Anda di halaman 1dari 4

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasal 106 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang perindustrian mewajibkan
industri baru berlokasi di dalam kawasan industri. PP Nomor 142 Tahun 2015 tentang
kawasan industri menjadi landasan agar kawasan industri menjadi lebih menarik sebagai
lokasi investasi sektor industri. Dampak yang diharapkan dari dibangunnya kawasan industri:
1. Kemudahan dunia usaha memperoleh kaveling industri siap bangun yang sudah
dilengkapi infrastruktur yang memadai.
2. Kepastian hukum lokasi tempat usaha  terhindar dari gangguan dan memperoleh
rasa nyaman.
3. Mengatasi permasalahan tata ruang dan mengendalikan dampak lingkungan.
Pembangunan KI memerlukan persyaratan tertentu: memenuhi kaidah-kaidah kelayakan
teknis, ekonomis, lingkungan dan finansial  diperlukan acuan dalam pembangunan KI
B. Maksud dan Tujuan
Maksud  Permen ini dijadikan sebagai acuan dan panduan bagi aparatur pemerintah
Tujuan  KI dibangun sesuai dengan tata ruang, didukung infrastruktur, efisien dan
berwawasan lingkungan  mampu menarik investasi bagi pengembangan industri dan
mempercepat penyebaran dan pemerataan pembangunan industri.
C. Ruang Lingkup
1. Tahap persiapan  kelayakan lokasi, penyusunan dokumen, pengurusan perizinan
2. Tahap pembangunan  pembebasan lahan dan penyusunan Detail Engineering
Drawing (DED)
3. Tahap pengelolaan  kelembagaan, sistem manajemen, tata tertib KI, pelayanan
kepada tenan, pemasaran, pengembangan usaha, pengelolaan lingkungan, csr,
pemberdayaan masyarakat, dan data kawasan industri

BAB II: KONSEPSI DASAR PEMBANGUNAN KI

A. Pengertian
 Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang
dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan
dikelola oleh perusahaan Kawasan Industri;
 Kawasan Peruntukan Industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi
kegiatan industri berdasarkan rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
 Perusahaan Industri adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang
usaha industri di wilayah Indonesia;
 Perusahaan Kawasan Industri adalah perusahaan yang mengusahakan
pengembangan dan pengelolaan Kawasan Industri; dan
 Tata Tertib Kawasan Industri adalah peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan
Kawasan Industri, yang mengatur hak dan kewajiban perusahaan Kawasan
Industri, perusahaan pengelola Kawasan Industri, dan perusahaan industri dalam
pengelolaan dan pemanfaatan Kawasan Industri.
B. Tujuan Pembangunan KI
 Mempercepat penyebaran dan pemerataan pembangunan industri;
 Meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan
lingkungan;
 Meningkatkan daya saing investasi dan daya saing industri; dan
 Memberikan kepastian lokasi sesuai tata ruang.
C. Prinsip Pembangunan KI
 Kesesuaian tata ruang  Mengacu pada RTRW kabupaten/kota, provinsi, nasional.
Merupakan syarat bagi perizinan KI
 Ketersediaan infrastruktur industri  Tersedianya akses jalan, sumber energi,
sumber air, sistem dan jaringan telekomunikasi
 Ramah lingkungan  Pengendalian dan pengelolaan lingkungan
 Efisiensi  efisiensi dalam aspek lokasi dan infrastruktur serta pelayanan. Lokasi yang
tertata dengan baik + infrastruktur  daya saing tenan meningkat. Pemerintah dan
pemda lebih efisien dalam pembangunan infrastruktur yang mendukung pembangunan
dan pengembangan KI
 Keamanan dan kenyamanan berusaha  situasi dan kondisi keamanan yang stabil,
jaminan keamanan dan kenyamanan berusaha. Dapat ditetapkan sebagai Objek Vital
Nasional Industri (OVNI) untuk mendapatkan perlakuan khusus
 Percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan industri  upaya
percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan industri.

BAB III: PERSIAPAN


Memerlukan tahap persiapan yang matang dan komprehensif  dapat memberikan
manfaat yang optimal.
A. Pemilihan Lokasi
Kelayakan lokasi dilakukan dengan maksud untuk mengumpulkan berbagai data dan
informasi atas lokasi untuk menggambarkan sejauh mana potensi lokasi tersebut serta
untuk melihat kesesuaian pemanfaatan lokasi di dalam RTRW.
Pendekatan pemilihan lokasi pembangunan KI:
1. Daerah yang sudah memiliki pertumbuhan industri berdasarkan orientasi pasar
(market oriented)  menggunakan pendekatan permintaan lahan (land demand).
Syarat: permintaan lahan per tahun 7-10 ha atau tingkat pertumbuhan min 5 unit usaha
dengan kebutuhan lahan per unit sebesar 1,32-1,34 ha.
2. Daerah yang memiliki potensi sumber daya alam sebagai bahan baku industri 
perlunya kutub pertumbuhan (growth pole)
Kriteria pemilihan lokasi KI:
1. Jarak ke pusat kota: mempertimbangkan kemudahan memperoleh fasilitas pelayanan
 infrastruktur, sarana penunjang, pemasaran. Kebutuhan akan kestabilan tegangan
(listrik) dan tekanan (air bersih) yang dipengaruhi faktor jarak (dekat kota = lebih
stabil). Fasilitas lainnya  perbankan, kantor pemerintahan, jasa pelayanan.
Kawasan industri berjarak minimal 10 Km dari pusat kota.
2. Jarak terhadap pemukiman: a) memberikan kemudahan bagi pekerja, b) mengurangi
kepadatan lalu lintas, c) mengurangi dampak polutan dan limbah
Jarak terhadap pemukiman yang ideal minimal 2 Km dari KI
3. Jaringan transportasi darat: kemudahan mobilitas pergerakan dan aksesibilitas logistik
barang dan pergerakan manusia. Perlunya memperhitungkan kapasitas dan jumlah
kendaraan yang akan melalui jalan tersebut  antisipasi kerusakan jalan dan
kemacetan.
Adanya jalan arteri primer atau jaringan kereta api.
4. Jaringan Energi dan Kelistrikan: perlu kestabilan pasokan daya dan tegangan listrik.
Sumber pasokan listrik  PLN atau disediakan perusahaan kawasan industri. Perlu
memperhatikan kebutuhan energi masing-masing tenan  ada jenis perusahaan yang
membutuhkan jenis energi lain (BBM, batubara, dan gas).
5. Jaringan Telekomunikasi: Jaringan telekomunikasi seperti telepon dan internet menjadi
kebutuhan dasar.
Tersedianya jaringan telekomunikasi.
6. Pelabuhan Laut: tersedianya pelabuhan laut untuk kelancaran transportasi logistik
barang maupun outlet ekspor/impor.
7. Sumber Air Baku: mempertimbangkan keberadaan sumber air permukaan (sungai,
danau, waduk) sebagai sumber air baku dan tempat pembuangan air limbah yang telah
memenuhi baku mutu lingkungan. Pertimbangan jarak ideal  kelestarian lingkungan
Daerah Aliran Sungai (DAS). Sumber air tanah dapat digunakan jika penggunaan
sumber air permukaan tidak memungkinkan dari segi jarak dan topografi  diatur oleh
perusahaan kawasan industri.
Tersedia sumber air permukaan dengan debit yang mencukupi.
8. Kondisi Lahan:
 Topografi: topografi yang relatif datar  untuk mengefisienkan pemanfaatan lahan
secara maksimal, memudahkan pekerjaan konstruksi, hemat biaya pembangunan.
Topografi/kemiringan tanah idealnya maksimal 15%.
 Daya dukung lahan: jenis konstruksi dan jenis proses produksi  daya dukung, jenis
komposisi tanah, tingkat kelabilan tanah  biaya dan teknologi konstruksi.
Nilai daya dukung tanah (sigma) berkisar antara 0,7 – 1,0 kg/cm2.
 Kesuburan lahan: lokasi pembangunan kawasan industri harus berada pada lokasi
dengan tingkat kesuburan tanak yang rendah  kesuburan lahan yang tinggi dan baik
digunakan untuk kegiatan pertanian  mencegah terjadinya konversi lahan 
menurunnya tingkat produktivitas pertanian.
Kesuburan tanah relatif tidak subur.
 Pola tata guna lahan: kawasan industri dibangun pada lokasi yang non pertanian,
non konservasi, dan non permukiman untuk mencegah timbulnya dampak negatif.
 Ketersediaan lahan: perlunya memperhitungkan luas lahan yang tersedia dibandingkan
dengan skala industri yang akan dikembangkan dalam suatu kawasan industri. Perlunya
memasukkan pertimbangan kebutuhan lahan di luar kegiatan sektor industri
(perumahan, mess).
Luas lahan kawasan industri miniman 50 hs atau minimal 5 hs untuk kawasan
industri khusus industri kecil dan menengah.
 Harga lahan: keterlibatan masyarakat dalam bentuk penanaman modal berupa lahan
yang dimilikinya dalam investasi kawasan industri.
Dalam pemilihan lokasi kawasan industri sebaiknya harga lahan tidak terlalu
mahal.
Pada tahap persiapan perlu disusun studi pra kelayakan dengan cara membandingkan
beberapa alternatif lokasi di sekitar daerah tersebut dalam suatu matriks penilaian untuk
dipilih bersama.
B. Hal-hal yang perlu diperhatikan Pemda
C. Penyusunan Dokumen
D. Pengurusan Perizinan

Anda mungkin juga menyukai