Kawasan Gerbangkertosusila merupkaan salah satu contoh penerapan metropolitan di Provinsi Jawa
Timur. Konsep pengembangan megacities yang akan diterapkan merupakan kerjasama lintas daerah dari
beberapa Kota dan Kabupaten di Jawa Timur yang meliputi, Kota Surabaya, Gresik, Kabupaten
Bangkalan, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo, dan Lamongan. Dalam RTRW Jawa Timur
telah ditetapkan Kota Surabaya sebagai pusat dan wilayah lainya seperti Sidoarjo, Gresik, dan Bangkalan
sebagai wialyah penunjang kawasan pusat.
Pada perkembangannya kawasan Gerbangkertosusila terjadi beberapa permasalahan yang muncul seperti
masalah tingginya tingkat urbanisasi di Kota Surabaya, dan masalah disparitas pembangunan di beberpaa
wilayah di Gerbangkertosusila. Adanya faktor pertumbuhan penduduk dalam perkembangan kota ini
harus segera disikapi dengan strategi pengendalian kota yang sesuai. Strategi pengendalian ini dibutuhkan
agar kota dengan tingkat megacities tetap mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dan juga mampu
memberikan fungsi maksimal terhadap penduduk secara merata.
DEMOGRAFI WILAYAH GERBANGKERTASUSILA
Daerah Administratif Luas (km²) 2015 Jumlah penduduk 2015 Kepadatan penduduk (/km² 2015
Kawasan GKS merupakan bagian dari Kawasan GKS-Plus. Dalam Kawasan GKS,
hirarki pusat di GKS dikategorikan dalam tiga tingkatan sebagai berikut:
1. Tingkat 1: Surabaya (Pusat layanan, perdagangan, industri, pemukiman,
pendidikan, dll)
2. Tingkat 2: Sidoarjo, Gresik, Bangkalan (Sub-pusat di SMA sebagai pusat layanan
untuk perdagangan, industri dan pendidikan)
3. Tingkat 3: Lamongan (Pertanian, Industri, Pariwisata), Kabupaten Mojokerto (Jasa,
Pertanian, Perdagangan), Kota Mojokerto (Dagang, Jasa, Pemerintah)
Peran Kawasan GKS dalam pengembangan regional
Gresik Melayani sabagi pengumpul dan pendistribusi, begitu juga dengan proses industry di sub-
pusat. Sub-pusat yang lebih kecil akan melayani area
Sidoarjo Melayani sebagai pengumpul dan pendistribusi, begitu juga dengan manufaktur sub-
pusat. Sub-pusat yang lebih kecil akan melayani area
Mojokerto Melayani sebagai pengumpul dan pendistribusi, begitu juga dengan proses industry di
sub-pusat. Sub-pusat yanglebih kecil akan melayani area
Bangkalan Melayani sebagai sub-pusat untuk pengumpul dan pendistribusi (di Bangkalan),
perdagangan dan jasa (di Labang kaki jembatan Suramadu), industry (di Kamal, Labang,
Tragah, Burneh dan Socah), dan pengembangan wisata (di panatai selatan Bangkalan).
Sub-pusat yang lebih kecil akan melayani daerah
Arahan Pemangunan oleh Kota/Kabupaten di Kawasan GKS
Sektor pembangunan Kawasan strategis
Sektor utama Industry Agropolitan Pariwisata
strategis lainnya
Surabaya Pembangunan KKJS sisi Jembatan SIER, Kawasan Pusat Pemasaran Koridor pintu Pusat CBD Surabaya
Surabya, Pembangunan Suramadi, Industri Utama gerbang utara, Metropolitan untuk
Pelabuhan Pergudangaan berteknologi pusat jasa Pasar Nasional &
tinggi dengan Internasional termasuk
pertumbuhan KKJS
tinggi
Sidoarjo EJIIZ: Industri Berpolusi Industri, Kawasan Industri Pembangunan Koridor A Kawasan Porong-
(Jabin), Terminal Kargo Perdagangan, Sidoarjo (Hi- terminl Gempol, Kawasan
Kota; Pembangunan perikanan tech) Kawasan agrobisnis Perdagangan
terminal agrobisnis Industi Berbek Purwodadi-Lawang
Tingkat 2 Pusat SMA Sidoarjo, Gresik, dan Bangkalan (200 km radius from
Surabaya)
Tingkat 3 Pusat Kabupaten Mojokerto, Lamongan (40 Km radius dari Surabaya)
Tingkat 6 Sub Pusat Kabupaten Lainnya Brondong (Lamongan); Manyar,Cerme, Driyorejo (Gresik);
Tarik, Sedati (Sidoarjo); Sooko, Mojosari, Ngoro
(Mojokerto); Socah (bangkalan)
Lainnya Pintu gerbang Intermoda Tambakoso Wilangon (Gresik); Sepanjang dan Waru
(Sidoarjo)
Secara konseptual telah diakui bahwa area dalam radius 20 km
dari pusat Surabaya membentuk SMA (Surabaya Metropolitan
Area), dan bahwa keterkaitan dengan pusatnya menyebar ke
daerah-daerah sekitar radius 40 km dari Surabaya, yang
mencapai sampai Lamongan dan Mojokerto, dan Bangkalan,
dan juga bahkan Pasuran di luar Kawasan GKS. Keadaan ini
dapat disebut "Kawasan Integrasi Ekonomi Surabaya Raya".
KONSEP PENGEMBANGAN
PENERAPAN NETWORK
STRATEGY
Penerapan konsep network strategy di wilayah Gerbangkertosusila difokuskan untuk
pertumbuhan infrastruktur guna meningkatkan aksesibilitas antar wilayah sehingga terjadi
keterjangkauan wilayah yang tergabung dalam kawasan megaurban Gerbangkertosusila.
Penerapan network strategy ini dapat digunakan sebagai upaya menanggulangi masalah
kesenjangan ekonomi di wilayah Gerbangkertosusila serta sebagai upaya pemerataan
pembangunan sehingga daerah yang tergabung dapat tumbuh dan berkembang secara merata
dan seimbang.
Dengan adanya pusat-pusat pengembangan akan terjadi percepatan pembangunan di setiap
daerah yang ada dan pengembangan tidak akan terfokus pada Surabaya yang menurut
konsep megaurban merupakan CBD atau pusat Gerbangkertosusila.
KEBIJAKAN TRANSPORTASI
Teriminal di setiap kabupaten/kotan. terminal tipe A di
peruntukkan baik untuk pelayanan bus dalam provinsi atau
antar provinsi, terminal tipe B terutama digunakan untuk
pelayanan bus AKDP juga untuk pelayanan angkutan lokal.
Perbaikan manajemen konstruksi berskala besar (jalan tol, busway, saluran/kanal, sarana komersial/perkantoran, dan
sebagainya)
Pembangunan jalan tol baru yakni yang langsung menghubungkan Krian dan Porong/Gempol, menghubungkan
Kabupaten Gresik sampai Kabupaten Tuban, menghubungkan Kota Surabaya dan Kabupaten Mojokerto, dan
menghubungkan Waru-Wonokromo-Tg. Perak (WWTP)
Memperbaiki jalan akses antara akses jalan Suramadu dan jalan di kawasan industri Socah dan Kota Bangkalan
Mengalihkan pengguna jalan non-tol ke jalan tol sebagai lalu-lintas potensial yang dapat menambah volume dari
jalan tol tersebut (jalan tol SERR dan WWTP di masukkan ke dalam rencana tindak lanjut transportasi)
Pengembangan antar moda (kemudahan menggunakan fasilitas) dan system ongkos angkutan (ongkos murah)
Reklamasi sejumlah 50 ha direncanakan untuk dilaksanakan di Teluk Lamong untuk perluasan lapangan kontainer
yang dapat menampung sejumlah 1.5 juta TEU per tahun
Rencana pembangunan pelabuhan di GKS sepanjang sepanjang pesisir pantai utara (pelabuhan penumpang, industri,
container internasional, dll)