Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN

“BAHAYA PENYAKIT CAMPAK PADA ANAK”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

MIRELA HUKUNALA NIM P. 1709112


VALAS SNDRA WATI NIM P. 1709113
DIKI B. PAPERA NIM P. 1709114
SUDIN KELIWAWA NIM P. 1709115
LIFANTI HUKUNALA NIM P. 1709116
ENGLIN RUMAPASAL NIM P. 1709117
JUMAD SAID NIM P. 1709118
ROBBY SAHULEKA NIM P. 1709119

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA AMBON

T/A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segalaga ramatnya,sehinga laporan
penyuluhan Bahaya penyakit campak pada anak ini dapat tersusun hingga selesai tidak lupa
kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi ataupun pikiran.

Harapan kami kedepan semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannyaa dapat ,memperbaiki bentuk maupun
menambah isi laporan agar bisa lebih baik lagi.

Penulis menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna untuk itu kritik dan saran
membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan laporan ini.

Ambon, ……………………2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………. 1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang………………………………………………………………… 3


1.2 Sasaran kegiatan ……………………………………………………………… 4
1.3 Tujuan kegiatan……………………………………………………………….. 4
1.4 Manfaat kegiatan……………………………………………………………….4

BAB II SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

2.1 Pengantar……………………………………………………………………… 6

2.2 Materi yang dibawakan……………………………………………………….. 6

2.3 Media………………………………………………………………………… . 6

2.4 Metode penyuluhan……………………………………………………………. 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….. 11

3.2 Saran……………………………………………………………………………. 11

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Campak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar, meskipun adanya
vaksin telah dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu, virus campak ini menyerang 50
juta orang setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1 juta kematian. Insiden
terbanyak berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas penyakit campak yaitu pada
negara berkembang, meskipun masih mengenai beberapa negara maju seperti Amerika
Serikat.
Campak merupakan penyakit yang menular melalui saluran nafas yang disebabkan oleh
virus. Batuk dan bersin dapat menjadi jalur masuknya virus campak. campak merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh virus genus morbillivirus (kutty,et al 2013). Gejala
penyakit campak diantaranya demam tinggi,bercak kemerahan pada kulit(rash) dapat
disertai batuk dan atau pilik maupun konjungtivitis serta dapat mengakibatkan kematian
apabila terdapat komplikasi penyerta seperti pneumonia, diare, dan meningitis (Ditjen
P2P,2016).
Berdasarkan profil kesehatan provinsi jateng pada tahun 2015 terdapat 12.887 bayi
dikabupaten sukoharjo ,hanya 12.732 bayi yang mendapatkan imunisasi campak sehingga
disimpulkan bahwa cakupan imunisasi camapak sudah tinggi tetapi belum mencapai 100%.
Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi dan
masih masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang anak umur di
bawah lima tahun ( balita ) akan tetapi campak bisa menyerang semua umur. Campak telah
banyak diteliti, namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam
penanganannya.Imunisasi yang tepat pada waktunya dan penanganan sedini mungkin akan
mengurangi komplikasi penyakit ini.

1.2 SASARAN KEGIATAN


Sasaran dari pelakasanaan para masyarakat ataupun ibu-ibu yang mempunyai anak-anak.
1.3 TUJUAN KEGIATAN
Dilakukan kegiatan penyuluhan ini diharapakan masyarakat dapat mengetahui bahaya
penyakit campak.

1.4 MANFAAT KEGIATAN


Setalah melakukan kegiatan penyuluhan masyarat lebih mengetahui bahaya penyakit
campak pada anak-anak maupun orang dewasa.
BAB II

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

2.1 PENGANTAR

Mata kuliah : Keperawatan komunitas


Topik : Bahaya penyakit campak pada anak
Sasaran : Mahasiswa Stikes Pasapu Ambon
Jam : 10:00 wit s/d
Hari/ Tanggal : Jumat 17 januari 2020
Tempat : STIKES PASAPUA AMBON

2.2 MATERI YANG DIBAWAKAN

1. Pengertian penyakit campak


2. Tanda dan gejala penyakit campak
3. Bagaimana penularan penyait campak
4. Cara pencegahan penyakit campak
5. Bagaimana pengobatan penyakit campak

2.3 MEDIA

1. Liflet
2. Materi yang dibawakkan menggunakan power point

2.4 METODE PENYULUHAN

1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
2.5 PELAKSANAAN KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA


1 10:00 WIT 1. Memberi salam Menjawab salam
Mendengrkan dengan
penuh perhatian
2 10:05 – 10: 10 - Moderator menyampaikan materi Mendengar dan
WIT penyuluhan Memperhatikan
- Memperkenalkan pembawa materi
3 10:10 – 10: 30 MENJELASKAN MATERI Menyimak,
WIT PENYULUHAN SECARA memperhatikan dan
BERURUTAN DAN TERATUR : menjawab pertanyaan
1. Pengertian campak
2. Tanda dan gejala penyaki
3. Bagaimana penularan
penyakit campak
4. Cara pencegahan penyakit
campak
5. Bagaimana pengobatan
penyakit campak

4 10:30 – 10:40 WIT 2 orang mahasiswa


Sesi tanya jawab bertanya

5 10:50 -10:55 WIT PENUTUP: Menjawab salam


1. Kesimpulan materi
2. Ucapan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang
diberikan kepada kami
3. Mengucapkan salam
MATERI YANG TERLAMPIR

1. PENGERTIAN PENYAKIT CAMPAK

Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa latin
dan measles dalam bahasa inggris atau dikenal dengan sebutan gabagen (dalam bahasa
Jawa) atau kerumut (dalam bahasa Banjar) atau disebut juga rubeola (nama ilmiah)
merupakan suatu infeksi virus yang sangat menular, yang di tandai dengan demam,
lemas, batuk, konjungtivitas (peradangan selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik
merah di kulit (ruam kulit).

2. ETIOLOGI PENYAKIT CAMPAK

Campak merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus.penyakit ini akan


memunculkan ruam diseluruh tubuh dan sangat menular. Campak bisa sangat bisa
menggangu dan mengarah pada komplikasi yang lebih serius . gejala campak mulai
muncul sekitar satu hingga dua minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh.

3. MASA INKUBASI DAN DIAGNOSIS PENYAKIT CAMPAK

Masa inkubasi

Masa tunas/ inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10 – 20 hari dan


kemudian timbul gejala-gejala yang di bagi dalam 3 stadium, yaitu :

1. Stadium Kataral atau Prodromal


Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk dan mata
merah. Pada akhir stadium, kadang-kadang timbul bercak Koplik`s (Koplik spot) pada
mukosa pipi/daerah mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik ini
berupa bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah
kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu diagnose pasti terhadap penyakit campak.
2. Stadium Erupsi
Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas tinggi, kadan-kadang
anak kejang-kejang, disusul timbulnya rasa (bercak merah yang spesifik), timbul setelah
3 – 7 hari demam. Rash timbul secara khusus yaitu mulai timbul di daerah belakang
telinga, tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke badan.
Timbul rasa gatal dan muka bengkak
3. Stadium Konvalensi atau penyembuhan
Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan yang
disebuthiperpigmentation, tetapi lama-lama akan hilang sendiri. panas badan menurun
sampai normal bila tidak terjadi komplikasi.

Diagnosis penyakit campak

Diagnosis dapat di tegakkan dengan :

 anamnese (berdasarkan riwayat timbulnya penyakit seperti adanya kontak dengan


penderita)yaitu :
 Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi,mendadak) batuk
Pilek, harus dicurigai atau di diagnosis banding morbili (artinya kemungkinan
penyakit lain yang mirip campak, misal : german measles,eksentema
subitum,infeksi virus lain).
 Mata merah, mukopurulen, menambah kecurigaan.
 Dapat disertai diare dan muntah.
 Dapat disertai gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : Epitaksis, petekie,
ekimosis.
 Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili
(1 atau 2 minggu sebelumnya) dan belum pernah vaksinas Campak.
 Gejala klinis
Meliputi pemeriksaan fisik (physic diagnostic ) yaitu :
 Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam ( biasanya
tinggi ) dan tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.
 Pada umumnya anak tampak lemah
 Koplik spot pada hari ke 2-3 panas ( akhir stadium kataral )
 Pada stadium erupsi timbul ruam ( rash ) yang khas : ruam makulopapular yang
munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi,
muka dan kemudian ke seluruh tubuh.
 Pemeriksaan laboratorium

Meliputi :

 Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni, Dimana jumlah


leukosit cenderung menurun disertai limfositosis relative.
 Pemeriksaan serologic dengan cara hemaglutination inhibition test dan
complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1-
3 hari setelah timbulnya ras dan puncaknya pada 2-4 minggu kemudian.
 Biakan virus ( mahal )
Isolasi dan identifikasi virus : Swab nasofaring dan sampel darah yang diambil dari
pasien 2-3 hari sebelum onset gejala sampai 1 hari setelah timbulnya ruam kulit (terutama
selama masa demam campak) merupakan sumber yang memadai untuk isolasi virus.
selama stadium prodromal, dapat terlihat sel raksasa berinti banyak pada hapusan
mukosa hidung.
4. CARA PENULARAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT CAMPAK
 Cara Penularan

Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena
menghirup Percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita
morbili atau campak. Artinya seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus
morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja. Penderita bisa menularkan
infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit
ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.

Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap
2-3 tahun, terutama pada anak usia pra- sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah
menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif
pada seorang bayi yang lahirdari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).

Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :

 Bayi berumur lebih dari 1 tahun


 Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
 Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
 Cara Pencegahan Penyakit Campak
a. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya factor
predisposisi/ resiko terhadap penyakit Campak. Sasaran dari pencegahan
primordial adalah anak-anak yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang
tinggi agar tidak memiliki faktor resiko yang tinggi untuk penyakit
Campak. Edukasi kepada orang tua anak sangat penting peranannya dalam upaya
pencegahan primordial. Tindakan yang perlu dilakukan seperti penyuluhan
mengenai pendidikan kesehatan, konselling nutrisi dan penataan rumah yang
baik.

b. Pencegahan Primer
Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok
beresiko, yakni anak yang belum terkena Campak, tetapi berpotensi untuk terkena
penyakit Campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya Campak dan upaya untuk mengeliminasi faktor-
faktor tersebut.
b.1. Penyuluhan
Edukasi Campak adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan
mengenai Campak. Disamping kepada penderita Campak, edukasi juga diberikan
kepada anggota keluarganya, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-
pihak perencana kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu diberikan
kepada pasien campak adalah definisi penyakit Campak, faktor-faktor yang
berpengaruh pada timbulnya campak dan upaya-upaya menekan campak,
pengelolaan Campak secara umum, pencegahan dan pengenalan komplikasi
Campak
b.2. Imunisasi
Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan
dengan vaksinasi Campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9 – 15
bulan. Vaksin yang digunakan adalah Schwarz vaccine yaitu vaksin hidup yang
dioleh menjadi lemah. Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml.
vaksin campak tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC yang
tidak diobati, penderita leukemia. Vaksin Campak dapat diberikan sebagai vaksin
monovalen atau polivalen yaitu vaksin measles-mumps-rubella (MMR). vaksin
monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan, sedangkan vaksin polivalen
diberikan pada anak usia 15 bulan. Penting diperhatikan penyimpanan dan
transportasi vaksin harus pada temperature antara 2ºC - 8ºC atau ± 4ºC, vaksin
tersebut harus dihindarkan dari sinar matahari. Mudah rusak oleh zat pengawet
atau bahan kimia dan setelah dibuka hanya tahan 4 jam.
b .3. Isolasi
Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit
campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak
untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat
timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti tes penyaringan yang
ditujukan untuk pendeteksian dini campak serta penanganan segera dan efektif.
Tujuan utama kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk
mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang
beresiko tinggi untuk mengembangkan atau memperparah penyakit.
Memberikan pengobatan penyakit sejak awal sedapat mungkin dilakukan untuk
mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi. Edukasi dan pengelolaan
campak memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan
pasien berobat.
d. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan
akibat komplikasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain mencegah perubahan
dari komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi sedini
mungkin bagi penderita yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini
diperlukan kerjasama yang baik antara pasien-pasien dengan dokter maupun
antara dokter-dokter yang terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi pasien untuk mengendalikan
penyakit campak. Dalam penyuluhan ini hal yang dilakukan adalah :
1. Maksud, tujuan, dan cara pengobatan komplikasi kronik
2. Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan
3. Kesabaran dan ketakwaan untuk dapat menerima
dan memanfaatkan keadaan hidup dengan komplikasi kronik.

Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin terkait juga
sangat diperlukan, terutama di rumah sakit rujukan, baik dengan para ahli
sesama ilmu.

5. PENANGGGULANGAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT


CAMPAK

Penanggulangan Campak

Pada sidang CDC/ PAHO / WHO, tahun


1996 menyimpulkan bahwa penyakit Campak dapat dieradikasi, karena satu-
satunya pejamu/ reservoir campak hanya pada manusia serta tersedia vaksin
dengan potensi yang cukup tinggi yaitu effikasi vaksin 85% dan dirperkirak
an eradikasi dapat dicapai 10 – 15 tahun setelah eliminasi.

World Health Organisation (WHO) mencanangkan beberapa tahapan


dalam upaya eradikasi (pemberantasan) penyakit Campak dengan tekanan
strategi yang berbeda-beda pada setiap tahap yaitu :

a) Tahap Reduksi
Tahap ini dibagi dalam 2 tahap :
1) Tahap Pengendalian Campak
Pada tahap ini ditandai dengan upaya peningkatan cakupan
imunisasi campak rutin dan upaya imunisasi tambahan di daerah
dengan morbitas campak yang tinggi. Daerah ini masih merupakan
daerah endemis campak, tetapi telah terjadi penurunan insiden dan
kematian, dengan pola epidemiologi kasus Campak menunjukkan
2 puncak setiap tahun.
2) Tahap Pencegahan KLB
Cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi ≥ 80% dan
merata,terjadi penurunan tajam kasus dan kematian, insidens campak
telah bergeser kepada umur yang lebih tua, dengan interval KLB antara 4-
8 tahun.
b) Tahap Eliminasi
Cakupan imunisasi sangat tinggi ≥ 95% dan daerah-daerah dengan
cakupan imunisasi rendah sudah sangat kecil jumlahnya, kasus campak
sudah sangat jarang dan KLB hampir tidak pernah terjadi. Anak-anak
yang dicurigai rentan (tidak terlindung) harus diselidiki dan diberikan
imunisasi campak.
c) Tahap Eradikasi
Cakupan imunisasi sangat tinggi dan merata, serta kasus Campak
sudah tidak ditemukan.Pada siding The World Health Assambley
(WHA) tahun 1998, menetapkan kesepakatan Eradikasi Polio (ERAPO),
Eliminasi Tetanus Noenatorum (ETN) dan Reduksi Campak
(RECAM). Kemudian pada Technical Consultative Groups (TGC)
Meeting di Dakka Bangladesh tahun 1999, menetapkan bahwa reduksi
campak di Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pencegahan
Kejadian Luar Biasa (KLB).
Strategi operasional yang dilakukan ditingkat Puskesmas untuk mencapai
reduksi Campak tersebut adalah :
a. Imunisasi rutin pada bayi 9 –11 bulan (UCI Desa ≥ 80)
b. Imunisasi tambahan (suplemen)
c. Surveilans (surveilan rutin, system kewaspadaan dini dan respon kejadian
luar biasa).
d. Penyelidikan dan penanggulangan kejadian luar biasa Setiap kejadian luar
biasa harus diselidiki dan dilakukan penanggulangan secepatnya yang
meliputi pengobatan simtomatis pada kasus, pengobatan dengan
antibiotika bila terjadi komplikasi, pemberian vitamin A dosis tinggi,
perbaikan gizi dan meningkatkan cakupan imunisasi campak/ring
vaksinasi (program cepat, sweeping) pada desa-desa risiko tinggi.
e. Pemeriksaan laboratorium

Pengobatan Penyakit Campak

Penderita Campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan.Sehingga pengobatannya


bersifat symptomatic, yaitu memperbaiki keadaan umum atau untuk mengurangi
gejalanya saja dalam hal ini :

 anak memerlukan istirahat di tempat tidur


 kompres dengan air hangat bila demam tinggi namun dapat diberikan antipiretik
bila suhu tinggi parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam
 ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100 mg tiap 2-6 jam, dosis
maksimum 600 mg/hari.
 Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu
 narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan.
 Mukolitik bila perlu.vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium
kataral sangat bermanfaat. Pemberian vitamin A 100.000 IU per oral satu
kali. Vitamin A dosis tinggi ( menurut rekomendasi WHO dan UNICEF)
Usia 6 bln-1 thn :100.000 unit dosis tunggal p.o
Umur > 1 thn : 200.000 unit dosis tunggal p.o
Dosis tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu kemudian bila telah didapat
tanda defisiensi vitamin A. Apabila terdapat malnutrisi maka pemberian vitamin
A ditambah dengan 1500 IU tiap hari.
 Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi (cukup cairan dan kalori)
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Campak ialah penyakit infeksi virus akut, menular, secara epidemiologi merupakan
penyebab utama kematian terbesar pada anak. Menurut etiologinya campak disebabkan
oleh virus RNA dari family paramixoviridae, genus Morbilivirus , yang ditularkan secara
droplet. Gejala klinis campak terdiri dari 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi
dan stadium konvalesensi. Campak dapat dicegah dengan melakukan imunisasi secara
aktif, pasif dan isolasi penderita.

3.2 SARAN
Kita harus menerapkan pola hidup sehat, utamanya untuk anak dan balita perlu
mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga status gizi anak pun menjadi lebih baik.
Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan.
Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena hal tertentu
dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan
dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam dan jika sudah terkena penyakit ini
sebaiknya secepatnya berobat dan jika dalam kondisi yang lebih akut sebaiknya perlu
dirujuk ke rumah sakit.
Untuk para orangtua jangan mengabaikan vaksinasi untuk anak karena anak atau balita
yang tidak mendapat imunisasi campak memiliki resiko 5 kali lebih besar untuk terkena
penyakit campak dibanding dengan anak atau balita yang mendapat imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ade,2010 penyakit campak gejala dan pengobatannya,http://penyakit-campak-gejala-dan.html


diakses tanggal 18 juni 2019

Adhien,2012, penyakit campak, http://adhienbinongko.com/2012/05/makalah -penyakit


campak.html dikasestanggal 7 desember 2012

Id.wikipedia.orng/wiki/demamairobi campak-2 9 k

www.blogdokter.net/2007/03/31/campak-measles/-6k

http://nurse87.wordpress.com/2011/10/25/askep-morbilicampak-pada-anak/

Anda mungkin juga menyukai