Anda di halaman 1dari 6

BAB I

Pendahuluan

a. Latar belakang

Seiring perputaran globalisasi yang semakin menuntut peningkatan mutu individual, maka
peningkatan kualitas adalah hal mutlak yang harus dilakukan, agar tidak tertinggal dengan
rotasi zaman. Begitu pula dalam bidang pelayanan keperawatan, peningkatan pelayanan
haruslah dilandasi dengan nilai-nilai profesionalisme. Pelayanan keperawatan yang
profesional harus dilandasi oleh nilai-nilai intelektual, komitmen moral terhadap diri sendiri,
tanggungjawab terhadap masyarakat, otonomi, serta pengendalian. Oleh karena itu tenaga
kesehatan diharapkan mampu memberikan kontribusi yang optimal sesuai dengan
pengetahuan, teknologi serta estetika perawatan pasien. (Mendri, 2009)

Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada
dewasa dan anak seperti penyakit kanker, penyakit degeneratif, penyakit paru obstruktif
kronis, cystic fibrosis, stroke , Parkinson, gagal jantung/heart failure , penyakit genetika dan
penyakitinfeksi seperti HIV/AIDS yang memerlukan perawatan paliatif, disamping kegiatan
promotif , preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Namun saat ini, pelayanan kesehatan di
Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan
tersebut, terutama pada stadium lanjut dimana prioritas pelayanan tidak hanya pada
penyembuhan tetapi juga perawatan agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi pasien
dan keluarganya.Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami
berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas
tetapi juga mengalamigangguan psikososial dan spiritualyang mempengaruhi kualitas hidup
pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak
hanya pemenuhan/pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap
kebutuhan psikologis, sosialdan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin
yang dikenal sebagai perawatan paliatif. Perawatan paliatif adalah bentuk perawatan medis
dan kenyamanan pasien yangmengontrol intensitas penyakit atau memperlambat
kemajuannya, apakah ada atau tidak ada harapan untuk sembuh. Perawatan paliatif tidak
bertujuan untuk menyediakan obat dan juga tidak sebaliknya perkembangan penyakit.
Perawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien yang terminal yang
dapat dilakuakan secara sederhana sering kali prioritas utama adalah kulitas hidup dan bukan
kesembuhan dari penyakit pasien. Pasien cenderung untuk memilih hidup singkat namun
bahagia daripada hidup yang panjang tapi denganbanyak keterbatasan. Mayoritas pasien yang
berada dalam stadium lanjut ketika terdiagnosis. Bagi pasien pilihan terapi yang realistis
hanyalah penghalang nyeri dan perawatan paliatif.Pendekatan perawatan paliatif yang efektif
dapat meningkatkan kulitas hidup pasien. (Rasjidi, 2010).

Salah satu aspek penting dalam perawatan paliatif adalah kasih, kepedulian, ketulusan, dan
rasa syukur. Begitu pentingnya aspek ini, sampai melebihi pentingnya penanganan nyeri
yangmutlak harusdilakukan dalam perawatan paliatif. Perawatan paliatif pada dasarnya
adalahupaya untuk mempersiapkan awal kehidupan baru (akhirat) yang berkualitas. Cara lain
untuk melihat perawatan paliatif adalah konsep "kematian yang baik," bebas dari rasa sakit
dihindari dan penderitaan bagi pasien dan keluarga pasien.Perawatan paliatif merupakan
pendekatan untuk meningkatkankualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi
penyakit yang mengancam jiwa,dengan cara meringankan penderitaan terhadap rasa sakitdan
memberikan dukungan fisik, psikososial dan spiritual yang dimulai sejaktegaknya diagnosa
hingga akhir kehidupan pasien (World HealthOrganization, 2014). Perawatan paliatif juga
merupakan suatu pendekatandalam perawatan pasien yang terintegrasi dengan terapi
pengobatan untukmengoptimalkan kualitas hidup pasien dengan penyakit kronis
ataumengancam jiwa (National Consensus Project for Quality Palliative Care,2009).Perawat
bertindak sebagai fasilitator untuk memenuhi kebutuhanspiritual agar pasien tetap melakukan
yang terbaik sesuai dengan kondisinya.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang di kemukakan di atas maka pertanyaan yang muncul adalah:

1. Apakah teori paliatif itu?

2. Karakteristik perawat terhadap perawatan paliatif?

3. Apakah kualitas hidup

4. Bagaimana perawatan paliatif di tinjau dari segi agama?

5. Bagaimana perawatan paliatif di tinjau dari segi sosial budaya?

C. Tujuan penulisan

1. Mengetahui teori paliatif

2. Mengetahui karakteristik perawat terhadap perawatan paliatif

3. Pengertian kualitas hidup

4. Mengetahui perawatan paliatif di tinjau dari segi agama

4. Meengetahui perawatan paliatif di tinjau dari segi sosial budaya


BAB II

ISI

A. Teori paliatif

Perawatan paliatif menurut WHO 2002adalah pendekatan yang bertujuan untuk


meningkatkan kualitas kehidupan pasien dan keluarganya menghadapi masalah (masalah
yang berhubungan dengan penyakit yangmengancam jiwa, dengan mencegah dan
meringankan penderitaan melaluiidentifikasi awal dan penilaian serta terapi rasa sakit dan
masalah lain)baik fisik, psikososial maupun spiritual.

Paliatif berasal dari bahasa latin pallium, sejenis jubah pada zaman yunani kuno danromawi.
Paliatif berarti berfungsi seperti jubah yangmelindungi, menyamankan, dan menyembunyikan
atau mengurangi keburukan.

Perawatan paliatif adalah perawatan yang menyelubungi seorangyang sakit dengan terapi
yang penuh cinta kasih. Perawatan ini tidak hanyamemikirkan aspek fisik, tetapi juga
termasuk kebutuhan psikologis, sosialdan spiritual seseorang.

Perawatan paliatif tidak lagi ditujukan untuk penyembuhan, tetapi untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien di sisa usianya. Perawatan inid i b e r i k a n k e t i k a t i d a k ada l a g i
p e l u a n g k e s e m b u h a n s e c a r a m e d i s.Definisi Palliative Care telah mengalami
beberapa evolusi. Menurut WHO pada 1990Palliative Care adalah perawatan total dan aktif
dari untuk penderita yang penyakitnya tidaklagi responsive terhadap pengobatan kuratif.
Berdasarkan definisi ini maka jelas PalliativeCare hanya diberikan kepada penderita yang
penyakitnya sudah tidak respossif terhadappengobatan kuratif. Artinya sudah tidak dapat
disembuhkan dengan upaya kuratif apapun.Tetapi definisi Palliative Care menurut WHO 15
tahun kemudian sudah sangat berbeda.Definisi Palliative Care yang diberikan oleh WHO
pada tahun 2005 bahwa perawatan paliatifadalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup, dengan carameringankan nyeri dan penderitaan lain,
memberikan dukungan spiritual dan psikososialmulai saat diagnosa ditegakkan sampai akhir
hayat dan dukungan terhadap keluarga yangkehilangan/berduka. Di sini dengan jelas
dikatakan bahwa Palliative Care diberikan sejakdiagnosa ditegakkan sampai akhir hayat.
Artinya tidak memperdulikan pada stadium diniatau lanjut, masih bisa disembuhkan atau
tidak, mutlak Palliative Care harus diberikankepada penderita itu. Palliative Care tidak
berhenti setelah penderita meninggal, tetapimasih diteruskan dengan memberikan dukungan
kepada anggota keluarga yang berduka.Palliative Care tidak hanya sebatas aspek fisik dari
penderita itu yang ditangani, tetapi jugaaspek lain seperti psikologis, sosial dan spiritual.

B.Pengertian kualitas hidup

Kualitas hidup adalah sesuatu yang subjektif, pengalaman multidimensi dari kesejahteraan
yang di bangun secara budaya dalam mencari keselamatan dan keamanan individu, rasa
integritas dan makna hidup serta memiliki dalam satu jaringan sosial ( singer, 2010 )
C . Karakteristik Perawat dalam Perawatan Paliatif

Beberapa karakteristik perawat paliatif adalah:

1. Mengurangi rasa sakit dan keluhan lain yang mengganggu.

2. Menghargai kehidupan dan menyambut kematian sebagai proses yang normal.

3. Tidak berusaha mempercepat atau menunda kematian.

4. Mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual dalam perawatan pasien.

5. Membantu pasien hidup seaktif mungkin sampai akhir hayat.

6. Membantu keluarga pasien menghadapi situasi selama masa sakit dan setelah kematian.

7. Menggunakan pendekatan tim untuk memenuhi kebutuhan pasien dan keluarganya,


termasuk konseling masa duka cita,jika diindikasikan.

8. Meningkatkan kualitas hidup, dan mungkin juga secara positif memengaruhi perjalanan
penyakit.

9. Bersamaan dengan terapi lainnya yang ditujukan untuk memperpanjang usia, seperti
kemoterapi atau terapi radiasi, danmencakup penyelidikan yang diperlukan untuk lebih
memahami dan mengelola komplikasi klinis yang berat.

C. Perawatan paliatif di tinjau dari segi agama

Agama merupakan hubungan antara manusia dengan tuhan. Terapi religious sangatpenting
dalam memberikan palliative care. Kurangnya pemenuhan kehidupan
beragama,menimbulkan masalah pada saat terapi. Pengetahuan dasar dari masing-masing
agamasangat membantu dalam mengembangkan palliative care.Terkadang palliative care
spiritual sering disamakan dengan terapi paliatif religious.Palliative care spiritual bisa
ditujukan kepada pasien yang banyak meyakini akan adanyaTuhan tanpa mengalami ritual
suatu agama dan bisa juga sebagai terapinreligius dimanaselain meyakini ritual agama
memiliki tata cara beribadah dalam suatu agama.Dalam agama islam perawatan paliatif yang
bisa diterapkan adalah :

a) Doa dan dzikir

b) Optimisme

c) Sedekah

d) Shalat Tahajud
e) Puasa

Dalam agama kristen khatolik perawatan paliatif yang bisa di terapkan adalah :

a) Doa

b) Baca kitab suci

c) Pendalaman alkitab

d) Persembahan

D. Perawatan Paliatif dari Segi Sosial Budaya

Fits Patrick ( 1993 ) menyampaikan bahwa prinsip penerapan aspek budaya dalam pelayanan
perawatan dapat membantu memfasilitasi, mengadaptasi serta mengubah pola gaya hidup
atau kesehatan pasien yang bermakna atau menguntungkan.

Bastable 2002 mengemukakan bahwa perawat perawat yang kompeten harus peka terhadap
budaya, sehingga dapat menyadari dan memenuhi kebutuhan pasien.

Owens 2004, mengemukakan tantangan yang di hadapi dalam perawatan paliatif yaitu
mengembangkan praktek penerapan budaya yang kompeten bagi pasien dengan penyakit
kanker, penyakit kronis dan penyakit terminal.

Pemahaman budaya penting untuk perawatan holistik dan individu ( Oliverre 1999 ) jika
pengetahuan pengetahuan budaya tertentu dapat diandalkan diterapkan secara peka dan
bertanggung jawab dapat meningkatkan proses pengkajian pasien dan pertanyaan yang perlu
ditanyakan perawat ( Hallen beck, 1996 ) Mc.Namara ( 1997 ) mengemukakan penggunaa
budaya budaya yang sama sangat membantu dalam pemberian layanan kesehatan. Filosofi
perawatan paliatif dengan pendekatan budaya dapat memberikan pelayanam holistik, fisik,
psikologis, sosial dn spiritual secara individual. ( Diver 2003 ). Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan budaya memegang peranan penting dalam perawatan paliatif, pengkajian
dapat berfokus pada pertanyaan yang diperlukan psien, sehingga pasien menyampaikan
permasalahan yang dimiliki serta dihrapkan dapat menangani masalah fisik, psikologis, sosial
spiritual dan kualitas hidup pasien.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Perawatan paliatif adalhpendekatan yang bertujuanmemperbaiki kualitas hidup pasiendan


keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian
yang tertib serta penanganannyeri dan masalah – masalah lain, fisik psikososial dan spiritual.
Penyakit teminal merupakan penyakitprogresif yaitub penyakit yang menuju ke arah
kematian, contohnya seperti penyakit jantungdan kanker atau penyakit terminal ini dapat
dikatakanharapan untuk hiduptipis, tidak ada lagi obat-obatan, tim medis sudah give up (
menyerah) dan seperti yang dikatakan diatas tadi penyakit terminal mengrah ke kematian.
Budaya dan keyakinan spiritual sebagai sumber kekuatan dan dukungan dalam penyakit fisik
yang serius.

Anda mungkin juga menyukai