DEMAM REUMATIK
A4-A
KELOMPOK
III.MATERI
1. Pengertian Demam Rematik
2. Penyebab Demam Rematik
3. Tanda dan gejala Demam Rematik
4. Penatalaksanaan Demam Rematik
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab/Diskusi
V. MEDIA
1. LCD, Laptop
2. Leaflet Demam Rematik
VI. PROSES PELAKSANAAN
PESERTA PENYULUHAN
2. Etiologi
Demam reumatik, seperti halnya dengan penyakit lain merupakan akibat
interaksi individu, penyebab penyakit dan faktor lingkungan. Infeksi
Streptococcus beta hemolyticus grup A pada tenggorok selalu mendahului
terjadinya demam reumatik, baik pada serangan pertama maupun serangan
ulangan. Untuk menyebabkan serangan demam reumatik, Streptokokus grup A
harus menyebabkan infeksi pada faring, bukan hanya kolonisasi superficial.
Berbeda dengan glumeronefritis yang berhubungan dengan infeksi
Streptococcus di kulit maupun di saluran napas, demam reumatik agaknya tidak
berhubungan dengan infeksi Streptococcus di kulit.
Hubungan etiologis antara kuman Streptococcus dengan demam reumatik
diketahui dari data sebagai berikut:
1. Pada sebagian besar kasus demam reumatik akut terdapat peninggian
kadar antibodi terhadap Streptococcus atau dapat diisolasi kuman beta-
Streptococcus hemolyticus grup A, atau keduanya.
2. Insidens demam reumatik yang tinggi biasanya bersamaan dengan
insidens oleh beta-Streptococcus hemolyticus grup A yang tinggi pula.
Diperkirakan hanya sekitar 3% dari individu yang belum pernah
menderita demam reumatik akan menderita komplikasi ini setelah
menderita faringitis Streptococcus yang tidak diobati.
3. Serangan ulang demam reumatik akan sangat menurun bila penderita
mendapat pencegahan yang teratur dengan antibiotika.
3. Patofisiologi
Demam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi abnormal yang
disebabkan oleh kelompok kuman A beta-hemolitic treptococcus yang
menyerang pada pharynx.
Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 prodak
ekstrasel; yang terpenting diantaranya ialah streptolisin O, streptolisin S,
hialuronidase, streptokinase, difosforidin nukleotidase, deoksiribonuklease serta
streptococca erythrogenic toxin. Produk-produk tersebut merangsang timbulnya
antibodi. Demam reumatik yang terjadi diduga akibat kepekaan tubuh yang
berlebihan terhadap beberapa produk tersebut.
Sensitivitas sel B antibodi memproduksi antistreptococcus yang
membentuk imun kompleks. Reaksi silang imun komleks tersebut dengan
sarcolema kardiak menimbulkan respon peradangan myocardial dan valvular.
Peradangan biasanya terjadi pada katup mitral, yang mana akan menjadi skar
dan kerusakan permanen.
Demam rematik terjadi 2-6 minggu setelah tidak ada pengobatan atau
pengobatan yang tidak tuntas karena infeksi saluran nafas atas oleh kelompok
kuman A betahemolytic.
Mungkin ada predisposisi genetik, dan ruangan yang sesak khususnya di
ruang kelas atau tempat tinggal yang dapat meningkatkan risiko. Penyebab
utama morbiditas dan mortalitas adalah fase akut dan kronik dengan karditis.
4. Manifestasi Klinis
X. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
• Kesiapan materi
• Kesiapan SAP
• Kesiapan media : LCD, Laptop, Leaflet
• Peserta hadir ditempat penyuluhan
• Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
• Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
• Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
• Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
• Suasana penyuluhan tertib
• Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
• Menjelaskan pengertian Demam Rematik
• Menjelaskan penyebab Demam Rematik
• Menjelaskan tanda dan gejala Demam Rematik
• Menjelaskan penatalaksanaan Demam Rematik