Anda di halaman 1dari 9

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

VARICELLA

Disusun Oleh :
1. ANISA ROJANAH
2. CYNTHIA RANINDITA SARI

D IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN 2017

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN VARICELLA

Topik : Varicella
Sasaran : Keluarga yang mempunyai anak balita
Hari, Tanggal : Selasa, 15 Agustus 2017
Waktu : 15 menit
Oleh : Anisa Rojanah dan Chynthia Ranindita Sari
Tempat : Kampus 1 Politeknik Kesehatan Surakarta
Tujuan Umum : Setelah dilakukannya kegiatan penyuluhan selama 15 menit,
diharapkan keluarga dapat memahami tentang apa itu varicella, tanda dan gejala
varicella, komplikasi varicella dan pencegahan varicella.
Tujuan Khusus : Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 15 menit,
diharapkan keluarga akan dapat menjelaskan tentang :
1. Pengertian varicella
2. Tanda dan gejala varicella
3. Komplikasi varicella
4. Pencegahan varicella
Metode : Ceramah
Media : Power Point dan leaflet
Materi : Terlampir
Aktivitas Kegiatan :
Aktivitas
No Kegiatan Promotor waktu
Klien
kesehatan
1. Pembukaan:  Memberi  Menjawab 2 menit
 Salam salam salam
 Perkenalan  Perkenalan  Mendengarkan
 Menyampaika dan
n materi memperhatikan
bahasan yang

2
akan di
sampaikan
2. Acara inti: Memberikan Menyimak dan 7 menit
 Pengertian varicella materi memperhatikan
 Tanda dan gejala penyuluhan secara
varicella berurutan dan
 Komplikasi teratur
varicella
 Pencegahan
varicella
3. Penutup:  Menjawab  Menyimak dan 6 menit
 Tanya jawab pertanyaan mendengarkan
 Menyimpulkan  Menyimpulkan  Menjawab
materi yang  Memberi salam
disampaikan salam  Menerima
 Mengucapkan  Memberikan hadiah dari
terimakasih hadiah pada promotor
 Salam klien yang
bertanya

Evaluasi : 1. Metode evaluasi : Diskusi dan Tanya Jawab


2. Jenis pertanyaan : lisan
3. Jumlah soal : 2 soal

Lampiran Materi

A. Pengertian

3
Varisela berasal dari bahasa Latin, varicella. Di Indonesia penyakit ini
dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama
chicken-pox. Cacar air atau Varicella simplex adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi virus varicella-zoster (virus cacar air). Virus ini
menimbulkan reaksi menyeluruh, bukan bersifat lokal. Cacar air merupakan
penyakit kulit yang umum dikenal masyarakat. Hampir semua orang dari anak-
anak sampai dewasa pernah terkena cacar air. Yang perlu diperhatikan adalah
virus ini menyerang ketika ketahanan tubuh melemah atau kondisi tubuh sedang
tidak fit. Cacar air menular melalui udara saat pasien bersin, batuk atau melalui
sentuhan langsung dengan cairan cacar. Varicella sebagai penyakit virus pada
anak sangat menular, lebih menular daripada perotitis, tetapi kurang menular
dibandingkan dengan campak.(Sumarmo, 2002).
June M. Thomson mendefinisikan varisela sebagai penyakit yang
disebabkan oleh virusvarisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat
akut yang umumnya mengenai anak, yang ditandai oleh demam yang mendadak,
malese, dan erupsi kulit berupa makulopapular untuk  beberapa jam yang
kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan dapat meninggalkan
keropeng (Thomson, 1986).
B. Tanda dan Gejala
Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat
merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada
kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing.
Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil
yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti
timbul di anggota gerak dan wajah. Kemerahan pada kulit ini lalu berubah
menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa
agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini
dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang
nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap
(hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa

4
waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi. Lain halnya jika lenting
cacar air tersebut dipecahkan, krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga
akan mengering lebih lama. Kondisi ini memudahkan infeksi bakteri terjadi pada
bekas luka garukan tadi. Setelah mengering bekas cacar air tadi akan
menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa atau
dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang.
Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit
kepala, demam sedang dan rasa tidak enak badan. Gejala tersebut biasanya tidak
ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih
berat. 24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar
(makula). Kemudian bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan
berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Proses ini
memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan
lepuhan yang baru. Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan
yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan menghilang
dalam waktu kurang dari 20 hari. Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih
sedikit, biasanya banyak ditemukan pada batang tubuh bagian atas (dada,
punggung, bahu). Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala. Papula di mulut
cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali menyebabkan
gangguan menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran
pernafasan bagian atas, rektum dan vagina. Papula pada pita suara dan saluran
pernafasan atas kadang menyebabkan gangguan pernafasan. Bisa terjadi
pembengkaan kelenjar getah bening di leher bagian samping. Cacar air jarang
menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya berupa lekukan
kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya
disebabkan oleh stafilokokus.

Pada umumnya tanda gejala Varicella dibagi menjadi 2 stadium yaitu:


1. Stadium Prodromal

5
Gejala timbul setelah 14-15 hari masa inkubasi dengan timbulnya ruam kulit
disertai demam, malaise. Pada orang dewasa didahului oleh demam selama 2-
3 hari sebelumnya, menggigil, malaise, nyeri kepala, anoreksia, nyeri
punggung, dan pada beberapa kasus nyeri tenggorokan dan batuk.
2. Stadium Erupsi
Ruam kulit muncul dimuka dan kulit kepala, badan dan ekstermitas.
Penyebaran lesi Varicella menjadi krusta 8-12 jam dan akan lepas dalam
waktu 1-3 minggu tergantung kepada kelainan kulit.
C. Komplikasi
Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada
orang dewasa maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat
atau bahkan berakibat fatal.
Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah:
1. Pneumonia karena virus
2. Peradangan jantung
3. Peradangan sendi
4. Peradangan hati
5. Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa)
6. Ensefalitis (infeksi otak)
Komplikasi yang paling sering ditemukan akibat infeksi varisela adalah infeksi
bakteri S.Aureus atau Streptococcus pyogenes (grup A beta hemolitik
streptococcus). Antibiotik sebenarnya dapat dipakai untuk mengurangi resiko
kematian, namun pada keadaan sepsis kurang berguna. Infeksi sekunder akibat
bakteri biasanya ditandai dengan munculnya bula atau selulitis, limfadenitis
regional dan abses subkutan dapat muncul. S. pyogenes umumnya menyebabkan
varisela gangrenosa yang bersifat invasif. Manifestasi lain adalah pneumonia,
arthritis, dan osteomyelitis. Sindroma Reye, yang merupakan ensefalopati non
inflamasi dengan degenerasi lemak pada hati dapat merupakan komplikasi yang
menyulitkan.

6
Komplikasi neurologis seperti meningoensefalitis dan ataxia cerebral
merupakan gejala utama yang biasa terjadi. Komplikasi pada susunan saraf pusat
biasanya terjadi pada anak dibawah 5 tahun dan lebih dari usia 20 tahun. Varisela
ensefalitis biasanya dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu 24 hingga 72
jam. Begitu pula dengan ataksia serebelum, biasanya hilang dalam beberapa
waktu. Gejala seperti perdarahan, petekie, purpura, epistaksis, hematuria,
perdarahan gastrointestinal, dan DIC disebabkan karena komplikasi yang berupa
trombositopenia, terjadi 1 sampai 2 minggu setelah infeksi varisela. Dapat juga
terjadinya artritis virus yang disebabkan karena adanya virus varisela di dalam
sendi. Infeksi sendi biasanya sembuh dalam 3 hingga 5 hari. Komplikasi lain
yang mungkin pula terjadi, namun jarang sekali ditemukan adalah miokarditis,
perikarditis, pankreatitis, dan orkitis.
D. Pencegahan
Pada anak imunokompeten yang telah menderita varisela tidak diperlukan
tindakan pencegahan, tetapi tindakan pencegahan ditujukan pada kelompok yang
berisiko tinggi untuk menderita varisela yang fatal seperti neonatus, pubertas
ataupun orang dewasa, dengan tujuan mencegah ataupun mengurangi gejala
varisela. Tindakan pencegahan yang dapat diberikan, yaitu :
1. Imunisasi Pasif
Menggunakan VZIG (Varicella zozter immunoglobulin). Pemberiannya dalam
waktu 3 hari (kurang 96 jam) setelah terpajan VZV, pada anak-anak
imunokompeten terbukti mencegah varicella sedangkan pada anak-anak
imunokompromais pemberian VZIG dapat meringankan gejala varicella.
VZIG dapat diberikan pada :

a. Anak-anak yang berusia <15 tahun yang belum pernah menderita varicella
zoster atau herpes zoster.

b. Usia pubertas <15 tahun yang belum pernah menderita varicella zoster atau
herpes zoster dan tidak mempunyai antibodi terhadap VZV.

7
c. Bayi yang baru lahir , dimana ibunya menderita varicella dalam kurun
waktu 5 hari sebelum atau 48 jam setelah melahirkan.

d. Bayi premature dan bayi usia ≤ 14 hari yang ibunya belum pernah
menderita varicella atau herpes zoster.

e. Anak – anak yang menderita leukimia atau lymphoma yang belum pernah
menderita varicella. Dosis : 125 U/10 kg BB.

1) Dosis minimum : 125 U dan dosis maximal : 625 U.

2) Pemberian secara IM tidak diberikan IV.

3) Perlindungan yang dapat bersifat sementara.

2. Imunisasi Aktif
Vaksinasi yang menggunakan vaksin varicella virus (oka strain) dan
kekebalan yang didapat bertahan hingga 10 tahun. Digunakan di Amerika
sejak tahun 1995. Daya proteksi melawan varicella berkisar antara 71-100%.
Vaksin efektif jika diberikan pada umur ≥ 1 tahun dan direkomendasikan
diberikan pada usia 12-18 bulan. Anak yang berusia ≤ 13 tahun ya g tidak
menderita varicella direkimendasikan diberikan dosis tunggal dan anak lebih
tua diberikan dalam 2 dosis dengan jarak 4-8 minggu. Pemberian secara
subcutan. Efek samping : kadang-kadang timbul demam ataupun reaksi lokal
seperti ruam makulopapular atau vesikel, terjadi pada 3-5% anak-anak dan
timbul 10-21 hari setelah pemberian pada lokasi penyuntikan. Vaksin
varicella : varivax, tidak boleh diberikan pada wanita hamil oleh karena dapat
menyebabkan terjadinya konginetal varicella.

DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, M., N. Dessy & M. Tatang, 2009. Varisela zoster pada anak.
Medicinus, 3(1), hal. 23-31.

8
Fairley, CK. & E. Miller, 1996. Varisela-Zoster Virus Epidemiology-A
Changing Scene. The Journal of Infectious Diseases, 174(3), p. 314-319.

Anda mungkin juga menyukai