Anda di halaman 1dari 10

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) CAMPAK

PADA ANAK

Disusun oleh :

Nama : Restu wahyu inayah


NPM : 016.01.3318

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENDIDIKAN KESEHATAN CAMPAK DI KAMPUS STIKES MATARAM
NUSATENGGARA BARAT

Pokok bahasan : Campak


Sub-Pokok bahasan : Pengertian campak, penyebab campak, tanda dan gejala campak, cara
penularan campak, cara pencegahan campak, cara pengobatan campak
Sasaran : ANAK
Tempat :
Waktu : 20 menit
I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang campak, diharapkan peserta penyuluhan dapat mengetahui
dan memahami penyakit campak.

II. Tujuan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan 1 x 20 menit tentang campak, peserta penyuluhan diharapkan
mampu:
1. Menyebutkan pengertian campak
2. Menjelaskan penyebab campak
3. Menyebutkan tanda dan gejala campak
4. Menjelaskan cara penularan penyakit campak
5. Menjelaskan cara pencegahan campak
6. Menjelaskan cara pengobatan campak

III. Materi (terlampir)


1. Pengertian campak
2. Penyebab campak
3. Tanda dan gejala campak
4. Cara penularan campak
5. Cara pencegahan campak
6. Cara pengobatan campak
IV. Metode
Ceramah

V. Media
Video

VI. Kegiatan Belajar-Mengajar

No Waktu Kegiatan Respon Peserta


Pendahuluan:
Mengucapkan salam dan Menjawab salam
perkenalan Menyepakati
Mengingatkan kontrak waktu kontrak
1. 5 menit Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dan pokok
bahasan yang akan disampaikan
Persiapan mental sasaran Memperhatikan
Oral Test Menjawab
Pelaksanaan:
Pengertian campak Mendengarkan
Penyebab campak Mendengarkan
2. 10 menit Tanda dan gejala campak Mendengarkan
Cara penularan campak Mendengarkan
Cara pencegahan campak Mendengarkan
Cara pengobatan campak Mendengarkan
3. 5 menit Penutup:
Diskusi tanya jawab Aktif bertanya
Oral Test Menjawab
Menutup acara mengucap salam Menjawab salam

VII. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi struktur
- SAP telah dikonsultasikan kepada pembimbing sebelum pelaksanaan
- Tersedianya tempat, media, dan alat
- Kesepakatan kontrak waktu dan tempat
2. Evaluasi proses
- Perkenalan dan kontrak awal mahasiswa dengan peserta penyuluhan
- Penggunaan komunikasi terapeutik oleh mahasiswa saat berinteraksi dengan peserta penyuluhan
- Peserta penyuluhan berperan aktif dalam diskusi dan tanya jawab
- Kesepakatan kontrak pertemuan berikutnya dengan peserta penyuluhan
- peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
3. Evaluasi hasil
- Peserta dapat menjelaskan secara sederhana mengenai pengertian campak
- Peserta dapat menyebutkan penyebab campak
- Peserta dapat menyebutkan cara penularan campak
- Peserta dapat menyebutkan orang yang rentan terkena cacar
- Peserta dapat menyebutkan minimal 4 dari 8 tanda dan gejala campak
- Peserta dapat menyebutkan cara pengobatan dan pencegahan campak

CAMPAK

I. Pengertian campak
Campak menurut WHO adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk mukolo
papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 38oC atau lebih dan disertai salah satu
gejala batuk, pilek, dan mata merah.

II. Penyebab campak


Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan paramyxovirus genus
morbili virus merupakan salah satu virus RNA. Virus ini terdapat dalam darah dan secret (cairan)
nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada masa gejala awal hingga 24 jam
setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir. Virus ini berbentuk bulat dengan tepi
kasar dan bergaris tengah 140 nm dan dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan
protein. Di dalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang
mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan struktur heliks 5 nukleoproteindari myxovirus.
Selubung luar sering menunjukkan tonjolan pendek, satu protein yang berada di selubung luar
muncul sebagai hemaglutinin.

III. Tanda dan gejala campak


Gejala klinis dibagi menjadi 3 stadium, yakni:
A. Stadium Kataral atau Prodormal
Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk dan mata merah. Pada
akhir stadium, kadang-kadang timbul bercak Koplik`s (Koplik spot) pada mukosa pipi atau
daerah mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik ini berupa bercak putih
kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah kemerahan. Koplik spot ini
menentukan suatu diagnosa pasti terhadap penyakit campak.
B. Stadium Erupsi
Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas tinggi, kadang-kadang anak
kejang-kejang, disusul timbulnya rash (bercak merah yang spesifik), timbul setelah 3-7 hari
demam. Rash timbul secara khusus yaitu mulai timbul di daerah belakang telinga, tengkuk,
kemudian pipi, menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke badan. Timbul rasa gatal dan muka
bengkak.
C. Stadium konvalensi atau penyembuhan
Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan yang disebut
hiperpigmentation, tetapi lama-lama akan hilang sendiri. Panas badan menurun sampai normal
bila tidak terjadi komplikasi.

IV. Cara penularan campak


Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup percikan
ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili atau campak artinya,
seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus morbili, bisa di tempat umum, di
kendaraan atau dimana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum
timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala
muncul. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3
tahun, terutama pada anak usia prasekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita
campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan terhadap
campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang
lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :
a) Bayi berumur lebih dari 1 tahun
b) Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
c) Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

V. Cara pencegahan campak


a) Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya faktor predisposisi atau resiko
terhadap penyakit campak. Sasaran dari pencegahan primordial adalah anak-anak yang masih
sehat dan belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki faktor resiko yang tinggi untuk
penyakit campak. Edukasi kepada orang tua anak sangat penting peranannya dalam upaya
pencegahan primordial. Tindakan yang perlu dilakukan seperti penyuluhan mengenai pendidikan
kesehatan, konseling nutrisi dan penataan rumah yang baik.

b) Pencegahan Primer
Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok beresiko, yakni
anak yang belum terkena campak, tetapi berpotensi untuk terkena penyakit campak. Pada
pencegahan primer ini harus mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya
campak dan upaya untuk mengeliminasi faktor-faktor tersebut.
1. Penyuluhan
Edukasi campak adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan mengenai campak. Di
samping kepada penderita campak, edukasi juga diberikan kepada anggota keluarganya,
kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak perencana kebijakan kesehatan. Berbagai
materi yang perlu diberikan kepada pasien campak adalah definisi penyakit campak, faktor-
faktor yang berpengaruh pada timbulnya campak dan upaya-upaya menekan campak,
pengelolaan campak secara umum, pencegahan dan pengenalan komplikasi campak.
2. Imunisasi
Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan vaksinasi campak
secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9-15 bulan. Vaksin yang digunakan adalah
Schwarz vaccine yaitu vaksin hidup yang diolah menjadi lemah. Vaksin ini diberikan secara
subkutan sebanyak 0,5 ml. Vaksin campak tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan
TBC yang tidak diobati, penderita leukemia. Vaksin campak dapat diberikan sebagai vaksin
monovalen atau polivalen yaitu vaksin measles-mumps-rubella (MMR). Vaksin monovalen
diberikan pada bayi usia 9 bulan, sedangkan vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan.
Penting diperhatikan penyimpanan dan transportasi vaksin harus pada temperature antara 2 oC-
8oC atau ± 4oC, vaksin tersebut harus dihindarkan dari sinar matahari. Mudah rusak oleh zat
pengawet atau bahan kimia dan setelah dibuka hanya tahan 4 jam. Dimana imunisasi ini terbagi
atas 2 yaitu :
a. Imunisasi aktif
Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi berumur 9 bulan atau
lebih. Pada tahun 1963 telah dibuat dua macam vaksin campak, yaitu vaksin yang berasal dari
virus campak hidup yang dilemahkan (tipe Edmonstone B); vaksin yang berasal dari virus
campak yang dimatikan (dalam larutan formalin dicampur dengan garam alumunium). Namun
sejak tahun1967, vaksin yang berasal dari virus campak yang telah dimatikan tidak digunakan
lagi, oleh karena efek proteksinya hanya bersifat sementara dan dapat menimbulkan gejala
atypical measles yang hebat. Vaksin yang berasal dari virus campak yang dilemahkan
berkembang dari Edmonstone strain menjadi strain Schwarz (1965) dan kemudian menjadi strais
Moraten (1968). Dosis baku minimal pemberian vaksin campak yang dilemahkan adalah 0,5 ml,
secara subkutan, namun dilaporkan bahwa pemberian secara intramuskular mempunyai
efektivitas yang sama. Vaksin ini biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan campak
Jerman (vaksin MMR atau mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan
atas. Jika hanya mengandung campak vaksin diberikan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR,
dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
Vaksin campak sering dipakai bersama-sama dengan vaksin rubela dan parotitis epidemika yang
dilemahkan, vaksin polio oral, difteri, tetanus, polio dan lain-lain. Laporan beberapa peneliti
menyatakan bahwa kombinasi tersebut pada umumnya aman dan tetap efektif.
b. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum konvalesens, globulin
plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan dan pelemahan
campak. Campak dapat dicegah dengan Immune serum globulin (gamma globulin) dengan dosis
0,25 ml/kgBB intramuskuler, maksimal 15 ml dalam waktu 5 hari sesudah terpapar, atau
sesegera mungkin. Perlindungan yang sempurna diindikasikan untuk bayi, anak-anak dengan
penyakit kronis, dan para kontak di bangsal rumah sakit serta institusi penampungan anak.
Setelah hari ke 7-8 dari masa inkubasi, maka jumlah antibodi yang diberikan harus ditingkatkan
untuk mendapatkan derajat perlindungan yang diharapkan. Kontraindikasi vaksin: reaksi
anafilaksis terhadap neomisin atau gelatin, kehamilan imunodefisiensi (keganasan hematologi
atau tumor padat), imunodefisiensi kongenital, terapi imunosupresan jangka panjang, infeksi
HIV dengan imunosupresi berat.
3. Isolasi
Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak dalam
kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari
guna menghindari penularan lingkungan sekitar.
c) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya komplikasi
dengan tindakan-tindakan seperti tes penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini
campak serta penanganan segera dan efektif. Tujuan utama kegiatan-kegiatan pencegahan
sekunder adalah untuk mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita
yang beresiko tinggi untuk mengembangkan atau memperparah penyakit. Memberikan
pengobatan penyakit sejak awal sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah 13 kemungkinan
terjadinya komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak memegang peran penting untuk
meningkatkan kepatuhan pasien berobat.
d) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat komplikasi. Kegiatan
yang dilakukan antara lain mencegah perubahan dari komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan
melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi penderita yang mengalami kecacatan. Dalam upaya
ini diperlukan kerjasama yang baik antara pasien dengan dokter maupun antara dokter-dokter
yang terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
motivasi pasien untuk mengendalikan penyakit campak. Begitu pun dengan pelayanan kesehatan
yang holistik dan terintegrasi antar disiplin terkait sangat diperlukan, terutama di rumah sakit
rujukan, baik dengan para ahli sesama ilmu.

VI. Cara pengobatan campak


Penderita campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan. Sehingga pengobatannya bersifat
symptomatik, yaitu memperbaiki keadaan umum atau untuk mengurangi gejalanya saja dengan
pemberian vitamin A.
Cara pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita :
a. Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan kapsul merah (200.000 SI) untuk balita
b. Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih
c. Pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi kapsul dan tidak membuang sedikitpun isi
kapsul.
d. Untuk anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan langsung 1 kapsul untuk diminum
Cara pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas :
a. Diberikan segera setelah melahirkan dengan cara meminum langsung 1 (satu) kapsul
b. Kemudian minum 1 (satu) kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama

Tempat pemberian vitamin A diberikan secara gratis di sarana fasilitas pelayanan kesehatan,
seperti : RS, Puskesmas, Postu, polindes, praktek dokter/bidan swasta, posyandu, sekolah, TK,
dan PAUD.

Anda mungkin juga menyukai