Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NORIDA SEPTIANI

NPM : 14.22201.000007

FAKULTAS : TEKNIK

TUGAS PERENCANAAN TRANSPORTASI

SOAL :
1) Jelaskan ukuran (parameter)untuk petak guna lahan :
a. Guna lahan industri
b. Guna lahan perdagangan
c. Guna lahan pemukiman
d. Guna lahan pariwisata
2) Setiap guna lahan memiliki intensitas yang berbeda-beda . Jelaskan maksud dari
intesitas tata guna lahan.
3) Jelaskan hubungan antara aksesibilitas dan mobilitas.
JAWAB :
1) Setiap petak dapat dicirikan dengan tiga ukuran dasar yaitu : jenis kegiatan, intensitas
penggunaan serta hubungan antar guna lahan.
a. Guna lahan industry
-Jenis industri yang dikembangkan harus mampu menciptakan lapangan kerja dan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat setempat. Untuk itu jenis industri yang
dikembangkan harus memiliki hubungan keterkaitan yang kuat dengan karakteristik lokasi
setempat, seperti kemudahan akses ke bahan baku dan atau kemudahan akses ke pasar;
-Kawasan peruntukan industri harus memiliki kajian Amdal, sehingga dapat ditetapkan
kriteria jenis industri yang diizinkan beroperasi di kawasan tersebut;
-Untuk mempercepat pengembangan kawasan peruntukan, di dalam kawasan peruntukan
industri dapat dibentuk suatu perusahaan kawasan industri yang mengelola kawasan
industry.
b. Guna lahan perdagangan
-Peletakan bangunan dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung disesuaikan dengan
kebutuhan konsumen;
c. Guna lahan pemukiman
-pemanfaatan ruang untuk kawasan peruntukan pemukiman harus sesuai dengan daya
dukung tanah setempat dan harus dapat menyediakan lingkungan yang sehat dana man dari
bencana alam serta dapat memberikan lingkungan hidup yang sesuai bagi pengembangan
masyarakat , dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan;
-harus memiliki prasarana jalan dan terjangkau oleh sarana tranportasi umum;
-pemanfaatan dan pengelolaan kawasan peruntukan permukiman harus didukung oleh
ketersediaan fasilitas fisik atau utilitas umum (pasar, pusat perdagangan dan jasa,
perkantoran, sarana air bersih, persampahan, penanganan limbah dan drainase) dan fasilitas
sosial (kesehatan, pendidikan, agama);
-tidak mengganggu fungsi lindung yang ada;
-tidak mengganggu upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam.
d. Guna lahan pariwsata
-Kegiatan kepariwisataan yang dikembangkan harus memiliki hubungan fungsional dengan
kawasan industri kecil dan industri rumah tangga serta membangkitkan kegiatan sektor jasa
masyarakat;
-Pemanfaatan lingkungan dan bangunan cagar budaya untuk kepentingan pariwisata, sosial,
pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan agama harus memperhatikan kelestarian
lingkungan dan bangunan cagar budaya tersebut. Pemanfaatan tersebut harus memiliki izin
dari Pemerintah Daerah dan atau Kementerian yang menangani bidang kebudayaan;
-Kegiatan kepariwisataan yang dikembangkan harus memiliki hubungan fungsional dengan
kawasan industri kecil dan industri rumah tangga serta membangkitkan kegiatan sektor jasa
masyarakat;
-Pemanfaatan lingkungan dan bangunan cagar budaya untuk kepentingan pariwisata, sosial,
pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan agama harus memperhatikan kelestarian
lingkungan dan bangunan cagar budaya tersebut. Pemanfaatan tersebut harus memiliki izin
dari Pemerintah Daerah dan atau Kementerian yang menangani bidang kebudayaan;

2) Intensitas tata guna lahan yaitu makin tinggi tingkat aktivitas suatu tata guna lahan,
makin tinggi pula tingkat kemampuannya dalam menarik lalulintas. Contohnya, pasar
swalayan menarik arus pergerakan lalulintas lebih banyak dibandingkan dengan rumah
sakit untuk luas lahan yang sama karena aktivitas di pasar swalayan lebih tinggi per satuan
luas lahan dibandingkan dengan di rumah sakit. Ukuran intensitas tata guna lahan dapat
ditunjukkan oleh kepadatan bangunan dan dinyatakan dengan nisbah luas lantai perunit
luas tanah.
3) Aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan
secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya.
Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan mengenai cara lokasi
tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan ‘mudah’ atau ‘susah’nya lokasi tersebut
dicapai melalui sistem jaringan transportasi (Black, 1981). Sedangkan mobilitas adalah
tingkat kelancaran perjalanan, dan dapat diukur melalui banyaknya perjalanan
(pergerakan) dari suatu lokasi ke lokasi lain sebagai akibat tingginya tingkat akses antar
lokasi-lokasi tersebut. Ini berarti antara aksesibilitas dan mobilitas terdapat hubungan
searah, yaitu semakin tinggi akses, akan semakin tinggi pula mobilitas orang, kendaraan
ataupun barang yang bergerak dari suatu lokasi ke lokasi lain (Miro,F.,2005:22).

Anda mungkin juga menyukai