Disusun
Oleh:
Haeruddin (D0321108)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
Desa Rawan Bencana sebagai bahan belajar dalam mata kuliah Perencanaan Pedesaan, dapat
tersusun hingga selesai.
Tidak lupa juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pemikiran dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk
ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Manusia Sebagai Makhluk individu & sosial
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bencana alam di desa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kondisi
geografis, iklim, aktivitas manusia, dan kerentanan sosial-ekonomi. Berikut adalah
beberapa faktor yang dapat menjadi latar belakang bencana alam di desa:
1. Kondisi Geografis: Desa yang terletak di daerah dataran rendah, daerah aliran
sungai, atau lereng bukit rentan terhadap banjir, tanah longsor, dan genangan
air. Desa pesisir juga memiliki risiko tsunami dan badai.
3. Iklim: Pola cuaca dan iklim juga berperan penting dalam bencana alam di
desa. Curah hujan yang tinggi atau musim kemarau yang panjang dapat
memicu banjir atau kekeringan.
Hal ini dapat membantu dalam memahami sebab-akibat bencana alam di desa
dan merumuskan strategi mitigasi bencana yang tepat. Dengan memahami faktor-
faktor ini, dapat dilakukan upaya pencegahan, penanganan darurat, dan pemulihan
yang lebih efektif untuk melindungi masyarakat desa dari dampak bencana alam.
1
1. Apa yang dimaksud dengan wawasan sosial budaya?
2. Bagaimana bentuk perubahan sosial budaya?
3. Apa saja aspek dalam sosial budaya?
4. Bagaimana sistem sosial budaya di Indonesia?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
5. Sistem Peringatan Dini: Membangun sistem peringatan dini yang efektif adalah
langkah penting dalam mitigasi bencana. Ini melibatkan pemasangan perangkat
seperti sirene atau penggunaan teknologi seperti pesan teks atau aplikasi seluler
untuk memberi tahu masyarakat tentang ancaman yang akan datang.
Setiap desa memiliki kebutuhan dan tantangan yang unik, oleh karena itu
langkah-langkah mitigasi harus disesuaikan dengan kondisi setempat. Pemerintah daerah
dan organis
3
manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai
makhluk sosial juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk
berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai
manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Dapat disimpulkan manusia dikatakan
sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:
Manusia dianugerahi hidup bukan hanya sekedar untuk hidup. Ia memiliki visi dan
misi yang sebenarnya harus dikerjakan baik dalam kehidupan di dalam lingkungan
masyarakat maupun negara. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial memiliki peranan
diantaranya menjaga kelestarian alam, hubungan antar manusia, serta hubungan dengan sang
pencipta.
Perbedaan yang ada seperti ras, suku, keyakinan, lingkungan, dan golongan tidak
meniadakan persamaan akan Harkat dan Martabat manusia. Manusia sebagai makhluk
individu akan berusaha:
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Kebutuhan akan orang lain dan
interaksi sosial membentuk kehidupan berkelompok pada manusia. Dalam kehidupannya
manusia membutuhkan norma-norma sosial sebagai patokan dalam bertingkah laku,
norma-norma tersebut adalah:
a. norma agama atau religi; norma yang bersumber dari Tuhan yang berisi perintah
agar dipatuhi dan menjauhi larangan-Nya. norma agama ada dalam ajaran-ajaran
agama.
b. norma kesusilaan atau moral; norma yang bersumber dari hati nurani manusia
untuk mengajak pada kebaikan dan menjauhi keburukan.
4
c. norma kesopanan atau adat; norma yang bersumber dari masyarakat dan berlaku
terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
d. norma hukum; norma yang dibuat masyarakat secara resmi (negara) yang
pemberlakuannya dapat dipaksakan, berisi perintah dan larangan. bersifat tertulis
dan mempunya sangsi yang tegas dan mengikat.
Kata interaksi berasal inter dan action . Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik
saling mempengaruhi antara individu , kelompok sosial , dan masyarakat . Interaksi adalah
proses dimana orang-orang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi daya pikiran dan
tindakan . Interaksi sosial terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak
sosial dan komunikasi . Kontak sosial merupakan yahap pertama dari terjadinya hubungan
sosial . Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan
reaksi terhadap informasi yang disampaikan.
o kontak antar individu, misalnya seorang siswa baru mempelajari tata tertib dan
budaya sekolah
o kontak antarindividu, dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru mengajar di
suatu kelas tentang suatu pokok bahasan
o kontak antarkelompok, dengan kelompok lain, misalnya class meeting antarkelas
5
2.5 Dilema antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat
1. Pandangan individualisme
2. Pandangan sosialisme
3. Kehidupan di Indonesia
6
BAB III
KESIMPULAN
Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai individu, ia
mempunyai kemauan dan kehendak yang mendorongnya berbuat dan bertindak. Dari apa
yang diperbuatnya dan dari sikap hidupnya, orang dapat mengetahui pribadi seseorang.
Sebagai makhluk idividu, manusia ingin hidup senang dan bahagia, dan menghindar dari
segala yang menyusahkan. Untuk itu ia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, baik
kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani yang dapat membawa kesenangan dan
kebahagiaan kepada dirinya. Akibat dari hal itu, timbullah hak seseorang atas sesuatu,
seperti hak milik atas sesuatu benda, hak menuntut ilmu, hak menikmati kesenangan dan
lain-lainnya.
Hak itu tidak boleh diganggu oleh orang lain. Akibatnya, orangpun merasa bahwa
dialah yang berkuasa atas haknya itu dan menyadari pula bahwa ia mempunyai rasa aku.
Kesadaran ini mendorongnya untuk bertindak sendiri, terlepas dari pengaruh orang lain.
Hidup sebagai makhluk individu semata-mata tidak mungkin tanpa juga sebagai makhluk
sosial. Manusia hanya dapat dengan sebaik-baiknya dan manusia hanya akan mempunyai
arti apabila ia hidup bersama-sama manusia lainnya di dalam masyarakat. Tidak dapat
dibayangkan adanya manusia yang hidup menyendiri tanpa berhubungan dan tanpa
bergaul dengan sesama manusia lainnya. Hanya dalam hidup bersama manusia dapat
berkembang dengan wajar dan sempurna.
Hal ini ternyata bahwa sejak lahir sampai meninggal, manusia memerlukan
bantuan orang lain untuk kesempurnaan hidupnya. Bantuan ini tidak hanya bantuan untuk
memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga untuk kebutuhan rohani. Manusia sangat
memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri, pengakuan dan tanggapan-tanggapan
emosional yang sangat penting artinya bagi pergaulan dan kelangsungan hidup yang
sehat. Inilah kodrat manusia, sebagai makhluk individu dan juga sebagai makhluk sosial.
Tak ada seorangpun yang dapat mengingkari hal ini, karena ternyata bahwa manusia baru
dapat disebut manusia dalam hubungannya dengan orang lain, bukan dalam
kesendiriannya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta, (2018).