Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KAJIAN KELAYAKAN KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN KOTA BANGUN

PENDAHULUAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

1.1 LATAR BELAKANG


Pengembangan Kawasan Industri dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan sektor
industri lebih terarah, terpadu dan memberikan hasil guna yang lebih optimal bagi daerah
dimana kawasan industri berlokasi. Beberapa aspek penting yang menjadi dasar konsep
pengembangan kawasan industri antara lain adalah efisiensi, tata ruang dan lingkungan
hidup. Aspek efisiensi merupakan satu dasar pokok yang menjadi landasan pengembangan
kawasan industri. Melalui kajian kelayakan kawasan industri maka bagi investor pengguna
kapling industri akan mendapatkan lokasi kegiatan industri yang sudah baik dimana
terdapat beberapa keuntungan seperti bantuan proses perijinan, ketersediaan
infrastruktur yang lengkap, keamanan dan kepastian tempat usaha yang sesuai dengan
rencana tata ruang. Sedangkan dari sisi pemerintah daerah, dengan konsep pengembangan
kawasan industri, berbagai jaringan infrastruktur yang disediakan ke kawasan industri akan

DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG


BAB 1-1
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
LAPORAN KAJIAN KELAYAKAN KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN KOTA BANGUN
PENDAHULUAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

menjadi lebih efisien karena dalam perencanaan infrastruktur kapasitasnya sudah


disesuaikan dengan kegiatan industri yang berada di kawasan industri.
Bilamana ada jaminan permintaan penyediaan infrastruktur yang pasti, jelas akan
meyakinkan bagi penyedia infrastruktur membangun dan menyediakannya. Dari aspek tata
ruang, dengan adanya kawasan industri maka masalah-masalah konflik penggunaan lahan
akan dapat dihindari. Demikian pula, bilamana kegiatan industri telah dapat diarahkan
pada lokasi peruntukannya, maka akan lebih mudah bagi penataan ruang daerah,
khususnya pada daerah sekitar lokasi kawasan industri.
Dari aspek lingkungan hidup, konsep pengembangan kawasan industri jelas mendukung
peningkatan kualitas lingkungan daerah secara menyeluruh. Dengan dikelompokkan
kegiatan industri pada satu lokasi pengelolaan maka akan lebih mudah menyediakan
fasilitas pengolahan limbah dan juga pengendalian limbahnya. Sudah menjadi kenyataan
bahwa pertumbuhan industri secara individual memberikan pengaruh besar terhadap
kelestarian lingkungan karena tidak mudah untuk melakukan pengendalian pencemaran
yang dilakukan oleh industri-industri yang tumbuh secara individu.
Pengembangan Kawasan Industri (Industrial Estate) adalah salah satu alat untuk
pengembangan kegiatan industri yang dirasakan efektif terutama ditinjau dari segi :
1. Memberi kemudahan bagi dunia usaha untuk memperoleh kapling industri siap
bangun yang sudah dilengkapi berbagai prasarana dan sarana penunjang.
2. Memberi kepastian hukum lokasi tempat usaha, sehingga terhindar dari segala bentuk
gangguan dan diperolehnya rasa amenitis bagi dunia usaha.
3. Mengatasi permasalahan tata ruang dan sekaligus mengatasi permasalahan dampak
lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan industri.
Namun perlu digaris bawahi mengingat penyediaan suatu kawasan industri merupakan
suatu kegiatan bisnis, maka dalam pengembangannya tentunya hams memenuhi kaidah-
kaidah kelayakan tekno ekonomis.
Untuk itu agar pengembangan kawasan industri di daerah dapat berhasil guna dan berdaya
guna diperlukan adanya Kajian terhadap kelayakan kawasan industri di Kecamatan Kota
Bangun.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengkaji potensi dan melakukan kajian kelayakan
pada kawasan peruntukan industri sebagai dasar bagi pihak-pihak terkait dalam
mengembangkan kawasan industri dan kawasan peruntunkan industri, baik bagi aparatur
pemerintah dalam penerbitan izin dan pembinaan serta pengawasan, maupun bagi dunia
usaha dalam melihat peluang investasi di bidang pengembangan kawasan industri di
Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara.

DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG


BAB 1-2
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
LAPORAN KAJIAN KELAYAKAN KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN KOTA BANGUN
PENDAHULUAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

1.2.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan Kajian Kelayakan Kawasan Industri di Kecamatan Kota Bangun,
Kabupaten Kutai Kartanegara adalah:
1. Sebagai arah perwujudan rencana tata ruang khususnya pada kawasan peruntukan
industri;
2. Sebagai dasar memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang kawasan
peruntukan industri;
3. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program pembangunan pada kawasan
peruntukan industri;
4. Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang pada
kawasan peruntukan industri;
5. Tersedianya rencana penyediaan dan pemanfaatan kawasan peruntukan industri di
Kabupaten Kutai Kartanegara;
6. Terciptanya kawasan industri yang berkembang dan benar• benar berhasil guna serta
berdaya guna dalam rangka menjawab peluang investasi industri; dan
7. Mengetahui kelayakan lokasi kawasan industri sesuai dengan kaidah penataan ruang
dan kaidah-kaidah lainnya untuk mendukung pembangunan yang efisien dan efektif
sehingga dapat mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan berdasarkan faktor ekonomi, sosial, budaya dan jenis industri
yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara.
1.2.3 Sasaran
Sasaran dari kegiatan Kajian Kelayakan Kawasan Industri di Kecamatan Kota Bangun,
Kabupaten Kutai Kartanegara adalah:
1. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan kawasan industri;
2. Melakukan analisis kelayakan kawasan industri.
3. Memberikan arahan lokasi kawasan industri;
4. Menyusun rencana lokasi kawasan industri yang sesuai dengan standar dan
mempertimbangkan kondisi dan karakteristik lokal yang ada;
5. Menciptakan keselarasan, keserasian, keseimbangan antar lingkungan terhadap
kawasan peruntukan industri dengan peruntukan ruang lainnya;
6. Mewujudkan keterpaduan program pembangunan.

1.3 DASAR HUKUM


Dasar hukum dari kegiatan Kajian Kelayakan Kawasan Industri di Kecamatan Kota Bangun,
Kabupaten Kutai Kartanegara, meliputi:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
3. Pengelolaan Lingkungan Hidup;
4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;

DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG


BAB 1-3
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
LAPORAN KAJIAN KELAYAKAN KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN KOTA BANGUN
PENDAHULUAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;


6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
8. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan
Industri Nasional Tahun 2015-2035;
15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 17 Tahun 2009 tentang
Pedoman penentuan daya dukung lingkungan hidup dalam penataan ruang wilayah;
16. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 40/M-IND/PER/7/2016
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Kawasan;
17. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 1 Tahun 2016 Tentang RTRW
Provinsi Kalimantan Timur;
18. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013 tentang RTRW Kab. Kutai Kartanegara Tahun
2013- 2033;

1.4 RUANG LINGKUP


1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Lokasi pekerjaan kajian kelayakan kawasan industri berada di Kecamatan Kota Bangun
Kabupaten Kutai Kartanegara. Kecamatan Kota Bangun secara geografis terletak pada
posisi antara 116o27' BT - 116o46' BT dan 0o07' LS - 0o36' LS dengan luas wilayah Kecamatan
Kota Bangun sebesar 1.143,74 km2. Secara administratif, kecamatan Kota Bangun terbagi
dalam 20 desa yakni Benua Baru, Kedang Ipil, Kedang Murung, Kota Bangun I, Kota Bangun
II, Kota Bangun III, Kota Bangun Ilir, Kota Bangun Seberang, Kota Bangun Ulu, Liang, Liang
Ulu, Loleng, Muhuran, Pela, Sarinadi, Sebelimbingan, Sedulang, Sukabumi, Sumber Sari dan
Wonosari. Sebagian wilayah kecamatan Kota Bangun dibelah oleh Sungai Mahakam dan
Sungai Belayan. Beberapa wilayahnya juga terletak di tepi Danau Semayang dan Danau
Melintang. Adapun letak geografis Kecamatan Kota Bangun dapat dilihat pada gambar
berikut ini.

DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG


BAB 1-4
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
LAPORAN KAJIAN KELAYAKAN KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN KOTA BANGUN
PENDAHULUAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

1.4.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Secara garis besar ruang lingkup kegiatan kajian kawasan industri di kecamatan Kota
Bangun yaitu:
A. Tahap Persiapan
Persiapan penyusunan meliputi:
1. Persiapan awal, yaitu upaya pemahaman terhadap TOR/KAK;
2. Kajian awal data sekunder: yaitu melakukan tinjauan terhadap
ketentuan/pedoman kawasan industri dan peraturan perundang• undangan
terkait.
B. Tahap Survei Lapangan
Melakukan pengumpulkan data-data sekunder dan data-data pnmer serta melakukan
identifikasi terhadap lokasi yang dapat berpotensi dijadikan sebagai kawasan industri;
C. Tahap Analisa
1. Analisa kesesuaian fungsi kawasan Kawasan industri harus memperhatikan
kesesuaian dengan:
a. RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara;
b. Karakteristik kesesuaian dengan potensi wilayah;
c. Ketentuan mengenai kesesuaian kawasan industri dengan rencana pola ruang
diatur untuk kawasan budidaya dan kawasan lindung.
2. Analisa Kelayakan Lokasi
Analisa kelayakan lokasi ini terkait terhadap fisik dasar lokasi kawasan industri dan
ketersediaan infrastruktur. Adapun data fisik dasamya dan infrastruktur antara
lain:
a. Iklim dan curah hujan;
b. Hidrologi;
c. Jenis dan sifat tanah;
d. Topografi;
e. Jenis infrastruktur pendukung (Jalan, Air, Listrik, Telekomunikasi), dll.
3. Analisa Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran merupakan analisis dari kondisi pasar dan pemasaran.
Aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam studi kelayakan.
Pengembangan industri hams diarahkan berdasarkan kondisi pasar yang dihadapi
(market oriented). Pengembangan usaha dapat dikatakan layak bila tidak terdapat
masalah pemasaran yang dapat menghambat jalannya pengembangan usaha,
masih terbukanya peluang pemasaran sehingga seluruh hasil produksi yang
dihasilkan dapat diterima oleh pasar.
4. Analisa Teknis dan Teknologi
Aspek teknis dan teknologi merupakan pengamatan pada kondisi teknis dan
peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Aspek teknis meliputi proses
pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut

DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG


BAB 1-5
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
LAPORAN KAJIAN KELAYAKAN KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN KOTA BANGUN
PENDAHULUAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

selesai dibangun. Pengembangan usaha dapat dikatakan layak dalam aspek teknis
jika secara teknis dan teknologi mampu menunjang pengembangan usaha
tersebut.
5. Analisa Ekologi/Lingkungan
Aspek ekologi dan lingkungan merupakan pengamatan pada kondisi sumberdaya
lingkungan (sumber air, lahan dan bahan baku) untuk mendukung keberlanjutan
usaha tersebut. Pengembangan usaha dikatakan layak pada aspek ekologi dan
lingkungan bila bisnis tidak memberikan dampak yang merugikan bagi lingkungan
dan pengelolaan limbah tidak mengganggu kehidupan masyarakat sekitar.
6. Analisa Sosial, Budaya dan kelembagaan
Aspek sosial budaya dan kelembagaan merupakan pengamatan pada aspek
manajemen, hukum dan dukungan aturan yang hidup di masyarakat untuk
menggambarkan apakah usaha tersebut dapat dikelola dengan baik.
Pengembangan usaha dikatakan layak pada aspek sosial, budaya dan
kelembagaan bila pengembangan usaha tidak bertentangan dengan peraturan
pemerintah dan budaya.
7. Analisa Finansial
Analisis kelayakan fnansial dilakukan dengan melakukan perhitungan secara
finansial untuk mengetahui kelayakan usaha secara privat, dalam hal ini kelayakan
yang dilihat dari sudut pandang individu atau pelaku usaha. Perhitungan secara
finansial ini menggunakan komponen biaya dan manfaat untuk memudahkan
pengelompokan kedua bagian tersebut dan juga menggunakan kriteria investasi
untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha secara kuantitatif.
8. Analisis Kelembagaan
Analisis terhadap kelayakan kelembagaan yang dilakukan terhadap kajian hukum
terhadap peraturan perundang undangan, struktur organisasi, dan sumber daya
manusia yang diperlukan (tingkat pendidikan dan kualitas).
D. Perumusan arahan lokasi kawasan industri
Adapun arahan lokasi Kawasan Industri dirumuskan dengan muatan sebagai berikut:
1. Kesesuaian kawasan industri dengan struktur dan pola ruang pada permukaan
bumi;
2. Arahan kawasan industri yang berisi usulan program utama, lokasi, besaran,
sumber pendanaan, instansi pelaksana, serat waktu dan tahapan pelaksanaan
kawasan industri;
3. Persyaratan kawasan industri yang berisi tentang jenis-jenis kegiatan yang
diperbolehkan, bersyarat secara terbatas, bersyarat tertentu dan kegiatan yang
tidak diperbolehkan;
E. Menyusun Konsep Rencana Kawasan Industri
Adapun konsep rencana kawasan industri ini berupa pembagian penggunaan lahan di
kawasan industri, dan ketentuan-ketentuan di area rencana kawasan industri.

DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG


BAB 1-6
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
LAPORAN KAJIAN KELAYAKAN KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN KOTA BANGUN
PENDAHULUAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

1.5 SISTEMATIKA LAPORAN


Sistematika laporan dalam penyusunan Kajian Kelayakan Kawasan Industri di Kecamatan
Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, meliputi:
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisikan hal-hal umum yang terdiri dari latar belakang pekerjaan, maksud dan
tujuan, lingkup kegiatan, serta sistematika penyajian Laporan Pendahuluan.
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR KAWASAN INDUSTRI
Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan literatur seperti pengertian industri,
kawasan industri, klasifikasi industri, dan dampak pembangunan kawasan
industri, serta kebijakan terkait dengan kawasan industri dari lingkup kebijakan
Nasional, Provinsi, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
BAB 3 PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Bab ini menjelaskan mengenai metode dan pendekatan yang digunakan dalam
Kajian Kelayakan Kawasan Industri di Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai
Kartanegara.
BAB 4 GAMBARAN UMUM KEC. KOTA BANGUN
Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum kondisi dan karakteristik
wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, serta gambaran umum kondisi dan
karakteristik wilayah Kecamatan Kota Bangun dilihat dari kondisi fisik kawasan,
kependudukan, dan infrastruktur pendukung kawasan industri yang kan
dikembangkan.
BAB 5 RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Bab ini berisikan uraian tentang rencana kerja, jadwal pelaksanaan dan sistem
pelaporan, dan uraian tentang organisasi pelaksana pekerjaan, mekanisme
pelaksanaan pekerjaan, susunan tenaga ahli yang dilibatkan dan jadwal
penugasan untuk mendukung pekerjaan Kajian Kelayakan Kawasan Industri di
Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara.

DINAS PERTANAHAN DAN PENATAAN RUANG


BAB 1-7
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Anda mungkin juga menyukai