Anda di halaman 1dari 28

REFERAT

PENYAKIT INFEKSI PADA PARU

Disusun oleh:
Aswan Bagastoro
1102014045

Pembimbing:
dr. Kesuma Mulya, SpRad

KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
RSUD CILEGON 2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

Foto thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) adalah suatu proyeksi radiografi dari
thorax untuk mendiagnosis kondisi-kondisi yang mempengaruhi thorax, isi dan struktur-struktur
di dekatnya. Foto thorax menggunakan radiasi terionisasi dalam bentuk x-ray. Dosis radiasi yang
digunakan pada orang dewasa untuk membentuk radiografi adalah sekitar 0.06 mSv.
Foto thorax digunakan untuk mendiagnosis banyak kondisi yang melibatkan dinding
thorax, tulang thorax dan struktur yang berada di dalam kavitas thorax termasuk paru-paru, jantung
dan saluran-saluran yang besar. Pneumonia dan gagal jantung kongestif sering terdiagnosis oleh
foto thorax. CXR sering digunakan untuk skrining penyakit paru yang terkait dengan pekerjaan
di industri-industri seperti pertambangan dimana para pekerja terpapar oleh debu.
Secara umum kegunaan foto thorax/ CXR adalah:
- Untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler)
- Untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, hematothorax)
- Untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB)
- Untuk memeriksa keadaan jantung
- Untuk memeriksa keadaan paru

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Foto Thorax Normal

3
1. Radang Paru Non – Spesifik
a. Radang Bronchus (Bronchitis)
Bronkhitis adalah infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung dan tenggorokan di
mana bronkus merupakan suatu pipa sempit yang berawal pada trakhea, yang
menghubungkan saluran pernafasan atas, hidung, tenggorokan, dan sinus ke paru.
Bronkhitis adalah inflamasi jalan pernafasan dengan penyempitan atau hambatan jalan
nafas di tandai peningkatan produksi sputum mukoid, menyebabkan ketidak cocokan
ventilasi- perfusi dan menyebabkan sianosis (FKUI, 2007).
Tanda dan Gejala :
- Sesak Nafas/Dispneu
- Nafas Berbunyi
- Batuk Sputum
- Nyeri Dada
1) Radang Bronchus Akuta (Bronkitis Akuta)
Bronchitis yang biasanya datang dan sembuh hanya dalam waktu 2 hingga 3
minggu saja. Kebanyakan penderita bronchitis akut akan sembuh total tanpa
masalah yang lain.
RADIOLOGI :
Tidak ada gambaran radiologi yang khas pada foto thorax. Foto thorax berguna
bila ada komplikasi pneumonitis.
2) Radang Bronchus Kronis (Bronkitis Kronis)
Bronchitis yang biasanya datang secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang
lama. Terutama, pada perokok. Bronchitis kronis ini juga berarti menderita batuk
yang dengan disertai dahak dan diderita selama berbulan-bulan hingga tahunan.

4
RADIOLOGI :
Tidak ada gambaran radiologi yang khas pada foto. Hanya tampak coracan paru
yang ramai dibagian dasar paru.
- Bronchitis Kronis Ringan
Pada foto thorax adanya coracan paru yang ramai dibasal paru

Gambar 1

5
- Bronchitis Kronis Sedang
Pada foto thorax adanya coracan paru yang ramai dan juga ada emfisema

Gambar 2

Kadang disertai adanya bronchiectasis di paracardial kanan dan kiri

Gambar 3

6
Bronkiektasis dibagi menjadi 3 yaitu :

Gambar 5. Jenis – Jenis Bronkiektasis

Gambar 6 . Gambaran Foto Polos dada: A. Bronkiektasis Kistik dengan


rongga udara kistik yang multiple dan B.Bronkiektasis Slindrik.

7
- Bronchitis Kronis Berat
Pada foto thorax dijumpai kelainan seperti pada bronchitis kronis sedang.
b. Radang Jaringan Paru (Pneumonia)
Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru, bronkiolus respiratorius dan
alveoli, menimbulkan konsolidasi jaringan paru sehingga dapat mengganggu
pertukaran oksigen dan karbondioksida di paru-paru.
Etiologi :
- Bakteri
- Virus
- Protozoa
- Jamur
- Bahan Kimia
- Lesi Kanker
- Radiasi Ion
RADIOLOGI :
Pada foto thorax tampak bercak – bercak konsolidasi (infiltrat).

Gambar 7. Pneumonia Lobaris, Konsolidasi hanya mengenai satu lobus.

8
Gambar 8.
Bila bronchus juga kena radang tersebut disebut “Bronchopneumonia”. Bila peradangan
jaringan paru menimbulkan nekrosis dengan pengumpulan nanah disebut “abses paru”.
RADIOLOGI :
Pada foto thorax tampak kavitas dengan dinding tebal, dan tidak teratur dan terdapat air
fluid level.

Gambar 9.

9
Gambar 10.

2. Emphisema
Empfisema keadaan dimana paru lebih banyak berisi udara, sehingga ukuran paru
bertambah. Emfisem atau Emfisema adalah kondisi dimana kantung udara di paru-
paru secara bertahap hancur, membuat napas lebih pendek. Emfisema juga merupakan
kondisi peningkatan ukuran ruang udara, disertai dilatasi dan destruksi
jaringan. Emfisema adalah salah satu dari beberapa penyakit yang secara kolektif dikenal
sebagai penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
RADIOLOGI :
- Tampak paru lebih radiolusen
- Difragma letak rendah dan datar

10
Gambar 11.

Gambar 12. Gambar Rontgen penderita COPD dengan emfisema paru


Emfisema dapat dibagi menjadi :
A. Emfisema obstruktif, terdiri atas :
1. Akut
2. Kronik

11
3. Bullous
B. Emphisema non obstruktif, yang bersifat :
1. Kompensasi
2. Senilisi (postural)
Emfisema Lobaris, biasanya terjadi pada bayi baru lahir, dengan kelainan tulang rawan
bronkus, mucosa bronkial yang tebal, sumbatan mucus (mucous plug), Penekanan
bronchus dairi luar oleh anomali pembuluh darah.
RADIOLOGI :
Tampak bayangan radiolusen, dengan pendorongan mediastinum kearah kontralateral.

Gambar 13.
3. Atelektasis (Kolaps Paru)
Atelektasis suatu keadaan paru atau sebagian paru yang mengalami hambatan berkembang,
sehingga isi udara berkurang atau tidak berisi sama sekali. Penyebab dari atelectasis adalah
sumbatan bronkus, tekanan extrapulmoner.
RADIOLOGI :
Gambaran radiologis berupa konsolidasi homogen (densitas tinggi), dengan penarikan
mediastinum kearah jaringan kolaps, diafragma tertarik keatas dan sela iga menyempit.

12
Gambar 14.

Gambar 15.
4. Bronchiectasis
Bronchiektasis adalah suatu ekadaan bronkus yang melebar, disebabkan sifat elastisitas
dinding otot bronchus yang hilang. Penyebab dari bronchiectasis yaitu :
- Obstruksi dan adanya peradangan yang kronis
- Kelainan kongenital. Sindrom Kartagener, yaitu sindrom yang terdiri atas :
bronkiektasis, sinusitis, dekstrocardia.
RADIOLOGI :

13
Gambaran bronchovaskuler yang kasar dan gambaran garis – garis translusen yang
Panjang menuju ke hillus serta ada bayangan konsolidasi disekitarnya. Gambaran
bulatan – bulatan translusen menyerupai gambaran sarang tawon (honeycomb
appearance).

Gambar 16
5. Tuberculosis
a. Tuberculosis Pada Anak (Infeksi Primer)
Tuberkulosis primer terjadi karena infeksi melalui jalan pernapasan (inhalasi) oleh
Mycobacterium tuberculosis. Biasanya pada anak-anak. Kelainan rontgen dapat berada
dimana saja dalam paru-paru, dan dapat mengenai beberapa segmen dalam satu lobus
paru. Walau begitu, bagian yang sering terkena adalah lobus bawah, lobus media dan
lingula, dan segmen anterior dari lobus atas.
Manifestasi yang paling sering ditemukan pada tuberkulosis primer adalah
pembesaran kelenjar limfe / limfadenopati. Dengan ditemukannya pembesaran kelenjar
limfe hilus dan mediastinum, dapat dipastikan adanya tuberkulosis primer, karena pada
tuberkulosis post-primer jarang ditemukan kelainan ini. Angka kejadian pembesaran
kelenjar limfe ini semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia seseorang.

14
RADIOLOGI :
Tuberculosis pada anak disebut, “Primer Kompleks TB” atau PKTB. Patofisiologi
mycobacterium TBC masuk keparu dan bersarang di subpleural, menimbulkan lesi
disebut “ghon focus”, kemudian kesaluran lymphe menyebabkan “lymphangitis”,
akhirnya ke kelenjar lymphe diaderah hilus, menyebabkan lymphadenitis.
Gambaran Radiologi, pada foto thorax :
- Ghon focus tampak titik putih
- Lymphangitis tampak garis putih
- Lymphadenitis tampak pembesaran dan pemadatan kelenjar lymphe hilus
Gambaran ini bila masih lengkap menyerupai gambaran “halter” tetapi umumnya Ghon
focus sudah tidak tapak dan gambaran lymphangitis sukar dibedakan dengan gambaran
pembuluh , sehingga yang masih jelas adalah pembesaran kelenjar lymphe hilus.

Gambar 17
b. Tuberculosis Pada Dewasa (Re-infeksi/Tuberkulosis post-primer)
Tuberkulosis yang bersifat kronis ini terjadi pada orang dewasa. TBC orang dewasa
disebut TBC re-infeksi atau TBC sekunder. Saat ini pendapat umum mengenai penyakit
tersebut adalah bahwa timbul reinfeksi pada seorang yang dimasa kecilnya pernah
menderita tuberkulosis primer, tetapi tidak diketahui dan menyembuh sendiri.
RADIOLOGI :

15
- Pada foto thorax tampak bercak – bercak atau sarang – sarang infiltrate terutama
dibagian atas/apex paru atau disegment apical lobus bawah, kadang – kadang
cavernae.
- Bila sudah sembuh kadang – kadang ada bekas berupa fibrosis atau kalsifikasi.
- TB yang masih memiliki infiltrate atau cavernae, menandakan TB masih aktif.
- Tb yang hanya ada fibrotik atau kalsifikasi, atau TB yang sudah tenang
(sembuh)

Gambar 18

16
Gambar 19
Sarang-sarang yang terlihat pada foto Rontgen biasanya berkedudukan di apeks,
segmen posterior lobus atas, dan segmen superior lobus bawah, walaupun kadang-
kadang dapat juga terjadi di lapangan bawah, yang biasanya disertai oleh pleuritis.
Dapat juga ditemukan gambaran adanya kavitas yang merupakan petunjuk atau tanda
khas dari tuberkulosis post-primer. Gambaran kavitas berbentuk bulat dengan dinding
atau tepi yang tipis berwarna putih dan bagian tengah berwarna hitam. Kadang terdapat
gambaran air fluid level di dalam kavitas
Menurut “American Tuberculosis Association” tbc sekunder dibagi :
a. Tuberkulosis Minimal (minimal tuberculosis), dimana sarang-sarang infiiltrat
tidak melebihi costae II depan, atau sarang – sarang soliter berada dimana saja,
dan tidak ada cavernae.
b. Tuberkulosis Lanjut Sedang (moderately advanced tuberculosis) dimana
sarang – sarang infiltrate tidak melebihi luas satu paru, dan bila ada cavernae
tidak melebihi 4cm. atau apabila ada konsolidasi homogen tidak melebihi satu
lobus.
c. Tuberculosis sangat lanjut (far adavanced tuberculosis), dimana sarang –
sarang infiltrate lebih dari yang ke-2 dan bila ada cavernae melebihi 4cm.

17
Gambar 20

Gambar 21.

18
Gambar 22.
c. Tuberkuloma
Ini merupakan suatu sarang keju (caseosa), tidak begitu virulen, dipinggirnya ada
sarang – sarang kapur.

Gambar 23.

19
Gambar 24.
Kelanjutan dari saranf tuberculosis :
1. Penyembuhan
a. Penyembuhan Tanpa Bekas
b. Penyembuhan dengan meninggalkan cacat
Dapat berupa :
- Garis – garis fibrotic
- Bintik – bintik kalsifikasi
2. Perluasan Penyakit
a. Pleuritis (radang pleura)
b. Miliar TBC
Tampak bintik – bintik infiltrate, sebesar kepala jarum, tersebar dikedua lapang
paru, menyerupai “badai kabut/snow storm appearance”

20
Gambar 25.
6. Pleura
Pleura terdiri atas, pleura parietal dan pleura viserale, diantaranya ada rongga (cavum
pleura)
a. Efusi Pleura
Adanya cairan di cavum pleura.
Pembentukan cairan dapat disebabkan :
I. Kelainan pada paru
a. Infeksi Paru
b. Tumor Paru
c. Tumor Mediastinum
d. Metastasis
II. Kelainan Sistemik
1. Penyakit yang mengakibatkan lambatan aliran getah bening
2. Hipoproteinema
3. Trauma
4. Tindakan Pembedahan

21
Cairan pada pleural effusion dapat berupa :
1. Cairan Transudat (Cairan Bening)
2. Cairan Eksudat (Cairan Keruh)
3. Cairan Darah
4. Cairan Getah Bening
RADIOLOGI :
Tampak perselubungan radio-opak menutupi lapangan paru bawah, dengan permukaan
cekung. Jaringan paru terdorong kearah hilus dan mediastinum terdorong kearah
kontralateral.

- Jumlah cairan yang tampak pada foto thorax tegak minimal 250-300 cc.
- Bila jumlah cairan kurang dari 250cc (100-200cc), hanya tampak pada foto
lateral tegak. Cairan mengisi sinus costophrenicus posterior
- Bila cairan kurang dari 100cc (50-100cc) dapat terlihat pada foto dekubitas.

22
Gambar 26.
b. Pleuritis
1. Pleuritas Akut
Gambaran Radiologi :
- Penebalan pleura
- Cavum Pleura terisi cairan sedikit
- Hemidiaphragma letak tinggi
2. Pleuritis Kronis
Gambaran Radiologi :
- Penebalan pleura tidak teratur
- Penarikan hemiaphragma keatas
- Serimg kalsifikasi
Pleuritis dapat meninggalkan bekas disebut “Schwarte”

23
Gambar 27.

Gambar 28.
c. Tumor Pleura
Tumor Pleura Jinak :
1. Lipoma
2. Fibroma
3. Hemangioma
4. Neurofibroma

24
RADIOLOGI :
Adanya massa dinding thorax
Tumor Pleura Ganas :
Mesotelioma
RADIOLOGI :
Adanya massa dinding thorax, cepat besar dan ada cairan di cavum pleura.

Gambar 29.
d. Pneumothorax
Bila ada pneumothorax dan pleural effusion disebut: Fluido – pneumothorax

Gambar 30

25
BAB III
KESIMPULAN

1. Foto thorax atau sering disebut chest x-ray (CXR) adalah suatu proyeksi radiografi dari
thorax untuk mendiagnosis kondisi-kondisi yang mempengaruhi thorax, isi dan struktur-
struktur di dekatnya.
2. Secara umum kegunaan Foto thorax/CXR adalah :
- untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler)
- untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax)
- untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB)
- untuk memeriksa keadaan jantung
- untuk memeriksa keadaan paru-paru
3. Macam-Macam Pemeriksaan: Fluoroscopy Thorax, Rontgenography, Tomography,
Computerized Tomography (Ct-Scan), Bronchography, Arteriography,
Angiocardiography
4. Indikasi Pemeriksaan Foto Thorax: Infeksi traktus respirasi bawah (TBC Paru, Bronkitis,
Pneumonia), Batuk kronis / berdarah, Trauma dada, Tumor, Nyeri dada, Metastase
neoplasma, Penyakit paru kerja, Aspirasi benda asing, Persiapan pasien pre-operasi,
Pemeriksaan berkala (follow up) yang objektif.
5. Pemilihan Proyeksi Pada Posisi Foto Thorax: Posisi PA (Postero Anterior)AP (Antero
Posterior), lateral dextra & sinistra, lateral decubitus, apical (lordotik), Foto Oblique Iga,
ekspirasi.
6. Kriteria Kelayakan Foto : Faktor Kondisi, Inspirasi Cukup, Posisi Sesuai, Simetris, Foto
thorax tidak boleh terpotong.
7. Interpretasi Foto Thorax
 Cek apakah sentrasi foto sudah benar dan foto dibuat saat penderita inspirasi penuh
 Cek apakah eksposure sudah benar (bila sudah diperoleh densitas yang benar
 Cek apakah tulang-tulang (iga, clavicula, scapula, dll) normal
 Cek jaringan lunak yaitu kulit , subcutan fat, musculi
 Cek apakah posisi diafragma normal
 Cek sinus costophrenicus baik pada foto PA maupun lateral

26
 Cek mediastinum superior apakah melebar, ataukah ada massa abnormal, dan carilah
trakea
 Cek adakah kelainan pada jantung dan pembuluh darah besar
 Cek hilus dan bronkovaskular pattern
8. Syarat Foto Thorax Normal: Posisi penderita simetris, kondisi sinar x sesuai, Film meliputi
seluruh kavum thorax, mulai dari puncak cavum thorax sampai sinus phrenicocostalis
kanan dan kiri dapat terlihat pada film tersebut.
9. Kelainan Foto Thorax: Kesalahan teknis saat pengambilan foto sehingga mirip suatu
penyakit, Pada jantung : Cardiomegali, Pada mediastinum : Massa Mediastinum. Pada
pulmo :Oedema paru, Pemadatan paru, misalnya TBC Paru, Pneumonia, Kolaps Paru /
Atelektasis, Massa paru, Bayangan kecil tersebar luas, Bayangan garis, Sarkoidosis,
Fibrosis paru, Neoplasma. Pada pleura : Efusi pleura, Fibrosis Pleura, Kalsifikasi Pleura,
Pneumothorax, Hematothorax. Pada Diafragma: Paralisis Diafragma, Eventrasi Diafragma

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Sjahriar, Rasad . 2005. Radiologi Diagnostik. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
2. Rusdi Gazali,Malueka.2008. Radiologi Diagnostik. Yogyakarta: Pustaka Cendekia
Press
3. Amstrong Peter, L.Wastie Martin. 1989. Pembuatan Gambar Diagnostik. Jakarta :
EGC.
4. Palmer et al. 1995. Petunjuk Membaca Foto untuk Dokter Umum. Jakarta:EGC

28

Anda mungkin juga menyukai