KATA PENGANTAR
Tim Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
Grafik. 3.1 Banyaknya curah hujan dan hari hujan tahun 2015 ...................... 42
DAFTAR DIAGRAM
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Secara umum, tujuan dari pembuatan makalah “Laporan Pendahuluan RTBL
(Kecamatan Lumajang Jl. PB Sudirman)” adalah untuk mengkonsep kawasan
(strategis) perkotaan di dalam Kota Lumajang berdasarkan RDTR Lumajang.
Perekmbangan Kota Lumajang yang dianggap penulis pesat dengan adanya
berbagai fasilitas perdagangan jasa, fasilitas umum, perkembangan penggunaan
lahan, jaringan jalan dll, merupakan titik awal dalam memproyeksikan
perkembangan kota kedepanya.
Dengan adanya dokumen RTBL koridor perkotaan Jl. PB Sudirman Kota
Lumajang diharapakan dapat menjadi referensi dalam melihat asek
perencanaannya, menganalisis, dan memproyeksikan berdasarkan teori
perkembangan Kota Lumajang.
Rencana tata ruang memuat rumusan rencana yang bersifat operasional yang
dapat dijadikan pedoman bagi setiap kegiatan pembangunan, pelaksanaan
program-program penataan fisik, dan pengendalian pemanfaatan ruang, baik
yang dilaksanakan oleh warga, pelaku ekonomi, maupun pihak pemerintah.
1.4.3 Jangka Waktu Kegiatan
Jangka waktu kegiatan pekerjaan RTBL Kawasan Strategis Perkotaan jalan P. B.
Sudirman Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang adalah 16 minggu pada
semester 2 Perkuliahan
Pendekatan perencanaan ini merupakan perpaduan dari arahan dan kebijakan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah dengan aspirasi dari masyarakat. Pendekatan ini
menggunakan 2 (dua) istilah perencanaan yaitu top down planning berupa
perencanaan program-program serta merupakan penjabaran dari kebijakan tata
ruang oleh Pemerintah Provinsi sampai pemerintah daerah, serta yang kedua
adalah bottom up planning. Perencanaan ini memberikan penekanan bahwa RTBL
Kawasan koridor Kecamatan Lumajang manampung aspirasi masyarakat sebagai
pelaku pembangunan, dan dengan melibatkan masyarakat dalam proses
perencanaannya. Motode ini merupakan cara untuk mewujudkan perencanaan
yang sejalan dengan peraturan pemerintah serta mampu menampung aspirasi
mayarakat sehingga konsep perencanaan yang seimbang antara potensi dan
permasalahan dapat tercapai.
BAB 2
2.1.1.1 Pengertian
2.1.1.2 Manfaat
Peruntukan Lahan Mikro, yaitu peruntukan lahan yang ditetapkan pada skala
keruangan yang lebih rinci (termasuk secara vertikal) berdasarkan prinsip
keragaman yang seimbang dan saling menentukan. Hal-hal yang diatur adalah:
a. Peruntukan lantai dasar, lantai atas, maupun lantai besmen;
b. Peruntukan lahan tertentu, misalnya berkaitan dengan konteks lahan
perkotaan-perdesaan, konteks bentang alam/lingkungan konservasi, atau
pun konteks tematikal pengaturan pada spot ruang bertema tertentu.
2.1.2.1 Pengertian
2.1.2.2 Manfaat
2.1.3.1 Pengertian
2.1.3.2 Manfaat
2.1.4.1 Pengertian
Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan
pergerakan, sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi,
sirkulasi kendaraan informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki
(termasuk masyarakat penyandang cacat dan lanjut usia), sistem dan sarana
transit, sistem parkir, perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan sistem
jaringan penghubung.
2.1.4.2 Manfaat
2.1.5.1 Pengertian
2.1.6.1 Pengertian
2.1.6.2 Manfaat
2.1.7.2 Manfaat
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur yang selanjutnya disingkat
RTRW Provinsi adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah
provinsi, yang merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.
Tujuan, kebijakan, dan strategi rencana pola ruang wilayah provinsi; penetapan
kawasan strategis provinsi; arahan pemanfaatan
ruang wilayah provinsi; dan arahan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
provinsi.
Rencana Sistem Perkotaan Dalam Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten
Lumajang ditetapkan sebagai PKL
Rencana Sistem Jaringan Transportasi Kabupaten Lumajang ditetapkan dalam sistem
jaringan transportasi Jalan Nasional Kolektor
Primer dan Jalan Provinsi Kolektor Primer
Terdapat terminal tipe B
Rencana pengembangan terminal
Rencana pengembangan jalur kereta api
(konservasi jalur perkeretaapian mati)
Rencana pengembangan jalur kereta api umum
Rencana Sistem Jaringan Energi Rencana pengembangan energi baru dan
terbarukan oleh Pemerintah Daerah (energi air
untuk pembangkit listrik, energi angin, energi
panas bumi, energi gelombang laut)
Pelaksanaan rencana pengembangan jaringan
transmisi (pengembangan gardu induk
150/20kV)
Rencana kawasan strategis yang berada dalam Kawasan agropolitan regional (terdiri dari
lingkup pengelolaan Pemerintah Daerah Provinsi Sistem Agropolitan Bromo-Tengger)
Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut Kawasan pengembangan potensial panas bumi
kepentingan pendayagunaan Sumber Daya Alam
(Teknologi tinggi)
Muatan RTRW
Kriteria
dan sawo
Perkebunan rakyat Tebu
Pinang
Kawasan peternakan ternak besar Sapi perah,
Permukiman perkotaan
Kelurahan Regotrunan
Perumahan umum kepadatan sedang-
tinggi
Sempadan sungai
Pertanian terpadu
Pusat pelayanan skala lingkungan
870)
Tompokresan (Besar :138, sedang: 413, Kecil :
825)
Rogotrunan (besar : 223, sedang : 668, kecil :
1335)
Sub zona rumah kepadatan tinggi (R-2) Sub zona kepadatan tinggi berupa rumah deret,
rumah sederhana, dan rumah kos.
Pengendalian perkembangan zona perumahan
Perbaikan kualitas lingkungan rumah kepadatan
tinggi serta penyediaan RTH terdapat di Sub BWP
Sub zona rumah kepadatan sedang (R-3) Sub zona rumah kepadatan sedang
Sub zona rumah kepadatan sedang yang berupa
rumah menengah, rumah deret, rumah sederhana,
dan rumah kos
Perbaikan kualitas dan RTH rumah kepadatan
sedang
Zona perdagangan dan jasa Pasar : (Jogoyudan : 0, Tompokresan : 0,
Rogotrunan :0)
Pertokoan : (Jogoyudan : 1, Tompokresan : 1,
Rogotrunan : 2)
Hotel : (Jogoyudan : 1, Tompokresan : 1,
Rogrotunan : 2)
Bank : (Jogoyudan : 0, Tompokresan : 0,
Rogrotunan : 0)
Swalayan : (Jogoyudan : 0, Tompokresan :0,
Rogrotunan : 0)
Sub zona perdagangan dan jasa kopel (K-2) Kegiatan ruko, hotel, restoran, jasa, dan sejenisnya.
Sub zona perdagangan dan jasa deret (K-3) Sub zona perdagangan dan jasa bentuk deret dengan
kegiatan ruko.
Luas rencana pola ruang zona perdagangan dan Perdagangan dan jasa deret (Tompokresan : 44,2
jasa Ha)
Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Tahun 2033 Kelurahan Jogoyudan (TK :459, SD :1181, SMP:
(berdasarkan usia) 1225, SMA: 587)
Kelurahan Tompokresan (TK : 361, SD : 849, SMP
: 923, SMA : 495)
Kelurahan Rogotrunan (TK :821, SD :1965, SMP
:2033, SMA :987)
Sub zona sarana pelayanan umum Olahraga Sub zona sarana pelayanan umum olahraga berupa
(SPU-3) Gelanggang Olahraga (Kelurahan Tompokresan)
Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Tahun 2033 di Jogoyudan (Bidan :1, dokter praktek : 1)
BWP Kota Lumajang Tompokresan (dokter praktek :1, bidan :1)
Rogotrunan (dokter praktek : 2, bidan 2)
Kebutuhan fasilitas peribadatan tahun 2033 di Jogoyudan (Mushola : 22, Masjid : 2)
BWP Kota Lumajang Tompokresan (Mushola : 22, Masjid : 2)
Rogotrunan (Mushola : 36, Masjid : 4)
D. Peraturan Zonasi
Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan adalah ketentuan yang berisi kegiatan
dan penggunaan ruang yang diperbolehkan, bersyarat secara terbatas,
diperbolehkan bersyarat dan tidak diperbolehkan pada suatu zona. Ketentuan
kegiatan dan penggunaan lahan dirumuskan berdasarkan ketentuan maupun
standar yang terkait dengan pemanfaatan ruang, ketentuan dalam peraturan
bangunan setempat dan ketentuan khusus bagi unsur bangunan/komponen yang
dikembangkan, misalnya pompa bensin, base transceiver station dan sebagainya.
Tabel 2.11 Peraturan Zonasi
Muatan RDTR Kriteria
Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang KDB maksimal sebesar 10% pada kegiatan
berupa perkerasan
KLB maksimal sebesar 10% pada kegiatan
perkerasan
KDH minimal 90%
BAB 3
GAMBARAN UMUM KAWASAN
PERENCANAAN
3.1.1 Geografis
Gambar 3.1 Peta Deliniasi Koridor Jl. PB Soedirman (Sumber: Survey Primer)
3.1.2 Topografi
Kondisi topografi merupakan salah satu kondisi fisik yang dapat mengetahui
potensi dan kendala fisik perkembangan suatu kawasan/wilayah. Kondisi
topografi erat kaitannya dengan ketinggian dan kemiringan lereng lahan.Keadaan
topografi Kecamatan Lumajang dengan kemiringan 0-15% sebesar 2.847,15 Ha
merupakan daerah yang baik untuk pertanian tanaman semusim.
3.1.3. Hidrologi
Hidrologi adalah suatu ilmu yang mempelajari air dibumi, kejadian, sirkulasi dan
distribusi, sifat-sifat kimia dan fisika serta reaksinya dengan lingkungan, termasuk
hubungannya dengan mahkluk hidup. Dengan demikian sangat pentingnya
mengetahui kondisi hidrologi sebagai pertimbangan siklus air di kawasan
perencanaan. Di koridor jalan PB. Sudirman terdapat sungai kaliasem.
3.1.4 Geologi
3.1.5 Klimatologi
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim suatu wilayah Kondisi
iklim di kecamatan lumajangtidak jauh berbeda dengan kondisi iklim wilayah
Kabupaten Lumajang pada umumnya. Seperti wilayah lainnya, Kecamatan
Llumajang mengalami perubahan iklim sebanyak 2 kali setiap tahunnya yaitu
musim kemarau dan musim hujan. Berikut data curah hujan setiap buan tahun
2016.
500
450
400
350
300
250
200
HARI HUJAN
150
100 CURAH HUJAN
50
0
Grafik. 3.1 Banyaknya curah hujan dan hari hujan tahun 2015 (Sumber : BPS
tahun 2016)
3.1.6 Vegetasi
tidak mudah tumbang karena memiliki struktur kayu yang kuat. Vegetasi adalah
berbagai macam jenis tumbuhan atau tanaman yang menempati suatu ekosistem.
Pada koridor Jalan PB. Sudirman, terdapat pohon – pohon yang terdapat pada
sepanjang jalan. Disana terdapat pohon glodokan tiang dan pohon mahoni. Pohon
glodokan tiang salah satu tumbuhan peneduh yang efektitif dalam mengurangi
polusi suara dengan pohon yang menjulang dan bentuknya menyirip dengan tepi
bergelombang serta berwarna hijau. Poho Mahoni pohon yang besar dan tinggi
sehingga dijadikan sebagai tanaman peneduh jalan karena dapat tumbuh hingga
puluhan tahun serta
Gambar 3.3 Pohon glodokan tiang dan Pohon Mahoni (Sumber : Survei Primer)
3.3 Kependudukan
Penduduk merupakan objek maupun subjek bagi perkmebangan suatu kota dan
juga perencanaan pembangunan. Oleh sebab itu data kependudukan dibutuhkan
untuk mengukur berapa pertumbuhan penduduk setiap tahunnya, agar
perencanaan pembangunan dapat berjalan dan tepat sasaran. Jumlah penduduk
pada koridor P.B. Sudirman terakhir pada tahun 2016 menurut BPS adalah sekitar
7 547 jiwa. Jumlah ini selalu mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pada koridor
P.B. Sudirman masuk ke dalam tiga kelurahan, yaitu Keluruhan Jogoyudan,
Kelurahan Rogotrunan, dan Kelurahan Tompokersan.
8,000 7,547
6,000
3,593 3,954
4,000
2,000
0
Koridor P.B. Sudirman
Dari diagram di atas dijelaskan bahwa jumlah penduduk yang tinggal pada
koridor P.B. Sudirman berkisar sekitar 7 547 jiwa, dengan jumlah laki – laki
sekitar 3 593 jiwa dan jumlah perempuan 3 954 jiwa.
Umur Jumlah
0-4 547
5-9 632
10-14 687
15-19 711
20-24 567
25-29 624
30-34 577
35-39 562
Jumlah 4 907
Pada Koridor P.B Sudirman rata – rata penduduk yang tinggal pada
koridor ini berkisar dari usia 10-19 tahun. Adapun penduduk yang paling sedikit
tinggal pada koridor P.B. Sudirman berusia 0-4
2000 1727
1500
Jumlah Murid
Diagram 3.2 banyaknya murid TK, SD, SMP, SMA (Sumber : BPS Kecamatan
Lumajang 2016)
Pada grafik di atas dijelaskan jumlah murid yang bersekolah pada koridor P.B.
Sudirman mulai dari Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas. Pada
koridor ini jumlah murid SMA lebih mendominasi.
8000 6879
6000
4000
2000 191 274 40 113 49
0
Islam Kristen Kristen Katolik Hindu Budha Konghucu
Protestan
Jumlah Penduduk
Pada koridor P.B. Sudirman didominasi oleh penduduk yang beragama Islam,
dengan jumlah 6 879 jiwa. Kemudian penduduk yang menganut agama hindu
hanya berjumlah 40 jiwa.
3.3 Fasilitas
Fasilitas adalah segala sesuatu yang berupa benda maupun uang yang dapat
mempermudah serta memperlancar pelaksanaan suatu usaha tertentu. (Sam :
2012) Pada pendataan dan hasil survei di koridor jalan PB. Sudirman terdapat
fasilitas antara lain fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas perdagangan
dan jasa.
Fasilitas perdagangan dan jasa merupakan fasilitas yang sebagian besar terdapat
pada koridor Jalan PB. Sudirman. Di daerah tersebut terdapat berbagai macam
perdagangan dan jasa.
3.4 Utilitas
Utilitas adalah sarana penunjang untuk membantu semua kegiatan dalam suatu
bangunan atau gedung. Pada pendataan dan hasil survei di koridor yang telah
dipilih di koridor P.B. Sudirman, Kecamatan Lumajang terdapat utilitas antara
lain jaringan listrik, air bersih, jaringan telepon, persampahan, dan drainase.
Jaringan listrik merupakan salah satu utilitas utama dalam perancangan suatu
kota. Dalam penggunaannya, jaringan listrik digunakan hampir di seluruh fasilitas
seperti fasilitas umum, perdagangan jasa, industri, permukiman bahkan ruang
terbuka hijau (RTH). Pada koridor jala P.B. Sudirman terdapat jaringan listrik
SUTM 230 volt sampai 400 volt.
Pada koridor P.B. Sudirman ini rata rata lisrik yang digunakan menggunakan PLN
dan yang non PLN tidak ada pada P.B. Sudirman. Sebanyak 1 333 rumah tangga
menggunakan jasa PLN.
Sistem Jaringan Air bersih merupakan hal pokok yang harus ada salah lingkungan
masyarakat. Air bersih sangat berpengaruh terhadap kehidupan karena jika
jaringan air bersihnya terganggu, maka kehidupannya juga akan terganggu. Pada
koridor jalan P.B. Sudirman sistem jaringan air bersih sebagian besar
menggunakan PDAM.
Pada koridor Jalan P.B. Sudirman jaringan telepon yang terdapat pada daerah ini
memiliki kondisi yang baik dan juga masih digunakan, dari ini dapat diakatakan
bahwa masyarakat sekitar masih menggunakan telepon rumah untuk komunikasi.
Sistem penanganan sampah yang terdapat pada koridor jalan PB. Sudirman
diangkut dengan menggunakan gerobak sampah pada setiap harinya.
Persampahan pada koridor ini selalu diangkaut setiap pagi harinya.
Sistem Jaringan drainase yang terdapat pada koridor jalan P.B. Sudirman sebagian
besar menggunakan drainase tertutup. Kondisi drainase pada koridor ini sangat
baik, sehingga memiliki potensi untuk mengurangi banjiir dan mengurangi
genangan.
BAB 4
METODE
PERENCANAAN
Laporan Pendahuluan RTBL
Kelompok 1
Universitas Jember
2018
54
SWOT
4.3.2.2 Metode
Metode dalam analisis kebijakan BWP Kecamatan Lumajang dilakukan dengan
cara me-review kebijakan untuk mengetahui peraturan zonasi serta arahan
pengelolaan berdasarkan dokumen tata ruang yang tersedia.
Metode dalam analisis daya dukung lahan dilakukan dengan review RDTR yang
telah memuat aspek daya dukung lahan di kawasan BWP Luamajang.
Identfikasi potensi
dan masalah
Identfikasi potensi
dan masalah
Identifikasi bangkitan
kawasan perencanaan
Identifikasi dan
analisis bangkitan.
Komposisi Pendudk
(berdasarkan jenis kelamin,
pendidikan, pendidikan
dan agama).
Deskripsi mengenai
struktur ruang kawasan
perencanaan.
Mengetahui kawasan
Kesacamtan Lumajang
dalam sytukur ruang
Kabupaten.
Metode Analisis
1. Analisis LQ
Analisa LQ digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi sektor-
sektor ekonomi di suatu daerah atau sektor-sektor apa saja yang merupakan sektor
basis atau unggulan . Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif
antara kemampuan suatu sektor di daerah yang diselidiki dengan kemampuan
sektor yang sama pada daerah yang menjadi acuan. Satuan yang digunakan
sebagai ukuran untuk menghasilkan koefisien LQ tersebut nantinya dapat berupa
jumlah tenaga kerja per-sektor ekonomi, jumlah produksi atau satuan lain yang
dapat digunakan sebagai kriteria.
Dimana :
2. Shift-Share Analysis
Di mana :
Y* = Indikator ekonomi acuan akhir tahun kajian
Y = Indikator ekonomi acuan awal tahun kajian
Y’i = Indikator ekonomi acuan sektor i akhir tahun kajian
Yi = Indikator ekonomi acuan sektor i awal tahun kajian
y’i = Indikator ekonomi daerah (lokal) sektor i akhir tahun kajian
yi = Indikator ekonomi daerah (lokal) sektor i awal tahun kajian
Luas Luas
Lantai Lahan
m2 m2
kegiatan.
Bacaan
3) pos keamanan.
c) pusat pertokoan dan atau pasar lingkungan (skala pelayanan unit kelurahan ≈
30.000 penduduk) Luas tanah yang dibutuhkan: 10.000 m2. Bangunan pusat
pertokoan / pasar lingkungan ini harus dilengkapi dengan:
1) tempat parkir umum, sudah termasuk kebutuhan luas tanah;
2) terminal kecil atau pangkalan untuk pemberhentian kendaraan;
3) pos keamanan;
4) sistem pemadam kebakaran;
5) musholla/tempat ibadah.
d) pusat perbelanjaan dan niaga (skala pelayanan unit kelurahan ≈ 120.000
penduduk) Luas tanah yang dibutuhkan adalah 36.000 m2. Bangunan pusat
perbelanjaan harus dilengkapi:
1) tempat parkir umum, sudah termasuk kebutuhan luas tanah;
2) terminal atau pangkalan untuk pemberhentian kendaraan;
3) pos keamanan;
4) sistem pemadam kebakaran;
5) musholla/tempat ibadah.
4.3.6.4 Sarana Peribadatan
Sarana peribatadan merupakan sarana dalam memebrikan fasilitas kerohanian
bagi setiap pemeluk agama. Jenis sarana peribadatan dibedakan menurut jenis
agama yang ada. Adapun jenis sarana peribadatan serta kriterianya meliputi:
Jenis Sarana Jumlah Luas Luas Lahan Standard Radius Pencapaian Lokasi dan
Penduduk Lantai Min. m2 (m2/jiwa) Penyelesaian
Pendukung Min. m2
bangunan sarana
lain
menyeberang
jalan
raya.
Dapat bergabung
dalam lokasi
balai
warga
Lingkungan dengan
kendaraan
(Kelurahan)
umum
kelurahan.
Sebagian sarana
berlantai 2, KDB
40%
lembaga
Jenis Sarana Jumlah Luas Luas Standard Radius Lokasi dan Keterangan
Penduduk Lantai Lahan (m2/jiwa) Pencapaia Penyelesaian
Pendukung Min. m2 Min. m2 n
hunian/rumah
jalan raya.
kantor
kecamatan
Dokter tinggal/tempat
usaha/apotik
Obat tinggal/tempat
usaha/apotik
Jenis Sarana Jumlah Luas Luas Standard Radius Lokasi dan Penyelesaian
Penduduk Lantai Lahan (m2/jiwa) Pencapaian
Pendukung Min. m2 Min. m2
kelompok bangunan.
harus mempertimbangkan
sekitar
pusat lingkungan.
Jenis Sarana Jumlah Luas Luas Standard Radius Lokasi dan Penyelesaian
Penduduk Lantai Lahan (m2/jiwa) Pencapaian
Pendukung Min. m2 Min. m2
kelompok bangunan.
serbaguna/
balai Karang
Taruna
serbaguna dengan
kendaraan
umum.
bioskop utama.
Dapat
merupakan
bagian dari
pusat
perbelanjaan..
/Tempat tetangga.
Main
Tempat Main
Olah Raga
Umum dilayani.
Metode Analsisis
a. Jaringan Air Bersih
Tujuan :
Mewujudkan kawasan yang terpenuhi air bersih.
Mewujudkan kawasan yang tanggap bencana kekeringan air
Mengetahui Potensi dan Permasalahan
Ketentuan Perhitungan:
Sekolah 5 Liter/murid/hari
Komersial/Industri 10 Liter/hari
Rumus Perhitungan:
b. Jaringan Listrik
Tujuan:
Mengetahui intensitas konsumsi existing listik kawasan perencanaan
Mewujudkan kawasan yang terpenuhi listrik secara keberlanjutan
Mengetahui proyeksi penggunaan listrik 20 tahun mendatang
Rumus Perhitungan :
Data jumlah penggunaan listrik oelh pelanggan PLN dapat dihitung dengan
rumus:
Data jumlah penduduk yang terlayani dapat menjadi bahan evaluasi apakah telah
mencapai 70%. Adapun cara untuk melakukan proyeksi kebutuhan listrik dengan
standar:
c. Jaringan Telepon
Tujuan :
Mengetahui intensitas konsumsi existing utilitas telepon kawasan
perencanaan. Mewujudkan kawasan yang terpenuhi utilitas telepon secara
keberlanjutan.
Mengetahui proyeksi penggunaan utilitas 20 tahun mendatang.
d. Jaringan Drainase
Tujuan :
Mewujudkan kawasan perencanaan yang terpenuhi jaringan drainase.
e. Jaringan Persampahan
Tujuan :
Mewujudkan pemenuhan jaringan persampahan yang berasal dari berbagai aspek
bagi kawasan perencanaan
Analsisis potensi dan permasalahan
(5 jiwa)
lingkungan
hunian
minimal 30m
BAB V
MANAJEMEN
KEGIATAN
Laporan Pendahuluan RTBL
Kelompok 1
Universitas Jember
2018
91
o Ahli prasarana
o Ahli transportasi
Bulan
Kegiatan
No Kegiatan I II III IV
Utama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan Survei
Penyusunan
Laporan
Pendahuluan
Pengumpulan
Laporan
Pendahuluan
2 Tahap Survey
Pengump Instansional
ulan Data
Survey
PengamatanLapa
ngan
Pengumpulan
Laporan Fakta
Analisa
4 Tahap Finalisasi
Perumusa Rencana
n
Pembuatan Draft
Rencana Peta
Penyusunan
Laporan Rencana
Presentasi
Laporan Rencana
Pengumpulan
Laporan Rencana
Laporan Antara
DAFTAR PUSTAKA
lumajang-zone.blogspot.co.id/2011/05/kecamatan-lumajang.html, 23 may
https://perencanaankota.blogspot.co.id/2009/02/metode-analisis-jumlah-
penduduk.html, 24 may
https://dokumen.tips/documents/00-metodologi-rtbl-koridordocx.html 25 may
https://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi
https://www.kanalinfo.web.id/2016/07/pengertian-sarana-dan-prasarana.html