Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PADA PASIEN DENGAN PNEUMONIA DI RUANG ANGGREK


RUMKIT TK.III SLAMET RIYADI SURAKARTA

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Profesi Ners


Di Stase Anak

Oleh :
SLAMET EVVENDI
NIM.SN191144

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN
PNEUMONIA

Topik : Pneumonia pada Anak


Sasaran : Pasien dan Keluarga
Tempat : Di Ruang Anggrek
Hari/Tanggal : Rabu,22 Januari 2020
Waktu : Pukul 10.00 WIB – selesai

I. LATAR BELAKANG
Pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di dunia.
Pneumonia menyebabkan kematian lebih dari 2 juta balita setiap tahunnya.
Pneumonia disebabkan oleh peradangan paru yang membuat napas menjadi
sakit dan asupan oksigen sedikit (WHO, 2014). Tingginya angka kematian
balita akibat pneumonia mengakibatkan target MDG’s (Millennium
Development Goals) ke-4 yang bertujuan menurunkan angka kematian anak
sebesar 2/3 dari tahun 1990 sampai 2014 tidak tercapai (WHO, 2015)
Menurut WHO (World Health Organization) angka kematian balita pada
tahun 2013 masih tinggi mencapai 6,3 juta jiwa. Kematian balita tertinggi
terjadi di negara berkembang sebanyak 92% atau 29.000 balita/hari (Rahman
dkk, 2014). Kematian balita sebagian besar disebabkan oleh penyakit menular
seperti pneumonia (15 %), diare (9%), dan malaria (7%) (WHO, 2013).
Pneumonia merupakan penyebab kematian balita ke-2 di Indonesia setelah
diare. Jumlah penderita pneumonia di Indonesia pada tahun 2013 berkisar
antara 23%-27% dan kematian akibat pneumonia sebesar 1,19% (Kemenkes RI,
2014). Menurut Kemenkes RI (2014), Jawa Tengah pada tahun 2013, terdapat
kasus pneumonia sebanyak 55.932 penderita, kematian sebanyak 67 jiwa

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga pasien memahami
tentang penyakit pneumonia
2. Tujuan Khusus
a. Mengerti pengertian pneumonia
b. Mampu menyebutkan penyebab pneumonia
c. Mampu memahami tanda dan gejala pneumonia
d. Mampu memahami tindakan bila terjadi pneumonia pada anak
e. Mampu menyebutkan cara mencegah terjadinya pneumonia

III. POKOK MATERI


1. Pengertian pneumonia
2. Penyebab pneumonia
3. Tanda dan gejala pneumonia
4. Tindakan bila terjadi pneumonia
5. Cara mencegah terjadinya pneumonia

6. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi atau tanya jawab

7. MEDIA
1. Leaflet

8. SETING TEMPAT
keterangan

: perawat
: pasien

: ibu pasien
: ayah pasien

9. KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN KEGIATAN
NO FASE WAKTU
PENYULUH PESERTA
1. Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam 5 menit
2. Menyampaikan 2. Mendenggarkan
tujuan penyuluhan dan
memperhatikan,
menjawab
pertanyaan
2. Pelaksanaan Menjelaskan tentang : 1. Memperhatikan 20 menit
Penyuluhan 1. Pengertian pneumonia 2. Mendengarkan dan
2. Penyebab pneumonia memperhatikan
3. Tanda dan gejala 3. Menanyakan hal-
pneumonia hal yang kurang
4. Penatalaksanaan jelas
pneumonia
5. Pencegahan
pneumonia
3. Penutup 1. Menyimpulkan 1. Memperhatikan 5 menit
materi yang telah dan menyimak
diberikan 2. Menjawab
2. Melakukan evaluasi pertanyaan
hasil penyuluhan 3. Menjawab salam
3. Memberi salam
penutup

10. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktural
a. Membuat preplanning sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Membuat kontrak waktu dengan keluarga pasien tentang kegiatan yang
akan dilaksanakan.
c. Menyiapkan media dan perlengkapan pendukung kegiatan.
d. Mempersiapkan setting sesuai dengan preplanning.
2. Evaluasi Proses
a. Presentator menyampaikan materi
b. Penyuluhan materi berjalan lancar dan tepat waktu
c. Keluarga pasien aktif dalam berdiskusi
3. Evaluasi hasil
Pasien dan keluarga pasien yang mengikuti penyuluhan kesehatan dapat
memahami tentang pentingnya mengetahui pencegahan dan
penatalaksanaan pneumonia.
LAMPIRAN MATERI

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN


PNEUMONIA
.

A. Definisi
Pnemonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru
yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA)
(Silvia A. Prince). Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang
disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspiri
substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsilidasi
dan dapat dilihat melalui gambaran radiologis (NANDA NIC-NOC, 2015)

B. Etiologi

Menurut Nanda Nic-Noc (2015) peenyebaran infeksi terjadi melalui droplet


dan sering disebabkan oleh streptoccus pnemonia, melalui slang infus oleh
staphylococcus aureus sedangkan pada oemakaian ventilatr oleh P.
Aeruginosa dan enterobacter. Dan masa kini terjadi karena perubahan keadan
pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi ligkungan,
penggunaan antibiotic yang tidak tepat. Setelah masuk paru-paru organism
bermultiplikasi dan jika telah berhasil mengahlahkan mekanisme pertahanan
paru, terjadi pnemonia. Selan di atas penyebab terjadinya pnemonia sesuai
penggolongannya yaitu:

a. Bacteria: diplococcus pnemonia, pnemococcus, streptokokus


hemolyticus, streptokoccus aureus, hemophilus influinzae,
mycobacterium tuberkolusis, bacillus friedlander.
b. Virus: repiratory syncytial virus, adeno virus, V. Sitomegalik, V.
Influenza.
c. Mycoplasma pnemonia
d. Jamur: histoplasma capsulatum cryptococcus neuroformans,
blastomyces dermatitides, coccidodies immitis, aspergilus species,
candida albicans.
e. Aspirasi: makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion,
benda asing
f. Pnemonia hipostatik
g. Sindrom loefflet
C. Manifestasi Klinis
1. Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering
terjadi pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5 bahkan
dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang
euphoria dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan
kecepatan yang tidak biasa.
2. Meningismus, yaitu tanda-tanda mengingeal tanpa infeksi meninges.
Terjadi dengan awitan demam yang tiba-tiba dengan disertai sakit kepala,
nyeri dan kekakuan pada punggung dan leher, adanya tanda kernig dan
brudzinski, dan akan berkurang saat suhu turun,
3. Anoreksia, merupakan hal yang umum disertai dengan penyakit masa
kanak-kanak. Seringkali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap
sampai derajat yang lebioh besar atau lebih sedikit melalui tahap demam
dari penyakit, seringkali memanjang sampai tahap pemulihan.
4. Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang
merupakan petunjuk untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat,
tetapi dpat mementap selama sakit.
5. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering
menyertai infeksi pernafasan. Khususnya karena virus.
6. Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan
dari nyeri apendiksitis.
7. Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh
pembengklakan mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan dan
menyusu pada bayi.
8. Keluhan nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan
sedikit (rinorea) atau kental dan purulen, bergantung pada tipe dan atau
tahap infeksi.
9. Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan. Dapat
menjadi bukti hanya selama fase akut.
10. Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengar
mengi, krekels.

D. Penatalaksanaan
Menurut Nanda Nic Noc (2015) kepada penderita yang penyakitnya tidak
terlalu berat, bisa diberikan antibiotic per-oral dan tetap tinggal di rumah.
Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit
jantung atau penyakit paru lainnya, harus dirawat dan antibiotic diberikan
melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intervena dan
alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderita akan memberikan respon
terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan antara lain:
a. Oksigen 1-2L/menit.
b. IVFD dekstrose 10%:NACl 0,9% = 3:1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah
cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
c. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan eternal bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip.
d. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangguan
kesimbangan asam basa dan elektrolit.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotic
diberikan sesuai hasil kultur.
Untuk kasus pneumonia community based:
a. Ampasilin 100mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
b. Kloramfenikol 75mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
Untuk kasus pneumonia hospital based:
a. Sefatoksim 100mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
b. Amikasin 10-15mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer,Suzanne C.2010.Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner


&Suddarth volume 1.Jakarta:EGC
Nurarif, Amin Huda. 2015. Nanda. Nic Noc Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC
Dochterman, Joanne McCloskey et al.2004.Nursing Interventions Classification
(NIC).Missouri : Mosby
Moorhead, Sue et al. 2008.Nursing Outcome Classification (NOC).Missouri : Mosby
Dahlan, Zul. 2012. Buku Ajar Ilmu Pernyakit Dalam. Jakarta: balai penerbit FKUI
Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. (2003). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai