Anda di halaman 1dari 51

Pemeriksaan

Tanda-Tanda Vital
(TTV)/Vital Sign
BY: MUSTHIKA W.M, M.BIOMED
Pengertian
pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya
perubahan sistem vital pada tubuh klien, meliputi:
1. Suhu Tubuh -> metabolisme, indikator infeksi T (temperature)/S (suhu)
2. Denyut Nadi -> sistem kardiovaskuler HR (Heart Rate)/N (nadi)
3. Frekuensi Pernafasan -> fungsi pernafasan RR (Respiration Rate)
4. Tekanan Darah -> sistem kardiovaskuler TD/BP (Blood Pressure)
Waktu pemeriksaan TTV:
 Pasien baru masuk rumah sakit/pelayanan kesehatan
 Sesuai permintaan, untuk melengkapi data dasar pengkajian
 Sesuai permintaan dokter selaku penentu diagnosa medis
 Sekali sehari/tiap shift 3x sehari (6-8 jam sekali) (klien stabil)
 Setiap 5-15 menit -> klien tidak stabil atau resiko perubahan fisiologi secara cepat (ex: post
op)
 Ketika kondisi kesadaran klien tampak berubah
 Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan yang mempengaruhi TTV (ex. perubahan
posisi, latihan berjalan)
 Ketika klien mengeluh terjadi perubahan pada dirinya secara fisiologi
 Sebelum, selama dan setelah transfusi
 Sebelum pemberian obat – efek perubahan TTV
 Sebelum, selama dan setelah operasi
Suhu
Suhu/Temperatur
Tubuh
Temperatur Tubuh adalah
perbedaan antara jumlah panas
yang diproduksi oleh proses
tubuh dan jumlah panas yang
hilang ke lingkungan luar.
Merefleksikan keseimbangan
antara produksi panas dengan
kehilangan panas
Faktor yg Mempengaruhi Produksi
Panas Tubuh
1. Basal metabolic rate (BMR)
 tingkat pemakaian energi tubuh u/ mempertahankan aktivitas penting tubuh seperti
bernafas
Menurun dg bertambahnya usia, usia lebih muda BMR lebih tinggi
2. Aktivitas otot  meningkatkan metabolik rate
3. Hormon Tiroksin  peningkatan hormon tiroksin meningkatkan metabolisme selular
4. Hormon epinefrin, norepinefrin, rangsang saraf simpatik, respon stress 
meningkatkan kecepatan metabolisme sel
5. Fever/demam  meningkatkan kecepatan metabolisme sel sehingga meningkatkan
suhu tubuh
Kehilangan Panas Tubuh
1. Radiasi  transfer panas tanpa ada perantara
2. Konduksi  melalui kontak dg perantara benda cair atau padat
3. Konveksi  melalui udara
4. Evaporasi  penguapan melalui pernafasan, kulit, membran
mukosa mulut (insensible water loss/IWL)
Perpindahan Panas
Panas: energi yg bergerak
Jika dua benda memiliki suhu yg berbeda  panas akan
mengalir dari benda (bagian benda) yg bersuhu tinggi ke
benda (bagian benda) yg bersuhu rendah
1. Konduksi
2. Konveksi
3. Radiasi
4. Evaporasi
Konduksi
 Perpindahan panas dari suatu objek yg bersuhu lebih
tinggi menuju objek yang bersuhu lebih rendah dengan
jalan kontak langsung.
Konveksi
 Aliran panas melalui melalui fluida (udara atau zat cair)
yg bersuhu tinggi menuju benda yg bersuhu renda
dengan gerakan atau aliran partikel fluida itu sendiri
Radiasi
 Proses kehilangan panas o/ gelombang elektromagnetik (pancaran)
Evaporasi
 Peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap
Tempat Pengukuran Suhu Tubuh
SUHU INTI SUHU PERMUKAAN
 Relatif konstan  Dipengaruhi
llingkungan
1. Rektal 1. Kulit
2. Membran timpani 2. Aksila
3. Esofagus 3. Oral
4. Arteri pulmonal
5. Kandung kemih
Mekanisme fisiologi regulasi suhu tubuh
1. Kontrol neural (saraf) dan vaskular (pembuluh darah)
Hipotalamus, letak: di antara dua hemisfer serebral, dan di dalam korpus
kolusum.
Hipotalamus: pengontrol temperatur tubuh dan mempertahankan set point
H.Anterior  pengeluaran panas
H.Posterior  produksi panas, fluktuasi
minor +1,5 oC
H. Anterior panas melebihi set point -> impuls dikirim utk menurunkan suhu
tubuh -> melalui mekanisme pengeluaran panas (berkeringat, vasodilatasi
pembuluh darah, hambatan produksi panas) -> darah didistribusikan kembali ke
pembuluh darah permukaan -> untuk meningkatkan pengeluaran panas.

H.posterior suhu rendah dari set point -> mekanisme konservasi panas bekerja
-> vasokonstriksi pembuluh darah utk mengurangi aliran darah ke kulit dan
ekstremitas. Bila tidak efektif kompensasi produksi panas melalui kontraksi otot
volunter dan getaran (menggigil) = 4-5 x > dalam pengeluaran panas sec normal.
Lesi/ trauma hipotalamus dapat menyebabkan perubahan pd kontrol suhu.
2. Kontrol perilaku
Kemampuan individu mengontrol suhu tergantung pada:
a. Derajat ekstrem suhu
b. Kemampuan individu untuk merasakan kenyamananan atau
ketidaknyamanan
c. Proses pikir atau emosi
d. Mobilitas atau kemampuan individu utk melepaskan menambah
pakaian.
Faktor yg Mempengaruhi Suhu
1. Usia
Infant (bayi < 1 tahun)  sangat dipengaruhi perubahan suhu
lingkungan, mudah kehilangan panas, harus dilindungi dr perubahan
suhu ekstrem
Anak2  suhu lebih bervariasi dibanding dewasa sampai pubertas
Lansia, khususnya > 75 th berisiko hipotermia krn kurang nutrisi,
kehilangan lemak tubuh, kurang aktivitas, penurunan efisiensi
termoregulator
2. Variasi Diurnal (ritme circardian)
3. Latihan & tingkat aktivitas  aktivitas meningkatkan suhu tubuh
4. Hormon  terutama perempuan  peningkatkan hormon
progresteron saat ovulasi meningkatkan suhu basal tubuh 0.3°C to
0.6°C
5. Stress  menstimulasi saraf simpatis  meningkatkan produksii
epinefrin & noreepinefrin  meningkatkan metabolisme & produksi
panas
6. LIngkungan
Suhu Tubuh Normal & Gangguan Suhu
Tubuh

Suhu normal: 36-37,5°C : hipertermia,


demam/fever,
febris
1. MEMBRAN TIMPANI
CARA: masukkan prove thermometer sec. Perlahan ke dalam
saluran telinga yg mengarah ke titik tengah.
KEUNTUNGAN:
a. Tempat mudah dicapai
b. Perubahan posisi yang dibutuhkan minimal
c. Memberi pembacaan inti yg akurat
d. Waktu pengukuran sangat cepat (2-5 detik)
e. Dapat dilakukan tanpa membangunkan atau mengganggu klien
f. Sec. Emosional kurang invasif utk anak dan remaja

KERUGIAN:
g. Alat bantu dengar harus dikeluarkan (pada klien dg alat bantu
dengar)
h. Kontraindikasi pd post bedah telinga
i. Butuh probe sekali pakai
j. Impakso serumen dan otitis media dapat mengganggu
pengukuran
k. Keakuratan pada bayi dan anak<3 tahun masih diragukan
2. RECTAL

CARA: letakkan ujung termometer yg telah diberi pelumas, intruksikan klien


mengambil nafas dalam selama memasukkan termometr, jangan paksa
termometer jika dirasakan ada tahanan. pada orang dewasa 3,5 cm dan 2,5
cm pada anak-anak.

KEUNTUNGAN:
a. Keakuratan > suhu oral
b. Menunjukkan suhu inti

KERUGIAN:
a. Kontraindikasi pada bedah rektal, kelainan, nyeri, cenderung pendarahan
pada rektal
b. Memerlukan perubahan posisi dan sumber rasa malu serta ansietas klien
c. Memerlukan lubrkasi
d. Kontraindikasi pd bayi baru lahir
3. ORAL

CARA: probe pada sublingual, waktu 3-5 menit.

KEUNTUNGAN:
a. Mudah dijangkau, tdk memerlukan perubahan posisi
b. Nyaman bagi klien
c. Pembacaan suhu permukaan yg akurat

KERUGIAN:
d. Tdk boleh utk klien bernafas melalui mulut
e. Kontraindikasi pada bedah ral, trauma, riwayat epilepsi, gemetar krn menggigil.
f. Kontraindikasi pada bayi, anak kecil menangis, konfusi, tidak kooperatif,
penurunan kesadaran
g. Resiko paparan cairan tubuh
h. Dipengaruhi oleh makanan yg dicerna, merokok, pemberian oksigen.
4. AKSILA
CARA: di bawah lengan denan bagian ujungnya berada di tengah aksila dan
jaga agar menempel pada tubuh.
Waktu 3-5 menit.

KEUNTUNGAN:
a. Aman dan noninvasif
b. Cara yg lbh efektif pada bayi baru lahir dan klien yg tidak koperatif

KERUGIAN:
c. Waktu pengukuran lama
d. Memerlukan bantuan perawat utk mempertahankan posisi
5. Temporal arteri termometer
 infrared
Nadi/Heart Rate (HR)
Hal yang mempengaruhi denyut nadi:
1. Usia  Peningkatan usia, HR turun secara teratur
2. Sex  Setelah pubertas, HR laki2 lebih lambat dibanding perempuan
3. Latihan/aktivitas  Meningkat dg meningkatkan aktivitas
4. Demam/fever
Peningkatan suhu  vasodilatasi pembuluh darah  tekanan darah turun,
peningkatan HR
5. Medikasi/obat2an
Cardiotonik/digitalis: menurunkan HR, epinefrin: menaikkan HR
6. Hipovolemia/ dehidrasi
Kehilangan darah meningkatkan HR u/ meningkatkan TD mengkompensasi kehilangan
darah
Hal yang mempengaruhi denyut nadi:
7. Stress  rangsangan simpatik meningkat, meningkatkan aktivitas
jantung
Rasa takut, ansietas, nyeri menstimulasi saraf simpatis u/
meningkatkan HR
8. Posisi
Saat duduk atau berdiri  pengembalian darah dari vena di tubuh
bagian bawah ke jantung melambat sehingga TD turun & HR naik
9. Patologi
Penyakit pada jantung atau yg berkaitan dg oksigenasi dapat
mempengaruhi HR
Pola/ karakter nadi:
1. Frekuensi
Lambat: < 60x/menit  Bradikardi
Meningkat: > 100x/mnt  takikardi
2. Kekuatan: kuat, lemah
3. Irama: regular, iregular
Cardiac Output/Curah Jantung (CO)

CO = SV x HR

CO: jumlah darah yang dipompa o/ ventrikel kiri ke seluruh tubuh


selama 1 menit (normal: 5 L/mnt)
SV: Stroke volume/volum sekuncup: darah yang masuk di ventrikel
kiri u/ sekali kontraksi, rata2 65 mL
Tujuan:
1. Mengetahui kerja jantung
2. Menentukan diagnosa
3. Mengetahui adanya kelainan
Lokasi
TEMPAT:
1. Arteri radialis
2. Arteri temporalis
3. Arteri karotis
4. Arteri femoralis
5. Arteri dorsalis pedis
6. Arteri poplitea
7. Arteri brakialis
8. Iktus kordis : pada ICS 4-5
Pulsasi ictus cordis/
apikal/puncak jantung
Point of maximal impulse/PMI
Pernafasan/ Respiratory Rate (RR)
Respirasi: tindakan bernafas, inhalasi/inspirasi: menghirup oksigen,
ekshalasi/ekspirasi: mengeluarkan CO2
Mekanisme tubuh menggunakan udara antara atmosfer dengan darah serta
darah dengan sel

Ventilasi: pergerakan udara masuk dan keluar paru


Difusi: pergerakan oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan sel darah
merah
Perfusi: distribusi sel darah merah ke dan dari kapiler paru
Mekanisme Bernafas
Tipe pernafasan: pernafasan dada (costae/thoracic) dan perut (diafragma)

Inspirasi

Ekspirasi
Frekuensi pernafasan/RR = 12-20x menit
Faktor yg Mempengaruhi
Peningkatan:
1. Aktivitas
2. Stress
3. Peningkatan suhu
4. Penurunan konsentrasi oksigen
Penurunan:
1. Penurunan suhu
2. Medikasi (ex narkotik)
3. Peningkatan tekanan intrakranial
Pola nafas
Frekuensi:
1. Bradipnea: lambat, <12x/mnt
2. Takipnea: cepat, >20x/mnt, dispnea (sesak)
3. Apnea: tdak bernafas
Volum:
Hiperventilasi: kelebihan O2, overekspansi paru, nafas cepat & dalam
Hipoventilasi: kekurangan O2, underekspansi paru, nafas dangkal
Ritme:
Cheyne stokes: frekuensi & kedalaman tdk teratur, ada periode apnea &
hiperventilasi yg berubah
Kusmaul: cepat dan dangkal  asidosis metabolik
Tekanan Darah
Tekanan Darah
 tekanan yang ditumbulkan oleh darah ketika melalui arteri

Sistolik: tekanan saat jantung kontraksi


Diastolik: tekanan saat jantung relaksasi/mengembang
Sistolik: tekanan bilik kiri jantung mell katup aortik ke aorta (tekanan
atas)
Diastolik: titik terendah, tekanan konsisten pada dinding arteri, saat
jantung beristirahat di antara pemompaan
Penentu Tekanan Darah
1. Kekuatan pompa jantung  mempengaruhi cardiac output
2. Resistensi perifer pembuluh darah  ukuran & elastisitas pembuluh darah
Vasokontriksi, kekakuan vaskular  TD meningkat
Vasodilatasi  TD menurun
3. Volume darah
Volume darah naik  TD naik, contoh: pemberian cairan IV/infus
Volume darah turun  TD turun, contoh: saat kehilangan darah
4. Kekentalan darah/viskositas
Darah yang kental  meningkatk TD
Metode pemeriksaan TD

1. METODE LANGSUNG: menggunakan kanula jarum yg dimasukkan


dlm pemb darah yg dihubungkan dengan manometer
2. METODE TIDAK LANGSUNG: menggunakan spigmomanometer dg
palpasi dan auskultasi
Usia Tekanan sitolik/ diastolik (mmHg)
Bayi baru lahir 40 rerata
1 buan 86/54
6 bulan 90/60
1 tahun 95-96/65
2 tahun 99/65
4 tahun 99/65
6 tahun 100-105/65
8 tahun 105/60
10 tahun 110/60-65
12 tahun 115/60-65
14 tahun 118-120/60-70
16 tahun 120/65-70
Dewasa tengah 120/80
Lanjut usia 140/90
Klasifikasi Tekanan Darah

Hipotensi < 90 < 60


Hipotensi ortostatik posturnal: penurunan TD saat bergerak dari posisi duduk ke
berdiri disertai pusing, berkunang-kunang sampai pingsan.
Faktor yang mempengaruhi TD:
1. Usia
2. Stress: TD meningkat dg stress
3. Ras: Afrika America cenderung lebih tinggi
4. Medikasi
5. Variasi diurnal (TD rendah saat pagi-pagi sekali, dan meningkat
menjelang siang da sore, puncaknya di senja atau malam hari).
6. Jenis kelamin ( setelah pubertas, laki-laki cenderung lbh tinggi
dan wanita menopause cenderung lebih tinggi)
7. Obesitas: meningkatkan resiko hipertensi
TERIMA KASIH.....

Anda mungkin juga menyukai