Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNIT

PADA ANAK DENGAN “VARICELLA (CAC

Dosen : Ns. Saka Adijaya Pendit, S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh :

Frasco Asvas Sabanari /2114202105


Siska Olvie Manurip /2114202134
Chriscia Lumi /2114202136
Jane Biringan /2114202148
I Komang Ardika /2114202151
Vonni Laode /2114202153
Latar Belakang
Varicella diseluruh dunia dan tidak ada perbedaan ras maupun jenis.
terutama anak –anak yang berusia 20 tahun terutama usia 3-6 tahun dan
sekitar 2 % terjadi pada orang
Di Amerika, vericella sering terjadi pada anak- anak di bawah usia 10 tahun dan 5
kasus terjadi pada anak-anak di bawah 6 tahun sebanyak 81,4
Insiden terjadinya herpes zoster sesuai dengan pertambahan umur
biasanya jarang anak –
Walaupun herpes zoster merupakan yang sering di jumpai pada orang dewasa,
namun herpes zoster juga terjadi pada yang baru lahir apabila ibunya
herpes zoster pada masa
Pada tahun 1888, Von Bokay menemukan hubungan antara vericella dan herpes
ia menemukan bahwa varicella di curugai berkembang dari anak-anak yang terpapar
seorang yang menderita herpes zoster
Pada tahum 1943, Garland terjadinya herpes zoster akibat virus
yang laten. Pada tahun 1952, weller dan stoddard melakukan penelitian secara invitro,
menemukan varicella dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang
Definisi Varicella
Varicella berasal dari bahasa latin,
Varicella. Di Indonesia penyakit ini
dikenal dengan istilah cacar air,
sedangkan di luar negeri terkenal
dengan nama Chickenpox. Varicella
adalah Penyakit Infeksi Menular yang
disebabkan oleh virus Varicella Zoster,
ditandai oleh erupsi yang khas pada
kulit.
Definisi Varicella
Varicella adalah suatu penyakit infeksi
virus akut dan menular, yang
disebabkan oleh Varicella Zoster Virus
(VZV) dan menyerang kulit serta
mukosa, ditandai oleh adanya vesikel-
vesikel. (Rampengan, 2008).
Definisi Varicella
Varicella (Cacar Air) adalah penyakit
infeksi yang umum yang biasanya
terjadi pada anak-anak dan
merupakan akibat dari infeksi
primer Virus Varicella Zoster.
Etiologi

Varicella disebabkan oleh Varicella


Zoster Virus (VZV), termasuk kelompok
Herpes Virus dengan diameter kira-kira
150-200 nm. Inti virus disebut Capsid,
terdiri dari protein dan DNA dengan
rantai ganda, yaitu rantai pendek (S)
dan rantai panjang (L) dan membentuk
suatu garis dengan berat molekul 100
juta yang disusun dari 162 capsomir
dan sangat infeksius.
Varicella Zoster Virus (VZV) dapat ditemukan
dalan cairan vesikel dan dalam darah
penderita Varicella sehingga mudah dibiakkan
dalam media yang terdiri dari Fibroblast paru
embrio manusia.
Varicella Zoster Virus (VZV) dapat menyebabkan
Varicella dan Herpes Zoster. Kontak pertama
dengan penyakit ini akan menyebabkan
Varicella, sedangkan bila terjadi serangan
kembali, yang akan muncul adalah Herpes
Zoster, sehingga Varicella sering disebut
sebagai infeksi primer virus ini.
Manifestasi Klinik
Gejala klinis yang dapat muncul apabila seseorang menderita
varicella adalah (Schner L A, 1995):

1. Varicella pada anak yang lebih besar (pubertas) dan orang dewasa
biasanya didahuluidengan gejala prodromalyang terjadi1-2 hari
sebelum timbulnya lesi dikulit
2. Varicella pada anak kecil (usia lebih muda) yang imunokompoten,
gejala prodromal jarang dijumpaihanya demamdan malaise ringan
dan timbul bersamaan dengan munculnya lesi dikulit
3. Lesi diawali pada daerahwajahdan scalp, kemudianmeluas ke dada
(penyebaran senrtipetal) dan meluas ke ekstremitas.
4. Lesi nya sangat gatal
5. Pada awalnya timbulmacula kecil yang eritematosa kemudian
berubah dengan cepat12-14 hari menjadipapul dan berkembang
menjadivesikel yang didalmnya mengandung cairan jernih dengan
dasar yang eritematosa
6. Perjalanan penyakit ini dibagi menjadi2 stadium
Manifestasi Klinik

Pada ibu hamil yang menderita varicella dapat


menimbulkan beberapa masalah pada bayi
yang akan dilahirkan dan bergantung pada
masa kehamilan ibu, antara lain:

1. Varisela neonatal
2. Sindrom varisela congenital
3. Zoster infantile
Patofisiologi
Virus Varicella Zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar Neuron pada
ganglion akar dorsal Sumsum Tulang Belakang. Dari sini virus bisa kembali
menimbulkan gejala dalam bentuk Herpes Zoster. Sekitar 250 – 500 benjolan akan
timbul menyebar diseluruh bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala,
mulut bagian dalam, mata , termasuk bagian tubuh yang paling intim. Namun dalam
waktu kurang dari seminggu , lesi teresebut akan mengering dan bersamaan dengan
itu terasa gatal. Dalam waktu 1 – 3 m
Virus Varicella Zoster penyebab penyakit cacar air ini berpindah dari satu
orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin
penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang
terinfeksi.
inggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas.
Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar kebagian
tubuh melalui kelenjar getah bening. Setelah melewati periode 14 hari virus ini akan
menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat dijumpai pada varicella yaitu :

➢Infeksi sekunder pada kulit yang di sebabkan oleh bakteri


➢Scar
➢Pneumonia
➢Neurologik
a. Acute post infeksius cerebellar ataxia
b. Encephalitis
➢ Herpes zoster
➢ Reye syndrome
a. Ditandai dengan fatty liver dengan encephalophaty
b. Keadaan ini berhubungan dengan penggunaan aspirin, tetapi setelah
di gunakan acetaminophen (antipiretik) secara luas, kasus reye
syndrom mulai jarang di temukan
Pemeriksaan diagnostic
Untuk pemeriksaan varicella dapat dilakukan beberapa test yaitu

01 03
Tzanck smear
Polymerase chain
reaction ( PCR )

02 04
Direct fluorescent assay
( DFA ) Biopsi kulit
Penatalaksanaan
Varicella pada anak imunokompeten, biasanya tidak di
perlukan pengobatan yang spesifik dan pengobatan
yang di berikan bersifat simtomatis yaitu :
1. Lesi masih berbentuk vesikel, dapat diberikan bedak agar
tidak mudah pecah.
2. Vesikel yang sudah pecah atau sudah terbentuk krusta,
dapat di berikan salep antibiotik Untuk mencegah
terjadinya infeksi sekunder.
3. Dapat di berikan antipiretik dan analgetik, tetapi tidak
boleh golongan salisilat ( aspirin ) untuk menghindari
terjadinya sindroma Reye.
4. Kuku jari tangan harus di potong untuk mencegah
terjadinya infeksi sekunder akibat garukan.
Penatalaksanaan
Obat antivirus :
1. Pemberin antivirus dapat mengurangi lama sakit,
keparahan dan waktu penyembuhan akan lebih singkat.
2. Pemberian antivirus sebaiknya dalam jangka waktu kurang
dari 48-72 jam setelah erupsi dikulit muncul.
3. Golongan anti virus yang dapat di berikan yaitu asiklovir
dan famasiklovir.
4. Dosis anti virus ( oral ) untuk pengobatan varicella dan
herpes zoster :
Neonatus : Asiklovir 500 mg / m2 IV setiap 8 jam
selama 10 hari
Anak ( 2-12 tahun) : Asiklovir 4 x 20 mg / kg BB/
hari/oral
Pencegahan
Tindakan pencegahan yang dapat di berikan :

1. pasi 2. akti
KONSEP DASAR
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian

1. Identitas klien 3. Riwayat Penyakit Dahulu


2. Keluhan Utama 4. Riwayat Penyakit Sekarang

Yang akan di kaji dari pengkajian


fokus yaitu : Aktivitas / Istirahat
Integritas ego
5. Riwayat Penyakit Keluarga Makan/cairan
Neuro sensori
6. Pengkajian fokus
Nyeri / Kenyamanan
Keamanan
Data subjektif
Data Objektif
Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan reaksi
inflamasi
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
lesi pada kulit
3. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan saraf
perifer
4. Gangguan citra tubuh berhubungan denagn
timbulnya papula
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan
timbul gatal pada saat penyembuhan
6. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya sumber informasi
Intervensi dan Rasional
1. Hipertermi berhubungan dengan reaksi inflamasi
Intervensi :
a. Monitor suhu tubuh pasien
R :Peningkatan suhu tubuh yang berkelanjutan pada pasien varicella akan memberikan komplikasi pada
kondisi penyakit yang lebih parah (seperti ensefalitis pascavaricella dan pneumonia paskavaricella)
efek sekunder dari peningkatan tingkat metabolisme umum dan dehidrasi akibat dari hipertermia.

b. Beri kompres dingin di kepala dan aksila


R:Memberikan respons dingin pada pembuluh darah besar

c. Pertahankan tirah baring total selam fase akut


R:Mengurangi peningkatan proses metabolisme umum

d. Pertahankan asupan cairan minimal 2500 ml sehari.


R:Selain sebagai pemenuhan hidrasi tubuh, juga akan meningkatkan pengeluaran panas tubuh melalui
sistem perkemihan, maka panas tubuh juga dapat keluar melalui urin.

e. Kolaborasi pemberian analgetik - antipiretik .


R :Analgetik di perlukan untuk penurunan proses nyeri. Antipiretik di perlukan untuk menurunkan panas
tubuh dan memberikan perasaan nyaman pada pasien.
Intervensi dan Rasional
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi pada kulit
Intervensi :
a. Kaji kerusakan yang terjadi pada kulit klien
R: Menjadi data dasar untuk memberikan informasi intervensi perawatan luka

b. Pertahankan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka.


R : Mengetahui keadaan integritas kulit.

c. Berikan perawatan kulit


R : Menghindari gangguan integritas kulit

d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik


R : Mencegah aktivitasi kuman yang bisa masuk
R
RR
Intervensi dan Rasional
3. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan saraf perifer
Intervensi :
a. Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST
R : Menjadi parameter dasar untuk mengetahui sejauh mana intervensi yang diperlukan dan sebagai evaluasi
keberhahilan dari intervensi manajemen nyeri keperawatan.

b. Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non-invasif.
R : Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam
mengurangi nyeri.

C. Lakukan manajemen nyeri keperawatan :


Atur posisi fisiologis.
Istirahat klien
R : Posisi fisiologis akan meningkatkan asuhan20ke jaringan yang mengalami iskemia. Istirahat akan menurunkan
kebutuhan 02 jaringan perifer dan akan meningkatkan suplai darah pada pada jaringan yang mengalami
peradangan.

d. Ajarkan teknik relaksasi relaksasi pernapasan dalam.


R :Meningkatkan asupan 0 2sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dari iskemia jaringan.

e. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.


R : Distraksi ( pengalihan perhatian ) dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme peningkatan
Intervensi dan Rasional
4. Gangguan citra tubuh berhubungan denagn timbulnya papula
Intervensi :
a. Kaji perubahan dari gangguan persepsi dan sehubungan dengan derajat ketidak manpuan
R Menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana perawatan atau atau pemilihan intervensi

b. Identifikasi arti dari kehilanan atau disfungsi pada pasien


R Beberapa pasien dapat menerima secara efektif kondisi perubahan fungsi yang di alamainya,
sedangkan yang lain mempunyai kesulitan dlam menerima perubahan fungsi yang di alamai sehingga
memberikan dampak pada kondisi koping mal adaftif.

c. Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan pasien melakukan hal-hal sebanyak-banyaknya untuk
dirinya
R Menghidupkan kembali perasaan kemandirian dan membantu perkembanan harga diri,serta
mempengaruhi proses rehabilitasi.

d. Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi
R Pasien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan pengertian tentang peran indvidu masa mendatang

e. Monitor ganguan tidur peningkatan kesulitan konsentrasi, letargi, dan withdrawl


R Dapat mengindikasikan terjadinya depresi yang umumnya terjadi dimana keadaan ini memerlukan
intervensi dan evaluasi lebih lanjut
Intervensi dan Rasional
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan timbul gatal pada saat penyembuhan
Intervensi :

a. Observasi TTV
R Untuk mengetahui keadaan umum pasien

b. Ciptakan lingkungan yang nyaman


R Lingkungan yang nyaman dan tenang dapat membuat pasien untuk cepat tidur

c. Berikan HE tentang pentingnya tidur


R Agar pasien mengerti tentang pentingnya tidur

d. Hindari tidur saat siang atau malam hari


R Agar pada malam hari pasien bisa tidur dengan nyenyak.
Intervensi dan Rasional
6. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi
Intervensi :

a. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya


R Untuk mengetahui sebera paham pasien terhadap penyakitnya,

b. Berikan health education kepada pasien terhadap penyakit yang di deritanya


R Agar pasien mengetahui tenyang penyakit yang di deritanya.

c. Identifikasi orang lain yang beresiko, contoh anggotan rumah, sahabat


R Orang yang terpajan ini perlu program terapi obat untuk mencegah penyebaran infeksi.

d. Kaji tindakan. Kontrol infeksi sementara, contoh kebersihan dari dan kontrak langsung kulit.
R Dapat membantu menurunkan rasa terisolasi pasien dengan membuang stigma sosial sehubungan
dengan penyakit menular.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai