Anda di halaman 1dari 3

ETIKA PERENCANAAN

HAERUDDIN
D03 21 350

STUDI KASUS MASALAH YANG TERJADI DALAM KASUS


REKLAMASI TELUK JAKARTA

Berbicara mengenai reklamasi sudah tidak asing lagi di tengah-tengah


masyarakat, karena reklamsi sudah dilakukan sejak 1980-an, terutama di Ibu kota
Jakarta. Dimana reklamasi merupakan usaha yang dilakukan untuk memanfaatkan
kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong menjadi
kawasan atau lahan yang lebih bermanfaat lagi. Misalnya reklamasi yang
dilakukan di Ibu kota jakarta tepatnya di Jakarta Utara (Pluit) yang biasa kita
dengar Reklamasi di Teluk Jakarta. Reklamasi ini dilaksanakan karena adanya
alasan dari hal tersebut. Penurunan muka tanah di Jakarta mencapai 18 centi meter
per tahun. Hal ini akibat ekstraksi atau pencurian air tanah oleh pengelola gedung-
gedung bertingkat maupun perumahan. Pertumbuhan penduduk kota Jakarta yang
semakin meningkat memerlukan lahan untuk pemukimannya. Jakarta akan
tumbuh menjadi 12,5 juta jiwa pada 2030. Wilayah yang perlu direkontruksi
adalah wilayah bagian utara karena wilayah bagian selatan Jakarta merupakan
daerah resapan air untuk menjaga lingkungan. Sehingga, Jakarta harus memiliki
inisiatif menyiapkan lahan baru untuk menampung perkembangan. Selain itu,
Laut Jakarta sudah terlalu kotor, dan pembangunan hunian-hunian mewah harus
tetap dilakukan untuk meningkatkan perekonomian kota. Jakarta harus
membangun tanggul raksasa (Giant Sea Wall) untuk mencegah banjir. Hal ini
menjadi beberapa penyebab dilaksanakannya reklamasi di Jakarta bagian utara.
Mengenai reklamasi yang dilakukan di Jakarta menuai banyak pro
dankontra. Dimana pada tahun 2016 terdapat kubu pro dan kubu kontra. Kubu
proterdiri atas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama beserta
pendukungsetianya. Sedangkan kubu kontra terdiri atas Menteri Kelautan dan
Perikanan SusiPudjiastuti, nelayan, aktivis lingkungan, sejarawan, budayawan,
pakar tata kota, pengamat, dan orang-orang yang berseberangan dengan ahok,
berikut beberapa pro dan kontra dari pelaksanaan reklamasi ini.
1. Pro reklamasi
a. Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1995 tentang ReklamasiPantai
Utara;
b. Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Kawasan Pantura Jakarta;
c. Surat Keputusan Gubernur Nomor 1090 Tahun 1996
tentangOrganisasi dan Tata Kerja Badan Pengendali Reklamsi Pantura
Jakarta;
d. Surat Keputusan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
/ Ketua Bappenas Nomor KEP.920/KET/10/1997 tentangPedoman
Penataan Ruang Kawasan Pantai Utara Jakarta;
e. Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 220 Tahun
1998tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana
ReklamasiPantura Jakarta;
f. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1999 tentang Rencana TataRuang
Wilayah DKI Jakarta;
g. Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 138 tTahun
2000tentang Tata Cara Penyelenggaraan Reklamasi Pnatai Utara
Jakarta
h. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang
Kawasan Jabode tabek punjur;
i. Putusan Mahkamah Agung Nomor 12/PK/TUN/2011 yang
menyatakan Reklamsi di Pantai Jakarta Legal;
j. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang RTRW DKIJakarta
2030;
k. Peraturan Gubernur Nomor 121 tahun 2012 tentang PenataanRuang
Kawasan Reklamasi Pantura Jakarta;l. Surat Keputusan Gubernur DKI
Nomor 2238 Tahun 2013 keluar pada Desember 2014 dengan
pemberian izin reklamasi Pulau Gkepada PT Muara Wisesa Samudra.

2. Kontra Reklamasi
a. Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun2003
tentang Ketidak layakan Rencana Kegiatan Reklamasi dan
Revitalisasi Pantai Utara Jakarta
b. Tahun 2009, Mahkamah Agung memutuskan mengabulkan asasi
Menteri Lingkungan Hidup yang menyetakan reklamasi menyalahi
aliansi mengenai dampak lingkungan
c. September 2015, wacana moratorium reklamsi. Reklamasi di usulkan
hanya untuk pelabuhan, bandara, dan listrik. Di luar itutidak boleh ada
reklamasi untuk hotel, apartemen, mal, dan sebagainya.
Namun ada pun yang mendukung tentang pembangunan Reklamasi karena
Jakrta harus membangun tanggul raksasa (Giant Sea Wall) untuk mencegah
banjir, selain itu seperti yang kita ketahui saat ini Ibu kota Jakarta selalu
digemparkan dengan bencana banjir dikala hujan melanda Jakarta. Laut Jakarta
sudah terlalu kotor, dan pembangunan hunian-hunian mewah harus tetap
dilakukan untuk meningkatkan perekonomian kota tetapi dengan adanya
bangunan-bangunan mewah tersebut lahan di jakarta saat ini sudah tidak
mencukupi lagi, bukan hanya itu Jakarta juga saat ini penduuknya semakin hari
semakin meningkat dan kebanyakan mereka menggunakan kendaraan sepeda
motor atau mobil yang menyebabkan terjadinya macet setiap harinya, maka dari
itu kubu pro disini melakukan yang namanya reklamasi tersebut untuk
menghindari dan membuat pemukiman baru untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut. Di samping itu kubu menentang beranggapan bahwa proyek reklamasi
hanya menguntungkan pengembang properti dan kaum borjuis saja, sementara
para nelayan semakin sengsara dan hanya diberi janji-janji manis, bisa dilihat
bahwa reklamasi sendiri diadakan untuk membangun gedung-gedung yang tinggi
untuk kegiatan bisnis atau pemukiman yang sangat mewah.

Pendapat pribadi:
Dengan adanya pelaksanaan reklamasi tersebut lebih dominan berdampak
negatif terhadap sumber daya alam dan nelayan. Jadi, sekiranya pemerintah tidak
hanya fokus pada kemajuan perekonomian di Indonesia sendiri namun tetap
memerhatikan kesejahteraan rakyatnya. Keputusan yang dapat meredam keadaan
adalahdi mana menguntungkan bagi negara baik itu dari segi pemerintahanhingga
rakyat.
Reklamasi ini adalah pembangunan rusun untuk mengganti temppet
pemukiman yang terkena penggusuran. Selain itu, nelayan juga ada baiknya
diberikan peekerjaan yang barua tau bisa juga dibuatkan kolamkhusus untuk
budidaya benih ikan laut guna mengembalikan fungsi lautseperti semula.

Anda mungkin juga menyukai