Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DESA RAWAN BENCANA


Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pedesaan

Disusun

Oleh:

Haeruddin (D0321108)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
Desa Rawan Bencana sebagai bahan belajar dalam mata kuliah Perencanaan Pedesaan, dapat
tersusun hingga selesai.

Tidak lupa juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pemikiran dan harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk
ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Majene, 16 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Manusia Sebagai Makhluk individu & sosial

2.2 Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

2.3 Peranan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

2.4 Dinamika Interaksi Sosial

2.5 Dilema antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat

BAB III PENUTUP


Daftar Pustaka7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bencana alam di desa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kondisi
geografis, iklim, aktivitas manusia, dan kerentanan sosial-ekonomi. Berikut adalah
beberapa faktor yang dapat menjadi latar belakang bencana alam di desa:

1. Kondisi Geografis: Desa yang terletak di daerah dataran rendah, daerah aliran
sungai, atau lereng bukit rentan terhadap banjir, tanah longsor, dan genangan
air. Desa pesisir juga memiliki risiko tsunami dan badai.

2. Aktivitas Geologis: Desa-desa yang berada di dekat zona pertemuan lempeng


tektonik atau zona subduksi rentan terhadap gempa bumi. Zona vulkanik juga
dapat menyebabkan erupsi gunung berapi dan aliran lahar.

3. Iklim: Pola cuaca dan iklim juga berperan penting dalam bencana alam di
desa. Curah hujan yang tinggi atau musim kemarau yang panjang dapat
memicu banjir atau kekeringan.

4. Kegiatan Manusia: Aktivitas manusia seperti deforestasi, eksploitasi sumber


daya alam, perubahan penggunaan lahan, dan pembangunan yang tidak teratur
dapat mempengaruhi lingkungan alam dan meningkatkan risiko bencana.
Misalnya, penebangan hutan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tanah
longsor.

5. Kerentanan Sosial-Ekonomi: Faktor sosial dan ekonomi juga dapat


berkontribusi pada latar belakang bencana alam di desa. Desa dengan tingkat
kemiskinan tinggi, kurangnya infrastruktur yang memadai, akses terbatas
terhadap informasi dan peringatan dini, dan kurangnya kapasitas dalam
mitigasi bencana memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap dampak
bencana.

Hal ini dapat membantu dalam memahami sebab-akibat bencana alam di desa
dan merumuskan strategi mitigasi bencana yang tepat. Dengan memahami faktor-
faktor ini, dapat dilakukan upaya pencegahan, penanganan darurat, dan pemulihan
yang lebih efektif untuk melindungi masyarakat desa dari dampak bencana alam.

1.2 Rumusan masalah

1
1. Apa yang dimaksud dengan wawasan sosial budaya?
2. Bagaimana bentuk perubahan sosial budaya?
3. Apa saja aspek dalam sosial budaya?
4. Bagaimana sistem sosial budaya di Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari wawasan sosial budaya


2. Untuk mengetahui bentuk perubahan sosial budaya
3. Untuk mengetahu aspek-aspek dalam sosial budaya
4. Untuk mengetahui bagaimana sistem sosial budaya di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Nilai, Moral & Hukum

Ada beberapa langkah mitigasi yang dapat diimplementasikan di desa untuk


mengurangi risiko terhadap berbagai bencana alam atau situasi darurat. Beberapa langkah ini
mencakup:

1. Pemetaan Risiko dan Penilaian: Langkah pertama adalah melakukan pemetaan


risiko dan penilaian untuk mengidentifikasi jenis bencana yang mungkin terjadi
di desa tersebut. Hal ini memungkinkan desa untuk fokus pada langkah-langkah
mitigasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

2. Perencanaan Bencana: Membuat rencana bencana yang terperinci dan mencakup


langkah-langkah yang harus diambil sebelum, selama, dan setelah terjadinya
bencana. Rencana ini harus melibatkan partisipasi seluruh masyarakat desa,
termasuk melibatkan pemimpin desa, kelompok pemuda, perempuan, dan
masyarakat umum.

3. Pembangunan Infrastruktur yang Tahan Bencana: Memperkuat infrastruktur


desa agar tahan terhadap bencana adalah langkah penting. Ini meliputi perbaikan
atau peningkatan bangunan, jembatan, jalan, dan saluran air agar dapat
menghadapi gempa bumi, banjir, atau badai dengan lebih baik.

4. Pengelolaan Sumber Daya Alam: Mengelola sumber daya alam secara


berkelanjutan juga merupakan langkah mitigasi. Ini termasuk pengelolaan hutan,
lahan, dan sungai dengan cara yang meminimalkan risiko bencana seperti tanah
longsor, banjir, atau kekeringan.

5. Sistem Peringatan Dini: Membangun sistem peringatan dini yang efektif adalah
langkah penting dalam mitigasi bencana. Ini melibatkan pemasangan perangkat
seperti sirene atau penggunaan teknologi seperti pesan teks atau aplikasi seluler
untuk memberi tahu masyarakat tentang ancaman yang akan datang.

6. Pendidikan dan Pelatihan: Melakukan pendidikan dan pelatihan kepada


masyarakat desa tentang langkah-langkah mitigasi bencana, termasuk
pemahaman tentang tanda-tanda awal dan tindakan yang harus diambil saat
terjadi bencana. Ini membantu meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan
masyarakat.
2
7. Evakuasi dan Tempat Perlindungan: Menentukan titik evakuasi dan mendirikan
tempat perlindungan darurat yang aman adalah langkah penting dalam mitigasi
bencana. Masyarakat harus diberi tahu tentang lokasi ini dan prosedur evakuasi
yang harus diikuti saat bencana terjadi.

8. Kerjasama dengan Pihak Eksternal: Desa harus menjalin kerjasama dengan


pihak eksternal, seperti lembaga pemerintah, organisasi kemanusiaan, atau
relawan bencana, untuk mendapatkan bantuan dalam upaya mitigasi bencana. Ini
termasuk bantuan dalam perencanaan, pelatihan, atau sumber daya fisik.

Setiap desa memiliki kebutuhan dan tantangan yang unik, oleh karena itu
langkah-langkah mitigasi harus disesuaikan dengan kondisi setempat. Pemerintah daerah
dan organis

2.2 Hakikat, Fungsi dan Perwujudan Nilai, Moral dan Hukum

1. Hakikat, Fungsi dan Perwujudan Nilai, Moral dan Hukum


Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam bahasa inggris in mengandung arti
tidak, sedangkan devided berarti terbagi. Jadi individu artinya tidak berbagi, atau satu
kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak
berbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan
yang paling kecil dan tak terbatas. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur
jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa . Seseorang dikatakan
sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu pada dirinya. Jika unsur
tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai makhluk individu.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tak ada yang sama persis.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah
faktor yamg dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan. Kalau seorang
individu memiliki ciri pisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia jga akan memiliki
ciri fisik atau karakter sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip).
Karakterisristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian.

2. Manusia sebagai makhluk sosial

Menurut kodratnya manusia adalah makhliuk sosial atau makhluk bermasyarakat,


selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat
dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia
selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir
akan selalu menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya

3
manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai
makhluk sosial juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk
berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai
manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Dapat disimpulkan manusia dikatakan
sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu:

1. manusia tunduk pada aturan, norma sosial


2. perilaku manusisa mengharapkan suatu penilaian dari orang lain
3. manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
4. potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia

2.3 Peranan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

Manusia dianugerahi hidup bukan hanya sekedar untuk hidup. Ia memiliki visi dan
misi yang sebenarnya harus dikerjakan baik dalam kehidupan di dalam lingkungan
masyarakat maupun negara. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial memiliki peranan
diantaranya menjaga kelestarian alam, hubungan antar manusia, serta hubungan dengan sang
pencipta.

1. Peranan manusia sebagai makhluk individu

Perbedaan yang ada seperti ras, suku, keyakinan, lingkungan, dan golongan tidak
meniadakan persamaan akan Harkat dan Martabat manusia. Manusia sebagai makhluk
individu akan berusaha:

a. menjaga dan mempertahankan Harkat dan Martabatnya.


b. mengupayakan terpenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia.
c. merealisasikan segenap potensi diri, baik sisi jasmani maupun rohani.
d. memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan dirinya.

2. Peranan manusia sebagai makhluk sosial

Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Kebutuhan akan orang lain dan
interaksi sosial membentuk kehidupan berkelompok pada manusia. Dalam kehidupannya
manusia membutuhkan norma-norma sosial sebagai patokan dalam bertingkah laku,
norma-norma tersebut adalah:

a. norma agama atau religi; norma yang bersumber dari Tuhan yang berisi perintah
agar dipatuhi dan menjauhi larangan-Nya. norma agama ada dalam ajaran-ajaran
agama.
b. norma kesusilaan atau moral; norma yang bersumber dari hati nurani manusia
untuk mengajak pada kebaikan dan menjauhi keburukan.

4
c. norma kesopanan atau adat; norma yang bersumber dari masyarakat dan berlaku
terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
d. norma hukum; norma yang dibuat masyarakat secara resmi (negara) yang
pemberlakuannya dapat dipaksakan, berisi perintah dan larangan. bersifat tertulis
dan mempunya sangsi yang tegas dan mengikat.

2.4 Dinamika Interaksi Sosial

Kata interaksi berasal inter dan action . Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik
saling mempengaruhi antara individu , kelompok sosial , dan masyarakat . Interaksi adalah
proses dimana orang-orang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi daya pikiran dan
tindakan . Interaksi sosial terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak
sosial dan komunikasi . Kontak sosial merupakan yahap pertama dari terjadinya hubungan
sosial . Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan
reaksi terhadap informasi yang disampaikan.

Ciri-ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut :

o pelakunya lebih dari satu orang


o adanya komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial
o mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut
dengan yang diperkirakan pelaku
o adanya dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung

Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu:

o kontak antar individu, misalnya seorang siswa baru mempelajari tata tertib dan
budaya sekolah
o kontak antarindividu, dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru mengajar di
suatu kelas tentang suatu pokok bahasan
o kontak antarkelompok, dengan kelompok lain, misalnya class meeting antarkelas

Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut:

o imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.


o sugesti adalah suatu proses dimana seorang individu menerima suatu cara pengihatan
atau pedoman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu.
o identifikasi dalam psikologi berati dorongan untuk menjadi indenti (sama) dengan
orang lain, baik secara lahiriah atau bathiniah.
o simpati adalah perasaan teratriknya orang yang satu terhadap orang lain.

5
2.5 Dilema antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat

1. Pandangan individualisme

Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah


makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi
yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme
berpendapat bahwa kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral
individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya.

2. Pandangan sosialisme

Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan.


kedudukan individu hanya lah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak
individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam
suatu komunitas atau kelompok. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan
tebentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan
individu atas hak milik dan alat alat produksi. Sosialisasi muncul karena kepentingan
masyarakat secara keseluruhan utama yang tersisih oleh sistem liberalisme, mendapat
keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan.

3. Kehidupan di Indonesia

Dalam negara Indonesia berfalsafahkan pancasila, hakikat manusia dipandang


memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Bung karno menerangkan tentang
seimbangnya dua sifat tersebut dengan ungkapan” internasionalisme tidak hidup subur
kalau tidak berakar dari buminya nasionalisme. nasionalisme tidak hidup subur kalau tidak
hidup dalam taman sarinya internasionalisme”. Paduan harmoni antara individu dan sosial
dalam diri bangsa Indonesia diungkap dalam sila kedua dan ketiga pancasila. Bangsa
Indonesia memiliki prinsip menempatkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi
dan golongan.

6
BAB III
KESIMPULAN

Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai individu, ia
mempunyai kemauan dan kehendak yang mendorongnya berbuat dan bertindak. Dari apa
yang diperbuatnya dan dari sikap hidupnya, orang dapat mengetahui pribadi seseorang.
Sebagai makhluk idividu, manusia ingin hidup senang dan bahagia, dan menghindar dari
segala yang menyusahkan. Untuk itu ia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, baik
kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani yang dapat membawa kesenangan dan
kebahagiaan kepada dirinya. Akibat dari hal itu, timbullah hak seseorang atas sesuatu,
seperti hak milik atas sesuatu benda, hak menuntut ilmu, hak menikmati kesenangan dan
lain-lainnya.

Hak itu tidak boleh diganggu oleh orang lain. Akibatnya, orangpun merasa bahwa
dialah yang berkuasa atas haknya itu dan menyadari pula bahwa ia mempunyai rasa aku.
Kesadaran ini mendorongnya untuk bertindak sendiri, terlepas dari pengaruh orang lain.
Hidup sebagai makhluk individu semata-mata tidak mungkin tanpa juga sebagai makhluk
sosial. Manusia hanya dapat dengan sebaik-baiknya dan manusia hanya akan mempunyai
arti apabila ia hidup bersama-sama manusia lainnya di dalam masyarakat. Tidak dapat
dibayangkan adanya manusia yang hidup menyendiri tanpa berhubungan dan tanpa
bergaul dengan sesama manusia lainnya. Hanya dalam hidup bersama manusia dapat
berkembang dengan wajar dan sempurna.
Hal ini ternyata bahwa sejak lahir sampai meninggal, manusia memerlukan
bantuan orang lain untuk kesempurnaan hidupnya. Bantuan ini tidak hanya bantuan untuk
memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga untuk kebutuhan rohani. Manusia sangat
memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri, pengakuan dan tanggapan-tanggapan
emosional yang sangat penting artinya bagi pergaulan dan kelangsungan hidup yang
sehat. Inilah kodrat manusia, sebagai makhluk individu dan juga sebagai makhluk sosial.
Tak ada seorangpun yang dapat mengingkari hal ini, karena ternyata bahwa manusia baru
dapat disebut manusia dalam hubungannya dengan orang lain, bukan dalam
kesendiriannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Umanailo, M Chairul Basrun. Sosiologi_Hukum. December 2017.


Umanailo, M Chairul Basrun. Teknik Praktis Riset Fenomenologi. March 2018.
Umanailo, M Chairul Basrun._Marginalisasi_Buruh_Tani_Akibat_Alih_Fungsi_Lahan.
December 2017.

Jmmig. (2018)” hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial”

Jakarta, (2018).

Anda mungkin juga menyukai