Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA

DISUSUN OLEH :

FIRMANSYAH 616080716009
HERNIS FEBRI JAYANTI Z 616080716014
RANI NUR ALIF TARIGAN 616080716046
RIZKA AYU GUSTIA 616080716048
SAFITRI GUNAWAN 616080716050
SITI RAMADANIA 616080716051
TANIA AFRIYANI 616080716052
TANIA SEPTIANI SARI 616080716053

STIKES MITRA BUNDA PERSADA BATAM


TAHUN AJARAN 2019/2020
STIKES MITRA BUNDA PERSADA BATAM

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2020

Satuan Acara Penyuluhan Penyakit Pneumonia Pada Balita

Pokok Bahasan : Penyakit pneumonia pada balita


Sub pokok bahasan : Pneumonia pada balita
Hari/tanggal :
Waktu : 1 x 20 menit
Tempat : Posyandu balita
Penyuluh : Tania Septiani Sari
A. Latar Belakang
Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada parenkim paru.
Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit (PDPI, 2014;
Djojodibroto, 2009). Peradangan pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak
dikategorikan ke dalam pneumonia (Dahlana , 2014). Pneumonia komunitas merupakan jenis
pneumonia bakterial yang didapat dari masyarakat (Djojodibroto, 2009).
Salah satu kelompok berisiko tinggi untuk pneumonia komunitas adalah usia lanjut dengan usia
65 tahun atau lebih (American Lung Association, 2015). Usia lanjut dengan pneumonia komunitas
memiliki derajat keparahan penyakit yang tinggi, bahkan dapat mengakibatkan kematian (PDPI, 2014;
American Lung Association, 2015).
Kejadian pneumonia cukup tinggi di dunia, yaitu sekitar 15% - 20% (Dahlana , 2014). Pada
usia lanjut angka kejadian pneumonia mencapai 25 - 44 kasus per 1000 penduduk setiap tahun (Putri et
al., 2014). Insiden pneumonia komunitas akan semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia,
dengan 81,2% kasus terjadi pada usia lanjut (Fung et al., 2010). Penderita pneumonia komunitas usia
lanjut memiliki kemungkinan lima kali lebih banyak untuk rawat inap dibandingkan dengan penderita
pneumonia komunitas usia dewasa (Stupka et al., 2009). Pneumonia merupakan penyebab kematian
nomor lima pada usia lanjut (Dahlanb , 2014).
Di Indonesia, prevalensi kejadian pneumonia pada tahun 2013 sebesar 4,5% (Kementerian
Kesehatan RI, 2013). Selain itu, pneumonia merupakan salah satu dari 10 besar penyakit rawat inap di
rumah sakit, dengan proporsi kasus 53,95% laki-laki dan 46,05% perempuan. Pneumonia memiliki
tingkat crude fatality rate (CFR) yang tinggi, yaitu 7,6% (PDPI, 2014). Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi pneumonia pada usia lanjut mencapai 15,5%
(Kementerian Kesehatan RI, 2013). Pada tahun 2013, pneumonia ditemukan dengan prevalensi 3,1% di
Sumatera Barat (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Di Kota Padang jumlah kunjungan pengobatan
pneumonia mengalami kenaikan dari tahun 2008 hingga 2013, dengan 5878 kasus pada 2008 dan 8970
kasus pada 2013 (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2014). Prevalensi pasien pneumonia komunitas di
rawat inap Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang pada 2012 adalah 16,6%, sedangkan pasien rawat jalan
1,3% (PDPI, 2014).

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit diharapkan peserta penyuluhan dapat
mengetahui dan memahami tentang penyakit pneumonia.
2. Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan selama 20 menit tentang pneumonia ibu belita
mampu menjelaskan :
a. Definisi pneumonia ada balita
b. Penyebab pneumonia pada balita
c. Tanda dan Gejala pneumonia pada balita
d. Pencegahan pneumonia pada balita
e. Komplikasi pneumonia pada balita

C. Sasaran
1. Topik
Penyakit pneumonia pada balita
2. Sasaran
Seluruh balita di posyandu balita
3. Target
Semua klien yang ada di Posyandu balita
4. Waktu dan Tempat
a. Hari/Tanggal :
b. Pukul :
c. Tempat : Posyandu balita

D. Pembahasan Materi
a. Definisi pneumonia pada balita
b. Penyebab pneumonia pada balita
c. Tanda dan Gejala pneumonia pada balita
d. Pencegahan pneumonia pada balita
e. Komplikasi pneumonia pada balita

E. Metode Belajar
1. Metode ceramah atau seminar
Metode ini digunakan untuk menyampaikan informasi.
2. Metode Demonstrasi
Metode ini digunakan untuk mencapai tujuan
3. Tanya jawab
F. Media
a. Leaflet
Yang berisi penjelasan dalam gambar dan tulisan tentang Penyakit pneumonia pada balita
b. Flip chart
Yang berisi penjelasan dalam gambar dan tulisan tentang Penyakit pneumonia pada balita

G. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan  Memberi Salam  Menjawab Salam
3 menit  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan penyuluhan  Mendengarkan dan
 Membuat kontrak waktu memperhatikan
 Menyetujui
kontrak
waktu

2. Isi  Penyampaian materi menjelaskan  Menjawab


15 Menit tentang :  Mendengarkan
a. Definisi pneumonia pada balita  Mendengarkan
b. Penyebab pneumonia pada  Mempraktekkan
balita  Mengajukan
c. Tanda dan Gejala pneumonia pertanyaaan.
pada balita
d. Pencegahan pneumonia pada
balita
e. Komplikasi pneumonia pada
balita
 Memberikan kesempatan untuk
bertanya
 Menjawab pertanyaan peserta
3. Penutup
2 menit  Memberikan reward dan  Menjawab.
reinforcement positif.  Mendengarkan dan
 Merangkum dan memperjelas menjawab salam
jawaban Menyampaikan salam
penutup

H. Setting Tempat

Media

Penyaji Moderator

Dokumentasi
Notulen

Fasilitator
Pasien Posyandu balita

Observer

Observer
Fasilitator
I. Struktur Peran Organisasi
1. Moderator : SAFITRI GUNAWAN
2. Penyaji : TANIA SEPTIANI SARI
3. Notulen : RANI NUR ALIF
4. Fasilitator : HERNIS FEBRI
5. Observer : FIRMANSYAH
TANIA AFRIYANI
6. Dokumentasi : SITI RAMADHANIA
RIZKA AYU GUSTIA
J. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan
b. Media sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan
c. Tempat sudah siap 2 jam sebelum penyuluhan
d. SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta datang tepat waktu
b. Peserta memperhatikan penjelasan perawat
c. Peserta aktif bertanya atau memberikan pendapat
d. Media dapat digunakan secara efektif
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menjelaskan tentang definisi pneumonia
b. Peserta dapat menyebutkan 6 dari 11 Penyebab pneumonia
c. Peserta dapat menyebutkan 5 dari 9 tanda dan gejala pneumonia pada balita
d. Peserta dapat menyebutkan 6 dari 12 pencegahan pneumonia pada balita
e. Peserta dapat menyebutkan 3 dari 5 komplikasi pneumonia pada belita
K. Materi
1. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit infeksi yang menyerang paru, sehingga menyebabkan
kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak. Kondisi kesehatan ini sering
kali disebut dengan paru-paru basah, sebab paru bisa saja dipenuhi dengan air atau cairan
lendir.
Kondisi paru-paru basah ini dapat dialami oleh siapa pun. Namun pneumonia pada anak
bisa sangat berbahaya dan menyebabkan kematian. Bahkan, badan kesehatan dunia
(WHO) menyebutkan jika penyakit pneumonia adalah penyebab 16% kematian balita di
dunia pada tahun 2015. Sementara, di Indonesia sendiri, dilansir dari CNN, penyakit
pneumonia pada anak menyebabkan 2-3 balita yang meninggal setiap jamnya.

2. Penyebab
Virus dan bakteri penyebab pneumonia dapat dengan mudah keluar melalui hidung atau
mulut saat bersin dan kemudian menginfeksi tubuh yang lain. Pasalnya, bakteri dan virus
dapat dikeluarkan dengan mudah saat seseorang bernapas.

Peluang Anda semakin besar untuk terkena penyakit pneumonia ini, bila Anda memiliki
beberapa faktor risiko tertentu. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit
pneumonia adalah:

 Bayi yang berusia 0-2 tahun


 Lansia yang memasuki usia di atas 65 tahun
 Pernah memiliki riwayat penyakit stroke sebelumnya
 Cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, akibat penyakit atau
penggunaan obat-obatan tertentu seperti steroid.
 Memiliki kebiasaan merokok. merokok dapat menyebabkan penumpukan lendir dan
cairan di dalam paru, sehingga menyebabkan paru-paru basah.
 Mempunyai riwayat penyakit kronis tertentu, seperti asma, diabetes, gagal
jantung, cystic fibrosis, HIV dan AIDS.
 Sedang menjalani pengobatan kanker. Pengobatan kanker seperti kemoterapi dapat
menurunkan kekebalan tubuh, sehingga bakteri atau virus penyebab paru-paru basah ini
dapat masuk.
 Sedang dirawat di rumah
 sakit. Bila Anda sedang dirawat di rumah sakit – meski bukan dirawat akibat infeksi
paru – maka Anda berisiko tinggi untuk terkena pneumonia. Pasalnya, virus dan bakteri
penyakit ini cukup banyak ditemukan di area rumah sakit.
3. Tanda dan gejala
Bila Anda menderita paru-paru basah, maka berikut gejala dan tanda yang umumnya
terjadi yaitu:

 Batuk terus-terusan, dengan disertai dahak


 Demam
 Berkeringat
 Menggigil
 Susah bernapas
 Dada sakit
 Nafsu makan menurun
 Detak jantung terasa cepat

Sementara, gejala yang cukup jarang terjadi tetapi bisa tetap muncul seperti:

 Kepala sakit
 Lemas dan lelah
 Mual dan muntah
 Nyeri sendi dan otot
 Batuk disertai dengan darah

Beberapa gejala tersebut umum dan sering terjadi pada orang yang mengalami penyakit
pneumonia dan akan berlangsung sekitar 24-48 jam. Namun, hal ini tergantung juga
dengan kondisi masing-masing individu. Bahkan penyakit pneumonia pada anak juga
dapat menimbulkan gejala yang berbeda. Berikut adalah gejala yang akan muncul saat
penyakit pneumonia pada anak terjadi:

 Anak di bawah usia 5 tahun, bisa mengalami nafas yang cepat dan tidak teratur.
 Bayi akan menunjukkan gejala muntah-muntah, lemas, tidak berenergi, dan sulit makan
serta minum

4. Jenis Pneumonia
Penyakit pneumonia dapat dikelompokkan dalam beberapa hal, yaitu berdasarkan dengan
penyebab, di mana penyakit ini didapatkan, serta bagaimana paru-paru basah tersebut
ditularkan.
Jenis pneumonia berdasarkan penyebabnya

 Pneumonia bakterial. Bakteri yang paling sering menyebabkan kondisi paru-paru basah
ini terjadi yaitu Streptococcus pneumoniae. Sementara, Chlamydophlla
pneumonia dan Legionella pneumophila juga bakteri penyebab paru-paru basah.
 Pneumonia viral. Virus sering kali menjadi penyebab dari penyakit pneumonia pada anak.
Biasanya, gangguan yang disebabkan oleh virus ini, tidak terlalu serius dan hanya terjadi
dalam waktu yang sebentar saja ketimbang gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
bakteri.
 Pneumonia mycoplasma. Mycoplasma adalah organisme yang bukan berasal dari jenis
virus maupun bakteri, tetapi dapat mengakibatkan gangguan yang sama. Biasanya, paru-
paru basah jenis ini dialami oleh anak-anak yang sudah beranjak remaja serta dewasa
muda.
 Pneumonia jamur. Penyakit jenis ini sering kali menyerang pasien yang mengalami
penyakit kronis atau orang yang memiliki sistem imun yang rendah. Jamur yang jadi
penyebab pneumonia biasanya berasal dari tanah.

Pneumonia berdasarkan lokasi terjangkitnya:

 Pneumonia nosokomial. Jika Anda mengalami jenis gangguan ini, maka artinya Anda
mendapatkan penyakit tersebut ketika di rumah sakit. Penyakit ini dianggap lebih serius
ketimbang kondisi paru-paru basah lainnya, sebab biasanya bakteri yang menginfeksi
cenderung sudah kebal dengan antibiotik.
 Pneumonia komuniti. Artinya, penyakit infeksi ini didapatkan dari lingkungan sekitar.

Pneumonia berdasarkan cara penularannya

 Pneumonia aspirasi. Penyakit ini terjadi ketika makanan, air, air liur, bahkan asam
lambung masuk ke dalam saluran paru-paru. Hal ini biasanya terjadi pada orang yang
mengalami gangguan mengunyah, memiliki gangguan sistem saraf, atau sedang berada di
bawah pengaruh alkohol.
 Pneumonia akibat ventilator. Infeksi penyakit pneumonia didapatkan setelah
menggunakan ventilator.

5. Pecegahan Pneumonia
- Vaksinasi. Vaksin dianggap sebagai cara yang cukup ampuh untuk menghindari infeksi
paru ini terjadi. biasanya, ada vaksin yang memang khusus pneumonia dan ada vaksin
untuk menangkal flu – karena infeksi sering terjadi setelah flu. untuk mengetahui mana
yang tepat untuk Anda dapatkan, sebaiknya konsultasikan hal ini pada dokter Anda.
- Pastikan kalau anak-anak juga mendapatkan vaksin. Pneumonia pada anak juga
dapat dicegah dengan cara vaksin. Biasanya vaksin yang diberikan pada anak yang
berusia di bawah 2 tahun dengan anak yang berusia 2-5 tahun berbeda. Karena
pneumonia pada anak cukup berbahaya, sebaiknya segera berikan vaksin pada si kecil
dan diskusikan hal ini pada dokter anak Anda.
- Menerapkan pola hidup yang bersih. Karena penyakit pneumonia adalah penyakit
infeksi, maka untuk mengurangi risiko, Anda harus menjaga kebersihan diri, keluarga,
dan lingkungan. Sering-sering lah untuk mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
yang mengalir agar bakteri dan virus tak menempel di permukaan kulit.
- Jauhi rokok. Kebiasaan ini hanya akan membuat saluran pernapasan Anda terinfeksi,
termasuk organ paru.
- Melakukan pola hidup yang sehat. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan Anda
secara menyeluruh. Selain itu, dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan
berolahraga rutin, Anda akan memiliki sistem kekebalan yang kuat dan mampu
menangkal berbagai zat asing masuk ke dalam tubuh.

6. Komplikasi Pneumonia
- Bakterimia. Hal ini terjadi ketika bakteri penyebab infeksi masuk ke dalam darah
sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah, peradangan di dalam darah, bahkan
dalam beberapa kasus mengakibatkan kegagalan organ.
- Luka pada organ paru. Infeksi yang ditimbulkan membuat paru semakin banyak
mengalami luka.
- Efusi pleura. Jika infeksi tidak ditangani dengan baik, maka cairan akan berkumpul
pada bagian selaput paru dan menyebabkan pasien semakin sulit bernapas.
- Infeksi pada salah satu bagian jantung. Bakteri dapat menginfeksi jantung juga
meskipun tadinya berada di organ paru. Kondisi ini disebut dengan endokarditis.
Penyebaran infeksi ke jantung ini harus segera ditangani, karena jika tidak pasien akan
berisiko mengalami gagal jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes, E. Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

Wong, Donna L. dan Eaton, M. H…(et all). 2001. Wong’s Essentials of Pediatric Nursing. (Ed.
6). Missouri : Mosby.

Nethina, Sandra, M. 2001. Pedoman Praktek Keperawatan. Alih Bahasa oleh Setiawan, dkk.
Jakarta : EGC.

Tucker, Susan Martin, dkk. 1998. Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosis,
dan Evaluasi. (ed. 5). Alih Bahasa Yasmin Asih,dkk. Jakarta : EGC.

Behrman, Richard E, dkk. 1999. Ilmu Kesehatan dan Anak Nelson, Volume 2. Edisi 15. Alih
Bahasa A. Samik Wahab. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai