Volume lalu-lintas adalah jumlah kendaraan (atau mobil penumpang) yang melalui
suatu titik tiap satuan waktu. Dengan demikian volume menyatakan hasil pengamatan
yang sebenarnya .
Contoh : Volume = 3.000 kendaraan dalam 120 menit
Besar Arus ( Flow Rate ) merupakan suatu besaran standard yang menyatakan besar
kecilnya arus yang melewati suatu titik , dinyatakan dalam kendaraan / jam. Menurut
contoh diatas , volume 3000 Kendaraan dalam 120 menit mempunyai besar arus =
1.500 kendaraan / jam . Pengamatan 375 kendaraan dalam 15 menit juga mempunyai
besar arus 1.500 kendaraan /jam.arus
Pada umumnya kendaraan pada suatu ruas jalan terdiri dari berbagai
komposisi kendaraan, sehingga volume lalu-lintas menjadi lebih praktis jika
dinyatakan dalam jenis kendaraan standar, yaitu mobil penumpang sehingga
dikenal istilah satuan mobil penumpang (smp). Untuk mendapatkan volume dalam
smp, maka perlu faktor konversi dari berbagai macam kendaraan menjadi mobil
penumpang, yaitu faktor ekivalen mobil penumpang atau emp (ekivalen mobil
penumpang). Dalam MKJI (1997) edisi bahasa Inggris, smp menjadi pcu
(passanger car unit), sedangkan emp menjadi pce (passanger car equivalent). Hal
ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
c. waktu pengamatan survei lalu-lintas, seperti 15 menit, 1 jam, atau 1 jam hijau
(khusus pada persimpangan berlampu lalu-lintas)
d. volume jenuh merupakan volume yang hanya dikenal pada persimpangan
berlampu lalu-lintas. Volume jenuh merupakan volume maksimum yang dapat
melewati garis stop, setelah kendaraan mengantri pada saat lampu merah,
kemudian bergerak ketika menerima lampu hijau.
b. AADT (average annual daily traffic) atau dikenal juga sebagai LHRT (lalu-lintas
harian rata-rata tahunan) yaitu total volume rata-rata harian (seperti ADT), akan
tetapi pengumpulan datanya harus >365 hari (X>365 hari). Perhitungan AADT
sama seperti perhitungan ADT.
volume 1 jam
PHF
maximum flow rate
Misalkan data volume dicatat setiap 15 menit, yaitu masing-masing 250, 275,
300, dan 225 kendaraan. Maka volume satu jam adalah 1050 kendaraan, dan
PHF-nya adalah 1050/(4*300) = 0,875.
3.2 Kecepatan
Kecepatan kendaraan merupakan besaran jarak tempuh tiap satuan waktu.
Kecepatan adalah laju perjalanan yang biasanya dinyatakan dalam satuan kilometer
per jam. Pada umumnya kecepatan kendaraan dapat dibedakan menjadi:
dengan:
V1 = spot speed dengan satuan sesuai dengan satuan dari L dan t
L = jarak tempuh kendaraan, yang pendek (<100m)
t = waktu tempuh kendaraan untuk melintas sejauh L
n*L
V2 n
t
i 1
i
L i
V3 i 1
n*t
ti = waktu tempuh dari kendaraan ke-I
c. Kecepatan Ruang Rata-rata (space mean speed = SMS) yaitu kecepatan rata-
rata ruang, yang biasanya diukur dengan cara fotografi. Jika selang waktu
pengamatan adalah t, dan waktu tempuh tiap kendaraan yang diamati adalah Li,
maka kecepatan ruang rata-rata dihitung sebagai berikut:
d. Kecepatan Tempuh (travel speed atau journey speed) yaitu kecepatan yang diukur
dengan L yang panjang, dengan waktu tempuh termasuk waktu kendaraan
berhenti dan akibat terjadinya kelambatan. Kecepatan tempuh dihitung dengan
rumus:
L
V4
t
dengan definisi yang sama seperti kecepatan setempat.
e. kecepatan tempuh rata-rata (average travel speed atau average journey speed)
adalah nilai rata-rata dari kecepatan tempuh. Perhitungannya dilakukan seperti
rumus untuk kecepatan setempat rata-rata
f. kecepatan gerak (running speed) adalah seperti kecepatan tempuh, akan tetapi
perhitungan waktu tempuhnya hanya selama kendaraan bergerak. Perhitungannya
dilakukan seperti perhitungan kecepatan tempuh.
g. kecepatan gerak rata-rata (average running speed) adalah nilai rata-rata dari
banyak data kecepatan gerak.
h. modal speed yaitu nilai kecepatan yang paling sering dijumpai dari sejumlah data
kecepatan. Pengertian ini sama seperti dalam istilah statistik.
3.3. Kerapatan
Kerapatan adalah parameter ke tiga dari arus lalu-lintas, dan didefinisikan
sebagai jumlah kendaraan yang menempati panjan ruas jalan tertentu atau lajur yang
umumnya dinyatakan sebagai jumlah kendaraan per kilometer. Atau jumlah kendaraan
per kilometer perlajur (jika pada ruas jalan tersebut terdiri dari banyak lajur). Jika
panjang ruas yang diamati adalah L, dan terdapat N kendaraan, maka kerapatan, k,
dapat dihitung sebagai berikut:
N
k
L
Sebagai contoh jika volume kendaraan =1200 kendaraan/jam. Kecepatan ruang rata-
rata = 40 km/jam, maka kerapatannya adalah 30 kendaraan/km.
Q V k
dengan:
Q = volume lalu-lintas
V = space mean speed
k = kerapatan
Yang membedakan antara ke tiga model tersebut adalah model hubungan
antara kecepatan dengan kerapatan. Pada model Greenshields hubungan tersebut
Pada saat kecepatan menjadi sangat rendah, maka volume kendaraan akan
menjdai sangat rendah, dan kerapatannya menjadi sangat tinggi, atau dikenal sebagai
kerapatan macet (jammed density). Ini adalah kondisi arus yang paling buruk.
Vf
Kecepatan (V)
Vf
Kecepatan (V)
A
A
Vc
B B
Qc kj
Volume (Q) kc Kerapatan (k)
Qc
Volume (Q)
B
A
kc
Kerapatan (k)
k
Q k V f 1
k j
Dari persamaan di atas, volume merupakan fungsi kuadrat dari kerapatan. Sehingga
akan terdapat nilai volume maksimum pada nilai kerapatan tertentu. Ini dapat
dQ
diperoleh dari 0 (mengingat nilai volume tidak pernah negatif, maka titik
dk
tersebut pasti maksimum). Sehingga diperoleh:
k
Vf 2 Vf 0
kj
maka, volume akan maksimum ketika kerapatannya:
1
kc kj
2
Pada saat kc, maka kecepatannya, Vc, adalah:
1
Vc Vf
2
Sehingga pada saat kc dan Sc, volume maksimumnya, Qc, adalah:
1
Qc Vf k j
4
atau
ln V ln V f
k
kc
Sehingga hubungan volume dan kerapatan serta volume kecepatan adalah sebagai
berikut:
k
Q k *V f * e kc
Vf
Q V * kc * ln
V
Pada saat volumenya maksimum, Qc, maka kerapatannya adalah kc dan kecepatannya
adalah Vc. Nilai Vc adalah:
Qf
Qc
e
Sehingga volume maksimumnya adalah:
kc V f
Qc
e
dengan l dan m adalah konstanta. Untuk jalan 4/2D, konstanta l = 2,26 dan m = 0,61.
Dari hasil studi MKJI, Vf pada jalan tersebut adalah 78 km/jam dan kj=153 smp/km.
Dengan menggunakan data Vf dan kj ini untuk model-model lain, dan dengan
asumsi Vc model Greenberg = Vc model Greenshields, serta kc model Underwood = kc
modelGreenshields, maka dapat dibuat hubungan V-k, Q-k, dan V-Q dari model-
model di atas (Gambar 3.2, 3.3, dan 3.4).
60
Greenshields
40
20 Underwood
IHCM
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Kepadatan, D (kendaraan/km)
3000
Data Pada Jalan 4/2D
Sf=78 km/jam
Greenshields
2500 Dj=153 smp/km
Underwood l =2,26
m=0,61
2000
Volume Lalu-lintas, V(smp/jam)
1500
IHCM, 1994
Greenberg
1000
500
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Kepadatan, D (smp/km)
60 Greenshields
Underwood
Data Pada Jalan 4/2D
Kecepatan, S (km/jam)
50
Sf=78 km/jam
Dj=153 smp/km
40 l =2,26
m=0,61
30
IHCM, 1994
20
10
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
Tingkat pelayanan ini dibedakan menjadi 6 kelas, yaitu dari A untuk tingkat
yang paling baik sampai dengan tingkat F untuk kondisi yang paling buruk. Definisi
tingkat pelayanan untuk masing-masing kelas untuk jalan bebas hambatan (freeways)
adalah sebagai berikut:
A free flow, pengemudi dalam menentukan (memilih) kecepatan dan bergeraknya
tidak tergantung (atau ditentukan) kendaraan lain dalam arus. Pada saat kerapatan
lalu-lintasnya maksimum, jarak antara kendaraan rata-rata adalah 159 m (528 ft),
sehingga pengemudi dapat mengendarai kendaraannya dengan nyaman. Ini
merupakan tingkat pelayanan terbaik
B stable flow, pengemudi mulai merasakan pengaruh kehadiran kendaraan lain,
sehingga kebebasan dalam menentukan kecepatan dan pergerakkannya sedikit
berkurang. Jarak antara kendaraan rata-ratanya adalah 99 m (300 ft). Tingkat
kenyamanan sedikit berkurang dibandingkan dengan tingkat pelayanan A
C stable flow, pengemudi sangat merasakan pengaruh keberadaan kendaraan lain.
Sehingga pemilihan kecepatan dan pergerakkannya dipengaruhi oleh keberadaan
kendaraan lain. Jarak antara kendaraan rata-rata minimal sebesar 66 m (220 ft).
Tingkat kenyamanan sangat berkurang.
D stable flow, dengan kerapatan lalu-lintas yang tinggi, kecepatan dan pergerakkan
sangat dibatasi oleh keberadaan kendaraan lain. Jarak antara kendaraan rata-
ratanya adalah 49,5 m (165 ft). Tingkat kenyamanan sangat buruk.
E unstable flow, yaitu keadaan mendekati atau pada kapasitas jalan. Penambahan
kendaraan dapat menyebabkan kemacetan. Kecepatan arus lalu-lintas rendah,
dengan kecepatan yang relatif uniform. Kebebasan bergerak tidak ada, kecuali
memaksa kendaraan lain untuk tidak bergerak atau pejalan kaki memberi
kesempatan berjalan pada kendaraan. Jarak antara kendaraan rata-ratanya adalah
33 m (110 ft).Tingkat kenyamanan sangat buruk, sehingga pengemudi kendaraan
pada tingkat pelayanan ini sering tegang atau stress.
F forced flow, yaitu keadaan sangat tidak stabil. Pada keadaan ini terjadi antrian
kendaraan, karena kendaraan yang keluar lebih sedikit dari kendaraan yang masuk
ke suatu ruas jalan. Terjadi stop-and-go waves, yaitu kendaraan bergerak beberapa
puluh meter kemudian harus berhenti, dan ini terjadi berulang-ulang.
Jika tingkat pelayanan ini ingin dikorelasikan dengan parameter terukur,
seperti kerapatan atau kapasitas jalan, hubungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Penggolongan Tingkat Pelayanan Untuk Ruas Utama Jalan Bebas
Hambatan
LOS Kerapatan Maks Kecepatan Minimum Max Flow Rate v/c Maks
(smp/mil/lajur) (mil/jam) (smp/jam/lajur)
Kecepatan Arus Bebas (free flow speed) 70 mil/jam
A 10 70 700 0,318/0,304
B 16 70 1.120 0,509/0,487
C 24 68,5 1.644 0,747/0,715
Tabel 3.5. Faktor emp Untuk Jalan Dua Lajur Dua Arah Tidak Terpisah
Emp
Tipe Volume MC
Alinyemen (kend/jam MHV LB LT Lebar Jalur (m)
)
<6,0 6-8 >8
Datar 0 1,2 1,2 1,8 0,8 0,6 0,4
800 1,8 1,8 2,7 1,2 0,9 0,6
1350 1,5 1,6 2,5 0,9 0,7 0,5
1900 1,3 1,5 2,5 0,6 0,5 0,4
Bukit 0 1,8 1,6 5,2 0,7 0,5 0,3
650 2,4 2,5 5,0 1,0 0,8 0,5
1100 2,0 2,0 4,0 0,8 0,6 0,4
1600 1,7 1,7 3,2 0,5 0,4 0,3
Interrupted flow (arus terganggu), yaitu arus lalu-lintas pada jalan dengan
pengaturan yang menyebabkan kendaraan harus berhenti secara periodik. Pengaturan
tersebut antara lain dapat berupa:
Rambu beri jalan (yield).
Rambu stop
Lampu penyeberangan.
Lampu lalu-lintas (dipersimpangan).
Adanya perlintasan dengan jalan kereta api.
Nama interrupted flow tidak mencerminkan kualitas arus lalu-lintas yang
terjadi sesungguhnya. Pada prasarana jalan interrupted flow ini dapat terjadi
kendaraan dapat bergerak dengan bebas, lancar tanpa gangguan. Jika jarak antar
pengaturan lalu-lintas pada suatu segmen berjarak lebih dari 3 km, maka arus lalu-
lintas pada segmen itu tergolong uninterrupted flow, tanpa menunjukkan kualitas arus
pada segmen tersebut pasti lancar.