Anda di halaman 1dari 42

ANESTESI LOKAL

Referensi Artikel

Fadhila Balqis Nurfitria


Dibimbing oleh: dr. Andy Nugroho, Sp.An
Struktur
01 Anestetik Lokal

Farmakodinamik
02 Anestesi Lokal

Farmakokinetik
03
DAFTAR ISI
Struktur, Farmakokonetik, Penggunaan Klinis

Penggunaan Anestetik Lokal


04 Sbg Anestesi lokal, regional, antiaritmia, dan anallgesia

Komplikasi Penggunaan
05 Anestetik Lokal

Kesimpulan dan Saran


06
2
ANESTESI LOKAL
Anestesi lokal merupakan teknik-teknik untuk
menginduksi ketiadaan sensasi di lokasi yang
spesifik pada tubuh.
Teknik ini memanfaatkan anestetik lokal untuk

DEFINISI
mencegah nyeri saat operasi atau meredakan
nyeri setelah prosedur operasi.

ANESTESI LOKAL

4
STRUKTUR
ANESTETIK
LOKAL
• Struktur anestetik lokal: cincin
aromatik lipofilik, rantai
penghubung dari golongan ester
atau amida, rantai amino hidrofilik

• Rantai penghubung merupakan


dasar klasifikasi golongan
anestetik lokal.

Sumber Gambar: Atzori, S., Vidili, G. & Delitala, G., 2012. Usefulness of ultrasound in the diagnosis of
peritoneal tuberculosis. Journal of Infection in Developing Countries, 6(12), pp.886–890. 5
 Mekanisme kerja
 Potensi
FARMAKO-  Onset
DINAMIK  Durasi
ANESTETIK LOKAL

6
MEKANISME
KERJA
• Anestetik lokal bekerja pada kanal natrium pada akson saraf perifer

• Anestetik lokal berikatan pada daerah spesifik di subunit α dan


menghambat kanal Na+ berpintu listrik, mencegah aktivasi kanal, dan
aliran masuk Na+ sehingga mencegah depolarisasi membran

7
POTENSI
Tergantung kelarutannya dalam lipid
Contoh: bupivacaine merupakan anestetik lokal yang
memiliki solubilitas dalam lipid yang lebih tinggi dari articaine,
sehingga konsentrasi bupivacaine 0.5% (5mg/mL) memiliki
solubilitas lipid yang sama dengan articaine 4% (40mg/mL)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 8


ONSET
pKa mendekati pH fisiologis sehingga konsentrasi bagian tak
terionisasi meningkat dan dapat menembus membrannsel saraf
sehingga menghasilkan mula kerja cepat.
Alkalinisasi anestetika local membuat mula kerja cepat
Konsentrasi obat anestetika lokal

The Power of PowerPoint | thepopp.com 9


DURASI
Ikatan dengan protein plasma, karena reseptor anestetika
local adalah protein.
Dipengaruhi oleh kecepatan absorbsi.
Dipengaruhi oleh banyaknya pembuluh darah perifer di
daerah pemberian.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 10


 Absorbsi

FARMAKO-  Distribusi

KINETIK  Metabolisme dan ekskresi


ANESTETIK LOKAL

11
 Anestetik topikal: harus melewati
stratum korneum.
 Dapat terjadi melalui tiga jalur:
 rute interseluler (melalui celah
interseluler keratinosit yang
mengalami kornifikasi),
 rute para- atau transeluler
ABSORBSI (melalui keratin yang mengalami
kornifikasi),
LOKAL
 rute transapendase atau rute
pirau (melalui celah folikel
rambut dan kelenjar keringat)
12
 Absorbsi sistemik
dipengaruhi oleh beberapa
faktor:
 Lokasi penyuntikan
ABSORBSI  Adanya vasokonstriktor
SISTEMIK
 Jenis anestetik lokal

13
 Dipengaruhi oleh:
 Perfusi jaringan
 Koefisien partisi jaringan/darah
DISTRIBUSI  Massa jaringan
ANESTETIK LOKAL

14
 Dimetabolisasi oleh
pseudokolinesterase
 Hidrolisis ester terjadi sangat cepat,
dan metabolit yang larut dalam air

METABOLISME diekskresikan dalam urin

DAN EKSKRESI  Procaine dan benzocaine


dimetabolisme menjadi p-
GOLONGAN ESTER aminobenzoic acid (PABA)  reaksi
anafilaksis (jarang)

15
 Dimetabolisme oleh enzim P-450 di
hati.
 Kecepatan metabolisme: prilocaine>

METABOLISME lidocaine> mepivacaine>

DAN EKSKRESI
ropivacaine> bupivacaine
 Prilocaine dimetabolisme menjadi o-
GOLONGAN AMIDA toluidine  methemoglobinemia

16
PENGGUNAAN
KLINIS
ANESTETIK LOKAL

17
PENGGUNAAN
Untuk anestesi topikal
Untuk anestesi lokal

ANESTETIK Untuk blok saraf perifer

LOKAL Untuk blok spinal, epidural dan kaudal

ANESTESI LOKAL
Sebagai agen antiaritmia
Sebagai Analgesik

18
ANESTESI TOPIKAL
• Krim EMLA: campuran lidocaine 5% dan prilocaine 5% dalam
emulsi minyak dalam air
• Dosis: 1-2 g/10 cm2 (max: 20 g/200cm2)
• Teknik: krim EMLA diaplikasikan tebal di kulit, ditutup dengan
tegaderm atau plastic wrap selama 60 – 120 menit.
• Hanya boleh diaplikasikan pada kulit intak

19
ANESTESI LOKAL
Anestesi di situs operasi langsung
Ring/field block

20
INFILTRASI LUKA
Irigasi dengan garam fisiologis
Aspirasi untuk mencegah injeksi intravena
Infiltrasi anestesi lokal dari dalam luka lebih tidak nyeri daripada
injeksi melalui kulit intak
Memasukkan anestetik lokal ke dalam atau di bawah lapisan
dermis. Jangan terlalu dalam ke jaringan lemak subkutan

21
EKSISI LESI SUPERFISIAL
Aspirasi untuk mencegah injeksi intravena
Untuk biopsi tumor, sebaiknya digunakan teknik field block
dan hindari injeksi langsung ke tumor (agar tidak
memecahkan kista atau menyebarkan sel ganas).

22
MINIMALISASI NYERI
PERSIAPAN
ANESTETIK
Buffering Lidocaine + Epinefrin
dengan Natrium Bikarbonat

LOKAL Menghangatkan anestetik lokal

24
Menggunakan jarum berdiameter

PERSIAPAN
kecil
Menggunakan jarum baru:

ALAT penggunaan berulang menumpulkan


jarum dan meningkatkan nyeri

25
Menggunakan anestesi topikal dan

MINIMALISASI mendinginkan kulit dengan es

NYERI TUSUK
Distaksi taktil
Insersi jarum tegak lurus dengan kulit

26
Distraksi Taktil
27
Injeksi Tegak Lurus Kulit
28
Stabilisasi tangan pemegang semprit
untuk mengurangi gerakan jarum
Injeksi via subdermis

MINIMALISASI
Injeksi gelembung subdermal lalu
berhenti sejenak

INSERSI OBAT Injeksi obat dengan pelan


Jaga jarak antara ujung jarum dengan
bagian kulit berisi anestetik lokal yang
menggembung minimal 10 mm

29
Stabilisasi Tangan Penyuntik
30
Injeksi Subdermal
31
Injeksi Sedikit, Tahan, Lanjutkan
32
Injeksi dan Reinjeksi untuk Area yang Luas
33
BLOK SARAF PERIFER
Blok Ekstremitas Superior
 Blok pleksus servikalis  Blok saraf digitalis ekstremitas superior
 Blok Pleksus brakialis  Blok saraf Medianus
 Blok interskalene  Blok Saraf radialis
 Blok supraclavicula  Blok saraf ulnaris
 Blok infraclavicula
 Blok aksilaris

34
BLOK SARAF PERIFER
Blok Ekstremitas Inferior
Blok saraf femoral Blok obturator
Blok safenus Blok saraf skiatik
Blok kutaneus femoralis Blok saraf poplitea
lateralis Blok pergelangan kaki

35
ANTIARITMIA
 Indikasi

Aritmia ventrikel, terutama setelah infark miokard.

 Peringatan

Dosis lebih rendah pada gagal jantung kongestif, pada gagal hati, gagal ginjal dan setelah
bedah jantung; usia lanjut; kehamilan.

 Kontraindikasi

Gangguan nodus SA, semua derajat blok AV, depresi miokard yang berat; porfiria.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 36


ANTIARITMIA
Efek Samping
Pusing, kesemutan, atau mengantuk (terutama bila injeksi terlalu
cepat); efek SSP lainnya (bingung, depresi pernapasan dan konvulsi);
hipotensi dan bradikardia (sampai terjadi henti jantung);
hipersensitivitas.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 37


ANTIARITMIA
Dosis
Injeksi intravena, pada pasien tanpa gangguan sirkulasi yang berat, 100 mg
sebagai bolus selama beberapa menit (50 mg pada pasien dengan BB lebih
ringan atau pasien dengan gangguan sirkulasi yang berat), segera diikuti
dengan infus 4 mg/menit selama 30 menit, 2 mg/menit selama 2 jam,
kemudian 1 mg/menit; kadarnya dikurangi lagi bila infusnya dilanjutkan lebih
dari 24 jam (pantauan EKG dan supervisi dokter ahli jantung) (PIONAS
BPOM, 2015).

The Power of PowerPoint | thepopp.com 38


ANALGETIK
lidokain sistemik untuk analgesia pasca operasi
dosis 1,5-2 mg.kg-1 secara bolus saat induksi anestesi diikuti dengan
infus lanjutan 1,5-3 mg.kg-1.h-1 saat intraoperasi hingga akhir operasi.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 39


KOMPLIKASI
SSP: Konsentrasi lidokain serum 5 hingga 10 μg.mL-1, dapat
menyebabkan parestesia perioral, rasa tidak enak di dalam mulut, pusing,
diplopia, tinnitus, mengantuk, kebingungan, agitasi, twitcing otot dan
kejang
Kardiovaskuler: Konsentrasi lidokain serum >25 μg.mL--1 dapat
menyebabkan depresi myokardial
Antidotum: emulsi lipid intravena

The Power of PowerPoint | thepopp.com 40


KESIMPULAN
 Anestetik lokal berikatan pada daerah spesifik di subunit α dan menghambat kanal Na+ berpintu listrik,
mencegah depolarisasi membran.
 Struktur anestetik lokal: cincin aromatik lipofilik, rantai penghubung dari golongan ester atau amida, rantai
amino hidrofilik. Klasifikasi anestetik lokal didasarkan pada rantai penghubungnya (ester atau amida).
 Onset efek anestesi topikal bergatung penetrasi anestetik lokal melalui stratum corneum kulit.
 Anestesi infiltrasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu infiltrasi tepat di situs operasi dan infiltrasi di sekitar
daerah operasi (ring block atau field block)
 Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi nyeri pada injeksi anestetik lokal meliputi persiapan
anestetik lokal, persiapan alat, strategi untuk meminimalisasi nyeri tusukan jarum, dan strategi untuk
meminimalisasi masuknya anestetik lokal.

41
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai