Uretritis Gonore
Disusun Oleh:
PEMBIMBING KLINIK
dr. Asrawati Sofyan, Sp. KK, M.Kes.
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
1
STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD UNDATA PALU
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Umur : 23 tahun
Alamat : Desa Lero. Kec. Sindue Donggala
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 26 Desember 2019
Ruangan : Poli klinik Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Undata
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Nyeri ketika buang air kecil.
2
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien
tidak memiliki riwayat alergi obat. Riwayat hipertensi (-), diabetes mellitus (-),
riwayat alergi makanan (-), Riwayat atopik (-).
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien.
3
IV. GAMBAR
Gambar 1. Terdapat duh tubuh mukopurulen dari ostium urethra externa, tampak ostium urethra
externa hiperemis.
V. RESUME
Seorang pasien laki-laki umur 23 tahun datang ke poliklinik kesehatan
Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan disuria. Keluhan dirasakan
sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri juga dirasakan pada waktu ereksi. Terdapat
cairan purulen yang keluar dari OUE sejak 3 hari yang lalu. Sekitar 1 bulan
yang lalu pasien sempat melakuakan hubungan seksual dengan penjaja seks.
Pasien tidak menggunakan alat pengaman (kondom) ketika melakukan
hubungan seksual. Hubungan seksual dilakuakan secara genito-genital.
Pada pemeriksaan fisik terdapat duh tubuh mukopurulen dari ostium
urethra externa, tampak ostium urethra externa hiperemis.
4
VI. DIAGNOSA KERJA
Uretritis Gonore
IX. PENATALAKSANAAN
a. Non Medikamentosa
Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pada pasangan
Melakukan abstinensia sampai infeksi dinyatakan sembuh, atau bila
tidak memungkinkan, dianjurkan penggunaan kondom
Kunjungan ulang di hari ke 3 dan hari ke 7
Mengikuti konseling mengenai IMS
Melakukan pemeriksaan HIV atau IMS lainnya.
b. Medikamentosa
a. Pengobatan sistemik
Cefixime 1 x 400 mg dosis tunggal
Levofloksasin 1 x 500 mg dosis tunggal
Tiamfenikol 3,5 g dosis tunggal
X. PROGNOSIS
a. Qua ad vitam : ad bonam
b. Qua ad fungtionam : ad bonam
c. Qua ad sanationam : ad bonam
d. Qua ad cosmetikam : ad bonam
5
PEMBAHASAN
6
hijau disebut sebagai lender purulen. dinding yang tipis terdapat pada glans
Lendir berwarna putih yang penis dan sulkus koronarius glandis
bercampur cairan jernih dinamakan Adanya eksudat pada glans penis,
lender “mukoid”. Jika hanya lendir Eksudat tipis, purulent pada sulkus
bening, dinamakan “jernih”. Adanya korona glandis, tanpa disertai adanya
inflamasi pada meatus uretra, edema discharge uretra
penis, dan pembesaran kelenjar limfe
juga harus diperhatikan
Bakteri (Chlamydia trachomatis, Peradangan ini umumnya terjadi pada
Chlamydia trachomatis,Ureaplasma pria yang belum disunat dengan
urealyticum, Mycoplasma hominis kebersihan yang buruk. Tertumpuknya
dan kotoran dan cairan di sekitar kulit ujung
Mycoplasma genitalium). Virus penis menyebabkan pembengkakan dan
Herpes simplex virus dan Adenovirus peradangan.
7
masalah kesehatan lingkungan yang sangat penting. Penyakit ini ditransmisikan
terutama melalui hubungan seksual dengan partner yang terinfeksi. WHO
memperkirakan bahwa tidak kurang dari 25 juta kasus baru ditemukan setiap
tahun di seluruh dunia. Di dunia, Gonore merupakan IMS yang paling sering
terjadi sepanjang abad ke 20, dengan perkiraan 200 juta kasus baru yang terjadi
tiap tahunnya.2
Gonococci menyerang membran selaput lendir dari saluran genitourinaria,
mata, rectum dan tenggorokan, menghasilkan nanah yang akut yang mengarah
ke invaginasi jaringan, hal yang diikuti dengan inflamasi kronis dan fibrosis.
Pada pria, biasanya terjadi peradangan uretra (uretritis), nanah berwarna kuning
dan kental, disertai rasa sakit ketika kencing.1
Pada uretritis gonore keluhan bersifat subyektif berupa rasa gatal dan
panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra eksternum, kemudian
disusul disuria, polakisuria, keluar duh tubuh mukopurulen dari orifisium uretra
eksternum yang kadang disertai darah dan disertai perasaan nyeri pada waktu
ereksi. Pada pemeriksaan tampak OUE hiperemis, edema dan ektropion.3
Pada pemeriksaan dermatovenerologis terdapat duh tubuh mukopurulen
dari ostium urethra externa, tampak ostium urethra externa hiperemis.
Untuk penatalaksanaan kasus Uretritis gonore dapat di lakukan dengan
medikamentosa dan non medikamentosa. Penanganan non medikamentosa seperti
:
1. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pada pasangan
2. Melakukan abstinensia sampai infeksi dinyatakan sembuh, atau bila
tidak memungkinkan, dianjurkan penggunaan kondom
3. Kunjungan ulang di hari ke 3 dan hari ke 7
4. Mengikuti konseling mengenai IMS
5. Melakukan pemeriksaan HIV atau IMS lainnya.3
Pada pengobatan medikamentosa Uretritis gonore digunakan cefixime 400
mg dosis tunggal sebagai obat pilihan utama karena cefixime merupakan obat
golongan cephalosporin generasi ketiga dengan aktivitas luas untuk melawan
bakteri gram-negatif. Mekanisme kerja cefixime adalah dengan berikatan dengan
8
1 atau lebih protein pengikat penicillin, menahan sintesis dinding sel bakteri dan
menghambat pertumbuhan bakteri. Cefixime tidak boleh digunakan pada orang
yang memiliki riwayat hipersensitifitas atau alergi terhadap cefixime. Penggunaan
cefixime harus menjadi perhatian pada orang-orang dengan gangguan ginjal yang
berat, memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik golongan penicillin, gizi buruk,
serta wanita hamil dan menyusui. Diare merupakan efek samping yang angka
kejadiannya lebih dari 10% pada pengguna cefixime. Selain diare, terdapat
berbagai efek samping yang dapat terjadi pada orang yang mengonsumsi
cefixime, seperti syok, reaksi alergi (pada orang yang sebelumnya belum pernah
mengonsumsi cefixime), perubahan hematologi, peningkatan uji fungsi hati,
gangguan ginjal, bahkan gangguan respirasi. Obat lain yang dapat digunakan yaitu
golongan kuinolon (levofloksasin 500 mg) dosis tunggal dan tiamfenikol 3,5 gr
dosis tunggal.
9
DAFTAR PUSTAKA
10