Anda di halaman 1dari 29

STUDIO PROSES PERENCANAAN

PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG BERDASARKAN POTENSI DAN


ISU PERMASALAHAN DI KECAMATAN WONOMULYO

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 1:

SIMA (D0321338)
NISMA (D0321016)
HAERUDDIN (D0321350)
REZA RESKI (D0321020)
KRISDAYANTI (D0321018)
YUSTINA JULIA (D0321341)
DWI DIAN FITRIANI (D0321532)
ANNIZA PUTRI MAHARANI (D0321344)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa karena atas karunia dan izin-Nya kami dapat
menyelesaikan Laporan Fakta dan Analis Studio Perencanaan Kota ini. Laporan Fakta dan
Analisa ini merupakan salah satu tahap dari studio perencanaan kota terhadap wilayah studi
Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar dalam menyusun dan merumuskan rencana
potensi dan masalah. Laporan Fakta dan Analisa ini dibuat untuk memenuhi Tugas Studio III
Perencanaan Wilayah Perkotaan bagi mahasiswa jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Sulawesi Barat. Dalam pembuatan laporan fakta dan analis ini tentunya penulis
mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran dari beberapa pihak. Untuk itu, ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Astinawaty, S.T., M. T. Bapak Jafar Mukhlis, S. T., M. T. Ibu Virda Eviyanti Deril,
S.T.,M.T selaku dosen pembimbing mata kuliah Studio III Perencanaan Wilayah
Perkotaan yang telah memberikan bimbingannya sehingga proses studio berjalan dengan
lancar.
2. Instansi Kabupaten Polewali Mandar yang telah membantu dalam pengumpulan data.
3. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu dan tidak mungkin disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa laporan masih memiliki banyak kekurangan, baik dari segi materi
maupun teknik penyajiannya mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman dari penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membagun sangat penulis harapkan. Demikian laporan
fakta dan analisa ini kami susun, semoga bermanfaat. Terima kasih.

Majene, 2 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.2 Identifikasi dan Rumusan Permasalahan

1.3 Maksud, Tujuan dan Sasaran

1.4 Manfaat

1.5 Ruang Lingkup

1.6 Sistematika Laporan

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 Tinjaun Teoritis

2.1.1...............................................Definisi, tujuan dan manfaat serta lingkup perencanaan


................................................................................................................................... 0

2.1.2....................Muatan dan Prosedur dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah (RTRW)


................................................................................................................................... 0

2.1.3......................................Pengertian Dan Urgensi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)


................................................................................................................................... 0

2.1.4..............................Muatan dan Prosedur dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)


................................................................................................................................... 0

2.2 Tinjaun Normatif

2.2.1.........................................................UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang


................................................................................................................................... 0
2.2.2..........Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2021 ttg Penyelenggaraan Penatan Ruang
................................................................................................................................... 0

2.2.3. . .Permen PU No. 20/2011 Tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ Kabupaten
................................................................................................................................... 0

2.2.4..........Permen ATR BPN No 16/2018 Tentang Pedoman Penyusunan RDTR Dan PZ


Kabupaten ................................................................................................................. 0

2.2.5 Permen ATR BPN No 11/2011 Tentang Tata Cara Penyususnan, Peninjaun Kembai
RTRW Prov, Kab, Kota dan RDTR.......................................................................... 0

2.2.6..........................................................RTRW Kabupaten/Kota masing-masing saat ini


................................................................................................................................... 0

2.2.7...........................................................RDTR Kabupaten/Kota masing-masing saat ini


................................................................................................................................... 0

BAB III METODOLOGI


3.1 List Kebutuhan, Jenis dan Sumber Data

3.2 Teknik Analisis

3.3 Tahap dan Jadwal Kegiatan

3.4 Kerangka Pikir

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Profil Kabupaten/Kota/Bwp/Sub-Pwp

4.1.1......................................................................................Kondisi Fisik dan Liingkungan


................................................................................................................................... 0

4.1.2...............................................................................................................Kependudukan
................................................................................................................................... 0

4.1.3................................................................................................................Perekonomian
................................................................................................................................... 0

4.1.4.......................................................................................Inftastruktur dan Transportasi


................................................................................................................................... 0
2.2.5..................................................................................................................Kelembagaan
................................................................................................................................... 0

4.2 Rencana Detail Tata Ruang Kota/Kab

4.2.1................................................................................................Rencana Struktur Ruang


................................................................................................................................... 0

4.2.2......................................................................................................Rencana Pola Ruang


................................................................................................................................... 0

4.2.3............................................................................................................Peraturan Zonasi
................................................................................................................................... 0

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Daftar Pustaka26
Lampiran26

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Orientasi Pantai Palippis


Gambar 2.1 Dermaga dan Pantai Pasir Putih Lasusu
Gambar 3.1 Peta Deliniasi Pantai Palippis
Gambar 3.2 Pantai Palippis
Gambar 3.3 Batu Karang Pantai Palippis
Gambar 5.1 Toilet
Gambar 5.2 Mushola
Gambar 5.3 Panggung Hiburan
Gambar 5.4 Gazebo
Gambar 5.5 Tempat Makan
Gambar 5.6 Jaringan Jalan
Gambar 5.7 Jaringan Listrik
Gambar 5.8 Kualitas Air Bersih
Gambar 5.9 Jaringan Persampahan
Gambar 6.1 Peta Analisis
Gambar 6.2 Peta Konsep
Gambar 6.3 Gambaran Perencanaan Perbaikan Toilet
Gambar 6.4 Gambaran Perencanaan Perbaikan Mushola
Gambar 6.5 Gambaran Perencaan Pengadaan Air Bersih
Gambar 6.6 Gambaran Perencanaan Pembangunan Area Parkir
Gambar 6.7 Gambaran Perencanaan Pengadaan Jaringan Persampahan
Gambar 6.8 Gambaran Perencanaan Penambahan Gazebo
Gambar 6.9 Gambaran Perencanaan Perbaikan Panggung Hiburan
Gambar 6.10 Gambaran Perencanaan Pengadaan Jaringan Listrik
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kebutuhan Data
Tabel 5.1 Matriks SWOT
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan wilayah adalah suatu proses perumusan dan implementasi tujuan-


tujuan pembangunan dalam skala supra urban. Suatu wilayah memerlukan perencanaan
disebabkan jumlah penduduk yang semakin bertambah. Hal tersebut menuntut kebutuhan
akan sandang, pangan, papan dan ruang semakin meningkat pula. Pada dasarnya,
pengembangan wilayah diperlukan untuk mengatasi persoalan yang ada berdasarkan pada
karakteristik suatu wilayah. Pengembangan wilayah digambarkan sebagai upaya
membangun dan mengembangkan suatu wilayah berdasarkan pendekatan keruangan
spasial dengan mempertimbangkan aspek social kepandudukan, ekonomi, lingkungan fisik,
dan kelembagaan dalam suatu kerangka perencanaan.
Tujuan dari pengembangan wilayah adalah menurunkan disparitas regional dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, diperhitungkan pula pendayagunaan
sumber daya alam secara optimal melalui pengembangan ekonomi lokal, mengurangi
kesenjangan antarwilayah, mempertahankan dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi,
mengembangkan daerah-daerah terbelakang sesuai dengan potensinya masing-masing serta
merangsang pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Pengembangan
wilayah tidak hanya diselenggarakan untuk memenuhi tujuan-tujuan sektoral yang bersifat
parsial, namun pengembangan wilayah diselenggarakan untuk memenuhi tujuan secara
komprehensif dan holistik dengan mempertimbangkan keserasian antara berbagai sumber
daya sebagai unsur utama pembentuk ruang. Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun
2007 Tentang Penataan Ruang, pengembangan suatu wilayah harus disusun berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang secara hierarki terdiri atas Rencana Tata
Ruang (RTRW) Nasional, Rencana Tata Ruang (RTRW) Provinsi dan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota.
Pertumbuhan dan perkembangan kota pada prinsipnya menggambarkan proses
berkembangnya suatu kota. Pertumbuhan kota mengacu pada pengertian secara kuantitas,
yang dalam hal ini dindikasikan oleh besaran faktor produksi yang dipergunakan oleh
sistem ekonomi kota tersebut. Semakin besar produksi berarti ada peningkatan permintaan
yang meningkat. Sedangkan perkembangan yang mengacu pada kualitas, yaitu proses
keadaan yang bersifat kemataman.
Pada dasarnya ada 3 faktor yang menpengaruhi pertumbuhan kota yaitu:
1. Faktor penduduk, yaitu adanya pertumbuhan penduduk baik disebabkan karena
pertambahan alami maupun pertumbuhan migrasi.
2. Faktor sosial ekonomi,yaitu perkembangan kegiatang usaha masyarakat
3. Faktor sosial budaya, adanya perubahan pola kehidupan dan tata cara masyarakat akibat
pengaruh luar, komunikasi dan sistem informasi.
Perencanaan perkotaan merupakan upaya untuk mengoptimalkan tata ruang kota,
meliputi penggunaan lahan, perizinan pengembangan kawasan, dan desain kawasan
perkotaan dalam rangka menciptakan pembangunan berkelanjutan. Adanya perencanaan
kota yang baik akan meningkatkan potensi ekonomi, memudahkan kolaborasi antar
pemangku kepentingan, serta mengefektifkan anggaran.
Pembangunan dan pengembangan wilayah membutuhkan sebuah perencanaan guna
mewujudkan kesinambungan pertumbuhan antar daerah dalam suatu kota atau wilayah,
mewujudkan percepatan pembangunan, mewujudkan sistem pembangunan yang
berkelanjutan melalui keserasian pemanfaatan dan pengendalian ruang. Pemanfaatan
sumber daya suatu wilayah seperti sumber daya manusia, ekonomi, dan fisik lingkungan
pada suatu wilayah dapat dilakukan secara optimal pada suatu wilayah dengan memberikan
pengaturan yang berfungsi untuk mengatur segala aspek dan kegiatan yang ada di
masyarakat. Oleh karena itu, rencana detail tata ruang digunakan untuk mencapai target
pembangunan dalam jangka dan lingkup tertentu.
Salah satu wilayah yang memerlukan target pembangunan dalam rencana detail tata
ruang adalah Kecamatan Wonomulyo, Kecamatan Wonomulyo merupakan salah satu
kecamatan dari enam belas kecamatan yang ada di Kabupaten Polewali Mandar. Letak Ibu
Kota Kecamatan Wonomulyo berada paling dekat dengan ibukota kabupaten yakni sekitar
16km.
Dalam RTRW Kabupaten Polewali Mandar, Kecamatan Wonomulyo ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.
Luas Kecamatan Wonomulyo sebesar 72,82km2 meliputi1 kelurahan dan 13 desa
Kerja sama dengan para pemangku kepentingan dan institusi terkait.Pertumbuhan dan
perkembangan kota pada prinsipnya menggambarkan proses berkembangnya suatu kota.
Pertumbuhan kota mengacu pada pengertian secara kuantitas, yang dalam hal ini
dindikasikan oleh besaran faktor produksi yang dipergunakan oleh sistem ekonomi kota
tersebut. Semakin besar produksi berarti ada peningkatan permintaan yang meningkat.
Sedangkan perkembangan yang mengacu pada kualitas,yaitu proses keadaan yang berifat
kemataman.
Oleh sebab itu, berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini mengangkat
isu “Pengembangan sektor pertanian dan perdagangan terhadap perekonomian di
Kecamatan Wonomulyo”
1.2 Identifikasi dan Rumusan Permasalahan

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas ada beberapa hal yang dapat diperhatikan
dalam beberapa rumusab permasalahan berikut:
1. Bagaimana potensi pengembangan sektor pertanian dan perdagangan terhadap
perekonomian di Kecamatan Wonomulyo?
2. Bagaimana peranan kecamatan Wonomulyo pada kabupaten Polewali Mandar ?
3. Penataan Pola Ruang kecamatan Wonomulyo yang kurang baik.

1.3 Maksud Tujuan dan Sasaran

Penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana diatur dalam Undang - Undang


Nomor 6 Tahun 2007 terdiri dari kegiatan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Setiap wilayah memiliki potensi dengan prioritas
pengembangan yang berbeda dari berbagai aspek baik pertumbuhan ekonomi, sosial
budaya, pendayagunaan sumber daya alam, teknologi tinggi, dan daya dukung lingkungan
yang memerlukan perencanaan lebih detail dalam pemanfaatan secara optimal dan berdaya
guna. Kabupaten Wonomulyo telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
(RTRW Kabupaten), namun RTRW Kabupaten tersebut masih memiliki fungsi yang
terbatas hanya pada perencanaan struktur ruang kota dan arahan pemanfaatan kota yang
tidak detail dalam pembahasannya. Untuk itu diperlukan suatu rencana rinci yang
merupakan penjabaran dari RTRW yang berfungsi mengatur dan menata kegiatan
fungsional berupa Rencana Detail Tata Ruang

Adapun sasaran dari penelitian ini yaitu:


1. Mengoptimlkan Pengembangan sektor pertanian dan perdagangan terhadap
perekonomian kecamatan wonomulyo Kab.Polewali Mandar
2. Teridentifikasinya pengembangan sektor pertanian dan perdagangan terhadap
perekonomian di Kecamatan Wonomulyo.
3. Teridentifikasinya kendala dalam pengembangan sektor pertanian dan perdagangan
terhadap perekonomian di Kecamatan Wonomulyo.

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Ruang lingkup materi


Aspek fisik merupakan kondisi yang terlihat pada suatu kota/wilayah. Kondisi ini
umumnya memiliki bentuk yang dapat dibedakan. Masing-masing jenis kondisi
fisik memiliki sifat dan fungsi yang berbeda-beda. Mengetahui kondisi fisik di suatu
kota/wilayah dapat memberi pengaruh pada suatu perencanaan yangsedang dilakukan.
Hal ini disebabkan oleh kondisi fisik dapat menjadi salah satu unsur pembentuk struktur
kota. Apabila struktur kota sudah dapat diketahui maka arah perkembangan kota di masa
depan dapat diprediksi sesuai dengan kondisi fisiknya yang ada pada saat ini.
Sehingga dapat memaksimalkan perencanaan yang disusun.
Aspek non fisik merupakan aspek yang tidak dapat diamati secara langsung
untuk mendapatkan informasi mengenai wilayah perencanaan. Aspek non fisik
membahas mengenai keterkaitan dengan manusia dan aktifitas yang berada didalam
ruang lingkup wilayah perencanaan. Aspek non fisik juga membahas terkait jumlah dan
kondisi sarana dan prasarana. Aspek non fisik mencakup aspek demografi, aspek
sarana dan prasarana, aspek ekonomi dan sosial budaya.
1. Aspek Demografi
Aspek demografi menjelaskan mengenai kependudukan yang berupa jumlah
penduduk, persebaran penduduk, kepadatan penduduk yang terdapat di Kecamatan
Wonomulyo.
2. Aspek Sarana dan Prasarana
Aspek sarana dan prasarana mengenai jumlah kondisi, ketersediaan serta
persebaran sarana dan prasarana yang terdapat di dalam wilayah kajian. Sarana terdiri
dari sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan. Prasarana terdiri dari jaringan
drainase, jaringan jalan, jaringan air limbah dan jaringan persampahan.
3. Aspek Ekonomi
Aspek ekonomi membahas dan menampilkan data perekonomian berupa rata-rata
pendapatan masyarakat dan potensi potensi unggulan aspek fisik merupakan kondisi
yang terlihat pada suatu kota/wilayah. Kondisi ini yang mempengaruhi pertumbuhan
perekonomian di Kecamatan Wonomulyo.
4. Aspek Sosial Budaya
Aspek sosial budaya ini menjelaskan terkait kondisi sosial dan budaya masyarakat
studi yang meliputi interaksi sosial, kelembagaan, kelompok masyarakat dan adat
istiadat masyarakat di wilayah studi Kecamatan Wonomulyo.
1.4.2 Ruang lingkup Wilayah

Kecamatan Wonomulyo merupakan salah satu kecamatan dari enam belas


kecamatan yang ada di Kabupaten Polewali Mandar. Letak Ibu Kota Kecamatan
Wonomulyo berada paling dekat dengan ibukota kabupaten yakni sekitar 16km.
Kecamatan Wonomulyo secara geografis terletak pada posisi 03º22’51,0 Lintang Selatan
dan 119º12’36 Bujur Timur. Batas wilayah Kecamatan Wonomulyo.
 Sebelah Utara Kecamatan Tapango
 Sebelah Timur Kecamatan Matakali
 Sebelah Barat, Kecamatan Mapilli
 Sebelah Selatan, Selat Makassar
N Desa/Kelurahan Luas wilayah
O
1 TUMPILING 20,14
2 NEPO 12,20
3 KEBUNSARI 3,63
4 ARJOSARI 2,77
5 BUMIAYU 3,79
6 BUMIMULYO 3,03
7 SIDOREJO 2,79
8 SIDODADI 2,21
9 CAMPURJO 2,52
10 SUMBERJO 4,69
11 SUGIWARAS 2,35
12 BANUA BARU 1,82
13 Bakka-Bakka 3,37
14 Galeso 11,10
TOTAL 76,41

Permasalahan Potensi

ISU

Perumusan Pengumpulan
masalah dan Analisis
data
Tujuan

ANALISIS Perencanaan
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan . Adapun beberapa
metode yag dlakukan dalam pengumpulan data antaranya:
a. Observasi, metode ini merupakan teknik pengumpulan data, dimana kita melakukan
pengamatan secara langsung untuk memperleh data-data yang diinginkan.
b. Kuisioner, adalah instrumen untuk mengumpulkan data yang berisi tentang pertanyaan-
pertanyaan yang akan digunakan saat wawancara
c. Interview/ wawancara, dalam hal ini turun langsung ke lapangan untuk melakukan
wawancara dengan pihak-pihak yang terkait untuk dimintai keterangan data.
d. Dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel berupa
catatan atau sebagainya.
Analisis data adalah langkah mengumpulkan, menyeleksi, dan mengubah data primer dan sekunder
untuk menghasilkan kesimpulan dalam pengambilan keputusan. Terdapat 2 kategori umum
pada teknik pengkaian data, yaitu teknik analisis data kuantitatif dan kalitatif.
a. Metode analisis data kuantitatif, metode yang bergantung kepada kemampuan untuk
menghitung data secara akurat. Selain itu, metode ini juga memerluhkan kemampuan
untuk menginterpretasikan data yang kompleks. Beberapa contoh metode analisis
kuantitatif, seperti analisis deskriptif regresi dan faktor. Metode ini merupakan
pendekatan pengolahan data melalui metode statistik atau matematik yang terkumpul dari
data. Kelebihan dari metode ini adalah kesimpulan yang lebih terukur dan komprehensif.
b. Metode analisis data kualitatif. Data-data analisiss data kualitatif ini berupa teks atau
narasi. Seklanutnya dari keseluruhan data tersebt dilakukan proses pengklasifikasian
berdasarkan kebutuhan. Tahap terakhir pada metode ini adalah interpretasi data. Metose
ini memerluhkan pendekatan dari data yang sifatnya lebih seubjekif, metode pengolahan
data secara endalam dengan data dari hasil pengamatan, wawancara, dan literatur.
Kelebihan metode ini adalah kedalaman dari hasil analisisnya.

, tujuan, manfaat, lingkup perencanaan, serta peraturan pemerintah dan


Perundang-Undangan, dan kebijakan pengembangan wilayah kabupaten kota.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Tinjauan Kebijakan Nasional

2.1.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

2.1.2 Peraturan Pemerintah NO.13 Tahun 2017

Dalam PP no.13 Tahun 2017 penataan ruang wilayah bertujuan untuk


mewujudkan : ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan;keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasiona, provinsi, da kabupaten/ kota

Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang meliputi : peningkatan


akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan
hirearki; dan peningkatan kualitas dan jangkaun pelayanan jaringan prasarana
ransportasi, telekomunikasi, energi, dan sumberdaya air yang terpadu dan merata di
seluruh wilayah nasional.

2.1.3

Muatan dan Prosedur dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Muatan dalam perencanaan Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten/Kota


adalah sebagai berikut:

a. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten


b. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi rencana sistem pusat
permukiman dan rencana sistem jaringan prasarana
c. Rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung kabupaten
dan kawasan budi daya kabupaten, termasuk rencana penyediaan ruang terbuka
hijau di kawasan perkotaan
d. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi indikasi program
utama jangka menengah lima tahunan
e. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten
f. Kebijakan pengembangan kawasan strategis kabupaten
g. Kebijakan pengembangan wilayah kabupaten
h. Peruntukkan ruang pada sempadan pantai, sungai, situ, danau, embung, waduk,
dan mata air

2.1.3......................................Pengertian Dan Urgensi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

RDTR ( Rencana Detail Tata Ruang ), merupakan bagian dari rencana rinci
tata ruang. Di Indonesia, terdapat 2 jenis perencanaan utama yaitu Rencana
Pembangunan Rencana Tata Ruang yang menjadi pedoman bagi pemerintah untuk
mencapai target pembangunan dalam jangka waktu dan lingkup tertentu.

Urgensi penyusunan RDTR adalah sebagai alat operasionalisasi sekaligus


pengendalian pemafaatan ruang. dalam implementasi rencana tata ruang, Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota belum sepenuhnya operasional dan belum dapat
dijadikan dasar bagi pengeluaran perizinan.
2.1.4..............................Muatan dan Prosedur dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)

Adapun muatan dari RDTR yaitu Tujuan penataan ruang, rencana polar uang,
rencana jaringan prasarana, penetapan sub bagian wilayah perencanaan yang
diprioritaskan penanganannya dan peraturan zonasi.

2.2 Tinjaun Normatif

Teori Negara Hukum Modern mengatakan bahwa tugas negara bukan hanya
sebagai penjaga keamanan dan ketertiban masyarakat semata, akan tetapi
berkewajiban mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sejalan dengan teori tersebut,
Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV mengatakan: ”Negara memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa...” Guna mewujudkan cita-cita hukum
negara tersebut, maka di dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 diatur: Bumi, dan air,
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Penjelasan Pasal 33 ayat (3) ini
mengatakan: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah
pokok-pokok kemakmuran rakyat”.

Untuk mewujudkan konsepsi hukum yang demikian itu, maka pemerintah


membentuk UUPA. Di dalam Pasal 2 mengatur dan memberikan kewenangan
kepada negara sebagai organisasi kekuasa- an untuk menguasai, mengatur dan
menyelenggarakan, mengelola dan mengawasi penyediaan, peruntukan, penggunaan,
dan pemanfaatan bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.26

Selanjutnya Pasal 14 UUPA yang mewajibkan kepada pemerintah untuk


melakukan perencanaan penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pemanfaatan
bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, untuk
kepentingan bangsa dan negara dan kepentingan masyarakat bangsa Indonesia. Atas
dasar perintah Pasal 14 UUPA tersebut maka pemerintah membentuk Undang-
Undang Penataan Ruang.
Konsepsi-konsepsi dasar yang tertuang di dalam peraturan perundang-
undangan tersebut selanjutnya dijabarkan lebih lanjut dengan Undang-undang
sektoral yang mengatur Penataan Ruang. Adapun konsepsi-konsepsi hukum yang
penting dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
yang diatur di dalam Pasal 1 antara lain sebagai berikut:
a. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya.
b. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
c. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
d. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan peng- awasan penataan ruang.
e. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja
penataan ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat.
f. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang
melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
g. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan
ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
h. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang
dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
i. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata
ruang.
j. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok,
yang penggunaannya lebih `bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik
yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam

2.2.1 UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang


Hal-hal yang diatur oleh ketentuan-ketentuan dalam UU 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang diantaranya adalah:

a. pembagian wewenang antara Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan


pemerintah daerah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan penataan ruang untuk
memberikan kejelasan tugas dan tanggung jawab masing-masing tingkat
pemerintahan dalam mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan;
b. pengaturan penataan ruang yang dilakukan melalui penetapan peraturan perundang-
undangan termasuk pedoman bidang penataan ruang sebagai acuan penyelenggaraan
penataan ruang;
c. pembinaan penataan ruang melalui berbagai kegiatan untuk meningkatkan kinerja
penyelenggaraan penataan ruang;
d. pelaksanaan penataan ruang yang mencakup perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang pada semua tingkat pemerintahan;
e. pengawasan penataan ruang yang mencakup pengawasan terhadap kinerja
pengaturan, pembinaan, dan pelaksanaan penataan ruang, termasuk pengawasan
terhadap kinerja pemenuhan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang
melalui kegiatan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan;
f. hak, kewajiban, dan peran masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang untuk
menjamin keterlibatan masyarakat, termasuk masyarakat adat dalam setiap proses
penyelenggaraan penataan ruang;
g. penyelesaian sengketa, baik sengketa antardaerah maupun antarpemangku
kepentingan lain secara bermartabat;
h. penyidikan, yang mengatur tentang penyidik pegawai negeri sipil beserta wewenang
dan mekanisme tindakan yang dilakukan;
i. ketentuan sanksi administratif dan sanksi pidana sebagai dasar untuk penegakan
hukum dalam penyelenggaraan penataan ruang; dan
j. ketentuan peralihan yang mengatur keharusan penyesuaian pemanfaatan ruang
dengan rencana tata ruang yang baru, dengan masa transisi selama 3 (tiga) tahun
untuk penyesuaian.
1.2.2 Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2021 ttg Penyelenggaraan Penatan Ruang

Penataan ruang adalah suatu sistem proses Perencanaan Tata Ruang,


pemanfaatan Ruang, dan pengendalian pemanfaatan Ruang. Pembinaan Penataan
Ruang adalah upaya untuk pencapaian Penataan Ruang melalui pelaksanaan
Perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan Ruang .

Pemanfaatan Ruang adalah adalah upaya untuk mewujudkan Struktur Ruang


dan Pola Ruang sesuai dengan RTR melalui penyusunan dan pelaksanann program
beserta pembiayaan.

1.2.3 Permen PU No. 20/2011 Tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ


Kabupaten

Rencana Detail Tata Ruang adalah rencana secara terperinci tentang tata
ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi
kabupaten/kota.

Peraturan Zonasi adalah ketentuan yang mengatur tentang persyaratan


pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendalian dan disusun untuk setiap blok/zona
peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang. Prosedur
Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi meliputi, Proses dan jangka waktu
penyusunan, Perlibatan masyarakat dan Pembahasan rancangan RDTR dan
Peraturan Zonasi.

2.2.4..........Permen ATR BPN No 16/2018 Tentang Pedoman Penyusunan RDTR Dan PZ


Kabupaten

Tata cara penyusunan RDTR dan PZ kabupaten/kota meliputi prosedur


penyusunan dan prosedur penetapan RDTR dan PZ kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud pada ayat satu meliputi persiapan, pengumpulan data dan informasi,
pengolahan dan analisis data, perumusan konsep RDTR dan muatan PZ,
kabupaten/kota dan penyusunan dan pembahasan rancangan peraturan daerah tentang
RDTR dan PZ kabupaten/kota. Selanjutnya Prosedur penyusunan sebagaimana
dimaksud pada ayat dua melibatkan pemangku kepentingan dan masyarakat.
Prosedur penyusunan sebagaimana dimaksud pada ayat dua mencakup juga proses
validasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis oleh Kementerian/Lembaga yang
membidangi urusan lingkungan hidup dan verifikasi peta dasar oleh
Kementerian/Lembaga yang membidangi urusan informasi geospasial.

Prosedur penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat satu dilaksanakan


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Keseluruhan prosedur
penyusunan dan prosedur penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat satu
diselesaikan dalam waktu paling lama 24 (dua puluh empat bulan), meliputi
Tentangprosedur penyusunan RDTR dan PZ kabupaten/kota dalam waktu paling
lama 12 (dua belas) bulan; dan prosedur penetapan peraturan daerah tentang RDTR
dan PZ kabupaten/kota dalam waktu paling lama 12 (dua belas) bulan. Penyusunan
dan penetapan RDTR dan PZ kabupaten/kota menggunakan dan menghasilkan peta
format digital dengan ketelitian geometris dan ketelitian detail informasi skala
1:5.000

2.2.5 Permen ATR BPN No 11/2021 Tentang Tata Cara Penyususnan, Peninjaun Kembai
RTRW Prov, Kab, Kota dan RDTR

Menurut permen ATR BPN No 11/2021 pasal 4 dan 5 tentang tata cara
penyususnan RTRW Provinsi, Kabupaten dan kota meliputi:

a. proses penyusunan;
b. pelibatan peran masyarakat dalam penyusunan; dan
c. pembahasan rancangan peraturan daerah tentang RTRW
d. provinsi, kabupaten, dan kota oleh Pemangku
e. Kepentingan sesuai wilayahnya.
1) Proses penyusunan RTRW provinsi, kabupaten, dan kota sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf (a) meliputi tahapan persiapan, pengumpulan data dan informasi,
pengolahan data dan analisis, perumusan konsepsi juga penyusunan rancangan
peraturan daerah tentang RTRW provinsi, kabupaten, dan kota.
2) Proses penyusunan RTRW provinsi, kabupaten, dan kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diselesaikan dalam waktu paling lama 12 (dua belas) bulan.
3) Proses penyusunan RTRW provinsi, kabupaten, dan kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) melibatkan Pemangku Kepentingan melalui konsultasi publik.
4) Pemerintah Daerah wajib menyusun dan menyediakan RTRW provinsi, kabupaten,
dan kota yang telah ditetapkan dalam bentuk digital dan sesuai standar yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
5) Penyediaan RTRW provinsi, kabupaten, dan kota yang telah ditetapkan dalam bentuk
digital sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dimaksudkan agar dapat diakses dengan
mudah oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai kesesuaian rencana
lokasi kegiatan dan/atau usahanya dengan RTRW provinsi, kabupaten, dan kota.

Menurut permen ATR BPN No 11/2021 pasal 18 tentang tata cara


penyususnan RDTR meliputi:

1) Penyusunan RDTR mencakup kawasan dengan karakteristik perkotaan,


karakteristik perdesaan, dan kawasan lintas kabupaten/kota.
2) RDTR kawasan lintas kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun dengan mengacu pada kebijakan pengembangan kawasan strategis
provinsi yang ditetapkan dalam peraturan daerah RTRW Provinsi.
3) Penyusunan RDTR kawasan lintas kabupaten/kota dilaksanakan dalam waktu
yang bersamaan oleh pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan.
4) Penyusunan RDTR kawasan lintas kabupaten/kota dapat dilakukan melalui
mekanisme bantuan teknis oleh Pemerintah Daerah provinsi.
5) Dalam hal bantuan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak dapat
dilakukan, maka bantuan teknis dapat dilakukan oleh Pemerintah Pusat.

Menurut permen ATR BPN No 11/2021 pasal 31 dan 32 tentang tata cara
peninjauab Kembali dan revisi RTRW Provinsi, Kabupaten dan kota meliputi:

a) Peninjauan Kembali RTR dilakukan satu kali dalam setiap periode 5 (lima)
tahunan.
b) Peninjauan Kembali RTR sebagaimana dimaksud pada ayat satu dilakukan
pada tahun kelima sejak RTR diundangkan.
Dalam hal terjadi perubahan lingkungan strategis, Peninjauan Kembali RTR
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dapat dilakukan lebih dari 1 (satu)
kali dalam setiap periode 5 (lima) tahunan. Peninjauan Kembali RTR sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dapat dilakukan berdasarkan rekomendasi dari
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koordinasi
perekonomian, dalam hal terjadi ketidaksesuaian antara RTR dengan Kawasan
Hutan dan RTRW provinsi dengan RTRW kabupaten/kota.

Peninjauan Kembali RTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1)


dapat dilakukan berdasarkan rekomendasi dari menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang koordinasi perekonomian dalam hal terjadi
ketidaksesuaian antara RTR dengan Batas Daerah.

2.2.6..........................................................RTRW Kabupaten/Kota masing-masing saat ini

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Polewali Mandar Tahun


2012 – 2032 terdapat pada Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 2
Tahun 2013. Adapun wilayah perencanaan meliputi seluruh wilayah administrasi
Kabupaten Polewali Mandar seluas 2.022,30 km² yang terdiri dari 16 kecamatan
salah satunya Kecamatan Wonomulyo

Penataan ruang wilayah Kabupaten Polewali Mandar bertujuan untuk


mewujudkan penataan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan,
selaras dengan kegiatan pembangunan daerah pada sektor unggulan agribisnis dan
agroindustri yang didukung oleh infrastruktur yang memadai.

Untuk mewujudkan Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Polewali


Mandar ditetapkan 8 Kebijakan Penataan Ruang, yang selanjutnya dijabarkan
kedalam 60 Strategi Penataan Ruang. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
Wilayah Kabupaten Polewali Mandar yang terkait dengan Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Polewali Mandar adalah :
1) Kebijakan Peningkatan akses layanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah yang merata dan berhirarki, dengan strategi :
a) menjaga koneksitas antar kawasan perkotaan, antar kawasan perkotaan dengan
kawasan perdesaan, serta antar kawasan perkotaan dengan wilayah sekitarnya;
b) mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang potensial dan
belum terlayani oleh pusat pertumbuhan eksisting;
c) mengembangkan infrastruktur permukiman yang dapat menunjang budidaya
perdesaan dalam rangka menjaga luas lahan pertanian dan peningkatan
produksi pertanian;
d) mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif
dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah sekitarnya
e) mengembangkan permukiman perkotaan melalui pembangunan perumahan
secara vertikal dalam rangka efisiensi penggunaan lahan di wilayah
permukiman yang berkembang pesat.
2) Kebijakan Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana utama
dan prasarana lainnya secara terpadu dan merata di seluruh wilayah dengan strategi :
a) memberikan akses antar pusat-pusat kegiatan dan pusat-pusat
pemasaran/outlet;
b) meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, terutama ke sentra-sentra produksi pertanian serta kawasan
strategis;
c) meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan, serta mewujudkan keterpaduan
sistem jaringan prasarana sumberdaya air;
d) meningkatkan kualitas pengelolaan air limbah dan sistem jaringan drainase di
kawasan perkotaan

2.2.7...........................................................RDTR Kabupaten/Kota masing-masing saat ini


BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Kondisi Geografis
3.1.1 Kondisi Topografi dan Jenis Tanah
3.1.2 Kondisi Iklim dan Curah Hujan
3.2 Kondisi Demografi
3.2.1 Kependudukan
a) Kependudukan
Berdasarkan data BPS kabupaten Polewali Mandar di wilayah kecamatan
Wonommulyo memilihki jumlah penduduk sekitar 45.709 jiwa pada tahun 2021.
Dengan total kepadatan penduduk sekitar…. Jiwa perkecamatan.
b) Jumlah Penduduk
Jumlah penududuk adalah sekelompok orang yang tinggal atau menempati suatu
wilayah tertentu yang memiliki unsur pertumbuhan, kepadatan,persebaran, dan
juga mata pencaharian. Pengertian penduduk tercntum dalam UUD 1945 pasal 26
ayat 2, yang berbunyi “Penduduk indonesia adalah Warga Negara Indonesia dan
Warga Negara Asing yang bertempat itnggal di Indonesia, berikut adalah data
jumlah penduduk di tahun 2016-2021 di kecamatan Wonomulyo yang meliputi 14
kelurahan / desa.

Angka Jumlah Penduduk Kecamatan Wonomulyo Tahun 2016-2021


Kelurahan 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tumpiling 2446 2.473 2.503 2.533 2.914 2.971
Nepo 2411 2.437 2.467 2.496 2.946 2.977
Kebunsari 3206 2.230 2.257 2.287 2.283 2.383
Arjosari 2147 2.171 2.198 2.223 2.547 2.647
Bumiayu 3207 3.242 3.282 3.320 3.459 3.559
Bumimuly 1712 1.731 1.752 1.772 1.997 2.097
o
Sidorejo 4191 4.237 4.289 4.339 4.683 4.783
Sidodadi 11.053 11.178 11.315 11.442 1.226 1.326
Campurjo 2554 2.583 2.515 2.644 3.013 3.113
Sumberjo 4238 4.286 4.339 4.388 4.728 4.828
Sugih 5369 5.428 5.495 5.558 6.225 6.325
Waraas
Banua 2.297 2.322 2350 2.378 2.875 2.975
Baru
Bakka- 1.607 1.625 1.644 1.654 2.048 2.148
Bakka
Galeso 2.790 2.821 2.856 2.889 3.477 3.577
Jumlah 48.22 48.76 49.26 49.92 44.42 45.70
8 4 2 3 1 9

c) Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah luas wilayah dibagi jumlah penduduk yang ada di
setiap desa. Setiap kabupatennya terjadi perubahan jumlah penduduk yang
disebabkan akta kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk, berbeda dengan
keadan luas wilayah yang tidak pernah beruba. Keadaan inilah yang
menyebabkan kepadatan penduduk sangat menentukan perkembanagn suatu kota
maupun wilayah. Hal yang paling berdampak pada pertumhuhan penduuduk
adalah luas wilayah karenaa luas wilayah akan menjadi tempat menampung
pendidik, melakukan penduduk, dll
Berikut ini adalah tabel kepadatan penduduk di Wonomulyo pada tahun 2021.

Kepadatan Penduduk Kecamatan


Wonomulyo tahun 2021
Kelurahan Kepadatan
penduduk
(perkm2)
Tumpiling 138
Nepo 228
Kebunsari 622
Arjosari 864
Bumiayu 867
Bumimulyo 595
Sidorejo 1.593
Sidodadi 4.864
Campurjo 1.145
Sumberjo 951
Sugih Waraas 2.444
Banua Baru 1.496
Bakka-Bakka 549
Galeso 290
Jumlah 672

3.2.2 Tingkat Kesejahteraan

3.2.3 Ketenagakerjaan
3.3 Kondisi Sosial Budaya

Karakteristik sosial budaya masyarakat desa di wilayah perencanaan


kecamatan Wonomulyo sangatah beragam dan khas. Sosial budaya yang ada di
masyarakat wilayah perencanaan ini sudah turun temurun dari nenek moyang dan
sudah disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan hingga perkembangan jaman
sekarang. Data mengenai sosial budaya masyarakat diperoleh dari nenek moyang dan
sudah disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan hingga perkembangan
zamansekrang. Data mengenai sosial budaya masyarakat diperoleh dari hasil
pengamatan kondisi eksisting lapangan (Observasi) dan wawancara pejabat desa
maupun masyarakat sekitar yang berada di wilayah perencanaan.

3.3.1 Adat istiadat atau Budaya Masyarakat


Dari hasil wawancara pejabat desa dan masyarakat di wilayah perencanaan
diketahui bahwa masyarakat di kecamatan Wonomulyo masih memegang teguh dan
menjalankan secara rutin adat- istiadat khas orang jawa dan tradisi atau peringatan
hari keagamaan.
Berikut ini adalah adat-istiadat atau budaya yang masi di jalankan dan dipegang teguh
oleh masyarakat desa di kecamatan Wonomulyo yang adalah sebagai berikut :
3.3.2 Karakteristik Masyarakat

Masyarakat di kecamatan Wonomulyo sebagian besar memiliki sifat gotong


royong, memiiki rasa tanggung jawab, dan saling mengargai satu sama lain. Hal ini
dapat dilhat dari kehidupan sehari-hari mereka yang menjaga kebersihan, dengan cara
bertanggung jawab untuk kebersihan lingkungan sekitar, selain itu dalam bersosial
juga mereka sangat loyal dan memiliki rasa toleransi yang tinggi antar umat beragama
serta latar belakang ras bahasa dan budaya yang berbeda-beda tetapi mampu hidup
saling mengharga. Namun beberapa masyarakat d kecamatan wonomulyo ada yang
memiliki perilaku yang keras mulai dari perwatakannya hingga tutur kata atau cara
bericaranya

3.3.3 Tingkat Partisipatif


Tingkat partisipasi masyarakat diharapkan dapat memperkuat rasa saling percaya, dan
rasa pengertian antara pemerintah dan lembaga-lembaga, serta rasa gotong-royong
antar masyarakat di kecamatan Wonomulyo. Karena di kecamatan ini sendiri masi
ada masyarakat yang menaati kebijakan pemerintah seperti melakukan pembersihan
di wilayah masing-masing yang dilakukan masyarakat setiap minggunya.
3.4 Kondisi Infrastuktur
3.5 Kondisi Ekonomi
Konsep perencanaan kota tidak luput dari aspek ekonomi. Karena aspek ekonomi
merupakan suatu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan dan perkembangan
suatu daerah. Dari sekor perekonomian dapat diketahui berbagai sektor atau subsektor
yang turut andil atau memiliki pengaruh besar terhadap tingkat perekonomian dan juga
penyejahteraan masyarakat. Tanpa adanya sistem perekonomian yang baik di suatu
daerah, maka dapat dipastikan daerah tersebut tidak akan berkembang menjadi daerah
maju. Selain itu, aspek ekonomi juga memiliki keterkaitan dengan aspek-aspek yang
menunjang perkembangan dan pertumbuhan suatu daerah.
3.5.1 Gambaran Umum Ekonomi Kecamatan Wonomulyo
Untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu daerah, salah satu cara yang
digunakan adalah melihat data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto ). Yang
dimiliki daerah tersebut. PDRB adalah jumlah keseluruhan nilai + barang dan jasah
yang dihasilkan dari semua kegiatan perekonomian di wilayah tertentu dalam periode
tahun tertentu yang pada umumnya dalam waktu 1 tahun .
Untuk PDRB sendiri dibagi menjadi 2, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan
PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan
nilai tambah barang dan jasah yang dihitunng dengan menggunakan harga pada setap
tahun, sedangkan PDRB atas harga konstan menunjukkan nilai tambah barang jasah
yang dihitung menggunakan harga pada 1 tahun tertentu sebagai dasar
perhitungannya.
3.6 Pemerintahan Kabupaten
3.6.1 Profil Organisasi Peran Daerah Kabupaten
3.6.2 Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintahan Daerah
3.6.3 Pembiayaan Pembangunan

Anda mungkin juga menyukai