Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENELITIAN KECIL

PL 2221 METODE ANALISIS PERENCANAAN II

ANALISIS CLASTER DAN SKALOGRAM


(Studi Kasus : Mengidentifikasi Pengelompokan dan Hirarki Kecamatan di
Kabupaten Bekasi Dalam Ketersedian Infrastruktur Sosial guna
Meningkatkan Pelayanan Kegiatan Ekonomi dan Sosial)

Dibuat Oleh :
GEMILAU MARSIKHA (22116042)

Dosen Pembimbing :
HELMIA ADITA FITRA, S.T., M.T.
ASIRIN, S.T.,M.T.
Dr. DEWI SAWITRI
HUSNA TIARA PUTRI, S.T.,M.T.
YUDHA RAHMAN, S.T,M.T.
MUHAMMAD ZAINAL IBAD, S.T.,M.T.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ........................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 2

1.3 Tujuan dan Sasaran ............................................................ 2

1.4 Ruang Lingkup Penelitian...................................................... 2

1.4.1 Ruang Lingkup Materi ..................................................... 3

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah ................................................... 3

1.4.3 Ruang Lingkup Waktu ..................................................... 4

1.5 Metodologi Penelitian .......................................................... 4

1.6 Sistematika Laporan ........................................................... 4

BAB II DASAR TEORI ....................................................................... 6

2.1 Infarstruktur ..................................................................... 6

2.2 Analisis Cluster.................................................................. 8

2.3 Analisis Skalogram ............................................................. 10

2.4 Penggunaan Analisis Cluster Menggunakan SPSS .......................... 13

2.5 Penggunaan Analisis Skalogram Menggunakan Microsoft Excel ......... 16

BAB III INPUT DAN ANALISIS DATA ..................................................... 19

3.1 Input Data ...................................................................... 19

3.2 Analisis Data .................................................................... 19

3.2.1 Analisis Cluster ........................................................... 19

3.2.2 Analisis Skalogram ....................................................... 24

3.3 Interpretasi di Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota ................... 31

BAB IV KESIMPULAN ..................................................................... 33

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram ii


4.1 Kesimpulan ..................................................................... 33

4.2 Saran ............................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 36

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram iii


DAFTAR TABEL

BAB III
Tabel 3. 1 Case Processing Summary .................................................. 20
Tabel 3. 2 Agglomeration Schedule .................................................... 20
Tabel 3. 3 Nilai Factor Scor Setiap Kecamatan ...................................... 24
Tabel 3. 4 Rata Rata Factor Score berdasarkan Cluster ............................ 26
Tabel 3. 5 Factor Score setiap Cluster ................................................ 27
Tabel 3. 6 Skor Komponen .............................................................. 28
Tabel 3. 7 Ketentuan Rentang Tiap Kelas ............................................ 28
Tabel 3. 8 Skalogram .................................................................... 29
Tabel 3. 9 Skalogram Berdasarkan Tingkatan Kelas ................................. 29
Tabel 3. 10 Literasi Skalogram 1 ....................................................... 30
Tabel 3. 11 Literasi Skalogram 2 ....................................................... 31

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram iv


DAFTAR GAMBAR

BAB I
Gambar 1. 1 Wilayah Studi (Kabupaten Bekasi) ...................................... 3

BAB II
Gambar 2. 1 Langkah 1 Analisis Cluster ............................................... 13
Gambar 2. 2 Hasil dari Langkah 1 ...................................................... 13
Gambar 2. 3 Langkah 2 Analisis Cluster ............................................... 14
Gambar 2. 4 Langkah 3 Analisis Cluster ............................................... 14
Gambar 2. 5 Langkah 4 Analisis Cluster .............................................. 14
Gambar 2. 6 Langkah 5 Analisis Cluster .............................................. 15
Gambar 2. 7 Langkah 6 Analisis Cluster ............................................... 15
Gambar 2. 8 Langkah 7 Analisis Cluster .............................................. 16
Gambar 2. 9 Langkah 1 Analisis Skalogram ........................................... 16
Gambar 2. 10 Langkah 2 Analisis Skalogram.......................................... 17
Gambar 2. 11 Langkah 3 Analisis Skalogram.......................................... 17
Gambar 2. 12 Langkah 5 Analisis Skalogram.......................................... 17
Gambar 2. 13 Langkah 6 Analisis Skalogram.......................................... 18

BAB III
Gambar 3. 1 Vertical Icicle ............................................................. 22
Gambar 3. 2 Dendogram ................................................................ 23

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram v


BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah,


tujuan dan sasaran, ruang lingkup peneliti, dan metodologi penelitian, serta
pemaparan sistematika penulisan laporan penelitan ini dari mulai bab satu
sampai bab empat berlandaskan persoalan yang sedang dibahas.

1.1 Latar Belakang

Secara umum perkembangan suatu wilayah dapat dilihat dari


ketersediaan Infrastruktur yang memadai di wilayah tersebut. Salah satunya
infrastruktur yang menjadi salah satu tolak ukur dalam pelayananan pada
wilayah tersebut, ditijau dari ketersedian Infrastruktur sosial. Infrastruktur
soaial adalah infarstruktur yang dibangun untuk menunjang kegiatan sosial,
seperti fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas perdagangan, fasilitas
peribadahan dan juga fasilitas sarana akomodasi. Wilayah yang memadai akan
fasilitas tersebut biasanya akan menjadi salah satu pusat pelayanan di wilayah
tersebut.

Kabupaten Bekasi yang merupakan salah satu Kabupaten yang ada di


Provinsi Jawa Barat. Kabupaten yang terdiri dari 23 Kecamatan dengan Ibukota
Kabupaten berada di Kota Cikarang. Kota Cikarang meliputi wilayah kecamatan
Cikarang Pusat, Cikarang Barat, Cikarang Timur, Cikarang Utara dan Cikarang
Selatan di Kabupaten Bekasi. Pusat pemerintahan Kabupaten Bekasi berada di
kecamatan Cikarang Pusat. Kabupaten yang merupakan salah satu kabupaten
yang mempunyai Kawasan Industri terbesar di Indonesia sehingga terdapat
banyak perusahaan Manufaktur yang berdiri disana, membuat Kabuaten Bekasi
menjadi salah satu kawasan yang menunjang Provinsi DKI Jakarta. Hal tersebut
membuat konsentrasi penduduk juga semakin bertambah di Kabupaten Bekasi.

Oleh sebab itu, kabupaten Bekasi diharapkan memiliki infrastruktur yang


memadai bagi kegiataan yang akan berlangsung di wilayah tersebut. Untuk
mempermudah dalam penyedian infrastruktur yang akan dibangun dapat
dilakukan dengan penenetuan wilayah yang menjadi pusat pelayanan dari
kabupaten tersebut. Wilayah pusat pelayanan biasnaya menjadi salah satu
pusat konsentrasi penduduk, sehingga dekat dengan sebagaian masyarakat yang

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 1


dilayani, juga memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang relatif lebih
besar dari wilayah lainnya. Sehingga dalam penentuan kebijakan dalam
pengembangan infrastruktur akan sesuai dengan konsenterasi dan kebutuhan
dari Kabupaten Bekasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakangyang telah diuraikan diatas, timbulah dua


pertanyaan penelitian yang bisa dirumuskan :

1. Berapa banyak kelompok Kecamatan yang terbentuk dari kesamaan


ketersedian Infrastruktur Sosial yang ada?
2. Bagaimana Hirarki setiap Kelompok Kecamatan di Kabupaten Bekasi
dari ketersediaan Infrastruktur Sosial ?

1.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi Pengelompokan dan


Hirarki Kecamatan di Kabupaten Bekasi Dalam Ketersedian Infrastruktur Sosial
guna Meningkatkan Pelayanan Kegiatan Ekonomi dan Sosial. Untuk mencapai
tujuan tersebut dibutuhakan sasaran yang akan dicapai, ialah sebagai berikut :

 Mengetahui jumlah cluster yang terbentuk


 Mengetahui anggota setiap cluster
 Mengetahu seberapa besar kemiripan dari setiap keluster yang terbentuk
 Mengetahui hirarki dari setiap cluster yang terbentuk
 Mengetahui kecamatan mana yang memiliki ketersediaan infrastruktur
sosial yang memadai
 Mengetahui Kecamatan yang butuh akan ketersedian infrastruktur sosial

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan agar tidak terjadi
pembahasan yang meluas atau menyimpang pada penulisan penelitian ini,
penulis membatasi masalah berdasarkan wilayah yang akan menjadi tempat
penelitian, materi penelitian, dan juga wkatu yang dibutuhkan dalah
pengerjaan penelitian ini.

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 2


1.4.1 Ruang Lingkup Materi

Materi yang digunakan pada penelitian ini terkait dengan jumlah atau
ketersedian Infrastruktur Sosial yang telah terbangun di Kabupaten Bekasi
berdarkan Kecamatan yang ada. Variabel yang digunakan dalam menganalisis
berjumlah 16 variabel dengan yang terdiri dari fasilitas pendidikan (jumlah SD,
SMP, SMA, dan SMK), fasilitas kesehatan (jumlah puskesmas, klinik kesehatan,
dan rumah sakit), fasilitas perdagangan (jumlah warung klontong, mini market,
dan pasar), fasilitas peribadahan (jumlah masjid, gereja, dan vihara), dan
fasilitas sarana akomodasi (jumlah hotel dan bank).

1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang Lingkup wilayah yang menjadi penelitian ini adalah Kabupaten


Bekasi yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Terdiri dari 23 Kecamatan dengan
ibukota Kota Cikarang. Kabupaten ini berada tepat di sebelah timur Jakarta,
berbatasan dengan Kota Bekasi dan Provinsi DKI Jakarta di barat, Laut Jawa di
barat dan utara, Kabupaten Karawang di timur, serta Kabupaten Bogor di selatan.

Gambar 1. 1 Wilayah Studi (Kabupaten Bekasi)

Sumber : http://peta-kota.blogspot.co.id/2011/08/peta-kabupaten-
bekasi.html

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 3


1.4.3 Ruang Lingkup Waktu

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini selama 1 minggu, dari tanggal 4
Mei 2018 sampai dengan 11 Mei 2018, dengan penjabaran pengerjaan sebagai
berikut :

 Tanggal 4 - 5 Mei 2018 penentuan wilayah studi


 Tanggal 6 Mei 2018 mencari data yang dibutuhkan dalam penelitian
 Tanggal 6 – 10 Mei 2018 menganalisis data dan membuat laporan

1.5 Metodologi Penelitian

Penulis menggunakan metode penelitian metode pustaka, suatu metode


penelitian dengan cara mencari informasi tentang bahan-bahan tulisan dari
berbagai referensi. Pada penelitian ini data penelitian yang digunakan adalah
data sekunder. Data tersebut didapatkan dari katalog Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bekasi yang berjudul “Kabupaten Bekasi Dalam Angka 2017“.
Sedangkan untuk melakukan analisis yang mendalam penulis menggunakan
program SPSS dengan analisis yang digunakan Analisis Cluster dan Microsoft
Excel digunakan untuk membantu dalam pengelolaan data untuk analisis
skalogram.

1.6 Sistematika Laporan

Sistematika penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab,


yaitu pendahuluan, dasar teori, input dan analisis data, serta kesimpulan dan
saran.

Pada Bab I (Pendahuluan) akan dibahas mengenai latar belakang


pengangkatan aspek laporan penelitian ini, rumusan masalah, tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai dari, ruang lingkup penelitian yang terdiri dari: ruang
lingkup materi, ruang lingkup wilayah, dan ruang lingkup waktu, metodologi
penelitian yang mencakup metode pengumpulan dan analisis data, serta
sistematika penulisan.

Pada Bab II (Dasar Teori) akan disajikan penjelasan umum dan aspek-
aspek yang akan dikaji dengan menggunakan berbagai literature sebagai
sumbernya berupa teori analisis mengenai substansi penelitian (teori
kesejahteraan), teori analisis faktor yang digunakan mengenai metode analisis

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 4


pada kuliah Metode Analisis Perencanaan (MAP) 2, dan teori analisis yang
menjelaskan langkah-langkah analisis dalam menggunakan SPSS.

Bab III (Input dan Analisis Data) akan menjabarkan dan menganalisis
masalah-masalah yang telah dirumuskan mengenai tabel input data yang berisi
variabel-variabel yang akan diuji. Setelah itu bagaimana analisis data tersebut,
analisis output data berupa penginterpretasian dan penganalisisan data setelah
data tersebut diolah menggunakan SPSS, dan interpretasi hasil analisis tersebut
terhadap bidang Perencanaan Wilayah dan Kota.

Bab IV (Penutup) berisi tentang kesimpulan dan saran dari penulis


mengenai hasil analisis data yang telah dilakukan, menjawab rumusan masalah
mengenai variabel dan faktor yang terbentuk, khususnya mengenai
keterkaitannya dengan indikator kesejahteraan.

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 5


BAB II
DASAR TEORI

Pada Bab ini akan menjelaskan dasar-dasar teori yang akan digunakan
untuk analisis penelitian ini, serta merupakan acuan dasar yang berupa litelatur
yang terkait dengan pembahasan yang akan di bahas.

2.1 Infarstruktur

Infrastruktur menurut American Public Works Association (Stone, 1974


Dalam Kodoatie,R.J.,2005), adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan
atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam
penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-
pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan sosial dan ekonomi.
Sedangkan, menurut Stone (1974) Infrastruktur adalah berbagai macam
fasilitas fisik yang diperlukan dan dikembangkan oleh beberapa agen publik
yang memiliki tujuan untuk bisa memenuhi tujuan ekonomi dan sosial serta
fungsi pemerintahan dalam hal tenaga listrik, penyediaan air, transportasi,
pembuangan limbah dan pelayanan-pelayanan lainnya yang sama. Jadi
infrastruktur merupakan sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi.

Dalam beberapa pengertian istilah infrastruktur termasuk pula dalam


infrastruktur sosial yaitu prasaranan menunjang kesejahteraan sosial di bidang
kebutuhan dasar sebagai contoh sekolah dan rumah sakit, (American Heritage
Dictionary). Secara teknik, infrastruktur memiliki arti dan definisi sendiri yaitu
merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga memberikan
pelayanan publik yang penting. Tujuan dari pembangunan infarstruktur sosial
adalah untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas guna
meningkatkan kesejahteraan dan pengembangan wilayah.

 Fasilitas Pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan adalah sarana sosial yang mempunyai


standar-standar untuk digunakan untuk pembangunan sumber daya manusia dan
didirikan berdasarkan proporsi dan kebutuhan penduduk. Dalam mendirikan
sarana dan prasarana sosial termasuk fasilitas pendidikan, pemerintah

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 6


mempunyai pedoman umum dalam pelaksanaannya. Penyediaan fasilitas
pendidikan sebagai kebutuhan sosial ekonom masyarakat di pengaruhi oleh
tingkat kebutuhan, pertumbuhan penduduk dan aktivitas sosial ekonomi
masyarakat setempat. Penyediaan fasilitas pendidikan merupakan salah satu
bentuk eksistensi pelayanan publik dalam menentukan orde atau hierarki dari
perkembangan perkembangan wilayah. Dalam hal ini terjadi hubungan sangat
erat antara pertumbuhan penduduk, penyediaan fasilitas pelayanan publik dan
kompleksitas aktivitas ekonomi penduduk dalam suatu wilayah (Tarigan, 2005).

 Fasilitas Kesehatan

Prasarana yang berguna untuk memberikan pelayanan kesehatan dan


memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan kepada masyarakat. Selin itu
juga fasilitas kesehatan sendiri menjunjang sebagai salah satu indikator
pembangunan manusia. Dimana yang kita tahu bahwa manusia dapat dikatakan
sejahtera jika memiliki kesetan fisik yang baik.

 Fasilitas Perdagangan

Pembangunan pada sektor perdagangan dan jasa merupakan salah satu


kegiatan bidang ekonomi yang berperan sangat strategis. Sektor perdagangan
dan jasa sangat penting dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan kesejahteraan Memberikan sumbangan yang berarti dalam
menciptakan lapangan usaha dan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan
Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan kota menginventarisasi fasilitas
perdagangan dan jasa sebagai berikut :
 Warung/kios
 Rumah makan/restoran
 Pertokoan ( termasuk Rumah Toko, rumah kantor)
 Pusat perbelanjaan ( mall, super market, hyper market)
 Pasar

 Fasilitas Peribadahan

Prasarana yang dibutuhkan sebagai tempat ibadah, sarana tempat untuk


mendekatkan diri kepada Tuhan, Sebagai tempat pendidikan agama,juga
pendidikan yang lain (kesosialmasyarakatan, umum, pengetahuan dan

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 7


teknologi), Sebagai tempat bersilaturachmi, sarana komunikasi antara manusia
dengan Tuhan dan manusia dengan manusia. Penyediaan akan fasilitas
peribadahan berbeda setiap wilayahnya dikarenakan dilihat dari corak ragam
masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut.

2.2 Analisis Cluster

Analisis cluster adalah teknik analisis multivariat yang mempunyai tujuan


utama untuk mengelompokkan objek-objek yang memiliki sifat atau
karakteristik yang sama (homogeny). Analisis cluster mengklasifikasi objek
sehingga setiap objek yang paling dekat kemiripannya dengan objek lain berada
dalam kelompok yang sama di mana hubungan antar objek dalam satu cluster
memiliki kemiripan yang tinggi sementara hubungan antar cluster rendah.

Dalam Perencanaan Wilayah dan Kota analisis cluster berperan penting


dalam perencanaan dan pembentukan struktur tata ruang wilayah melalui
pendekatan sistem hierarki perkotaan yang berkaitan dengan proses
pengembangan wilayah. Dalam penggunaannya terdapat konsep dari analisis
cluster yaitu sebagai berikut :

1. Similarity distance: pengelompokan obyek-obyek didasarkan pada


karakteristik setiap obyek dan dari jarak terdekat antar objek.
2. Interrelationship: menentukan hubungan antara objek yang saling
independen sehingga terbentuk satu atau beberapa kumpulan objek
yang lebih sedikit dari jumlah objek awal.
3. within cluster: homogenitas internal yaitu adanya kesamaan antar
anggota dalam satu kluster.
4. between cluster: heterogenitas externalyaitu perbedaan antara
cluster satu dengan cluster lain.

Proses dari Analisis Cluster sendiri yaitu berasal dari data mentah yang
diubah ke Matrix Similarity kemudian dirumuskan formasi kelompok dengan
prinsip variasi dalam kelompok lebih kecil daripada variasi antar kelompok
seperti pada bagan berikut.

Data Mentah Matrix Terbentuk


Similarity Kelompok

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 8


Ukuran kemiripan antar objek dapat diukur melalui 3 cara berikut:
1. Distance Mearsures (perhitungan jarak)
2. Association Coefficient (pengukuran kecocokan)
3. Correlation Coefficient (perhitungan korelasi)
Sedangkan dalam skema analisis cluster sendiri Teknik Pengelompokkannya
terbagi menjadi dua yaitu:

1. Metode Hierarki
Memulai pengelompokan dengan dua atau lebih obyek yang mempunyai
kesamaan paling dekat. Kemudian diteruskan pada obyek yang lain dan
seterusnya hingga cluster akan membentuk semacam ‘pohon’ dimana terdapat
tingkatan (hirarki) yang jelas antar obyek, dari yang paling mirip hingga yang
paling tidak mirip. Alat yang membantu untuk memperjelas proses hirarki ini
disebut “dendogram”. Metode hierarki terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

A. Agglomerative (Pemusatan)
Dalam metode agglomerative, setiap obyek atau observasi dianggap
sebagai sebuah cluster tersendiri. Dalam tahap selanjutnya, dua cluster yang
mempunyai kemiripan digabungkan menjadi sebuah cluster baru demikian
seterusnya. Dalam agglomerative ada lima metode yang cukup terkenal, yaitu
Single Linkage, Complete Linkage, Average Linkage, Ward’s Method, Centroid
Method.

 Single Linkage, prosedur ini didasarkan pada jarak terkecil. Jika dua
obyek terpisah oleh jarak yang pendek maka kedua obyek tersebut akan
digabung menjadi satu cluster daan demikian saterusnya.
 Complete Linkage, berlawanan dengan Single Linkage prosedur ini
pengelompokkannya berdasarkan jarak terjauh.
 Average Linkage, prosedure ini hampir sama dengan Single
Linkage maupun Complete Linkage, namun kriteria yang digunakan
adalah rata-rata jarak seluruh individu dalam suatu cluster dengan jarak
seluruh individu dalam cluster yang lain.
 Ward’s Method, jarak antara dua cluster dalam metode ini berdasarkan
total sum of square dua cluster pada masing-masing variabel.

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 9


 Centroid Method, jarak antara dua cluster dalam metode ini
berdasarkan jarak centroid dua cluster yang bersangkutan.

B. Divisive
Metode divisive berawal dari seluruh obyek berada dalam satu kelompok
yang sama. Selanjutnya, obyek atau observasi yang paling tinggi nilai
ketidakmiripannya di pisahkan demikian seterusnya. Kemudian masing-masing
obyek menjadi satu kelompok-kelompok yang saling terpisah .

2. Metode Non-Hierarki
Dimulai dengan menentukan terlebih dahulu jumlah cluster yang
diinginkan (dua, tiga, atau yang lain). Setelah jumlah cluster ditentukan, maka
proses cluster dilakukan dengan tanpa mengikuti proses hirarki. Metode ini
biasa disebut “K-Means Cluster”.Tahapan metode pengelompokan K-Means
antara lain:
 Menentukan kelompok awal berdasarkan perkiraan
 Membuat tabel karakteristik setiap kelompok berdasarkan rata-rata
setiap variabel pada setiap kelompok
 Menghitung jarak antara individu dengan kelompok individu tersebut
berada

• Menghitung kesalahan pengelompokan

2.3 Analisis Skalogram

Analisis skalogram merupakan salah satu alat untuk mengidentifikasi


pusat pertumbuhan wilayah berdasarkan fasilitas yang dimilikinya, dengan
demikian dapat ditentukan hierarki pusat-pusat pertumbuhan dan aktifitas
pelayanan suatu wilayah. Wilayah dengan fasilitas yang lebih lengkap
merupakan pusat pelayanan, sedangkan wilayah dengan fasilitas yang kurang
akan menjadi daerah belakang. Teknik skaogram ini dalam pembentukan skala
terdapat persyaratan yang merupakan sifat-sifatnya yaitu :

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 10


1. variabel-variabel (pernyataan-pernyataan) dalam suatu set pernyataan
harus homogen (undimensional) atau memiliki ketunggalan dimensi.
2. seperangkat variabel-variabel dalam suatu set pernyataan harus
bersifat kumulatif.
3. menyiapkan matriks data dasar, yang mengandung jumlah objek
penelitian dengan jumlah variabel yang digunakan untuk mengukur
tingkat kesejahteraan
4. perhitungan dengan menggunakan titik potong untuk menetapkan batas
antara kelompok-kelompok objek sesuai tingkatannya ber
dasar indikator/variabelnya. Dalam hal ini digunakan tiga tingkatan
yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

Nilai tertinggi − Nilai terendah


Interfal Nilai =
3

5. Selanjutnya, nilai masing-masing objek dimasukkan ke dalam tabel skala


Guttman dengan membagi tabel menjadi 3 kolom yaitu tinggi-sedang-
rendah dengan skor tertentu, dengan objek penelitian sebagai barisnya.
Untuk mendapat hasil hierarki yang baik maka susunan variabel dari
masing-masing kolom klasifikasi da
pat diubah penempatannya. Hasil dikatakan paling baik jika memiliki
Coefficient Of Reproducibility (COR) yang mendekati 1 (atau > 0,9).
Dimana rumus COR adalah

frekuensi − kesalahan
COR = x 100%
frekuensi

6. Namun pola skala Guttman sering terjadi adanya penyimpangan-


penyimpangan yang disebut sebagai error.
Λ= matrik pxq konstanta yang tidak diketahui disebut Faktor Loading

 11 12 . . 1q 


 22 . . 2 q 
 21 
 . . . . . 
 
 . . . . . 
 p1  p 2 . .  pq 

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 11


Ada p faktor unik dan secara umum diasumsikan bagian unik dari
masing-masing variabel tidak saling berkorelasi dengan yang lain dan
dengan bagian yang common.

 0 . . 0
0  . . 0
 
E ee'      . . . . .
 
. . . . .
 0 0 . .  
Cove, f '   0

Model di atas sejalan dengan asumsi yang ditentukan secara tidak


langsung menyatakan bahwa Matrik Covariance Vektor Respon Σxx dapat
diungkapkan:
 xx
 ' 

Cara Memperkirakan Communality pada Common Factor Analytic yaitu:


1. Sebagian Korelasi
 Squared Multiple Corelation Melalui rata-rata korelasi suatu
variabel dengan variabel lain

 Melalui rata-rata Korelasi rij rikvariabel dengan variabel lain.


h 2 suatu i
rjk
p
rij
hi2  
j 1, j i p 1

2. Keseluruhan Matrik Korelasi


 Squared Multiple Corelation
Berdasarkan koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan
apabila masing-masing variabel diregresikan dengan variabel-
variabel yang lain.
 Metoda Iterasi
Menghitung Communality dengan cara trial and error, yang
pada akhirnya diperoleh nilai Communality yang stabil atau
tidak berubah lagi.

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 12


2.4 Penggunaan Analisis Cluster Menggunakan SPSS

Langkah 1 : Standardisasi/Transformasi
Langkah ini untuk menentukan factor score atau banyaknya faktor yang
terbentuk dengan langkah-langkah sebagai berikut :
 Setelah seluruh data telah di input pada SPSS, maka selanjutnya klik
Analyze>Dimension Reduction>Factor >scores > ceklis Save as variables
> pada Method klik Regression >Continue >OK.

Gambar 2. 1 Langkah 1 Analisis Cluster

Sumber : SPSS, 2018

 Kemudian pada data view di kolom variabel-variabel terbentuk adanya


faktor baru berupa FAC1_1, FAC2_1, FAC3_1.
Gambar 2. 2 Hasil dari Langkah 1

Sumber : SPSS, 2018

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 13


Langkah 2 : Analisis Cluster
 Pada Data View pilih Analyze>Classify>Hierarchial Cluster

Gambar 2. 3 Langkah 2 Analisis Cluster

Sumber : SPSS, 2018

 Kemudian pada kolom variables(s) masukkan hasil dari factor scores tadi
> pada Labels Cases by masukkan data Nama Kecamatan > kemudian klik
Statistics
Gambar 2. 4 Langkah 3 Analisis Cluster

Sumber : SPSS, 2018


 Pada kolom statisticsceklis Agglomeration schedule dan Proximity
matrix> pada Cluster Membership pilih None>Continue
Gambar 2. 5 Langkah 4 Analisis Cluster

Sumber : SPSS, 2018

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 14


 Klik Plots> ceklis Dendogram> pada Orientation pilih Vertical>Continue

Gambar 2. 6 Langkah 5 Analisis Cluster

Sumber : SPSS, 2018

 Klik Method> pada Cluster Method pilih Furthest neighbor> pada


Measure> pilih interval> pilih Squared Euclidean distance> pada
Transform Values di Standarsize pilih 2 scores By variable> Continue

Gambar 2. 7 Langkah 6 Analisis Cluster

Sumber : SPSS, 2018

 Klik Save > pilih none >Continue>OK

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 15


Gambar 2. 8 Langkah 7 Analisis Cluster

Sumber : SPSS, 2018

 Kembali ke menu utama analisis Cluster lalu klik “ OK”, SPSS akan
mengelola data yang telah diinput dengan methode yang dipilih

2.5 Penggunaan Analisis Skalogram Menggunakan Microsoft Excel

Berikut ini ialah langkah-langkah analisis skalogram yang dlakukan dengan


menggunakan MS Excel:

1. Pertama, masukkan factor scores dan kecamatan yang ada.

Gambar 2. 9 Langkah 1 Analisis Skalogram

Sumber : Ms. Excel, 2018

2. Lalu urutkan semua cluster yang terbentuk. Hitung rata-rata setiap


cluster

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 16


Gambar 2. 10 Langkah 2 Analisis Skalogram

Sumber : Ms Excel, 2018

1. Hasil rata-rata dari setiap cluster dimasukkan di setiap faktor. Pada


faktor yang telah dimasukkan nilai rata-rata cluster kemudian dicari
nilai maksimum, nilai minimum, nilai Rentang, batas atas dan batas
bawahnya.
Gambar 2. 11 Langkah 3 Analisis Skalogram

Sumber : Ms Excel, 2018

2. Tentukan apakah nilai tersebut masuk kedalam skala tinggi, sedang atau
rendah
Gambar 2. 12 Langkah 5 Analisis Skalogram

Sumber : Ms Excel, 2018

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 17


3. Lalu di iterasi hingga error tidak melebih 0,3
Gambar 2. 13 Langkah 6 Analisis Skalogram

Sumber : Ms Excel, 2018

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 18


BAB III
INPUT DAN ANALISIS DATA

Pada Bab ini akan menjabarkan tentang data yang di input di SPSS dan
Microsoft Excel, data Output yang berasal dari SPSS dan juga hasil analisis
dengan menggunakan Microsoft Excel, serta hasil dari analisis output akan
menjadi bahan untuk interpretasi terhadap bidang Perencanaan Wilayah dan
Kota.

3.1 Input Data

Data yang akan dinput ialah data sekunder yang diproleh dari data
Publikasi BPS Kabupaten Bekasi. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini
berupa variable variable yang berkaitan dengan ketersedian infrastruktur sosial
yang ada di Kabupaten Bekasi guna meningkatkan kegiataan ekonomi dan
sosial. Variable yang digunakan sebanyak 16 variable dengan 23 obyek
(Kecamatan). (Data Terlampir)

3.2 Analisis Data

Setelah data di input di SPSS dan dikelola dengan analisis Cluster Hirarki
maka diperoleh output yang digunkaan sebagai bahan untuk di analisis dalam
menentukan pengelompokan Kecamtan yang memiliki karakteristik yang hampir
sama. Setelah mengetahui berapa cluster yang terbentuk akan ditentukan
hirarki setiap cluster dengan menggunakan analisis Skalogram, berikut hasil
Output dari analisis cluster dan Skalogram:

3.2.1 Analisis Cluster

Uji ini dilakukan dengan teknik analisis cluster yang bertujuan untuk
mengelompokkan obyek berdasarkan kesamaan karakteristik di antara obyek-
obyek tersebut juga untuk mengetahui adakah data yang hilang saat proses
analisis dimulai.

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 19


Tabel 3. 1 Case Processing Summary
Case Processing Summarya
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
23 100,0% 0 0,0% 23 100,0%
a. Squared Euclidean Distance used
Sumber : Output SPSS, 2018

Tabel diatas menunjukan terdapat 23 data yang diproses oleh SPSS dalam
pengelolaan analisis ini dengan validitas analisis ini sebesar 100%, serta tidak
terdapat data yang hilang.

A. Korelasi Variable

Pada bagian ini akan ditampilkan tabel Proximity Matrix (data terlampir )
yaitu untuk matriks jarak antara variabel satu dengan variabel yang lain.
Semakin kecil jarak euclidean, maka semakin mirip kedua variabel tersebut
sehingga akan membentuk kelompok (cluster).

B. Clustering

Pengelompokan objek yang memiliki kriteria variable yang hampir sama


atau memiliki keeratan variable yang erat sehingga dapat disatukan kelompok
objeknya.

Tabel 3. 2 Agglomeration Schedule

Agglomeration Schedule
Cluster Combined Stage Cluster First Appears
Stage Cluster 1 Cluster 2 Coefficients Cluster 1 Cluster 2 Next Stage
1 18 20 ,008 0 0 4
2 17 23 ,008 0 0 3
3 17 22 ,030 2 0 4
4 17 18 ,041 3 1 8
5 2 19 ,044 0 0 7
6 10 16 ,072 0 0 11
7 2 7 ,083 5 0 13
8 6 17 ,123 0 4 13
9 1 5 ,127 0 0 12
10 3 8 ,225 0 0 15
11 10 14 ,270 6 0 16

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 20


12 1 21 ,544 9 0 17
13 2 6 ,590 7 8 15
14 11 12 ,820 0 0 20
15 2 3 1,016 13 10 17
16 10 15 1,834 11 0 19
17 1 2 2,407 12 15 19
18 4 9 4,322 0 0 21
19 1 10 6,679 17 16 20
20 1 11 15,628 19 14 21
21 1 4 27,458 20 18 22
22 1 13 37,661 21 0 0
Sumber : Output SPSS, 2018

Tabel di atas merupakan hasil proses clustering dengan metode “Furhest


Neighbor”. Setelah jarak antar variabel diukur dengan jarak euclidean, maka
dilakukan pengelompokan, yang dilakukan secara bertingkat.

 Stage 1: terbentuk 1 cluster yang beranggotakan Sampel no 18 dan 20


dengan jarak 0.008 (perhatikan pada kolom Coefficients). Karena proses
aglomerasi dimulai dari 2 obyek yang terdekat, maka jarak tersebut
adalah yang terdekat dari sekian kombinasi jarak 26 obyek yang ada.
Selanjutnya lihat kolom terakhir (Next Stage), terlihat angka 4. Hal ini
berarti clustering selanjutnya dilakukan dengan melihat stage nomor 4.

Demikian seterusnya dari stage 4 dilanjutkan ke stage 8, sampai ke stage


terakhir. (lihat warna ungu pada tabel ). Berdasarkan tabel diatas terbentuk 10
cluster. Untuk mempermudah anggota setiap cluster dapat menggunakan grafik
berikut :

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 21


Gambar 3. 1 Vertical Icicle

Sumber : Output SPSS, 2018

Pada gambar diatas merupakan Vertical Icicle digunakan untuk membuat


cluster dari objek yang ada. Caranya dengan menarik garis lurus dari pada
bagian Number of Cluster dan akan terbentuk berapa banyak cluster yang
dinginkan sesuai dengan nominal angka tersebut. Batas antar cluster dilihat
dari garis yang berwarna putih yang timbul diatas garis hitam. Berdasarkan data
tersebut didapatkan 10 Cluster (Lihat Pada garis Potong Berwarna biru pada
gamabr 3.1). berikut adalah anggota dari 10 Cluster yang terbentuk:

 Cluster 1 terdiri dari satu Kecamatan, yaitu Kecamatan Tambun Selatan.


 Cluster 2 terdiri dari satu Kecamatan, yaitu Kecamatan Cikarang Utara
 Cluster 3 terdiri dari satu Kecamatan, yaitu Kecamatan Cikarang Selatan
 Cluster 4 terdiri dari satu Kecamata, yaitu Kecamatan Cikarang Barat
 Cluster 5 terdiri dari satu kecamatan, yaitu Kecamatan Cibitung
 Cluster 6 terdiri dari satu Kecamatan, yaitu Kecamatan Babelan
 Cluster 7 terdiri dari tiga Kecamatan, yaitu Kecamatan Tambun Utara,
Kecamatan Tarumajaya, dan Kecamatan Karangbahagia
 Cluster 8 terdiri dari dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Kedungwaringin
dan Kecamatan Cikarang Pusat

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 22


 Cluster 9 terdiri dari sembilan Kecamatan, yaitu Kecamatan Sukakarya,
Kecamatan Sukawangi, Kecamatan Cabangbungin, Kecamatan
Muaragembong, Kecamatan Tambelang, Kecamatan Bojomangun,
Kecamatan Cikarang Timur, Kecamatan Sukatani, dan Kecamatan Serang
Baru.
 Cluster 10 terdiri dari tiga Kecamatan, yaitu Kecamatan Pebayuran,
Kecamatan Setu dan Kecamatan Cibarusah.

C. Dendogram

Dendogram berguna untuk menunjukkan anggota cluster yang ada jika akan
ditentukan berapa cluster yang bisa terbentuk dibentuk. Terbentuknya jumlah
cluster ditentukan dengan jarak karakteristik obyek dalam satu cluster.
Semakin kecil jarak maka karakteristik antar obyek hampir sama dalam satu
cluster, sedangkan jika jarak semakin jauh makan karakteristik antara obyek
dalam satu cluster tidak terlalu memiliki karakteristik yang sama tetapi masih
terdapat bebrapa karakteristik yang sama .

Gambar 3. 2 Dendogram

Sumber : Output SPSS, 2018

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 23


Cara membaca dendograma ialah dengan melihat cabang yang ada pada
garis potong sesuai dengan keinginan berapa banyak cluster yang bisa
terbentuk. Pada gambar dendogram ditas telah di beri garis sebagai pemotong
dalam penentuan anggota setiap cluster yang terbentuk, dari dendogram diatas
dapat dilihat terdapat 4 macam jumlah cluster yang bisa terbentuk.

Pada garis pemotong berwarna kuning memiliki jarak karakteristik setiap


objek anggotanya sebesar 5, dengan cluster yang terbentuk sebanyak 5 cluster.
Cluster pertama terdiri dari objek nomor 18 sampai 21, cluster kedua terdiri
dari obyek nomor 10 sampai 15, Cluster ketiga terdiri dari objek nomor 11 dan
12, cluster keempat terdiri dari objek nomor 4 dan 9, dan cluster kelima terdiri
dari objek no 13.

Pada garis pemotong berwarna biru memiliki jarak karakteristik setiap


objek anggotanya sebesar 10, dengan cluster yang terbentuk sebanyak 4
cluster. Cluster pertama terdiri dari objek nomor 18 sampai 15, Cluster kedua
terdiri dari objek nomor 11 dan 12, cluster ketiga terdiri dari objek nomor 4
dan 9, dan cluster kelima terdiri dari objek no 13. Untuk garis pemotong
berwarna merah dan hijau dengan jarak sebasar 15 dan 20 membuat jumlah
cluster yang terbentuk semakin sedikit karena semakin jauh jarak antara obyek
dan membuat obyek menjadi satu cluster dengan karakteriktik yang lain
sehingga karakteristik akan kluster makin secara umum.

3.2.2 Analisis Skalogram

Analisis ini lanjutan dari analisis Cluster dan Factor, analisis yang berguna
untuk menentukan hirarki cluster yang telah terbentuk sehingga mempermudah
memberikan tingkatan pada suatua wilayah. Pertama, adalah dengan cara
membuat Tabel sebagai berikut :

Tabel 3. 3 Nilai Factor Scor Setiap Kecamatan

Kecamatan Factor Score 1 Factor Score 2 Factor Score 3


No.
1 Setu 0,2389 -0,2338 -0,0414
2 Serang Baru -0,1680 -0,2812 -0,3227
3 Cikarang Pusat -0,6120 0,5444 -0,5587
4 Cikarang Selatan -0,8301 3,7129 0,0783
5 Cibarusah 0,1569 -0,5183 -0,2398

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 24


6 Bojongmangu -0,6713 -0,3531 -0,8982
7 Cikarang Timur -0,3861 -0,4304 -0,4378
8 Kedungwaringin -0,2397 0,2508 -0,5579
9 Cikarang Utara 0,3321 2,1204 0,7380
10 Karangbahagia -0,0774 -0,6816 0,3583
11 Cibitung 0,2887 -0,2665 2,0785
12 Cikarang Barat 0,2528 -0,5404 2,9410
13 Tambun Selatan 4,1774 0,4454 -1,3036
14 Tambun Utara 0,0014 -0,3066 0,7096
15 Babelan 0,7579 -0,2950 1,2543
16 Tarumajaya -0,2665 -0,4947 0,3915
17 Tambelang -0,6273 -0,3210 -0,5914
18 Sukawangi -0,6025 -0,2887 -0,7017
19 Sukatani -0,3736 -0,2389 -0,3046
20 Sukakarya -0,5479 -0,2999 -0,7705
21 Pebayuran 0,2443 -0,7493 -0,5691
22 Cabangbungin -0,4734 -0,3994 -0,6116
23 Muaragembong -0,5744 -0,3754 -0,6405
Sumber : Output Ms Excel (diolah),2018

Pada tabel diatas merupakan bahan yang digunakan dalam perhitungan


analisis Skalogram, data diatas diproleh dari Output SPSS yang telah diolah di
Excel. Factor score diproleh dari analisis faktor yaitu berupa Standarisasi nilai
setiap faktor yang yang terbentuk dalam analisis faktor. Pada analisis factor
sebelumnya terbentuk 3 faktor.

Setelah itu Kecamatan, direduksi menjadi 10 cluster yang terbentuk dari


agglomerative schedule(lihat pada analisis Cluster). Setelah objek di reduksi
menjadi 10 cluster berikutnya akan ditentukan Hirarki setiap cluster yang
terbentuk. Sebelum itu harus menentukan Factor Score dari setiap Cluster yang
terbentuk untuk mempermudah perhitungan. Untuk menentukan tingkatan atau
hirarki cluster yang akan terbentuk.

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 25


Tabel 3. 4 Rata Rata Factor Score berdasarkan Cluster

Factor Factor Factor


Cluster No Kecamatan
Score 1 Score 2 Score 3
1 13 Tambun Selatan 4,1774 0,4454 -1,3036
Rata - Rata 4,1774 0,4454 -1,3036
2 9 Cikarang Utara 0,3321 2,1204 0,7380
Rata - Rata 0,3321 2,1204 0,7380
3 4 Cikarang Selatan -0,8301 3,7129 0,0783
Rata - Rata -0,8301 3,7129 0,0783
4 12 Cikarang Barat 0,2528 -0,5404 2,9410
Rata - Rata 0,2528 -0,5404 2,9410
5 11 Cibitung 0,2887 -0,2665 2,0785
Rata - Rata 0,2887 -0,2665 2,0785
6 15 Babelan 0,7579 -0,2950 1,2543
Rata - Rata 0,7579 -0,2950 1,2543
14 Tambun Utara 0,0014 -0,3066 0,7096
7 16 Tarumajaya -0,2665 -0,4947 0,3915
10 Karangbahagia -0,0774 -0,6816 0,3583
Rata - Rata -0,1142 -0,4943 0,4865
8 Kedungwaringin -0,2397 0,2508 -0,5579
8
3 Cikarang Pusat -0,6120 0,5444 -0,5587
Rata - Rata -0,4259 0,3976 -0,5583
20 Sukakarya -0,5479 -0,2999 -0,7705
18 Sukawangi -0,6025 -0,2887 -0,7017
22 Cabangbungin -0,4734 -0,3994 -0,6116
23 Muaragembong -0,5744 -0,3754 -0,6405
9 17 Tambelang -0,6273 -0,3210 -0,5914
6 Bojongmangu -0,6713 -0,3531 -0,8982
7 Cikarang Timur -0,3861 -0,4304 -0,4378
19 Sukatani -0,3736 -0,2389 -0,3046
2 Serang Baru -0,1680 -0,2812 -0,3227
Rata - Rata -0,4916 -0,3320 -0,5866
21 Pebayuran 0,2443 -0,7493 -0,5691
10 5 Cibarusah 0,1569 -0,5183 -0,2398
1 Setu 0,2389 -0,2338 -0,0414
Rata - Rata 0,2134 -0,5005 -0,2834
Sumber : Output Ms Excel (diolah),2018

Untuk meringkas tabel diatas untuk mempermudah membuat Skor


Kompenen, sehingga di reduksi sebagai berikut :

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 26


Tabel 3. 5 Factor Score setiap Cluster

Factor Score Factor Score Factor Score


Cluster
1 2 3
1 4,1774 0,4454 -1,3036
2 0,3321 2,1204 0,7380
3 -0,8301 3,7129 0,0783
4 0,2528 -0,5404 2,941
5 0,2887 -0,2665 2,0785
6 0,7579 -0,2950 1,2543
7 0,4331 -0,3673 2,0913
8 0,5955 -0,3311 1,6728
9 0,7509 0,5598 1,1938
10 0,5932 -0,0462 1,6526
Sumber : Output Ms Excel (diolah),2018

Tabel 3.5 merupakan nilai factor score rata rata dari setiap tipe kecamatan,
data diatas digunakan untuk menentukan nilai maximum, nila minumum,
rentang, jarak antar batas, batas atas , dan batas bawah.

 Nilai maximum adalah nilai factor score yang terbesar pada masing
masing Factor Score setiap Tipe Kecamatan
 Nilai Minumum adalah nilai factor score yang terkecil pada masing
masing masing Factor Score setiap Tipe Kecamatan
 Rentang adalah jarak antar nilai maximum dan minimum, dengan rumus:
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 = 𝑀𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑚𝑢𝑚
 Jarak antar batas adalah nilai tertentu untuk menetapkan batasan antar
kelompok yang membagi menjadi tiga tingkatan yaitu Tingkatan tinggi,
tingkat sedang, dan tingkat rendah, dengan rumus:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟 𝐵𝑎𝑡𝑠 =
3
 Batas atas adalah nilai yang menjadi pembatas antara nilai Maximum
dengan jarak antar batas, dengan rumus :
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑡𝑎𝑠 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠

 Batas bawah adalah nilai yang menjadi pembatas antara nilai Minimum
dengan jarak antar batas, dengan rumus :
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 + 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟 𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 27


Berdasarkan perhitungan skor componen dengan rumus diatas didapatkan
nilai nilai skor komponen sebagai berikut :
Tabel 3. 6 Skor Komponen

Factor Score Factor Score Factor Score


Komponen
1 2 3
Nilai Max 5,0075 4,2532 4,245
Nilai Min -0,8301 -0,5404 -1,3036
Rentang 5,8376 4,7936 5,5482
Jarak Antar
Batas 1,9459 1,5979 1,8494
Batas Atas 3,0616 2,6554 2,3952
Batas Bawah 1,1157 1,0575 0,5458
Sumber : Output Ms Excel (diolah),2018

Dengan mengetahui skor komponen setiap factor maka didapatkan nilai


rentang untuk tingkatan kelompok, yaitu tingkatan tinggi, sedang, dan rendah,
sebagai berikut:

Tabel 3. 7 Ketentuan Rentang Tiap Kelas

Rentang Ketentuan Factor Score 1 Factor Score 2 Factor Score 3

factor score ≥ batas factor score ≥ factor score ≥ factor score ≥


Tinggi atas 2,5082 2,2951 1,5261
Batas bawah ≤ f 0,8390 ≤ f score 0,8774 ≤ f score 0,1113 ≤ f score
Sedang score < Batas atas < 2,5082 < 2,2951 < 1,5261
f score ≤ batas
f score ≤ 0,8390 f score ≤ 0,8774 f score ≤ 0,1113
Rendah bawah
Sumber : Output Ms Excel (diolah),2018

Pada tabel rentang masing masing factor digunakan untuk menentukan


tingkatan yang sesuai pada skor komponen yang ada. Sehingga dapat
disimpulkan pada tabel berikut ini :

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 28


Tabel 3. 8 Skalogram

Factor Factor Factor


Cluster
Score 1 Score 2 Score 3
1 T R R
2 S S R
3 R T R
4 R R T
5 R R T
6 R R S
7 R R T
8 R R T
9 R R S
10 R R T
Sumber : Output Ms Excel (diolah),2018

Pada sklogram ditas terdapat tingkatan kelompok setiap cluster sesuai dengan
tiap factornyanya, tingkat T berarti Tinggi dan memiliki nilai 4, tingkat S
berarti sedang dan memiliki nilai 3, dan tingkatan R berarti dia rendah memiliki
nilai 2. Penilaian setiap tingkatan digunakan untuk menentukan skala setiap
tipe kecamatan agar mengetahui hirarki pada tiap tipe kecamatan atau
clusternya.

Tabel 3. 9 Skalogram Berdasarkan Tingkatan Kelas

Tinggi Sedang Rendah


Cluster
F1 F2 F3 F1 F2 F3 F1 F2 F3
1 * * *
2 * * *
3 * * *
4 * * *
5 * * *
6 * * *
7 * * *
8 * * *
9 * * *
10 * * *
Sumber : Output Ms Excel (diolah),2018

Tabel diatas merupakan sekalogram berdasarkan tingkatan kelas. Setelah itu,


sklogram diatas akan diliterasi hingga mendapatakan hirarki setiap tipe
kecamtan dengan memaximalkan seluruh titik agar masuk kedalam arsiran

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 29


(lihat wana kuning pada setiap literasi skalogram) dan titik yang berada di luar
arsiran sedikit agar standar eror semakin kecil, sehingga membuat penentapan
hirarki yang sesuai dengan keadaan nyatanya semakin benar dan akurat. Berikut
literasi skalogram yang diatas hingga memperoleh Standar Eror kurang dari 0,3.

Tabel 3. 10 Literasi Skalogram 1

Tinggi Sedang Rendah


Cluster SKALA HIRARKI
F1 F2 F3 F1 F2 F3 F1 F2 F3
1 * * * 12 1
2 * * * 9 2
3 * * * 6 3
4 * * * 6 3
5 * * * 6 3
6 * * * 6 3
7 * * * 6 3
8 * * * 6 3
9 * * * 6 3
10 * * * 6 3
Titik di luar arsiran 0 1 5 0 0 2 0 1 2 11 0,37
Titik di dalam Arsiran 1 0 0 1 1 0 8 7 1 19 0,63
Sumber : Output Ms Excel (diolah),2018

Pada Literasi pertama ini diperoleh Standar Eror sebesar 0,37 atau 37%. Dengan
menggunakan rumus:

𝑇𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑑𝑖 𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑎𝑟𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 11


𝑆𝐸 = = = 0,37
𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 30

Dengan standar eror sebesar 37%, maka keakuratan dari penentuan hirarki
diatas hanya sebesar 63 %, sehingga penentuan hirarki setiap cluster masih
belum dikatakan akurat dikarenakan standar eror masih diatas 0,3, sehingga
dilakukan literasi skalogram lagi.

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 30


Tabel 3. 11 Literasi Skalogram 2

Tinggi Rendah Sedang


Cluster
F1 F2 F3 F1 F2 F3 F1 F2 F3 SKALA HIRARKI
1 * * * 12 1
3 * * * 12 1
4 * * * 8 2
5 * * * 8 2
7 * * * 8 2
8 * * * 8 2
10 * * * 8 2
2 * * * 6 3
6 * * * 6 3
9 * * * 6 3
Titik di luar arsiran 0 0 0 0 1 2 1 1 2 7 0,23
Titik di dalam arsiran 1 1 5 8 7 1 0 0 0 23 0,77
Sumber : Output Ms Excel (diolah),2018

Pada literasi kedua ini tingkatan kelas dan urutan cluster tidak berurutan.
Hal tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan titik agar berada di dalam arsiran
sehingga SE akan semakin kecil, sehingga penentuan hirarki akan lebih akurat
dan dapat di percaya. Pada literasi kedua ini Standar eror yang diproleh sebesar
0,23 atau 23% dengan keakuratan sebesar 77%, karena SE telah dibawah 0,3
sehingga penentuan tingkatan hirari tiap kluster dapat digunakan.

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa cluster 1 dan 3 memiliki


tingkatan hirarki paling tinggi terhadap ketersedian infrastruktur sosial di
Kabupaten Bekasi, lalu cluster 4, 5, 7, 8, 10 berada pada hirarki kedua dalam
ketersedian Infrastruktur sosial di Kabupaten Bekasi, dan cluster yang
menduduki hirarki ke tiga atau cluster yang memiliki ketersedian infrastruktur
sosial yang masih kurang atau masih dibutuhkan pengembangan lebih lanjut
mengenai infrastruktur sosial ialah cluster 2, 6, dan 9.

3.3 Interpretasi di Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota

Penyediaan akan kebutuhan infrastruktur pada suatu wilayah adalah salah


satu cara dalam pengembangan wilayah tersebut agar dapat bergerak maju.
Infrastruktur yang merupakan prasaranan yang berguna dalam membantu
kegiataan yang akan berlangsung. Salah satu infrastruktur dasar yang wajib
tersedia disuatu wilayah ialan infrastruktur sosial. Dimana setiap wilayah wajib

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 31


memiliki infrastruktur sosial. Infrastruktur sosial tersebut berupa fasilitas
pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas perdagangan, fasilitas peribadahan,
dan fasiitas sarana akomodasi. Infrastruktur tersebut merupakan kebutuhan
dasar agar wilayah tersebut mampu menopang kehidupan yang akan
berlangsung. Secara umum fasilitas dasar tersebut wajib diperencanakan secara
matang, hal tersebut dikarenakan akan berimplikasi langsung kepada wilayah
tersebut untuk kehidupan yang berkelanjutan kedepannya. Oleh sebab itu,
penyediaan infrastrukrut sosial sangatlah penting untuk direncanakan dalam
tata ruang wilayah.

Salah satu yang menjadi perhitungan suatu wilayah dapat dikatakan


sebagai pusat pelayanan wilayah ialah dilihat dari ketersedian infrastruktur
dasar yang memadai. Secara umum pusat pelayanan wilayah biasanya
merupakan wilayah yang merupakan konsenterasi penduduk terbanyak dan
merupakan tempat terjadinya pusat kegiatan dari wilayah tersebut. Sehingga
ketersediaan akan prasaranan dasar sangatlah diperhitungkan dalam menunjang
kegiatan sosial dan ekonomi wilayah. Dalam penyediaan suatu fasilitas dasar
sosial dan ekonomi tersebut juga dilihat dari berbagai aspek seperti
karakteristik masyarakat, jumlah pertumbuhan penduduk, dan kebutuhan akan
fasilitas tersebut.

Pada penelitian ini analisis cluster dan skalogram membantu dalam


membuat suatu rencana dalam penyediaan akan kebutuhan infrastruktur dasar
tersebut. Dengan mengetahui wilayah mana yang memiliki ketersediaan
infrastruktur yang memadai dan juga masih kurang memadai, dan dapat
membantu mengkaji akan ketersediaan infrastruktur tersebut telah sesuai
dengan kebutuhan untuk menunjang kegiatan sosial ekonomi disana, serta
membantu pemerintah dalam membuat kebijakan atau program terhadap
wilayah yang masih kekurangan akan infrastruktur sosial ekonomi. Selain itu
dengan analisis skalogram pula dapat membantu dalam penentuan hirarki suatu
wilayah mana yang memiliki tingkatan ketersediaan akan infrasturuk sosial yang
memadai sehingga tahu dimana wilayah yang memiliki fasilitas yang memadai
dan mampu menjadi wilayah pusat pelayanan.

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 32


BAB IV
KESIMPULAN

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan akhir yang diproleh dari analiis
yang telah dilakukan, serta menjawab tujuan serta sasaran yang ingin dicapai.
Selain itu juga terdapat saran atau rekomendasi yang di ajukan untuk
membantu persoalan yang dibahas.

4.1 Kesimpulan

Analisis cluster merupakan salah satu analisis yang digunakan untuk


meneglompokan suatu wilayah yang memeiliki karakteristk yang hamir sama
dan disatukan di dalam satu cluster. sedangkan analisis skalogram adalah
lanjutan dari analisis cluster yang berguna untuk membuat tingkatan setiap
clusternya. Kedua analisis diatas bertujuan untuk membantu dalam pembuatan
kebijakan agar sesuai dengan jenjang tingkatan wilayahnya, sehingga mampu
mendukung potensi yang dimilikinya

Pada penelitian ini terbentuknya 10 cluster yang terbentuk pada


pengelompokan Kecamatan yang ada di Kabupaten bekasi berdasarkan
Karakteristik ketersediaan infrastruktur sosial yang ada. Sepuluh klaster
tersebut adalah sebagai berikut :

 Cluster 1 terdiri dari satu Kecamatan, yaitu Kecamatan Tambun Selatan.


 Cluster 2 terdiri dari satu Kecamatan, yaitu Kecamatan Cikarang Utara
 Cluster 3 terdiri dari satu Kecamatan, yaitu Kecamatan Cikarang Selatan
 Cluster 4 terdiri dari satu Kecamata, yaitu Kecamatan Cikarang Barat
 Cluster 5 terdiri dari satu kecamatan, yaitu Kecamatan Cibitung
 Cluster 6 terdiri dari satu Kecamatan, yaitu Kecamatan Babelan
 Cluster 7 terdiri dari tiga Kecamatan, yaitu Kecamatan Tambun Utara,
Kecamatan Tarumajaya, dan Kecamatan Karangbahagia
 Cluster 8 terdiri dari dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Kedungwaringin
dan Kecamatan Cikarang Pusat
 Cluster 9 terdiri dari sembilan Kecamatan, yaitu Kecamatan Sukakarya,
Kecamatan Sukawangi, Kecamatan Cabangbungin, Kecamatan
Muaragembong, Kecamatan Tambelang, Kecamatan Bojomangun,

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 33


Kecamatan Cikarang Timur, Kecamatan Sukatani, dan Kecamatan Serang
Baru.
 Cluster 10 terdiri dari tiga Kecamatan, yaitu Kecamatan Pebayuran,
Kecamatan Setu dan Kecamatan Cibarusah.

Pengelompokan tersebut di dapatkan dari Agglomeration Schedule, sehingga


karakteristiknya lebih sama setiap anggotanya pada setiap cluster. pada analisis
skalogram didapatkan bahwa Kecamatan Tambun Selatan sebagai Kecamatan
yang memiliki ketersediaan Infrastruktur Sosial yang paling memadai
dikarenakan berada pada Hirarki pertama. Selanjutnya yang menempatkan
hirarki ke dua ialah Kecamatan Cikarang Barat, Kecamatan Cibitung,
Kecamatan Tambun Utara, Kecamatan Tarumajaya, dan Kecamatan
Karangbahagia, Kecamatan Kedungwaringin dan Kecamatan Cikarang Pusat,
Kecamatan Pebayuran, Kecamatan Setu dan Kecamatan Cibarusah. Untuk
Hirarki ketiga merupakan kecamatan yang memiliki ketersediaan infrastruktur
sosial yang kurang memadai sehingga dibutuhkan pembangunan akan
ketersediaan infrastruktur sosial agar mampu mendukung pelayanan di
kecamatan tersebut. Kecamatan yang berada di hirarki ketiga ialah Kecamatan
Cikarang Utara, Kecamatan Sukakarya, Kecamatan Sukawangi, Kecamatan
Cabangbungin, Kecamatan Muaragembong, Kecamatan Tambelang, Kecamatan
Bojomangun, Kecamatan Cikarang Timur, Kecamatan Sukatani, dan Kecamatan
Serang Baru, dan Kecamatan Babelan.

4.2 Saran

Berdasarkan dari hasil data penelitian terdapat 11 dari 23 Kecamatan


yang ada di Kabupaten Bekasi yang berada di Hirarki ketiga, sehingga 11
kecamatan tersebut yang perlu di berikan penambahan Infrastruktur sosial
(fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas perdagangan, fasilitas
peribadahan, dan fasiitas sarana akomodasi) guna meningkatkan kegiatan
ekonomi dan sosial di kecamatan tersebut agar meratanya pembangunan di
seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Bekasi, selain itu juga pemerintah
dapat mengembangkan program terbaru terkait pengembangan wilayah dari
infrastruktur sosial, dimana infrastruktur sosial merupakan infrastruktur dasar
yang wajib dimiliki oleh setiap wilayah. Sedangkan untuk kecamatan yang telah
memadai, pemerintah dapat membuat kebijakan mengenai pertumbuhan

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 34


penduduknya, ditakutkan dengan ketersediaan akan pelayanan dasar yang
memadai akan terjadinya perpindahan penduduk ke kecamatan tersebut
sehingga dapat terjadi kepadatan penduduk yang tinggi dan akan berimplikasi
terhadap pengembangan wilayahnya kembali karena wilayah yang telah padat
terbangun.

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 35


DAFTAR PUSTAKA

_________, 2015. Apa Itu Infrastruktur. http://www.radarplanologi.com


/2015/10/apa-itu-infrastruktur.html diaskes tanggal 24 April 2018
pukul 19.45 WIB.

Badan Pusat Statistika Kabupaten Bekasi. 2017. Kabupaten Bekasi Dalam Angka
2017. Kabupaten Bekasi : Badan Pusat Statistika

Idhamhalidplaner. 2013, April. Materi Map Metode Analisa Skalogram.


Diperoleh 21 Maret 2018, dari
http://idhamhalidplaner.blogspot.co.id/2013/04/materi-map-metode-
analisa-skalogram.html

Prayudho. 2008, 30 Desember. Analisis Cluster. Diperoleh 21 Maret 2018, dari


https://prayudho.wordpress.com/2008/12/30/analisis-cluster/

Rumus statistik. 2015, Maret. Analisis Cluster. Diperoleh 21 Maret 2018, dari
https://www.rumusstatistik.com/2015/03/analisis-klaster-cluster-
atau-analisis.html

Statistikan. 2014, Maret. Analisis Cluster. Diperoleh 21 Maret 2018, dari


https://www.statistikian.com/2014/03/analisis-cluster.html

Supriharjo, Rimadewi. ____, Mata Kuliah Prasarana Wilayah Dan Kota Sosial
Infrastruktur, [pdf], (dari http://share.its.ac.id/pluginfile.php/565/
mod_resource/content/1/05_Fasilitas_Pendidikan_Kesehatan_Perdaga
ngan_dan_Peribadatan.pdf diaskes tanggal 8 mei 2018, pukul 13.45
WIB)

Laporan Penelitian Kecil | Analisis Cluster dan Skalogram 36

Anda mungkin juga menyukai