Anda di halaman 1dari 4

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo

2009-2029

BAB VIII
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH
KABUPATEN SIDOARJO
8.1. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai
pengaruh besar terhadap :
a. tata ruang di wilayah sekitarnya;
b. kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau;
c. peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Jenis kawasan strategis antara lain, adalah kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan
dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, pendayagunaan sumberdaya alam
dan/atau teknologi tinggi, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
 Yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan,
antara lain, adalah Bandara Juanda di Kecamatan Sedati, Kawasan militer di Kecamatan
Porong, Waru, Gedangan, dan Buduran.
 Yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yaitu
KAPUK, Gemopolis di Kecamatan Sedati, industri kecil dan menengah, Waterfront City di
Kecamatan Tarik, Siborian (Sidoarjo – Jabon – Krian), kawasan agropolitan tanaman
pangan dan hortikultura, kawasan agropolitan perikanan, serta Pasar Induk Agribisnis di
Jemundo.
 Yang termasuk kawasan strategis untuk kepentingan sosial dan budaya, antara lain, adalah,
kawasan konservasi warisan budaya, seperti Kompleks Candi, Pabrik Gula yang notabene
adalah peninggalan Belanda, pengembangan kota baru, serta kawasan terdampak bencana
lumpur panas Lapindo.
 Yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya
alam dan/atau teknologi tinggi, adalah kawasan pertambangan minyak dan gas bumi
termasuk pertambangan minyak dan gas bumi lepas pantai.
 Yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup antara lain adalah kawasan pelindungan dan pelestarian lingkungan hidup
di pantai Timur Sidoarjo.

Nilai strategis kawasan tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota diukur berdasarkan aspek
eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintah daerah kabupaten tetap memiliki
kewenangan dalam penyelenggaraan aspek yang tidak terkait dengan nilai strategis yang menjadi
dasar penetapan kawasan strategis. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
dekonsentrasi diberikan kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah di daerah, sedangkan tugas
pembantuan dapat diberikan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota.

8.1.1. Kawasan Bandara Juanda


Kawasan strategis Bandara Juanda terdiri dari bangunan Bandar Udara Juanda beserta
fasilitasnya dan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP). Bangunan Bandar
Udara Juanda terletak di Kecamatan Sedati. Kawasan yang termasuk dalam Kawasan
Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) penggunaannya harus menyesuaikan aturan yang
berlaku. Rencana pengembangan kawasan Bandara Juanda dilakukan melalui :
1. Peningkatan sistem keamanan untuk meningkatkan pelayanan melalui penggunaaan teknologi
keamanan yang lebih canggih

Laporan Akhir VIII-1


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo
2009-2029

2. Peningkatan sistem keselamatan dan kenyamanan penumpang ruang di kawasan ini langsung dibawah kebijakan instansi yang membawahinya ( Departemen
3. Pengendalian pemanfaatan lahan disekitar KKOP sehingga meningkatkan tingkat keselamatan Pertahanan dan Keamanan ).
dan keamanan bandara
4. Pengelolaan secara terpadu serta menyesuaikan dengan trend perkembangan jumlah 8.1.5. Kawasan Agropolitan Tanaman Pangan dan Hortikultura
penumpang pesawat. Kawasan Agropolitan Tanaman Pangan dan hortikultura direncanakan dikembangkan di bagian
5. Penyediaan lahan baru sebagai bentuk antisipasi perluasan Bandara Juanda. Barat Kabupaten Sidoarjo. Pengembangan tanaman agropolitan pertanian dan hortikultura
disamping untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, meningkatkan nilai perekonomian, juga untuk
8.1.2. Kawasan Terdampak Lumpur mensuport kegiatan industri yang ada. Kawasan Agropolitan Tanaman Pangan meliputi beberapa
Pengembangan dan pemanfaatan kawasan terdampak lumpur di sebagian Kecamatan Porong dan desa di Kecamatan Balongbendo (Desa Jeruk Legi dan Desa Penambangan), Kecamatan
sebagian Kecamatan Tanggulangin didasarkan pada kondisi geologi lingkungan setempat dan Prambon (Desa Kedungsugo), Kecamatan Krian (Desa Tropodo), Kecamatan Tarik (Desa Kalimati
dilakukan secara hati-hati. Kebijakan dan program strategis bidang penataan ruang diarahkan dan Desa Kemuning), dan Kecamatan Wonoayu (Desa Mulyodadi). Ketentuan lebih lanjut tentang
sebagai upaya penyelamatan kawasan bencana, perlindungan kawasan yang terkena dampak penataan dan pengelolaan Kawasan Agropolitan Tanaman Pangan diatur dalam Peraturan Bupati.
bencana dan pengembangan kawasan pengaruh bencana. Sesuai dengan analisa, maka kawasan Rencana pengelolaan untuk kawasan ini adalah sebagai berikut :
bencana Lumpur Sidoarjo dibagi menjadi tiga tipologi yaitu Zona Bencana Lumpur (ZBL), Zona  Pembentukan sentra produksi pertanian pada masing-masing kecamatan yang terpilih
Rawan Bencana Lumpur (ZRB) dan Zona Pengaruh Bencana Lumpur (ZPB).  Peningkatan kualitas hasil produksi dengan mengembangkan inovasi baru dalam
1. Zona Bencana Lumpur mempunyai radius kawasan dari pusat lumpur sejauh 0-1,5 Km. Area ini produksinya
dibatasi oleh Sungai Ketapang di sebelah utara, Jalan KA di sebelah Barat, Sungai Porong di  Penyediaan lokasi sentra pengembangan yang strategis baik dari segi bahan baku dan
sebelah selatan dan sebelah timur dibatasi oleh Desa Glagaharum, Renokenongo, Besuki dan pasar
Keboguyang. Zona ini diarahkan untuk zona lindung geologi (wisata dan pengembangan  Pembentukan desa produksi dan desa pemasaran produksi pertanian
IPTEK). Rencana pengelolaan untuk kawasan ini adalah sebagai berikut :  Penerbitan regulasi yang memayungi kegiatan tersebut.
 Penguatan tanggul penampungan lumpur sebagai upaya pengurangan dampak bencana  Pembentukan kelembagaan yang melibatkan partisipasi masyarakat
 Pemindahan secara bertahap permukiman yang ada di daerah tersebut dengan pendekatan
persuasif dan partisipatif 8.1.6. Kawasan Agropolitan Perikanan
 Relokasi sejumlah sarana dan prasarana ke tempat lain yang lebih aman Berdasarkan penggunaan lahannya maka kegiatan dengan pengggunaan lahan terbesar di
2. Zona Rawan Bencana Lumpur mempunyai radius kawasan dari pusat lumpur sejauh 1,5-3 Km. Sidoarjo adalah pertanian akan tetapi berdasarkan kontribusi terhadap PDRB maka kegiatan yang
Area ini dibatasi oleh Sungai Ketapang di sebelah utara, wilayah Kecamatan Tanggulangin, memberikan kontribusi terbesar adalah perindustrian. Penghasilan sektor pertanian yang kecil
Porong dan Kecamatan Jabon. Zona ini diarahkan untuk zona penyangga (RTH, taman dll), seringkali menyebabkan pengalih fungsian pertanian ke kegiatan yang lebih komersil dan bila hal
kawasan budidaya pertanian dan perikanan serta kawasan budidaya terbatas. Rencana ini terus terjadi maka dapat menimbulkan ancaman bagi keberlanjutan pertanian dan keberlanjutan
pengelolaan untuk kawasan ini adalah sebagai berikut : pangan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan ketahanan pangan, pembangunan perdesaan
 Pengendalian kegiatan pembangunan di sekitar area ini seperti kegiatan permukiman, terutama desa-desa yang mempunyai produk unggulan perlu terus ditumbuhkembangkan. Salah
industri, perdagangan dan sebagainya; satu upayanya adalah melalui konsep pengembangan kawasan agropolitan. Kawasan Agropolitan
 Penyediaan jalur-jalur evakuasi dan tanda untuk pemberitahuan bahaya Perikanan direncanakan dikembangkan di bagian timur Kabupaten Sidoarjo dengan komoditi
3. Zona Pengaruh Bencana Lumpur mempunyai radius kawasan dari pusat lumpur sejauh 3-5 Km. unggulan udang windu dan bandeng. Kawasan Agropolitan Perikanan meliputi beberapa desa di
Area ini di luar zona bencana dan rawan bencana lumpur. Zona ini diarahkan untuk zona Kecamatan Sedati, Kecamatan Buduran, Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Candi, Kecamatan
kawasan budidaya terbatas. Rencana pengelolaan untuk kawasan ini adalah sebagai berikut : Porong, Kecamatan Tanggulangin, dan Kecamatan Jabon
 Penyediaaan RTH untuk mengantisipasi kebutuhan evakuasi bila terjadi luberan lumpur
 Penyediaan sarana dan prasarana untuk mitigasi bencana Persyaratan Kawasan Agropolitan adalah memiliki lahan yang didukung oleh Sumberdaya Alam
 Penerbitan zoning regulation dan building code untuk mengantisipasi dampak bencana (SDA) yang memadai dan telah memiliki komoditi unggulan yang sesuai budaya lokal. Memiliki
Prasarana/Sarana Agribisnis, misalnya :
Apabila terdapat rencana pengembangan untuk kepentingan yang lain, perletakan pengembangan  Pasar (pasar untuk hasil pertanian, sarana pertanian, pasar lelang/sub terminal agribisnis)
direkomendasikan pada zona II (tidak layak untuk kawasan wisata).  Lembaga Keuangan (Bank dan Non Bank/LKM).
 Balai penyuluhan pertanian sebagai klinik konsultasi agribisnis (tempat percontohan
8.1.3. Kawasan Kota Baru agribisnis, sumber informasi, dan pusat pemberdayaan dan penyuluhan usaha agribisnis).
Kawasan Kota Baru Sidoarjo merupakan Kawasan Strategis yang diarahkan pada Kecamatan  Percobaan/pengkajian teknologi agribisnis (termasuk inovasi teknologi tepat guna untuk
Sukodono. Pembangunan Kota Baru Sidoarjo ditujukan untuk mengembangkan wilayah barat teknologi pertanian dan produk olahannya).
Sidoarjo. Pemanfaatan lahan secara detail akan dituangkan dalam RDTRK Kota Baru Sidoarjo.  Prasarana aksebilitasi (jalan, irigasi, dsb).
 Memiliki Kelembagaan Petani (koperasi, Asosiasi Petani./Gapoktan, Kelompok Tani,
8.1.4. Kawasan Militer Kelompok Usaha).
Kawasan Militer (KM) terdiri dari Kawasan Tangsi Militer, Kawasan Latihan Militer, Kawasan  Memiliki sarana dan prasarana umum (listrik, telepon, dsb).
Penyimpanan Mesiu/ Amunisi. Kawasan militer berada di Kecamatan Waru, Gedangan, Buduran  Memiliki sarana dan prasarana kesejahteraan sosial.
dan Sedati. Pada Kawasan Militer tidak diijinkan pemanfaatan lahan untuk kegiatan lain kecuali
yang berhubungan dengan kemiliteran. Karena bersifat khusus, pemanfaatan dan pengelolaan

Laporan Akhir VIII-2


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo
2009-2029

Kawasan ini dapat merupakan backward linkage dari kawasan Metropolitan dan selanjutnya Kawasan Siborian direncanakan sebagai kawasan yang saling terkait dan ada pembagian
forward linkage terutama ekspor. Jaringan jalan desa dan poros desa harus secara langsung pengembangan. Dengan adanya pembagian pengembangan tersebut diharapkan ada pemerataan
terhubung dengan jaringan jalan dengan fungsi yang lebih tinggi seperti lokal primer atau kolektor pembangunan dan effek yang lebih luas kepada wilayah sekitarnya. Rencana pengembangan
primer. Kawasan Siborian adalah sebagai berikut :
Rencana pengelolaan untuk kawasan ini adalah sebagai berikut :  Untuk kawasan Kecamatan Sidoarjo, kawasan industri dan perdagangan yang ditawarkan
 Pembentukan sentra produksi perikanan pada masing-masing kecamatan yang terpilih adalah sepanjang jalan lingkar timur Sidoarjo. Jenis industri yang direncanakan untuk
 Peningkatan kualitas hasil produksi dengan mengembangkan inovasi baru dalam kawasan ini antara lain industri jasa dan perdagangan, perkantoran, perhotelan, hiburan,
produksinya pertokoan, perbankan dan permukiman/perumahan, meski tidak tertutup kemungkinan pula
 Penyediaan lokasi sentra pengembangan yang strategis baik dari segi bahan baku dan untuk industri manufaktur dan pabrikasi.
pasar  Kawasan industri Jabon dirancang secara khusus untuk industri pabrikasi,manufaktur besar
 Penyediaan fasilitas pendukung seperti sarana trasnportasi dan tempat pelelangan ikan dan kawasan mix use. Sekitar 2.444,4 (dua ribu empat ratus empat puluh empat koma
 Penerbitan regulasi yang memayungi kegiatan tersebut. empat) hektar lahan telah ditetapkan sebagai lokasi industri.
 Pembentukan kelembagaan yang melibatkan partisipasi masyarakat  By pass Krian merupakan kawasan industri dan perdagangan yang juga memiliki potensi
yang memadai bagi penanaman investasi jasa industri dan perdagangan, karena by pass
8.1.7. Kawasan Gemopolis Krian merupakan jalan akses utama dari ibukota provinsi (Surabaya) ke kota-kota atau
Gemopolis adalah kawasan yang akan di kembangkan oleh pemerintah Sidoarjo sebagai kawasan kabupaten lain seperti Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Madiun, Kediri, Ngawi Ponorogo,
industri perhiasan (Gemopolis). Gemopolis direncanakan sebagai kawasan dengan kegiatan yang Magetan, Tulungagung dan Trenggalek atau sebaliknya. Oleh karena itu, seperti halnya
berskala internasional sehingga lokasi yang memungkinkan adalah lokasi sekitar bandar udara jalan lingkar timur, By pass Krian sangat tepat untuk investasi usaha perdagangan,
Juanda dengan asumsi bahwa penumpang-penumpang pesawat akan tertarik untuk mengunjungi perkantoran, perhotelan, pertokoan, perumahan dan permukiman, perbankan serta industri
Gemopolis. Oleh karena itu. Gemopolis direncanakan dibangun di sebagian Kecamatan Waru dan manufaktur atau pabrikasi.
sebagian Kecamatan Sedati. Kawasan Gemopolis direncanakan seluas 50 Ha dengan penyediaan
berbagai infrastruktur penunjang seperti pusat penjualan, pusat pembuatan perhiasan, dan lain- Keterdekatan kawasan SIBORIAN dengan kawasan industri lain (Surabaya Industrial Estate/SIER,
lain. Kawasan industri Ngoro, Pasuruan Industrial Estate Rembang / PIER) serta banyaknya industri-
Rencana pengelolaan untuk kawasan ini adalah sebagai berikut : industri kecil penunjang di sekitar Kabupaten Sidoarjo dan Kota Surabaya juga menjadi daya tarik
 Penyiapan lokasi/lahan tempat pengembangan/produksi perhiasan tersendiri, karena menyediakan bahan baku utama dan penunjang bagi kegiatan industri.
 Penyediaan sistem keamanan yang memadai untuk mendukung kegiatan di kawasan Pengembangan lokasi usaha dan industri serta penanaman modal, khususnya sektor perdagangan
tersebut dan industri manufaktur besar pada akhirnya merambah pada kawasan-kawasan yang berdekatan
 Pemilihan lokasi kawasan Gemopolis disesuaikan dengan daya dukung lahan dan KKOP dengan ibukota provinsi. Untuk mendukung terbentuknya Kawasan Siborian perlu dirumuskan
Bandara Juanda. strategi pengembangannya. Strategi pengembangannya dilakukan melalui :
 Pembentukan cluster-cluster pengrajin perhiasan untuk mengembangkan inovasi produk  Penyiapan lokasi untuk pengembangan masing-masing sektor di setiap Kecamatan
 Penyiapan modal untuk mendukung para pengrajin dalam berusaha. disesuaikan dengan daya dukung dan daya tampung kawasan.
 Penyiapan legalitas hukum dari pengembangan kawasan Siborian guna mendukung
8.1.8. Kawasan Industri Kecil dan Menengah kemudahan investasi.
Kawasan Industri Kecil, dimaksudkan untuk menyediakan lokasi aktivitas produksi masyarakat  Penyediaan dan Pengembangan prasarana dan sarana yang mendukung seperti prasarana
dalam skala kecil, seperti kerajinan dan lain-lain. Kawasan Industri Kecil dan Menengah dan sarana transportasi, sarana kesehatan, permukiman terbatas dll.
dikembangkan dengan memperhatikan potensi ekonomi yang ada, di sebagian Kecamatan  Pengendalian pembangunan disesuaikan dengan jenis penggunaan lahan disekitar
Tulangan, Jabon, Sidoarjo, Candi, Krembung, Krian, Waru, dan Tanggulangin. kawasan pengembangan.

Rencana pengelolaan untuk kawasan ini adalah sebagai berikut : 8.1.10. Kawasan Water Front City
 Pengembangan produk unggulan dengan bekerjasama dengan pihak akademisi dan ahli Kawasan Water Front City di rencanakan dikembangkan di Mlirip Kecamatan Tarik, dengan luas
kerajinan (pelatihan, kursus, dsb.) lahan 213 ha. Waterfront city dalam RTRW ini adalah lahan atau area yang terletak berbatasan
 Penyelenggaraan-penyelenggaraan bulan-bulan khusus untuk promosi hasil kerajinan dengan air, terutama bagian kota yang menghadap sungai, memiliki kontak visual dan fisik dengan
 Peningkatan kucuran modal lunak untuk para pengusaha sehingga bisa terus bekerja. air dan upaya pengembangan wilayah perkotaan yang secara fisik alamnya berada dekat dengan
air. Penggunaan Kawasan Water Front City harus memperhatikan daya dukung alam dan
8.1.9. Siborian keberlangsungan ekosistem setempat. Sebagai konsep pengembangan kawasan, water front city
SIBORIAN adalah kependekan dari Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan JaBOn, dan By Pass KRIAN, juga diarahkan penerapannya di kawasan yang memiliki area perairan seperti sungai dan pantai.
dimana ketiganya merupakan kawasan industri dan perdagangan yang dikembangkan oleh
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Ketiga kawasan tersebut, memiliki daya tarik industri (industrial Rencana pengembangan untuk kawasan ini adalah sebagai berikut :
attractiveness) dan keunggulan/kelebihan (advantages) masing-masing di tiga kawasan tersebut,  Pemeliharaan dan peningkatan kualitas air sungai secara berkala
sehingga menawarkan peluang investasi yang menguntungkan bagi calon penanam modal dalam  Pembangunan perumahan yang aman,nyaman dan terjangkau di sepanjang batas
negeri maupun penanam modal asing. sempadan sungai dan diarahkan menghadap sungai, memelihara kelestarian lingkungan
dan menampilkan estetika bangunan & lingkungannya guna mendukung waterfront city

Laporan Akhir VIII-3


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo
2009-2029

 Pengembangan wisata air dan transportasi air sebagai salah satu ikon waterfront city  Pengembangan wisata air dan transportasi air sebagai salah satu ikon Kawasan Strategis
 Peningkatan kualitas sempadan sungai untuk mempercantik kawasan tepi sungai Pesisir
 Peningkatan kualitas sempadan pantai untuk mempercantik kawasan tepi pantai
8.1.11. Kawasan Wisata dan Penelitian Pulau Dem  Penyusunan rencana detail kawasan Strategis Pesisir
Kawasan Wisata pesisir Pulau Dem dikembangkan untuk daerah wisata dan penelitian yang
berbasis ekologi. Pengembangan Kawasan Wisata pesisir Pulau Dem harus memperhatikan
arahan penggunaan ruang sebagai kawasan konservasi. Lokasi Pulau Dem terdapat di Kecamatan
Jabon.

Rencana pengembangan untuk kawasan ini adalah sebagai berikut :


 Penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan Pulau Dem
 Pengendalian dan pemeliharaan lingkungan Pulau Dem
 Bekerja sama dengan pihak investor dalam pengembangan potensi Pulau Dem
 Pembentukan pusat penelitian dan pengembangan yang berpusat di Pulau Dem
 Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah sehingga dapat membantu kelancaran
pengembangan kawasan
 Pembentukan image kawasan dengan menetapkan produk unggulan.

8.1.12. Kawasan Strategis Pesisir


Kawasan Strategis Pesisir direncanakan dikembangkan di Kecamatan Sedati dan Kecamatan
Waru. Penggunaan kawasan ini ditujukan untuk mengoptimalkan potensi perikanan dan pariwisata
Kabupaten Sidoarjo. Penggunaan kawasan ini harus memperhatikan daya dukung lingkungan dan
keberlangsungan ekosistem setempat. Kawasan Strategis Pesisir akan dikembangkan dengan
konsep wisata bahari berbasis ekosistem dan kerakyatan. Kawasan Marina ini direncanakan akan
menggunakan lahan seluas 1500 Ha.

Kawasan Strategis ini dikembangkan dengan partisipasi masyarakat dalam pengembangan area
wisata tambak dan wisata air. Pengembangan Kawasan Strategis Pesisir diarahkan untuk
mengoptimalkan lahan yang sudah ada.

Kawasan Strategis Pesisir direncanakan dengan komposisi 50% kawasan terbangun dan 50%
kawasan terbuka. Dimana didalam kawasan terbuka meliputi 30% untuk penggunaan jalan dan
saluran, serta 20% untuk penggunaan RTH, konservasi dan resapan.

Setiap pembangunan pusat kegiatan baru pasti menimbulkan dampak sosial tehadap penduduk
sekitar terutama yang berhubungan dengan pembebasan lahan dan kerusakan lingkungan.
Dampak sosial yang mungkin muncul adalah sebagai berikut :
 Adanya kesenjangan antara nilai ganti rugi tanah dengan permintaan para pemilik lahan
 Adanya keresahan penduduk akan terjadinya kerusakan lingkungan akibat aktivitas
tersebut.
 Adanya pergeseran mata pencaharian penduduk dari petambak menjadi pedagang dan
sebagainya.
Oleh karena itu pengembangan kawasan ini harus diupayakan semaksimal mungkin tanpa
menimbulkan dampak sosial dan lingkungan. Rencana pengembangan untuk kawasan ini adalah
sebagai berikut :
 Pemetaan potensi dan permasalahan kawasan marina dengan melibatkan masyarakat
 Pemeliharaan dan peningkatan kualitas saluran air untuk mendukung kualitas tambak
 Pengendalian pembangunan perumahan dan kegiatan yang merusak pertambakan dengan
pembangunan barier berupa RTH dan jalan tol
 Penyusunan AMDAL dan IPAL harus dilakukan
 Penguatan produk unggulan dan peningkatan kualitas produksi perikanan.

Laporan Akhir VIII-4

Anda mungkin juga menyukai