Anda di halaman 1dari 26

REFERAT

VARICELLA
Oleh:
Riski Amalia Purnama Sari
21904101013
 
Dosen Pembimbing:
dr. Tewu K. L Walangare, Sp. KK
Varicella adalah salah satu infeksi virus yang
penularannya sangat cepat.

Pendahuluan Virus Varicella Zoster ini merupakan golongan virus DNA


dan infeksi primernya menyebabkan penyakit chicken pox
yang terutama terjadi pada anak-anak, sedang reaktivasi
infeksi ini menyebabkan terjadinya herpes zoster atau
shingle.

Chicken pox ditularkan melalui infeksi droplet atau


kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi.

Insidensi chicken pox sekitar 500.000 kasus pertahun


di Amerika, sedangkan di Inggris hanya mencapai
setengahnya.

Insidensi ini meningkat hingga 10 kasus per 1000 orang pada


mereka yang berusia 75 tahun atau lebih.
Pendahuluan RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Varicella ?


2. Apa etiologi dan patofisiologi dari Varicella?
3. Bagaimana penegakan diagnosis Varicella?
4. Bagaimana tatalaksana Varicella?

TUJUAN

1. Mengetahui definisi Varicella


2. Mengetahui etologi dan patofisiologi Varicella
3. Mengetahui penegakan diagnosis Varicella
4. Mengetahui tatalaksana Varicella
Tinjauan Pustaka

DEFINISI
Penyakit infeksi akut primer yang disebabkan oleh virus varicella-zoster

yang menyerang kulit dan mukosa, manifestasi klinis didahului gejala

konstitusi, kelainan kulit yang polimorfik, terutama berlokasi di bagian sentral

tubuh.

Sinonim dari Varicella adalah cacar air, Chicken pox


Tinjauan Pustaka

ETIOLOGI
Varicella zoster virus (VZV) adalah virus yang menyebabkan cacar air
(chicken pox) dan herpes zoster (shingles). VZV memiliki klasifikasi
taksonomi sebagai berikut :

Kelas: Kelas I (dsDNA)


Famili: Herpesviridae
Upafamili: Alphaherpesvirinae
Genus: Varicellovirus
Spesies : Human herpes zoster

Virus mengkode kurang lebih 70-­80 protein, salah satunya ensim thymidine kinase yang rentan terhadap
obat antivirus karena memfosforilasi acyclovir, sehingga acyclovir dapat menghambat replikasi DNA virus.
Tinjauan Pustaka

Varicella terdapat siseluruh dunia dan tidak ada perbedaan ras maupun

EPIDEMIOLOGI jenis kelamin.

Varicella terutama mengenai anak-anak yang berusia dibawah 20 tahun


terutama usia 3-6 tahun dan hanya sekitar 2 % terjadi pada orang dewasa.

Di Amerika, varicella sering terjadi pada anak-anak dibawah usia 10 tahun


dan 5% kasus terjadi pada usia lebih dari 15 tahun dan di Jepang ,
umumnya terjadu pada anak-anak dibawah usia 6 tahun sebanyak 81,4%.
Gejala Klinis
• demam,
Gejala Prodormal • nyeri kepala, dan
• lesu, sebelum timbul ruam kulit.

Predileksi • mulai dari wajah, skalp dan menyebar ke tubuh.


• Lesi menyebar sentrifugal (dari sentral ke perifer)
• ditemukan lesi baru di ekstremitas,
• di badan lesi sudah berkrusta.
• Selaput lendir sering terkena, terutama mulut, dapat juga
konjungtiva palpebra, dan vulva.
Gejala Klinis
• (1) Makula eritematosa yang cepat berubah menjadi (2) vesikel
LESI
”dewdrop on rose petal appearance”. Dalam beberapa jam sampai
1-2 hari vesikel dengan cepat menjadi keruh, menjadi (3) pustul
dan krusta kemudian mulai menyembuh.
• Ciri khas varisela adalah ditemukannya lesi kulit berbagai stadium
di berbagai area tubuh.
• Biasanya disertai rasa gatal. Umumnya pada anak-anak lesi lebih
sedikit, biasanya lebih banyak pada bayi (usia <1 tahun), pubertas
dan dewasa.
• Kadang-kadang lesi dapat berbentuk bula atau hemoragik.
Gejala Klinis
LESI

Penderita Varicella pada bayi

A 23~year-old female with pruritic eruption for 2 days.


Multiple, pruritic, erythematous papules, vesicles and
pustules on the face and neck
Gejala Klinis

KU dan TTV • (tekanan darah, frekuensi nadi, suhu, dsb) dapat memberikan
petunjuk tentang berat ringannya penyakit.

Status imun • keadaan imunokompromais (keganasan, infeksi HIV/AIDS,


pasien pengobatan dengan imunosupresan, misalnya kortikosteroid
jangka panjang atau sitostatik, kehamilan, bayi berat badan
rendah)
Patofisiologi
Inkubasi Varicella : inhalasi dari sekresi pernafasan (droplet
• 10-21 hari pada anak imunokompeten (rata-rata 14- infection) ataupun kontak langsung dengan
17 hari) lesi kulit.
• imunokompremais biasanya lebih singkat yaitu
kurang dari 14 hari

Jika replikasivirus tersebut dapat Siklus replikasi virus pertama terjadi pada hari
mengalahkan mekanisme pertahanan ke 2-4 yang berlokasi pada lymh nodes regional
tubuh yang belum matang sehingga
berlanjut dengan siklus replikasi virus Diikuti penyebaran virus dalam jumlah sedikit
ke dua yang terjadi di hepar dan melalui darah dan kelenjar limfe, yang
limpa yang mengakibatkan terjadinya mengakibatkan terjadinya viremia primer
viremia sekunder (biasanya terjadi pada hari ke 4-6 setelah infeksi
Pada fase ini, partikel virus
akan menyebar ke seluruh pertama).
tubuh dan mencapai
epidermis pada hari ke 14-16,
yang mengakibatkan timbulnya
lesi kulit yang khas
Diagnosis Banding

Hand, foot and mouth disease: pola penyebaran lebih akral, mukosa lebih
banyak terkena, sel datia berinti banyak tidak ditemukan pada
pemeriksaan dengan Tzank test.

Hand, foot and mouth disease (A) A 12-year-old male with classical oval vesides on palms and
fingers. (B) More extensive, almost bullous lesions on palm of another patient.
Diagnosis Banding

Reaksi vesikular terhadap gigitan serangga: seringkali berkelompok, pola


penyebaran akral, berupa urtikaria papular dengan titik di tengahnya.
Diagnosis Banding

Erupsi obat variseliformis: biasanya tanpa demam, timbul serentak dan


tidak disertai pembesaran kelenjar getah bening.

Dermatitis kontak, skabies impetigenisata, dermatitis herpetiformis,


impetigo.
Pemeriksaan Penunjang

Tzank Test

Preparat diambil dari discraping dasar vesikel


yang masih baru, kemudian diwarnai dengan
pewarnaan yaitu hemtoxylin-eosin, giemsa’s,
wright’s, toluidine blue ataupun papanicolaou’s
dengan menggunakan mikroskop cahaya akan
dijumpai multinucleated giant cells.

Pemeriksaa ini sensitifitasnya sekitar 84%.


Test ini tidak dapat membedakan antara virus varicella zoster dengan
herpes simpleks virus.
= 96% (Gizi Baik)
Kesan : Gizi Baik
Pemeriksaan Penunjang

• Preparat diambil dari scraping dasar vesikel tetapi apabila sudah


berbentuk krusta pemeriksaan dengan DFA kurang sensitif.
• Hasil pemeriksaan cepat
Direct fluorescent • Membutuhkan mikroskop fluorescence
assay (DFA) • Test ini dapat menemukan antigen virus varicella zoster.
• Pemeriksaan ini dapat membedakan antara VZV dengan herpes
simpleks virus.
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan dengan metode ini sangat cepat dan sangat


sensitif.
Polymerase chan
• Dengan metode ini dapat digunakan dengan berbagai jenis preparat
reaction (PCR)
seperti scraping dasar vesikel dan apabila sudah terbentuk krusta
dapat juga digunakan sebagai preparat, dan CSF.
• Sensitifitasnya berkisar 97-100%
• Test ini dapat menemukan nucleic acid dari virus varicella
zoster.
Pemeriksaan Penunjang

• Hasil pemeriksaan histopatologis : tampak vesikel intraepidermal


Biopsi Kulit dengan degenerasi sel epidermal dan acantholysis. Pada
dermis bagian atas dijumpai adanya lymphocytic infiltrate.
PENATALAKSANAAN

TOPIKAL
• Lesi vesikular:
diberi bedak agar vesikel tidak pecah, dapat ditambahkan mentol 2% atau
antipruritus lain4
• Vesikel yang sudah pecah/krusta:
salep antibiotik4

= 96% (Gizi Baik)


Kesan : Gizi Baik
PENATALAKSANAAN
• Dapat diberikan pada: anak, dewasa, pasien yang tertular orang serumah,
SISTEMIK neonatus dari ibu yang menderita varisela 2 hari sebelum sampai 4 hari
sesudah melahirkan.
ANTIVIRUS
• Berdasarkan CDC, neonatus dari ibu yang menderita varisela 2-4 hari
sebelum melahirkan, sebaiknya diberikan imunoglobulin. Bermanfaat
terutama bila diberikan <24 jam setelah timbulnya erupsi kulit.
• Asiklovir oral dapat diberikan pada ibu hamil usia >20 minggu dengan
awitan varisela <24 jam.

Asiklovir: dosis bayi/anak 4x10-20 mg/kg (maksimal 800 mg/hari)


selama 7 hari, dewasa: 5x800 mg/hari selama 7 hari
atau
Valasiklovir: untuk dewasa 3x1 gram/hari selama 7 hari.
= 96% (Gizi Baik)
Kesan : Gizi Baik
PENATALAKSANAAN

SISTEMIK
SIMPTOMATIK • Antipiretik:
diberikan bila demam, hindari salisilat karena dapat menimbulkan sindrom
Reye
• Antipruritus:
antihistamin yang mempunyai efek sedatif

= 96% (Gizi Baik)


Kesan : Gizi Baik
PENATALAKSANAAN
VARICELLA PADA
IMUNOKOMPREMAIS
• Antivirus diberikan sedini mungkin untuk meringankan gejala dan
mencegah komplikasi.

Asiklovir 10 mg/kg intravena atau IV drip 3 kali sehari minimal 10 hari atau
Asiklovir 5x800 mg/hari per oral minimal 10 hari, atau
Valasiklovir 3x1 gram/hari per oral minimal 10 hari, atau
Apabila pasien diduga resisten terhadap asiklovir, dapat diberikan foscarnet

= 96% (Gizi Baik)


Kesan : Gizi Baik
KOMPLIKASI
(paling sering terjadi)Streptococcus
1. Infeksi sekunder pada kulit yang disebabkan oleh bakteri. grup A dan staphylococcus aureus.

infeksi staphylococcus atau


2. Scar streptococcus karena garukan.

3. Pneumonia

Acute postinfeksius cerebellar ataxia


4. Neurologik dan Enchephalitis

Komplikasi yang lambat dari varicella,


5. Herpes zoster virus menetap pada ganglion sensoris.

6. Reye syndrome
= 96% (Gizi Baik)
Kesan : Gizi Baik
pencegahan ditujukan pada kelompok yang beresiko tinggi untuk menderita
varicella yang fatal seperti neonatus, pubertas ataupun orang dewasa,
dengan tujuan untuk mencegah ataupun mengurangi gejala varicella

IMUNISASI AKTIF IMUNISASI PASIF

PENCEGAHAN vaksin varicella virus (oka strain)


VZIG (Varicella zoster immunoglobulin).
kekebalan yang didapat bisa bertahan hingga 10
tahun.
Pemberiannya dalam waktu 3 hari (kurang dari
96 jam) setelah terpajan VZV, Daya proteksi melawan varicella bekisar 71-100%.

Vaksin efektif jika diberikan pada umur ≥ 1tahun dan


pada anak-anak imunokompeten terbukti rekomendasikan diberikan pada usia 12-18 bulan.
mencegah varicella.
Anak yang berusia ≤13 tahun yang tidak menderita
varicella direkomendasikan diberikan dosis tunggal
dan anak lebih tua diberikan dosis dengan jarak 4-8
Pada anak imunokompremais pemberian VZIG
minggu.
dapat meringankan gejala varicella.

Dosis 125 U/10kgBB (dosis minimum : 125 U dan Tidak boleh diberikan pada wanita hamil oleh
dosis maximum : 625 U). karena dapat menyebablan terjadinya kongenital
Pemberian secara IM tidak diberikan IV. varicella.
Kesimpulan

Infeksi VZV dapat menyebabkan dua jenis penyakit yaitu varicella


dan herpes zoster. Varicella sering dijumpai pada anak-anak
sedangkan herpes zoster lebih sering dijumpai pada usia yang lebih
tua. Penanganan yang tepat dari ke dua penyakit diatas dapat
mencegah timbulnya komplikasi yang berat pada anak-anak.
Pemberian imunisasi pasif maupun aktif pada anak-anak, dapat
mencegah dan mengurangi gejala penyakit yang timbul.
TERIMA KASIH 
ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai