Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TENTANG PPOK (PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK)


KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I (KMB 1)
DI RUANG GARDENIA , RSUD dr. DORIS SYLVANUS

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. GRACE NAZAVIRA PO.62.20.1.17.326


2. AYU NOVITA SARI PO.62.20.1.17.320
3. FRIENDKY PO.62.20.1.17.325
4. TUTI HARIATI PO.62.20.1.17.346
5. MAULANA AKBAR PO.62.20.1.17.335
6. LIA OKTARIA PO.62.20.1.17.333
7. ASRA`I IQRA THAHA PO.62.20.1.17.319

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

D-IV KEPERAWATAN REGULER IV

2019
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TENTANG PPOK (PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK)
DI RUANG GARDENIA , RSUD dr. DORIS SYLVANUS

Oleh :
KELOMPOK 3
TINGKAT III , SEMESTER 5
D IV KEPERAWATAN REGULER IV
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

Telah disahkan
Pada tanggal : 16 Agustus 2019

Mengetahui

Pembimbing Ruangan Gardenia (CI) Pembimbing Akademik

Erika Sihombing , S.Kep., Ns Ns. Alfeus Manuntung , S.Kep,. M.Kep


NIP. NIP. 198006 200112 1 001
Pokok Bahasan : PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di Ruangan Gardenia , RSUD dr. Doris Sylvanus

Hari / tanggal : Kamis , 15 Agustus 2019

Waktu : Pukul 11.00 Wib (45 menit)

Tempat : Ruang Gardenia , RSUD dr. Doris Sylvanus

I. PENDAHULUAN

PPOK/COPD (CRONIC OBSTRUCTION PULMONARY DISEASE)


merupakan istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang
berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai
gambaran patofisiologi utamanya (Price, Sylvia Anderson : 2015)
PPOK merupakan masalah kesehatan utama di masyarakat yang menyebabkan
26.000 kematian/tahun di Inggris. Prevalesinya adalah ≥ 600.000. Angka ini lebih tinggi
di negara maju, daerah perkotaan, kelompok masyarakat menengah ke bawah, dan pada
manula (Davey,2002:181). The Asia Pacific CPOD Roundtable Group memperkirakan
jumlah penderita PPOK sedang berat di negara-negara Asia Pasific mencapai 56,6 juta
penderita dengan angka pravalensi 6,3 persen (Kompas,2006). Merupakan salah satu dari
kelompok penyakit tidak menular yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat
Indonesia, hal ini disebabkan oleh meningkatnya usia harapan hidup dan semakin
tingginya pajanan faktor resiko seperti faktor pejamu yang di duga berhubungan dengan
kejadian PPOK semakin banyaknya jumlah perokok kususnya pada kelompok usia muda,
serta pencemaran udara di dalam ruangan maupun di luar ruangan dan di tempat
kerja Data badan kesehatan dunia ( WHO ) menunjukkan bahwa pada tahun 1990 PPOK
menempati urutan ke 6 sebagai penyebab utama kematian di dunia sedangkan pada tahun
2002 telah menempati urutan ke 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker
(WHO,2010). Hasil survey penyakit tidak menular oleh direktorat jenderal PPM dan Pl di
5 rumah sakit provinsi di Indonesia (jawa barat, jawa tengah, jawa timur, lampung dan
sumatra selatan) pada tahun 2004 , menunjukkan PPOK menempati urutan pertama
penyumbang angka kesakitan (35%), diikuti asma brokial (33%), kanker paru (30%) dan
lainya (2%) (depkes RI2004). Oleh karena itu penyuluhan tentang Penyakit paru
Obstruktif Kronik ini akan sangat penting dilakukan sebagai bentuk pemberian
pendidikan.

II. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga


pasien dapat memahami tentang penyakit PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) .

III. TUJUAN KHUSUS

1. Keluarga dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, penyebab, jenis penyakit serta
cara penanganan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
2. Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
menderita PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik).

IV. MATERI

Terlampir

V. METODE

Ceramah , diskusi dan tanya jawab

VI. MEDIA

Leaflet dan Poster

VII. PENGORGANISASIAN
Penyaji : Friendky
Moderator : Grace Nazavira
Observer : Ayu Novita Sari
Fasilitator I : Maulana Akbar
Fasilitator II : Asra`I Iqra Thaha
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN

Proses Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta Waktu


1. Registrasi 1. Melakukan registrasi
2. Memberi salam 2. Menjawab salam
Pembukaan 3. Pengenalan diri 3. Mendengarkan 5 menit
4. Menjelaskan tujuan dari 4. Mendengarkan
penyuluhan
1. Pemberian materi, 1. Mendengarkan 15 menit
meliputi :
a) Pengertian PPOK
b) Klasifikasi PPOK
c) Tanda dan gejala
PPOK
d) Cara penanganan
PPOK
e) Cara Pencegahan
kekambuhan dan
pencegahan
Penyajian
terjadinya PPOK
f) Cara perawatan
PPOK
2. Pemberian kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya.
3. Menjawab pertanyaan
peserta
4. Menanyakan kembali 2. Bertanya 5 menit
materi yang telah
disampaikan kepada
peserta (3 soal ) 3. Mendengarkan 5 menit

4. Menjawab 10 menit

1. Pemberian kesimpulan 1. Mendengarkan


Penutup 2. Menutup 2. Mendengarkan 5 menit
3. Memberi salam 3. Menjawab salam

IX. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : leaflet dan poster
d. Peserta hadir ditempat penyuluhan
e. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Gardenia , RSUD dr. Doris
Sylvannus
2. Evaluasi Proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Pasien antusias terhadap materi penyuluhan
c. Pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Suasana penyuluhan tertib dan pasien mengikuti penyuluhan sampai selesai.
3. Evaluasi Hasil
Keluarga pasien dapat:

a. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang pengertian PPOK (Penyakit Paru


Obstruktif Kronik)
b. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang penyebab PPOK (Penyakit Paru
Obstruktif Kronik)
c. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang tanda dan gejala dari PPOK
(Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
d. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang jenis PPOK (Penyakit Paru
Obstruktif Kronik)
e. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang penanganan pasien dengan PPOK
(Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
f. Menjelaskan dengan bahasa sederhana tentang pencegahan PPOK (Penyakit Paru
Obstruktif Kronik)
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian
PPOK adalah penyakit paru obstruktif kronik dengan karakteristik adanya hambatan
aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif nonreversibel atau reversibel parsial,
serta adanya respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya (Gold, 2009).
PPOK/COPD (CRONIC OBSTRUCTION PULMONARY DISEASE) merupakan
istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan
ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi
utamanya (Price, Sylvia Anderson : 2005)
PPOK merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit
paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran
udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu
kesatuan yang dikenal dengan COPDadalah : Bronchitis kronis, emfisema paru-paru dan
asma bronchiale (S Meltzer, 2001)
P P O K adalah merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea saat
aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru (Bruner & Suddarth,
2002).
PPOK merupakan obstruksi saluran pernafasan yang progresif dan ireversibel,
terjadi bersamaan bronkitis kronik, emfisema atau kedua-duanya (Snider, 2003).

2. Klasifikasi
Penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruksi kronik adalah sebagai
berikut:
1) Bronchitis Kronis
a. Definisi
Bronchitis Kronis merupakan gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan
mucus yang berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan dalam bentuk batuk kronis
dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam setahun, paling sedikit 2 tahun berturut –
turut (Bruner & Suddarth, 2002).
b. Etiologi
Terdapat 3 jenis penyebab bronchitis yaitu:
1) Infeksi : stafilokokus, sterptokokus, pneumokokus, haemophilus influenzae.
2) Alergi
3) Rangsang : missal asap pabrik, asap mobil, asap rokok dll
c. Manifestasi klinis
1) Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronchi besar, yang
mana akan meningkatkan produksi mukus.
2) Mukus lebih kental
3) Kerusakan fungsi cilliary sehingga menurunkan mekanisme pembersihan
mukus. Oleh karena itu, "mucocilliary defence" dari paru mengalami kerusakan
dan meningkatkan kecenderungan untuk terserang infeksi. Ketika infeksi timbul,
kelenjar mukus akan menjadi hipertropi dan hiperplasia sehingga produksi mukus
akan meningkat.
4) Dinding bronchial meradang dan menebal (seringkali sampai dua kali ketebalan
normal) dan mengganggu aliran udara. Mukus kental ini bersama-sama dengan
produksi mukus yang banyakakan menghambat beberapa aliran udara kecil dan
mempersempit saluran udara besar. Bronchitis kronis mula-mula mempengaruhi
hanya pada bronchus besar, tetapi biasanya seluruh saluran nafas akan terkena.
5) Mukus yang kental dan pembesaran bronchus akan mengobstruksi jalan nafas,
terutama selama ekspirasi. Jalan nafas mengalami kollaps, dan udara terperangkap
pada bagian distal dari paru-paru. Obstruksi ini menyebabkan penurunan ventilasi
alveolar, hypoxia dan asidosis.
6) Klien mengalami kekurangan oksigen jaringan ; ratio ventilasi perfusi abnormal
timbul, dimana terjadi penurunan PaO2. Kerusakan ventilasi dapat juga
meningkatkan nilai PaCO2.
7) Klien terlihat cyanosis. Sebagai kompensasi dari hipoxemia, maka terjadi
polisitemia (overproduksi eritrosit). Pada saat penyakit memberat, diproduksi
sejumlah sputum yang hitam, biasanya karena infeksi pulmonary.
8) Selama infeksi klien mengalami reduksi pada FEV dengan peningkatan pada RV
dan FRC. Jika masalah tersebut tidak ditanggulangi, hypoxemia akan timbul
yang akhirnya menuju penyakit cor pulmonal dan CHF

2) Emfisema
a. Definisi
Perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran dinding alveolus,
duktus alveolaris dan destruksi dinding alveolar (Bruner & Suddarth, 2002).
b. Etiologi
1) Faktor tidak diketahui
2) Predisposisi genetic
3) Merokok
4) Polusi udara
c. Manifestasi klinis
1) Dispnea
2) Takipnea
3) Inspeksi : barrel chest, penggunaan otot bantu pernapasan
4) Perkusi : hiperresonan, penurunan fremitus pada seluruh bidang paru
5) Auskultasi bunyi napas : krekles, ronchi, perpanjangan ekspirasi
6) Hipoksemia
7) Hiperkapnia
8) Anoreksia
9) Penurunan BB
10) Kelemahan
3) Asthma Bronchiale
a. Definisi
Suatu penyakit yang ditandai dengan tanggap reaksi yang meningkat dari
trachea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan manifestasi
berupa kesukaran bernafas yang disebabkan oleh peyempitan yang
menyeluruh dari saluran nafas (Bruner & Suddarth, 2002).
b. Etiologi
1) Alergen (debu, bulu binatang, kulit, dll)
2) Infeksi saluran nafas
3) Stress
4) Olahraga (kegiatan jasmani berat)
5) Obat-obatan
6) Polusi udara
7) Lingkungan kerja
8) Lain-lain (iklim, bahan pengawet)
c. Manifestasi Klinis
1) Dispnea
2) Permulaan serangan terdapat sensasi kontriksi dada (dada terasa berat),
3) Wheezing,
4) Batuk non produktif
5) Takikardi
6) Takipnea

3. Tanda dan Gejala PPOK


Menurut Mansjoer (2008:480) tanda dan gejala pada penderita PPOK adalah:
 Batuk.
 Sputum putih atau mukoid, jika ada infeksi menjadi purulent atau mukopurulen.
 Sesak, sampai menggunakan otot-otot pernapasan tambahan untuk bernapas.
 Dada terasa berat
 Pernafasan lambat
 Nadi cepat

4. Cara Penanganan PPOK


a. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan
b. Obat-obatan
c. Terapi Oksigen
d. Pemasangan alat bantu napas
e. Nutrisi (Diit TKTP)
f. Perawatan di Rumah Sakit

5. Cara Pencegahan kekambuhan dan pencegahan terjadinya PPOK


a. Hindari merokok
b. Hindari konsumsi alkohol
c. Menghindari lingkungan yang polusi
d. Gunakan penutup hidung (masker) saat bekerja ditempat berpolusi / tercemar
e. Minum obat secara teratur
f. Pola hidup bersih dan sehat

6. Cara Perawatan
a. Minum yang cukup supaya tidak terjadi dehidrasi dan secret (dahak) encer
b. Mengurangi sekresi lendir
Minum yang cukup supaya tidak terjadi dehidrasi dan sekret encer
c. Pengeluaran sekresi bronkial dengan cara: postural drainage, clapping, vibrasi dan
latihan batuk efektif.
 Postural drainage
Pengeluaran sekret dengan prinsip gravitasi bumi
Caranya:
Posisikan klien sesuai bagian paru yang mengandung banyak sekret (untuk
membersihkan paru kanan maka klien miring kiri dan begitu jg sebaliknya), lanjutkan
dengan prosedur clapping dan vibrasi, lakukan 10-15 menit.
 Clapping dan vibrasi
Caranya:
Atur posisi klien, duduk atau miring. Menepuk punggung dengan kedua tangan
masing-masing sisi 30 kali tepukan, sampai ada rangsangan batuk. Vibrasi dilakukan
dengan cara melakukan getaran-getaran lembut disamping depan cekungan iga saat
klien menarik napas dalam.
 Batuk Efektif
Batuk efektif merupakan latihan batuk yang mengeluarkan sekret (Kusyati, 2006:263).
Caranya:
Anjurkan klien menarik napas dalam, tahan selama 3 detik dan batukkan. Sekret
ditampung dalam sputum pot. Postural drainase, clapping, vibrasi dan batuk efektif
dilakukan secara berurutan sebagai suatu paket manajemen pengeluaran sekret.
DAFTAR PUSTAKA

Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Dasar. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Somantri, Irman. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer & Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth. Volume 2
Ed 8. Jakarta EGC
Dokumentasi Pendidikan Kesehatan di Ruangan Gardenia

Anda mungkin juga menyukai