dan psikoterapi dibutuhkan dalam
penanganannya.
5. Karakteristik perilaku normal
a. Mempunyai harga diri tinggi
b. Menilai kehidupannya berarti
c. Menerima nilai dan keunikan orang lain
d. Menerima dan menyesuaikan kematian pasangan
e. Menyiapkan diri menerima datangnya kematiasn
f. Melaksanakan kegiatan agama secara rutin
g. Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga
h. Berpartisipasi dalam kegiaan sosial dan kelompok masyarakat
i. Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang telah mandiri
6. Penatalaksanaan keperawatan jiwa usia lanjut
Penatalaksanaan secara holistik meliputi penatalaksanaan
fisik, psikologis, serta sosial yang termasuk keluarga dan lingkungan.
Secara fisik, perhatikan asupan nutrisi baik secara kuantitas maupun
kualitas, serta hindari makanan pantangan yang dapat memperparah
penyakit yang diderita. Apabila harus menggunakan obat-obatan
harus dimulai dari dosis rendah dan ditinggalkan secara perlahan
(start low go slow).
Secara psikologis, perhatikan kegemaran intelektual
(intellectual interest), seperti keterkaitan hobi lama dengan kesibukan
baru, pekerjaan sejenis yang berguna, hindari waktu luang, serta
kesendirian dan pikiran kosong. Perhatikan peningkatan kualitas
hidup, cita-cita, tujuan hidup, makna kehidupan, dan pengembangan
spiritualitas agar lansia bisa menjadi lebih terhormat. Lingkungan dan
keluarga harus disiapkan dan harus tahu bahwa lansia banyak
mengalami perubahan, sehingga berikan aktivitas sesuai kemampuan
dan hobinya. Selain itu, jangan harap lansia untuk membantu
memasak, mengasuh anak, dan sebagainya. Jangan kucilkan lansia
dan bantulah sesuai kebutuhan. Bila perlu, berikan gelang identitas.
Perhatikan desain interior rumah, dapur, serta kamar mandi
diusahakan ada pegangan dinding sampai tempat tidur dan gunakan
kloset duduk. Usahakan rumah menjadi tempat yang nyaman untuk
lansia. Selain itu, perhatikan fasilitas kesehatan yang diperlukan untuk
lansia. Perhatikan penanganan masalah secara umum terkait dengan
proses penuaan yang meliputi hal berikut :
a. Penanggulangan masalah akibat perubahan fungsi tubuh
1) Perawatan diri sehari-hari
2) Senam atau latihan pergerakan secara teratur
3) Pemeriksaan kesehatan secara rutin
4) Mengikuti kegiatan yang masih mampu dilakukan
5) Minum obat secara teratur jika sakit
6) Memakan makanan bergizi
7) Minum paling sedikit delapan gelas setiap hari
b. Penanggulangan masalah akibat perubahan psikologis
1) Mengenal masalah yang sedang dihadapi
2) Memiliki keyakinan dalam memandang masalah
3) Menerima proses penuaan
4) Memberi nasihat dan pandangan
5) Beribadah secara teratur
6) Terlibat dalam kegiatan sosial dan keagamaan
7) Sabar dan tawakal
8) Mempertahankan kehidupan seksual
c. Penanggulangan masalah akibat perubahan sosial/masyarakat
1) Saling mengunjungi
2) Memiliki pandangan atau wawasan
3) Melakukan kegiatan rekreasi
7. Terapi kognitif pada keperawatan Kesehatan jiwa lansia
Terapi perilaku kognitif merupakan terapi andalan untuk
mengobati gangguan kecemasan pada orang dewasa muda. Namun
efek terapi tersebut hasilnya lebih rendah atau bahkan tidak mempan
ketika diterapkan pada orang lanjut usia (lansia). Terapi bicara yang
disebut terapi perilaku kognitif digunakan untuk membantu orang
dewasa untuk mengobati gangguan kecemasan sedikit lebih baik
daripada pendekatan terapi lainnya. Namun nyatanya pada lansia,
tidak seefektif jika diterapkan pada orang dewasa muda. Sementara
studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa terapi perilaku kognitif
bekerja dengan baik untuk orang dewasa muda dan setengah baya.
Namun, sebelumnya belum ada banyak penelitian mengenai
pengobatan gangguan kecemasan pada lansia
Terapi perilaku kognitif sering melibatkan pertemuan secara
pribadi dengan terapis dengan tujuan akhir untuk menyelesaikan
proses berpikir yang cacat yang menyebabkan gangguan tersebut.
Rata-rata dalam studi, peserta penelitian melalui 12 sesi terapi.
Dibandingkan dengan jika tidak menjalani terapi sama sekali, terapi
perilaku kognitif memiliki efek sedang untuk membantu mengobati
kecemasan. Dibandingkan dengan obat atau diskusi kelompok, terapi
perilaku kognitif memiliki efek sedikit lebih baik. Tim peneliti mencatat
perbaikan atas perlakuan lainnya cukup kecil.
"Terapi mungkin bekerja lebih baik dibandingkan obat karena
berusaha untuk memperbaiki penyebab kecemasan bukan gejalanya.
Jika dapat mengatasi penyebab dari gejala kecemasan, misalnya
dengan mengubah cara berpikir mengenai sesuatu atau menafsirkan
suatu hal, maka dapat menghentikan kecemasan datang lagi di masa
depan. Jika hanya mengatasi gejala kecemasan maka suatu saat
kecemasan tersebut dapat muncul kembali. Tidak diketahui mengapa
terapi tampaknya kurang efektif pada lansia, tetapi mungkin karena
terapi bicara dapat memakan waktu lebih lama untuk lansia," kata
Gould.
Terapi kognitif pada lansia antara lain :
1) Latihan kemampuan sosial meliputi : menanyakan pertanyaan,
memberikan salam, berbicara dengan suara jelas, menghindari
kiritik diri atau orang lain
2) Aversion therapy : therapy ini menolong menurunkan perilaku
yang tidak diinginkan tapi terus dilakukan. Terapi ini
memberikan stimulasi yang membuat cemas atau penolakan
pada saat tingkah laku maladaptive dilakukan klien
3) Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien dan
terapis tentang apa definisi perilaku yang akan dirubah atau
konsekuensi terhadap perilaku itu jika dilakukan. Meliputi
konsekuensi positif untuk perilaku yang diinginkan dan
konsekuensi negative untuk perilaku yang tidak diinginkan.
III. Pohon masalah/aksis

Kesiapan peningkatan perkembangan usia lanjut.


Potensial berkembangnya integritas diri

Stimulasi turn-bang (>65 tahun) optimal

Pengetahuan keluarga/individu efektif

IV. Asuhan keperawatan


1. Pengkajian keperawatan
a. Identitas
b. Keluhan
c. Status pertumbuhan dan perkembangan sesuai kategori saat
pengkajian dengan komponen : fisik, psikososial, psikoseksual,
kognitif dan moral
d. Faktor predisposisi dengan komponen : faktor biologis, psikologis,
social budaya
e. Faktor presipitasi dengan komponen : faktor biologis, psikologis
dan sosioudaya sesuai tahap perkembangan klien
f. Penilaian terhadap stressor dengan komponen : respon kognitif,
afektif, fisiologis dan respon sosial
g. Sumber koping dengan komponen : kemampuan personal,
dukungan social, aset material dan keyakinan
h. Mekanisme koping
Pengkajian focus (Ahmad guntur alfianto, 2021) :
a. Mempunyai harga diri tinggi
b. Menilai kehidupannya berarti
c. Menerima nilai dan keunikan orang lain
d. Menerima dan menyesuaikan kematian pasangan
e. Menyiapkan diri menerima datangnya kematian
f. Melaksanakan kegiatan agama secara rutin
g. Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga
h. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan kelompok masyarakat
i. Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang telah mandiri
2. Diagnosa keperawatan
Kesiapan peningkatan perkembangan usia lansia
3. Tujuan asuhan keperawatan
Kognitif, lansia mampu :
a. Memahami ciri perkembangan usia lanjut
b. Menilai makna kehidupan
c. Memahami nilai dan keunikan orang lain
Psikomotor, lansia mampu :
a. Melakukan kegiatan sehari – hari sesuai dengan kemampuan
b. Melakukan kegiatan sosial dan spiritual
c. Menuntun generasi berikut dengan bijaksana
Afektif, lansia mampu :
a. Merasa berarti dalam hidup dan merasa dicintai
b. Menerima ditinggal oleh orang yang dicintai
c. Menerima perubahan kehidupan.
4. Tindakan keperawatan
(Ahmad guntur alfianto, 2021)
Tindakan ners untuk klien Tindakan ners untuk keluarga
1. Jelaskan ciri perilaku perkembangan a. Menjelaskan perkembangan
lansia yang normal dan menyimpang psikososial yang normal dan
2. Mendiskusikan cara yang dapat menyimpang pada keluarga
dilakukan oleh lansia untuk mencapai b. Mendiskusikan cara memfasilitasi
integritas diri yang utuh perkembangan lansia yang normal
3. Mendiskusikan makna hidup lansia dengan keluarga
selama ini 1. Bersama lansia mendiskusikan
4. Melakukan menceritakan Kembali makna hidupnya selama ini
masa lalunya, terutama 2. Mendiskusikan keberhasilan
keberhasilannya yang telah dicapai lansia
5. Mendiskusikan keberhasilan yang telah 3. Mendorong lansia untuk
dicapai lansia mengikuti kegiatan sosial
6. Mengikuti kegiatan sosial (arisan, menengok yang sakit
dilingkungannya dan lain-lain) dilingkungannya
7. Melakukan kegiatan kelompok 4. Mendorong lansia untuk
8. Membimbing lansia membuat rencana melakukan kegiatan
kegiatan untuk mencapai integritas diri 5. Mendorong lansia untuk
yang utuh melakukan life review
9. Memotivasi lansia untuk menjalankan (menceritakan Kembali masa
rencana yang telah dibuatnya lalunya terutama
keberhasilannya)
c. Melatih keluarga untuk memfasilitasi
perkembangan psikososial lansia
d. Membuat stimulasi perkembangan
psikososial lansia

5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi Pasien Evaluasi Keluarga
1. Evaluasi kegiatan yang sudah 1. Evaluasi kegiatan yang sudah
dilakukan dilakukan dirumah bersama
2. Beri pujian terhadap keluarga
keberhasilan pasien 2. Memfasilitasi kegiatan yang
melakukan kegiatan dapat dilaksanakan dirumah
3. Beri pujian yang realistis
terhadap keberhasilan
keluarga

V. Daftar pustaka
Ahmad guntur alfianto, M. u. (2021). Buku praktikum asuhan keperawatan
kesehatan jiwa. Batu: Literasi nusantara.

Rahman, S. (2016). Faktor-Faktor Yang Mendasari Stres Pada Lansia. Jurnal


Penelitian Pendidikan, 16(1). https://doi.org/10.17509/jpp.v16i1.2480

Zalukhu, M. L., Phyma, A. R., & Pinzon, R. T. (2016). Proses Menua , Stres
Oksidatif , dan Peran Antioksidan. 43(10), 733–736.
RESUME KEPERAWATAN
Nama klien : Ny. S
Usia : 68 tahun
MR :-
Tanggal : 03 November 2021
Ruangan :-
Pengkajian/kondisi :
klien

Data subyektif : Pasien mengatakan saat ini sudah menerima


dengan lapang dada, pasien aktif di kegiatan
kelompok seperti kegiatan pkk ataupun kegamaan

Data obyektif : 1. Pasien beranggapan kehidupan yang berarti


jika berguna dan dapat membantu sesame
2. Pasien memandang orang lain selalu pada
sisi yang positif seperti sopan santun
3. Pasien ikhlas Ketika pasangannya meninggal
karena kematian sudah ada ditangan yang
kuasa
4. Pasien aktif di kegiatan masyarakat dan
keagamaan
5. Pasien yakin jika keluarganya menyayanginya
karena pasien tidak pernah berbuat yang
kurang menyenangkan pada keluarga atau
orang lain
Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan perkembangan usia lansia
Tindakan keperawatan : Tidak dilakukan tindakan, hanya melakukan
pengkajian, Tindakan akan dilakukan di
pertemuan selanjutnya dimulai dari nomor 1 yaitu
Jelaskan ciri perilaku perkembangan lansia yang
normal dan menyimpang
Tindakan ners untuk klien :
1. Jelaskan ciri perilaku perkembangan lansia yang normal dan
menyimpang
2. Mendiskusikan cara yang dapat dilakukan oleh lansia untuk mencapai
integritas diri yang utuh
3. Mendiskusikan makna hidup lansia selama ini
4. Melakukan menceritakan Kembali masa lalunya, terutama
keberhasilannya
5. Mendiskusikan keberhasilan yang telah dicapai lansia
6. Mengikuti kegiatan sosial dilingkungannya
7. Melakukan kegiatan kelompok
8. Membimbing lansia membuat rencana kegiatan untuk mencapai integritas
diri yang utuh
9. Memotivasi lansia untuk menjalankan rencana yang telah dibuatnya
Tindakan ners untuk keluarga :
a. Menjelaskan perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang
pada keluarga
b. Mendiskusikan cara memfasilitasi perkembangan lansia yang normal
dengan keluarga
1. Bersama lansia mendiskusikan makna hidupnya selama ini
2. Mendiskusikan keberhasilan yang telah dicapai lansia
3. Mendorong lansia untuk mengikuti kegiatan sosial (arisan, menengok
yang sakit dan lain-lain) dilingkungannya
4. Mendorong lansia untuk melakukan kegiatan
5. Mendorong lansia untuk melakukan life review (menceritakan Kembali
masa lalunya terutama keberhasilannya)
c. Melatih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial lansia
d. Membuat stimulasi perkembangan psikososial lansia
Rencana tindak lanjut : Melakukan tindak lanjut dengan melakukan
Tindakan ners generalis untuk klien pada point 1
yaitu Jelaskan ciri perilaku perkembangan lansia
yang normal dan menyimpang
Tindakan ners untuk klien :
1. Jelaskan ciri perilaku perkembangan lansia yang normal dan
menyimpang
2. Mendiskusikan cara yang dapat dilakukan oleh lansia untuk mencapai
integritas diri yang utuh
3. Mendiskusikan makna hidup lansia selama ini
4. Melakukan menceritakan Kembali masa lalunya, terutama
keberhasilannya
5. Mendiskusikan keberhasilan yang telah dicapai lansia
6. Mengikuti kegiatan sosial dilingkungannya
7. Melakukan kegiatan kelompok
8. Membimbing lansia membuat rencana kegiatan untuk mencapai integritas
diri yang utuh
9. Memotivasi lansia untuk menjalankan rencana yang telah dibuatnya
Tindakan ners untuk keluarga :
a. Menjelaskan perkembangan psikososial yang normal dan menyimpang
pada keluarga
b. Mendiskusikan cara memfasilitasi perkembangan lansia yang normal
dengan keluarga
1. Bersama lansia mendiskusikan makna hidupnya selama ini
2. Mendiskusikan keberhasilan yang telah dicapai lansia
3. Mendorong lansia untuk mengikuti kegiatan sosial (arisan,
menengok yang sakit dan lain-lain) dilingkungannya
4. Mendorong lansia untuk melakukan kegiatan
5. Mendorong lansia untuk melakukan life review (menceritakan
Kembali masa lalunya terutama keberhasilannya)
c. Melatih keluarga untuk memfasilitasi perkembangan psikososial lansia
d. Membuat stimulasi perkembangan psikososial lansia
Evaluasi :

Subyektif : Pasien senang bisa cerita tentang kehidupannya


Obyektif : -
Assement : Masalah belum teratasi
Planning : lanjutkan Tindakan ners generalis untuk klien

Link youtube : https://youtu.be/-cpos5_ZjUU

Anda mungkin juga menyukai