Anda di halaman 1dari 9

IDENTIFIKASI HAZARD SERTA MITIGASI BENCANA DI KABUPATEN

MINAHASA UTARA

Untuk Memenuhi Tugas UJIAN TENGAH SEMESTER Mata Kuliah Keperawatan Bencana
yang di Ampuh oleh Ns.Sisko Sipir, S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh

Jane Biringan / NIM : 2114202148

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS


PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO 2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ancaman Bencana (Hazard) Ancaman bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa
menimbulkan bencana.
Mitigasi Kesehatan Mitigasi kesehatan adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
Krisis Kesehatan, baik melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan sumber daya kesehatan
maupun pembangunan fisik dalam menghadapi ancaman krisis kesehatan.
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor
non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Kabupaten Minahasa Utara merupakan salah satu region kabupaten dengan jumlah penduduk
sebanyak 250.478 jiwa ( 2015 ) yang berada pada wilayah seluas 2.314,39 km2 ( arat 1.053,39 km2 laut 1.261 km2
)
(BPS kabupaten MINUT 2015). Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa tingkat
kepadatan penduduk di kabupaten MINUT ialah jiwa/km2 108,23 jiwa / km2 dan tergolong sangat
padat menurut UU No 33 tanggal 18 desember 2003 tentang pembentukan kabupaten Minahasa
Utara Di Propinsi Sulawesi Utara dan di resmikan mendagri atas nama Presiden Repoblik
Indonesia pada tanggal 07 januari 2004. Sebagaimana dikemukakan oleh Coburn (1994, hlm.38)
mengatakan bahwa satu konsentrasi orang yang semakin padat akan selalu memiliki potensi yang
lebih besar terkena bencana dibandingkan apabila penduduk tersebut semakin tersebar

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini yang ingin dicapai adalah sebagai berikut ;
1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap ancaman bencana di
permukiman padat penduduk di kabupaten Minahasa Utara.
2. Mengidentifikasi rencana masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana pada permukiman
padat penduduk di kabupaten Minahasa Utara.
3. Mengidentifikasi sistem peringatan dini masyarakat untuk menghadapi ancaman bencana pada
permukiman padat penduduk di kabupaten Minahasa Utara.
4. Mengidentifikasi mobilisasi masyarakat ketika terjadi bencana pada permukiman padat penduduk
di kabupaten Minahasa Utara.
5. Menganalisis upaya mitigasi bencana yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat pada
permukiman padat penduduk di kabupaten Minahasa Utara.

C. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat bermanfaat menjadi referensi masukan bagi perkembangan ilmu geografi
khususnya mitigasi bencana tentang tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam mitigasi
bencana kebakaran pada permukiman padat penduduk.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan akan pentingnya kesiapsiagaan
yang harus dimiliki oleh semua pihak, terutama yang berada di daerah rawan dan rentan
terhadap kebakaran agar dampak yang ditimbulkan bisa diminalisir.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah dan Lembaga Terkait
1. Menjadi bahan masukan bagi pemerintah dan dinas-dinas terkait khususnya seperti
Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Sosial, Bappeda kabupaten Minahasa Utara.dan
lain sebagainya untuk senantiasa mengawasi dan melakukan controlling sebagai
upaya melindungi masyarakat dari hal - hal yang buruk yang berkenaan dengan
bencana kebakaran.
2. Menjadi bahan evaluasi pemerintah dan dinas yang terkait untuk melakukan
sosialisasi daerah rawan bencana dengan tingkat kerentanan yang tinggi dan
mengajak serta masyarakat yang juga selaku stakeholder dalam setiap keputusan yang
hendak diambil

b. Bagi Stakeholder: School Community


Menjadi bahan masukan untuk senantiasa menanamkan nilai dan upaya mitigasi bencana
(khususnya kebakaran) dalam kegiatan pendidikan dan menjadikan pendidikan sebagai
salah satu sarana dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan bencana.

c. Bagi Masyarakat Menjadi tambahan informasi dan pertimbangan bagi masyarakat


khususnya masyarakat di sekitar wilayah kajian untuk senantiasa meningkatkan
kesiapsiagaan masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana kebakaran

d. Bagi Peneliti Selanjutnya Menjadi informasi tambahan (referensial) bagi peneliti


selanjutnya yang hendak mengkaji permasalahan terkait tema kesiapsiagaan masyarakat
dalam mitigasi bencana khususnya kebakaran.
BAB II
Geografi, Demografi, Dan Potensi Daerah

A. Geografi

Kabupaten Minahasa Utara mempunyai luas wilayah 2.314,39 km2 .( darat 1.053,39 km2 laut
1.261 km2) dan Batas-batas wilayah yaitu :
• Sebelah Utara : Kabupaten Minahasa Utara dan Selat Mantehage
• Sebelah Timur : Kabupaten Minahasa
• Sebelah Selatan : Kabupaten Minahasa
• Sebelah Barat : Teluk ManadoSuku Bangsa
Suku bangsa Minahasa Utara yaitu : Minahasa, Jawa, Buton, Gorontalo, Batak, Tionghoa,
Sanger, Talaud
Kabupaten Minahasa Utara terdiri dari 10 Kecamatan, yaitu Airmadidi, Dimembe, Kalawat,
Kauditan, Kema, Likupang Barat, Likupang Selatan, Likupang Timur, Talawaan, Wori. Jumlah
penduduk di Kabupaten Minahasa Utara adalah 430.133 jiwa. Akses komunikasi pada umumnya
Lancar. Alat komunikasi yang dapat digunakan yaitu telepon, hp, internet akses transportasi relatif
mudah yaitu melalui darat, laut. Jenis alat transportasi yang dapat digunakan untuk mencapai tiap
kecamatan yaitu mobil, sepeda motor, kapal laut. Sedangkan alat transportasi untuk mencapai ibu
kota provinsi meliputi mobil, sepeda motor. Jarak dari ibu kota kabupaten/kota ke ibu kota provinsi
yaitu kurang lebih 40 km (waktu tempuhnya sekitar 1 jam). Sedangkan jarak dari ibu kota
kabupaten/ kota ke RS rujukan terdekat yaitu 40 km dengan waktu tempuh 15 menit.

a. Agama
Agama atau kepercayaan yang di anut masyarakat kabupaten Minahasa Utara yaitu :
Kristen Protestan 77,39 %
Islam 14,30 %
Katolik 8,14 %
Buddah 0,14 %
Hindu 0,02 %
Konghucu 0,01 %

b. Bahasa
Bahasa yang di gunakan yaitu :
Bahasa Indonesia
Bahasa Tonsea
Bahasa Lokal Manado, dan
Bahasa Inggris

B. Potensi Daerah
Sebagian Dari Kawasan Bandar Udara Sam Ratulagi terletak di Wilayah Minahasa Utara
Daerah ini memiliki banyak potensi wisata antara lain :

1. Wisata budaya yaitu cagar budaya waruga atau Kuburan Batu Moyang Minahasa di daerah
Sawangan Kec. Airmadidi
2. Batu Bertumbuh dan karapan sapi makam pahlawan nasional ibu Maria Walanda Maramis
di daerah Watutumouw Kec. Kalawat
3. Wisata laut yaitu taman laut di pulau Gangga, Pulau Lihaga, Pulau Naen Dan Pulau Talise
4. Gunung tertinggi di Sulawesi Utara yaitu Gunung Klabat
5. Pasar tradisional di Airmadidi yang menjual berbagai makanan khas Tonsea
6. Tanjung tarabitan yang merupakan titik paling ujung pulau
7. Pantai Paal, Pantai Pulisan, dan pantai lainnya yg berada di sekitaran desa likupang
8. Air terjun Tunan yang berada di desa Kolongan Tetempangan
9. Kolam mata air ( kolam luis ) yang terletak di kelurahan sukur
10. Kolam Kendis yang terletak di desa Laikit
11. Reawaya hills yang terletak di kaki gunung klabat
12. Serta objek wisata yang dibangun oleh pemerintah daerah yaituobjek wisata religious kaki
dian dan hutan kenangan
13. Dll.

BAB III
IDENTIFIKASI HAZARD
A. Bencana Alam Yang Rentan Terjadi
Jenis Ancaman Bencana yang ada di Kabupaten Minahasa Utara Yaitu :
1. Banjir
2. Gempa bumi
3. Banjir Bandang
4. Tsunami
5. Kebakaran Hutan dan Lahan
6. Kecelakaan Industri
7. Kejadian Luar Biasa ( KLB )
8. Gagal Teknologi
9. Wabah Penyakit ( Epidemi – Pandemi )
10. Konflik Sosial atau Kerusuhan Sosial, dan
11. Aksi Teror Dan Sabotase.

Kerentanan yang bermasalah adalah tidak ada kerentanan yang bermasalah. Kapasitas
Kabupaten Minahasa Utara yaitu 34,55%, termasuk kategori Rendah dengan rincian :

Tabel 1.1 Rekapitulasi Penilaian Indikator Kapasitas


No Indicator kapasitas Jumlah indikator Sesuai Standar/Sudah Kurang dari Standar/
Tersedia/Sudah Ada/ Tidak Tersedia/Belum
Sudah Melakukan Ada/Belum Melakukan
1. Kebijakan/ Peraturan 8 2 6
2. Penguatan Kapasitas 21 9 12
3. Peringatan Dini 1 0 1
4. Mitigasi 10 5 5
5. Kesiapsiagaan 15 3 12
Jumlah 55 19 36

BAB IV
ANALISIS HAZARD

Kapasitas adalah kemampuan daerah untuk melakukan tindakan pengurangan Tingkat Ancaman dan
Tingkat Kerugian akibat bencana. Kategori kapasitas dihitung dari pencapaian indikator kapasitas yang
terdiri dari 5 komponen kapasitas, yaitu kebijakan/peraturan, penguatan kapasitas, peringatan dini, mitigasi,
dan kesiapsiagaan. Pengkategorian tingkatan kapasitas daerah ialah sebagai berikut:

Rendah : pencapaian 1 % - 33 % dari seluruh indikator


Sedang : pencapaian 34 % - 66 % dari seluruh indikator
Tinggi : pencapaian 67 % - 100 % dari seluruh indicator

Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis,
sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk
menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun
waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
BAB V
STRATEGI MITIGASI BENCANA

Berdasarkan penilaian asistensi di atas, ada beberapa rekomendasi yang perlu menjadi tindak lanjut bagi
masing-masing tingkatan pemerintah. Untuk melaksanakan rekomendasi di atas, berikut adalah usulan
pelaksanaan kegiatannya dalam tiga tahun ke depan:

1. Pada tahun pertama, Kabupaten Minahasa Utara harus melakukan advokasi, menyusun kebijakan
serta menyosialisasikan kebijakan serta diharapkan sudah mulai melakukan penyusunan SOP
terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan, memetakan daerah potensi terjadi krisis kesehatan,
fasilitas sarana prasana yang dapat digunakan ketika terjadi krisis kesehatan, dan lokasi lokasi yang
memiliki dampak kerentanan tertinggi.
2. Pada tahun kedua, Kabupaten Minahasa Utara harus menyediakan dan memastikan kapasitas
teknis/kelembagaan (sumber daya dan program kerja) sudah terbentuk sebagai salah satu upaya
pengurangan risiko krisis kesehatan dan mulai membuat rencana penanggulangan bersama jika
terjadi bencana setelah itu rencana tersebut di ujikan.
3. Pada tahun ketiga, Kabupaten Minahasa Utara harus memperkuat kapasitas (pembinaan dan
pelatihan sumber daya, SOP, kebijakan, dan program kerja) dan memperkuat kerjasama serta
jejaring dengan lintas sektor terkait pengurangan dan penanggulangan risiko krisis kesehatan dan
mulai mengujikan rencana penanggulangan bersama di tahun kedua dalam bentuk latihan bersama
baik latihan dalam konteks manajemen maupun teknis.
4. Secara berkesinambungan, Kabupaten Minahasa Utara harus melakukan perencanaan kebijakan
dan program serta koordinasi terkait upaya terkait pengurangan dan penanggulangan risiko krisis
kesehatan.

CONTOH IDENTIFIKASI HAZARD ”KEBAKARAN ‘’


STRATEGI MITIGASI BENCANA YAITU :

Keterangan:
1. Periksa instalasi listrik : selalu periksa instalasi listrik setahun sekali dan jangan biarkan lampu
menyala terus menerus dalam jangka waktu lama
2. APAR : tempatkan alat pemadam api ringan atau APAR
3. Waspadai sumber api : jangan meninggalkan sumber panas atau sumber api ( Konfor, setrika, lampu
minyak tanah dll ) menyala tanpa pengawasan
4. Jauhkan sumber api dari anak : jangan membiarkan anak anak bermain dengan sumber api baik itu
korek api, lilin menyala, dan sebagainya
5. Hindari menggunakan hp saat tidur :hindari menggunakan hp saat di charge apalagi di atas kasur
6. Hindari multi stop kontak : hindari menggunakan stop kontak dengan eksistensi yang bertumpk –
tumpuk
7. Awas bahan mudah terbakar : hindarkan bahan yang mudah terbakar dengan sumber api
8. Off : matikan lampu, kompor dan alat listrik pada saat selesai di gunakan atau pada saat bepergian dari
rumah
9. Matikan mesin kendaran anda saat mengisi BBM : jangan mengisi bahan bakar di saat kendaraan
menyala , matikan dahulu kendaraan anda
10. Jangan merokok saat mengisi BBM : jangan mengisi BBM saat anda merokok menjaulah dari POM
bensin
11. Stop or no smooking zone : hindari merokok di sembarang tempat khususnya di dekat barang yang
mudah terbakar seperti di atas tempat tidur,biasakan untuk memtikan punting rokok sebelum
membuangnya
12. Hindari membakar saat terik : jangan membakar sampah di bawah terik matahari apalagi disaat
musim panasjika terpaksa harus membakar sampah selalu patikan dahulu area sekitarnya aman dan jauh
dari bahan bahan yang mudah terbakar
13. Selalu focus saat menggunakan sumber api, hindari saat menggunakan hp atau sambil
melalukan kegiatan lain .

Anda mungkin juga menyukai