Anda di halaman 1dari 12

PENGHITUNGAN KASA DAN INSTRUMEN SEBELUM DAN

SESUDAH OPERASI
Nomor
Nomor Revisi
No. Halaman
Dokumen
Tgl Terbit
Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Brigjend H. Hassan Basry
Kandangan
Tgl Revisi
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Unit terkait

dr . Hj. Rasyidah, M.Kes


Nip. 19700130 200012 2 001

Serangkaian langkah langkah yang dilakukan apabila terjadi ketidak


sesuaian penghitungan kassa dan instrumen operasi antara sebelum dan
sesudah operasi.
1. Menghindari kesalahan dalam pelaksanaan kegiatan pembedahan.
2. Untuk dapat memberikan tindakan secepat mungkin
Penghitungan kassa dan instrumen operasi harus dilakukan 2 (dua) kali
yaitu sebelum operasi dan sebelum luka operasi ditutup.
1. Bila terjadi ketidak sesuaian penghitungan kassa dan instrumen
pada saat pembedahan maka instrumentator memberitahukan
kepada dokter pembedah.
2. Dokter pembedah melakukan explorasi luka berulang ulang.
3. Bila upaya explorasi tetap tidak berhasil, lapangan operasi ditutup
dengan memberitahu keluarga pasien.
4. Kejadian tersebut ditulis dalam laporan operasi pasien dan buku
catatan kecelakaan dan kegagalan operasi, untuk selanjutnya
dilaporkan sesuai prosedur yang ada.
Instalasi Kamar Operasi

PENJADWALAN KEGIATAN OPERASI ELEKTIF


Nomor Dokumen
Nomor Revisi
No. Halaman
Tgl Terbit

PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Brigjend H. Hassan Basry
Kandangan

Tgl Revisi
dr . Hj. Rasyidah, M.Kes
Nip. 19700130 200012 2 001
Cara penjadwalan pasien untuk operasi baik yang elektif maupun yang
darurat, dan prosedur untuk menunda atau menambahkan pasien pada
waktu jadwal operasi yang sudah ada.
1. Agar acara operasi tercatat dengan baik.
2. Operasi berjalan dengan lancar.
3 . Menghindari jadwal yang bersamaan di satu kamar operasi.
1. Permintaan operasi elektif diberikan 1 (satu) hari sebelum dijadwalkan.
2. Segala pemeriksaan yang berhubungan dengan tindakan operasi dan
anestesi harus disiapkan terlebih dahulu sebelum dijadwal tindakan
operasi
3. Acara operasi dianggap batal apabila sudah lebih 1 (satu) jam dari
jadwal operasi yang telah ditentukan tanpa pemberitahuan.
4. Memprioritaskan operasi yang dengan ancaman hidup.
5 . Penjadwalan di anggap cito apabila permintaan kamar operasi masuk
diatas jam 11.00 wita pada hari tersebut
1. Permintaan operasi Elektif
Permintaan operasi elektif mulai pukul 07.00 12.00 wita sehari
sebelum tindakan yang dijadwalkan.
Untuk tindakan operasi yang memerlukan anestesi umum dan spinal,
harus terlebih dahulu diketahui kelayakan pembiusannya oleh
penyakit dalam atas perintah dokter Anestesi.
Administrasi IBS menerima permintaan operasi dari perawat
ruangan dan mengisi buku Register Pendaftaran Operasi..
Menuliskan identitas pasien di papan jadwal sesuai dengan urutan
waktu operasi.
Perawat kamar operasi menghubungi dokter anestesi sebelum pukul
17.00 wita dan apabila ada jadwal tambahan diatas jam 17.00 wita
maka dokter anestesi segera dihubungi setelah menerima permintaan
operasi melalui telepon langsung.
Kemudian perawat kamar operasi menuliskan keterangan di papan
jadwal bahwa anestesi sudah dihubungi.
2. Permintaan operasi Cito
Perawat IBS menerima permintaan operasi cito dari perawat
ruangan atau IGD
Cek kembali waktunya, permintaan waktunya minimal 30 menit
untuk persiapan maksimal 2 jam.
Perawat kamar bedah menghubungi dokter anestesi melalui telepon
langsung.

Unit terkait

1.
2.
3.
4.

Perawat kamar bedah memanggil pasien untuk diantar ke kamar


bedah.
Apabila staf profesional di kamar bedah kurang maka perawat jaga
memanggil perawat on call melalui telepon langsung.
Perawat jaga melakukan persiapan operasi dan mengecek kembali
kelengkapan data pasien kemudian mengkonfirmasikan kepada
perawat ruangan untuk melengkapinya.
Apabila operasi cito tersebut terpaksa menggunakan tempat dan jam
operator lain, maka petugas kamar operasi harus menghubungi
Ruangan dimana tempat pasien yang tertunda tersebut bahwa
operasinya tertunda/ batal, selanjutnya petugas di ruangan tersebut
yang menghubungi operatornya mengenai kejadian tersebut.
Petugas Instalasi Kamar Operasi
Petugas Ruangan
Dokter anestesi
Dokter pembedah / operator

PROGRAM OPERASI ELEKTIF


Nomor Dokumen
Nomor Revisi
No. Halaman
Tgl Terbit

PROSEDUR
TETAP
Pengertian

Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Brigjend H. Hassan Basry
Kandangan

Tgl Revisi
dr . Hj. Rasyidah, M.Kes
Nip. 19700130 200012 2 001
Suatu kegiatan operasi yang terjadwal sesuai dengan rangkaian kegiatan
pembedahan

Tujuan

1. Memberikan fasilitas dan pelayanan operasi di kamar operasi secara


optimal.
2. Memperlancar proses perencanaan operasi yang dikirim ruang
rawat inap, UGD dan Poliklinik.
3. Memberikan pedoman program operasi pada ruang rawat inap,
UGD dan Poliklinik, yang menggunakan fasilitasi kamar operasi.

Kebijakan

Seluruh tindakan operasi yang dilaksanakan harus melalui proses


penjadwalan yang sudah sepakati

Prosedur

1. Rencana kegiatan operasi elektif untuk esok hari, dikirim ke kamar


operasi paling lambat pukul 12.00 hari sekarang, kecuali pasien
dalam keadaan tertentu yang baru masuk setelah jam 12.00, bisa
dikirim rencana operasinya paling lambat 6 8 jam sebelum jadwal
pembedahan dilakukan.
2. Setelah pendaftaran rencana operasi sudah masuk, maka pada jam
13.00 petugas kamar operasi (Operator, Anestesi dan pengelola
kamar operasi) menyusun penempatan dan urutan dari pasien yang
akan dioperasi esok hari sesuai dengan kondisi pasien dan jumlah
kamar operasi.
3. Perubahan atau penggantian jadwal operasi oleh operator masih
dapat di lakukan paling lambat 1 jam sebelum operasi (pasien
dalam kondisi layak bius dan layak operasi), dengan memberitahu
pada petugas kamar operasi, bagian Anestesi, dan Ka. Kamar
Operasi / yang mewakili.
4. Jadwal operasi yang sudah dibuat agar dipatuhi, dengan cara
operasi dimulai tepat pada waktunya (operator dan anestesi sudah
ada di tempat). Dengan demikian pasien, tim operasi (Operator,
Anestesi, perawat OK) harus sudah siap pada jam sebelumnya.
5. Bila sesuatu terjadi keterlambatan salah satu dari tim operasi
(Operator, Anestesi dan Perawat OK), agar yang bersangkutan
segera memberitahukan keterlambatannya ke Kepala Kamar
Operasi sebelum jam operasi yang telah di tentukan. Apabila
ditunggu sampai 30 menit setelah jam operasi yang ditentukan tidak
ada pemberitahuan / kabar, maka akan dirundingkan dan diambil

langkah-langkah a.l :
a. Pasien diundur jadwalnya, maka jadwal operasi pasien
berikutnya, dimajukan dengan sepengetahuan tim operasi
berikutnya .
b. Operasi dibatalkan, dijadwal ulang rencana operasinya sesuai
kesepakatam operator, anestesi, perawat OK.
c. Untuk operator yang jam operasinya tertunda, maka yang
melaporkan penundaan tersebut ke ruangan adalah Kepala
Kamar Operasi, dan selanjutnya ruangan melaporkan
penundaan tersebut ke operator yang bersangkutan.

Unit terkait

7. Bila oleh sesuatu sebab sehingga ada rencana operasi yang


dibatalkan, maka yang bersangkutan (Operator dan Anestesi) harus
segera memberitahu ke Kepala Kamar Operasi sebelum operasi di
mulai dan menyebutkan alasan pembatalan.
1. Petugas Instalasi Kamar Operasi
2. Petugas Ruangan, UGD dan Poliklinik
3. Dokter anestesi
4. Dokter Pembedah / Operator

PENAMBAHAN OPERASI PADA ACARA OPERASI YANG


SUDAH DIJADWAL
Nomor Dokumen
Nomor Revisi
No. Halaman
Tgl Terbit

PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Unit terkait

Tgl Revisi

Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Brigjend H. Hassan Basry
Kandangan

dr . Hj. Rasyidah, M.Kes


Nip. 19700130 200012 2 001
Menambah acara operasi setelah acara operasi terprogram sesuai dengan
jadwal
1. Agar operasi yang bersifat gawat darurat dapat segera dilaksanakan.
2. Agar operasi yang bersifat gawat darurat menunggu giliran sesuai
dengan situasi jadwal operasi.
Terlaksananya layanan operasi sesuai jadwal dan operasi tidak dapat
ditunda
1. Penambahan acara operasi diluar jadwal acara semula,
dipertimbangkan apakah tambahan acara tersebut darurat atau tidak.
2. Bila bersifat darurat harus didahulukan sesuai dengan prosedur
penjadwalan operasi.
3. Bila acara tambahan bisa ditunda, dianjurkan untuk dijadwalkan
sesuai dengan prosedur penjadwalan operasi.
4. Bila tetap dilakukan maka harus menunggu giliran setelah operasi
yang terjadwal terlebih dahulu selesai.
Instalasi Kamar Operasi

RSUD BRIGJEND H.HASAN BASRY


KANDANGAN
PENJADWALAN, PENAMBAHAN DAN PEMBATALAN PASIEN OPERASI DI
OK
Nomor Dokumen
02/OK/2006
Tanggal Terbit

PROSEDUR TETAP
KAMAR OPERASI

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Direktur Rumah Sakit Brigjend H.


Hassan Basry Kandangan

01 Mei 2006
dr . Hj. Rasyidah, M.Kes
Nip. 19700130 200012 2 001

PENGERTIAN :
Penjadwalan, penambahan dan pembatalan pasien operasi adalah menjadwal pasien
tiap hari, menambah kalau ada pasien cito dan membatalkan bila ada kendala didalam
penanganan operasi
TUJUAN :
-

Kelancarn jalannya operasi terkait dengan penyediaan linen, instrumen dan tenaga

Menghindari penumpukan pasien pra operasi di ruangan

KEBIJAKAN :
1. Undang-undang RI. Nomor 23 tahun 1992 tentang pokok kesehatan.
2. Surat keputusan Menteri kesehatan RI. Nomor : 1472/Yan Med/RSKS/1985
tentang Pembentukan Tim Peningkatan Sistim Pelayanan Rumah. sakit Khusus
dan swasta;
PROSEDUR :
-

Menjadwal pasien operasi


Paling banyak 8 pasien dengan ketentuan :
a.

4 operasi besar

b.

4 operasi sedang

RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN

PENJADWALAN, PENAMBAHAN DAN PEMBATALAN PASIEN OPERASI DI


OK
PROSEDUR TETAP
-

Nomor Dokumen
02/OK/2006

No. Revisi
0

Halaman
2/2

Pasien operasi dijadwal sesuai dengan tanggal masuk RS dari beberapa Ruangan :
a.

Paviliun I

b.

Paviliun II

c.

Paviliun III

d.

Obgin

e.

Hemodialisa

f.

Irna Medik

g.

Irna Anak

h.

Irna Bedah

i.

Poliklinik

j.

IGD

Penambahan jadwal operasi


Bila ada pasien acut

Pembatalan jadwal operasi


a.

Bila pasien acut

b.

Bila ada kesukaran dalam menangani suatu operasi

c.

Bila ada gangguan teknis

d.

Bila pasien ngobrok di kamar operasi sebelum dilakukan operasi

Pasien yang dibatalkan dijadwal untuk hari berikutnya

Semua biar terjadi karena kamar operasi masih jadi satu dengan OK emergency

PELAYANAN PASIEN PRE DAN POST OPERATIF

Nomor Dokumen
Tgl Terbit

Nomor Revisi

No. Halaman

Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Brigjend H. Hassan Basry
Kandangan

Tgl Revisi
KEBIJAKAN
Pengertian
Tujuan

Kebijakan
Prosedur

dr . Hj. Rasyidah, M.Kes


Nip. 19700130 200012 2 001
Memberikan pelayanan terhadap pasien pre dan post operatif secara
holistik baik bio, psiko, sosial spiritual dengan sentuhan manusiawi.
Agar pasien pre operatif merasa aman, tenang dan mantap dalam
menghadapi pembedahan.
Untuk mengurangi efek emosional dari anestesi, memberikan pre
medikasi di ruang perawatan sebelum pasien dibawa ke kamar bedah,
memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga sehari sebelum
pembedahan.
Pasien yang akan menjalani operasi mendapatkan pelayanan yang sama
dan sesuai dengan kompetensi tenaga yang dimiliki.
Pre Operatif
1. Menerima pasien dari ruang perawatan dengan ramah.
2. Memindahkan pasien dari brankard luar ke brankard khusus kamar
bedah.
3. Mengontrol kembali kelengkapan status pasien dan instruksi dokter,
meliputi :
Nama, umur, alamat, kamar
Dokter yang merawat
Lokasi yang akan dibedah
Pemeriksaan laboratorium (darah, urine, feces, ECG, Rontgen,
USG, dll).
Surat persetujuan operasi
Perhiasan, gigi palsu
Pemberian cairan (infus, NGT)
Penggunaan cateter
4. Memberikan dukungan / penjelasan kepada pasien tentang
keuntungan dan kerugian yang diakibatkan dari pembedahan apabila
tindakan pembedahan tidak segera dilakukan sehingga pasien merasa
tenang, misalnya pada pasien dengan patah tulang terbuka.
a. Keuntungan :
Menyelamatkan penderita dari kemungkinan infeksi
Mengusahakan posisi tulang seperti keadaan semula.
Mencegah dari kecacatan
Mencegah komplikasi
b. Kerugian :
Kemungkinan terkena infeksi
Kemungkinan terjadi kecacatan dan komplikasi
5. Membawa pasien ke dalam ruang pembedahan kemudian pasien
dipindahkan ke meja operasi.

6. Baju pasien dilepas.


7. Membantu dokter anestesi dalam pembiusan bila diperlukan.
8. Menyiapkan pasien, meliputi :
a. Membersihkan daerah / medan yang akan dioperasi.
b. Mendesinfeksi daerah yang akan dioperasi.
c. Memasang alat alat yang diperlukan dalam pembedahan,
misalnya cautery, suction.
d. Pasien siap dilakukan pembedahan.
Post Operatif
1. Menutup luka dengan kassa, fixasi drainage, pembalutan dan lain
lain.
2. Memasang baju pasien.
3. Memindahkan pasien dari meja operasi ke brankard dan membawa
pasien ke ruang pulih kemudian langsung diberikan O2 5 liter /
menit.
4. Mengobservasi keadaan umum pasien, tanda tanda pokok,
pernafasan, kesadaran dan perdarahan.
5. Melindungi pasien dari trauma dengan memasang pengaman tempat
tidur / brankard.
6. Ketika pasien mulai sadar, memindahkan kembali ke brankard luar
dan perawat kamar bedah memanggil perawat ruangan untuk
mengambil pasien.
7. Memberitahukan pesanan pesanan post operasi sesuai instruksi
dokter.
8. Menyerahkan status pasien.
Unit terkait

Perawat Intalasi Kamar Operasi

Nomor Dokumen
Tgl Terbit

PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan

PROGRAM OPERASI CITO


Nomor Revisi
No. Halaman
Ditetapkan
Direktur Rumah Sakit Brigjend H. Hassan Basry
Kandangan

Tgl Revisi
dr . Hj. Rasyidah, M.Kes
Nip. 19700130 200012 2 001
Suatu kegiatan operasi yang terjadwal sesuai dengan rangkaian kegiatan
pembedahan
1.

Memberikan fasilitas dan pelayanan operasi di kamar operasi


secara optimal.
2. Memperlancar proses perencanaan operasi yang dikirim ruang
rawat inap, UGD dan Poliklinik.
3. Memberikan pedoman program operasi pada ruang rawat inap,
UGD dan Poliklinik, yang menggunakan fasilitasi kamar
operasi.

Kebijakan

Seluruh tindakan operasi yang dilaksanakan harus melalui proses


penjadwalan yang sudah sepakati

Prosedur

1. Rencana kegiatan operasi elektif untuk esok hari, dikirim ke kamar


operasi paling lambat pukul 12.00 hari sekarang, kecuali pasien
dalam keadaan tertentu yang baru masuk setelah jam 12.00, bisa
dikirim rencana operasinya paling lambat 6 8 jam sebelum jadwal
pembedahan dilakukan.
2. Setelah pendaftaran rencana operasi sudah masuk, maka pada jam
13.00 petugas kamar operasi (Operator, Anestesi dan pengelola
kamar operasi) menyusun penempatan dan urutan dari pasien yang
akan dioperasi esok hari sesuai dengan kondisi pasien dan jumlah
kamar operasi.
3. Perubahan atau penggantian jadwal operasi oleh operator masih
dapat di lakukan paling lambat 1 jam sebelum operasi (pasien
dalam kondisi layak bius dan layak operasi), dengan memberitahu
pada petugas kamar operasi, bagian Anestesi, dan Ka. Kamar
Operasi / yang mewakili.
4. Jadwal operasi yang sudah dibuat agar dipatuhi, dengan cara
operasi dimulai tepat pada waktunya (operator dan anestesi sudah
ada di tempat). Dengan demikian pasien, tim operasi (Operator,
Anestesi, perawat OK) harus sudah siap pada jam sebelumnya.
5. Bila sesuatu terjadi keterlambatan salah satu dari tim operasi
(Operator, Anestesi dan Perawat OK), agar yang bersangkutan
segera memberitahukan keterlambatannya ke Kepala Kamar
Operasi sebelum jam operasi yang telah di tentukan. Apabila
ditunggu sampai 30 menit setelah jam operasi yang ditentukan tidak
ada pemberitahuan / kabar, maka akan dirundingkan dan diambil

langkah-langkah a.l :
a. Pasien diundur jadwalnya, maka jadwal operasi pasien
berikutnya, dimajukan dengan sepengetahuan tim operasi
berikutnya .
b. Operasi dibatalkan, dijadwal ulang rencana operasinya sesuai
kesepakatam operator, anestesi, perawat OK.
c. Untuk operator yang jam operasinya tertunda, maka yang
melaporkan penundaan tersebut ke ruangan adalah Kepala
Kamar Operasi, dan selanjutnya ruangan melaporkan
penundaan tersebut ke operator yang bersangkutan.

Unit terkait

7. Bila oleh sesuatu sebab sehingga ada rencana operasi yang


dibatalkan, maka yang bersangkutan (Operator dan Anestesi) harus
segera memberitahu ke Kepala Kamar Operasi sebelum operasi di
mulai dan menyebutkan alasan pembatalan.
5. Petugas Instalasi Kamar Operasi
6. Petugas Ruangan, UGD dan Poliklinik
7. Dokter Anestesi
8. Dokter Pembedah / Operator

Anda mungkin juga menyukai