Anda di halaman 1dari 10

REFLEKSI KASUS JANUARI 2020

Uretritis Gonore

Disusun Oleh:

NAMA : Muhamad Arief


NIM : N 111 17 135

PEMBIMBING KLINIK
dr. Asrawati Sofyan, Sp. KK, M.Kes.

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020

1
STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Umur : 23 tahun
Alamat : Desa Lero. Kec. Sindue Donggala
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 26 Desember 2019
Ruangan : Poli klinik Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Undata

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Nyeri ketika buang air kecil.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Seorang pasien laki-laki umur 23 tahun datang kepoli klinik kesehatan
Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan nyeri ketika buang air kecil.
Keluhan dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri juga dirasakan pada waktu
ereksi. Terdapat cairan nanah yang keluar dari lubang kemaluan sejak 3 hari
yang lalu. Sekitar 1 bulan yang lalu pasien sempat melakuakan hubungan
seksual dengan penjaja seks. Pasien tidak menggunakan alat pengaman
(kondom) ketika melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual dilakuakan
secara genito-genital. Pasien sebelumnya belum pernah berobat di puskesmas
ataupun ke dokter.

2
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien
tidak memiliki riwayat alergi obat. Riwayat hipertensi (-), diabetes mellitus (-),
riwayat alergi makanan (-), Riwayat atopik (-).
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien.

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Generalisata
1) Keadaan umum : Sakit ringan
2) Status Gizi : Baik
3) Kesadaran : composmentis
b. Tanda-tanda Vital
Tekanandarah : 120/80 mmHg
Nadi : 90 kali/menit
Respirasi : 18 kali/menit
Suhu : Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Status Dermatovenerologis
Ujud Kelainan Kulit:
1. Kepala : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
2. Leher : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
3. Dada : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
4. Punggung : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
5. Perut : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
6. Genitalia : Terdapat duh tubuh mukopurulen dari ostium
urethra externa, tampak ostium urethra externa
hiperemis.
7. Bokong : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
8. Ekstremitas atas : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)
9. Ekstremitas bawah : Tidak terdapat ujud kelainan kulit (UKK)

3
IV. GAMBAR

Gambar 1. Terdapat duh tubuh mukopurulen dari ostium urethra externa, tampak ostium urethra
externa hiperemis.

V. RESUME
Seorang pasien laki-laki umur 23 tahun datang ke poliklinik kesehatan
Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan disuria. Keluhan dirasakan
sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri juga dirasakan pada waktu ereksi. Terdapat
cairan purulen yang keluar dari OUE sejak 3 hari yang lalu. Sekitar 1 bulan
yang lalu pasien sempat melakuakan hubungan seksual dengan penjaja seks.
Pasien tidak menggunakan alat pengaman (kondom) ketika melakukan
hubungan seksual. Hubungan seksual dilakuakan secara genito-genital.
Pada pemeriksaan fisik terdapat duh tubuh mukopurulen dari ostium
urethra externa, tampak ostium urethra externa hiperemis.

4
VI. DIAGNOSA KERJA
Uretritis Gonore

VII. DIAGNOSA BANDING


 Urethritis Non Gonore
 Balanitis

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Pewarnaan gram
 Kultur bakteri

IX. PENATALAKSANAAN
a. Non Medikamentosa
 Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pada pasangan
 Melakukan abstinensia sampai infeksi dinyatakan sembuh, atau bila
tidak memungkinkan, dianjurkan penggunaan kondom
 Kunjungan ulang di hari ke 3 dan hari ke 7
 Mengikuti konseling mengenai IMS
 Melakukan pemeriksaan HIV atau IMS lainnya.
b. Medikamentosa
a. Pengobatan sistemik
Cefixime 1 x 400 mg dosis tunggal
Levofloksasin 1 x 500 mg dosis tunggal
Tiamfenikol 3,5 g dosis tunggal

X. PROGNOSIS
a. Qua ad vitam : ad bonam
b. Qua ad fungtionam : ad bonam
c. Qua ad sanationam : ad bonam
d. Qua ad cosmetikam : ad bonam

5
PEMBAHASAN

Seorang pasien laki-laki umur 23 tahun datang ke poliklinik kesehatan


Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan nyeri ketika buang air kecil.
Keluhan dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri juga dirasakan pada waktu
ereksi. Terdapat cairan nanah yang keluar dari ostium urethra externa sejak 3
hari yang lalu. Sekitar 1 bulan yang lalu pasien sempat melakuakan hubungan
seksual dengan penjaja seks. Pasien tidak menggunakan alat pengaman
(kondom) ketika melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual dilakuakan
secara genito-genital.
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosis dengan
Uretritis Gonore. Uretritis gonore merupakan penyakit infeksi yang disebabkan
oleh kuman Neisseria gonorrhoeae dimana manusia merupakan satu-satunya
penjamu (host) dengan manifestasi berupa keradangan pada saluran kencing
bagian depan (uretra).1

Urethritis Non Gonore Balanitis


Diagnosis secara klinis sukar untuk Nyeri atau kesulitan dengan retraksi
membedakan infeksi karena gonore kulit penis, eritema pada glans penis,
atau non gonore. Uretritis non gonore gatal
pada pria dikenal dengan tanda-tanda
adanya keluhan pengeluaran cairan
yang mucopurulen dari uretra dan
dengan kemungkinan banyak atau
sedikit, tetapi pada umumnya cairan
tersebut encer. Kadang-kadang
disertai disuria, perasaan gatal pada
bagian ujung uretra ataupun dengan
keluhan mikturasi yang lebih sering.
Lendir berwarna kekuningan atau Lesi berupa erosi, pustula dengan

6
hijau disebut sebagai lender purulen. dinding yang tipis terdapat pada glans
Lendir berwarna putih yang penis dan sulkus koronarius glandis
bercampur cairan jernih dinamakan Adanya eksudat pada glans penis,
lender “mukoid”. Jika hanya lendir Eksudat tipis, purulent pada sulkus
bening, dinamakan “jernih”. Adanya korona glandis, tanpa disertai adanya
inflamasi pada meatus uretra, edema discharge uretra
penis, dan pembesaran kelenjar limfe
juga harus diperhatikan
Bakteri (Chlamydia trachomatis, Peradangan ini umumnya terjadi pada
Chlamydia trachomatis,Ureaplasma pria yang belum disunat dengan
urealyticum, Mycoplasma hominis kebersihan yang buruk. Tertumpuknya
dan kotoran dan cairan di sekitar kulit ujung
Mycoplasma genitalium). Virus penis menyebabkan pembengkakan dan
Herpes simplex virus dan Adenovirus peradangan.

golongan makrolid, golongan


tetrasiklin

Gonore terdapat dimana-mana merupakan penyakit kelamin yang


terbanyak dewasa ini. Tidak ada imunitas bawaan setelah menderita penyakit
ini. Juga tidak ada perbedaan mengenai kekebalan antar berbagai suku bangsa
atau jenis kelamin atau umur. Menurut WHO, UG dan UNG merupakan

7
masalah kesehatan lingkungan yang sangat penting. Penyakit ini ditransmisikan
terutama melalui hubungan seksual dengan partner yang terinfeksi. WHO
memperkirakan bahwa tidak kurang dari 25 juta kasus baru ditemukan setiap
tahun di seluruh dunia. Di dunia, Gonore merupakan IMS yang paling sering
terjadi sepanjang abad ke 20, dengan perkiraan 200 juta kasus baru yang terjadi
tiap tahunnya.2
Gonococci menyerang membran selaput lendir dari saluran genitourinaria,
mata, rectum dan tenggorokan, menghasilkan nanah yang akut yang mengarah
ke invaginasi jaringan, hal yang diikuti dengan inflamasi kronis dan fibrosis.
Pada pria, biasanya terjadi peradangan uretra (uretritis), nanah berwarna kuning
dan kental, disertai rasa sakit ketika kencing.1
Pada uretritis gonore keluhan bersifat subyektif berupa rasa gatal dan
panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra eksternum, kemudian
disusul disuria, polakisuria, keluar duh tubuh mukopurulen dari orifisium uretra
eksternum yang kadang disertai darah dan disertai perasaan nyeri pada waktu
ereksi. Pada pemeriksaan tampak OUE hiperemis, edema dan ektropion.3
Pada pemeriksaan dermatovenerologis terdapat duh tubuh mukopurulen
dari ostium urethra externa, tampak ostium urethra externa hiperemis.
Untuk penatalaksanaan kasus Uretritis gonore dapat di lakukan dengan
medikamentosa dan non medikamentosa. Penanganan non medikamentosa seperti
:
1. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pada pasangan
2. Melakukan abstinensia sampai infeksi dinyatakan sembuh, atau bila
tidak memungkinkan, dianjurkan penggunaan kondom
3. Kunjungan ulang di hari ke 3 dan hari ke 7
4. Mengikuti konseling mengenai IMS
5. Melakukan pemeriksaan HIV atau IMS lainnya.3
Pada pengobatan medikamentosa Uretritis gonore digunakan cefixime 400
mg dosis tunggal sebagai obat pilihan utama karena cefixime merupakan obat
golongan cephalosporin generasi ketiga dengan aktivitas luas untuk melawan
bakteri gram-negatif. Mekanisme kerja cefixime adalah dengan berikatan dengan

8
1 atau lebih protein pengikat penicillin, menahan sintesis dinding sel bakteri dan
menghambat pertumbuhan bakteri. Cefixime tidak boleh digunakan pada orang
yang memiliki riwayat hipersensitifitas atau alergi terhadap cefixime. Penggunaan
cefixime harus menjadi perhatian pada orang-orang dengan gangguan ginjal yang
berat, memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik golongan penicillin, gizi buruk,
serta wanita hamil dan menyusui. Diare merupakan efek samping yang angka
kejadiannya lebih dari 10% pada pengguna cefixime. Selain diare, terdapat
berbagai efek samping yang dapat terjadi pada orang yang mengonsumsi
cefixime, seperti syok, reaksi alergi (pada orang yang sebelumnya belum pernah
mengonsumsi cefixime), perubahan hematologi, peningkatan uji fungsi hati,
gangguan ginjal, bahkan gangguan respirasi. Obat lain yang dapat digunakan yaitu
golongan kuinolon (levofloksasin 500 mg) dosis tunggal dan tiamfenikol 3,5 gr
dosis tunggal.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Ernawati. Uretritis GonoreFakultas Kedokteran Universitas Wijaya


Kusuma Surabaya; 2012
2. Sambonu Alson, dkk. Profil uretritis gonokokus dan non-gonokokus di
Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
periode Januari – Desember 2012. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor
1;2016
3. Daili S. F., Nilasari H. Gonore: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 7th.
Jakarta : Badan Penerbit FKUI; 2016

10

Anda mungkin juga menyukai