Anda di halaman 1dari 80

BAB I

PENDAHULUAN
Dok. UKL-UPL : Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

1.1. LATAR BELAKANG

Pasar Pariaman merupakan nadi perekonomian masyarakat di Kota Pariaman.


Sebagai pasar yang menampung seluruh aktivitas jual beli dan memiliki beragam
lapisan masyarakat. Pasar haruslah memberikan kenyamanan dan dikelola dengan
baik. Kondisi pasar Pariaman saat ini berada dalam lingkup pusat kegiatan, dengan
kegiatan utama berupa perdagangan kebutuhan sehari-hari. Bila bila dilihat kondisi
fisik, Pasar Pariaman memiliki kondisi bangunan yang sudah mulai rusak, serta tata
letak jenis dagangan masih berserakan, untuk itu perlu dilakukan revitalisasi terhadap
Pasar Pariaman. Dalam rangka pengembangan/revitalisasi Pasar Pariaman ke
depannya, maka diperlukan perencanaan yang terarah dan terencana.

Sebagai kota dagang sudah barang tentu memerlukan sarana pendukung yang dapat
dimanfaatkan baik antara seler dan buyer, menyadari hal demikian Dinas
Kopperindag Kota Pariaman memandang perlu untuk menyediakan sarana pasar yang
presentatif, bersih, aman dan nyaman.

Menindaklanjuti Perencanaan yang dalam hal ini adalah Masterplan Pasar Pariaman
telah selesai pada tahun 2015 yang lalu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota Pariaman bermaksud melakukan kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL
sebelum proyek fisiknya terlaksana demi terwujudnya Pembangunan infrastruktur
Pasar Pariaman yang berwawasan lingkungan.

Kewajiban dalam pembuatan dokumen UKL-UPL ini merupakan kewajiban yang harus
dipenuhi oleh setiap pelaku kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari dan
mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Berdasarkan
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup pasal 34 ayat (1) mengatur bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan
yang tidak termasuk dalam kriteria wajib Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL), wajib memiliki UKL-UPL.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. I-1
Bab I - Pendahuluan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Selain itu, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan, mewajibkan setiap rencana usaha atau kegiatan yang menimbulkan
dampak besar dan penting untuk menyusun dokumen AMDAL. Sedangkan bagi setiap
rencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan tidak menimbulkan dampak
penting atau dampak besar yang timbul secara teknologi dapat dikelola, diharuskan
untuk menyusun dokumen UKL-UPL.

Sehubungan dengan luas lahan rencana kegiatan pembangunan Pasar Pariaman


4.546 m2, maka kegiatan ini tidak termasuk wajib AMDAL karena masih di bawah 5
Ha sebagaimana dipersyaratkan dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Ketentuan tersebut
juga mengacu pada Surat Edaran Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang
Tata Lingkungan Nomor B-5362/Dep.II/LH/ 07/2010 tentang Daftar Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan UKL-UPL.

Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan pembangunan Pasar Pariaman wajib


melakukan penyusunan dokumen UKL-UPL. Dokumen ini adalah pedoman dalam
melakukan pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang
tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Pasal 1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009). Penyusunan dokumen
ini mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

1.2. MANFAAT PEKERJAAN

Beberapa manfaat yang akan diperoleh dari rencana pembangunan pasar Pariaman
adalah sebagai berikut:

a. Memperoleh gambaran dampak lingkumgan dan pengelolaan terhadap dampak


tersebut akibat berbagai kegiatan sehubungan dengan pembangunan pasar
pariaman
b. Secara institusional merupakan pedoman pada instansi terkait dalam melakukan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sekitar tapak kegiatan
c. Secara teknis merupakan acuan tindak lanjut bagi kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan berikutnya

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. I-2
Bab I - Pendahuluan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN STUDI

Maksud dilaksanakannya kegiatan Penyusunan Dokumen UKL-UPL adalah sbb:

a. Memberikan perlindungan pada lingkungan hidup agar tetap lestari dan


berkelanjutan
b. Agar dapat membantu meningkatkan upaya pengendalian usaha/kegiatan yang
berdampak negatif pada lingkungan hidup.
c. Untuk memberikan kejelasan prosedur, mekanisme dan koordinasi antar instansi
dalam penyelenggaraan perizinan untuk suatu usaha/kegiatan.
d. Mengidentifikasi dampak yang mungkin timbul akibat rencana usaha/kegiatan.
e. Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang diprakirakan akan
terkena dampak penting.
f. Memprakirakan (prediksi) besaran dampak yang akan terjadi dan mengevaluasi
dampak yang mungkin ditimbulkan oleh rencana kegiatan terhadap lingkungan
pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi (operasional).
g. Memberikan masukan mengenai kegiatan/pekerjaan yang perlu dilaksanakan
mengantisipasi mengenai dampak besar dan penting yang mungkin terjadi.

Tujuan dari Penyusunan Dokumen UKL-UPL adalah untuk memperoleh pedoman


lingkungan yang akan menjadi acuan kegiatan Pasar Pariaman, sehingga dapat
meminimalisir/menghilangkan dampak negatif dari rencana kegiatan dimaksud bagi
lingkungan hidup sekitarnya.

1.4. SASARAN STUDI

Sasaran dari Penyusunan Dokumen UKL-UPL adalah sbb:

a. Tersusunnya Dokumen UKL-UPL Recana Pembangunan Pasar Pariaman.


b. Merupakan salah satu bagian dalam pelaksanaan kegiatan Pembangunan Pasar
Pariaman yang akan dilaksanakan.
c. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup
dari rencana usaha dan kegiatan.
d. Memberikan rekomendasi untuk penyusunan desain rinci teknis dari rencana
usaha dan kegiatan.
e. Mencegah atau mengurangi kerusakan potensi sumber daya alam yang dapat
diperbaharui.
f. Wahana untuk memberikan informasi bagi masyarakat di daerah sekitarnya
untuk dapat menghindari dampak negatif dan memanfaatkan dampak positif
yang potensial ditimbulkan oleh kegiatan Pembangunan Pasar

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. I-3
Bab I - Pendahuluan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

g. Mendapatkan izin lingkungan rencana Pembangunan Pasar berupa Keputusan


Kelayakan Lingkungan Hidup atau Rekomendasi UKL-UPL yang diterbitkan oleh
Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Pariaman.

1.5. KEGUNAAN

A. Bagi Pemerintah
1. Mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan serta
pemborosan sumber daya alam secara lebih luas.
2. Menghindari timbulnya konflik dengan masyarakat dan kegiatan lain di
sekitarnya.
3. Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai dengan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
4. Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan
hidup.
5. Bahan bagi rencana pengembangan wilayah dan tata ruang.

B. Bagi Pemrakarsa
1. Menjamin keberlangsungan usaha dan/atau kegiatan karena adanya proporsi
aspek ekonomis, teknis dan lingkungan.
2. Menghemat dalam pemanfaatan sumber daya (modal, bahan baku dan
energi).
3. Dapat menjadi referensi dalam proses kredit perbankan.
4. Memberikan panduan untuk menjalin interaksi saling menguntungkan
dengan masyarakat sekitar sehingga terhindar dari konflik sosial yang saling
merugikan.
5. Sebagai bukti ketaatan hukum, seperti perijinan.

C. Bagi Masyarakat
1. Mengetahui sejak dini dampak positif dan negatif akibat adanya suatu
kegiatan sehingga dapat menghindari terjadinya dampak negatif dan dapat
memperoleh dampak positif dari kegiatan tersebut.
2. Melaksanakan kontrol terhadap pemanfaatan sumber daya alam dan upaya
pengelolaan lingkungan yang dilakukan pemrakarsa kegiatan, sehingga
kepentingan kedua belah pihak saling dihormati dan dilindungi.
3. Terlibat dalam proses pengambilan keputusan terhadap rencana
pembangunan yang mempunyai pengaruh terhadap nasib dan kepentingan
mereka.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. I-4
Bab I - Pendahuluan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

1.6. DASAR HUKUM

Beberapa perangkat peraturan/perundangan yang berlaku sekaitan dengan


Penyusunan UKL-UPL Rencana Pembangunan Pasar Pariaman antara lain adalah :

A. Undang-Undang
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981, tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan
di Perusahaan.
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan.
5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, tentang Penanggulangan Bencana.
6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang.
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
9. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
10. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan;
11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

B. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996, tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam
Penataan Ruang.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, tentang Pengendalian
Pencemaran Udara.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999, tentang Pengelolaan Limbah
Berbahaya dan Beracun.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004, tentang Penatagunaan Tanah.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
7. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara
Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. I-5
Bab I - Pendahuluan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

C. Peraturan / Keputusan Presiden


1. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012, tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

a) Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014, tentang Perubahan atas


Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum,
b) Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2014, tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum,
c) Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014, tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum,
d) Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014, tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum

D. Peraturan / Keputusan Menteri


1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 1973, tentang Tata Cara
Pembebasan Tanah.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 173/ MENKES/Per-VIII/1987, tentang
Pengendalian Pencemaran Air untuk Berbagai Kegunaan yang Berhubungan
dengan Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416/ Menkes/XI/1990, tentang Standar
Kualitas Air Bersih.
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 01 tahun 2010 Tentang Tata
Laksana Pengendalian Pencemaran Air.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2010 tentang Tata
Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan.
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Pedoman Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. I-6
Bab I - Pendahuluan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

9. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 2000, tentang


Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU).
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/ MENKES/SK/VII/2002 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
11. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No 37 Tahun 2003 Tentang
Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air
Permukaan.
12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131 Tahun 2003, tentang Pedoman
Penanggulangan Bencana dan Pengungsian Bencana.
13. SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK.726/AJ.307/DRJD/2004 tentang
Pedoman Teknis penyelenggaraan Angkutan Alat Berat di Jalan
14. SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK. 727/AJ.307/DRJ/2004 tentang
Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan

E. Keputusan Lembaga Pemerintah Non Departemen


1. Keputusan Kepala Bapedal Nomor 56 Tahun 1994 tentang Pedoman
Mengenai Ukuran Dampak Penting.
2. Keputusan Kepala Bapedal Nomor KEP-01/ BAPEDAL/09/1995, tentang Tata
Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3.
3. Keputusan Kepala Bapedal Nomor KEP-205/ BAPEDAL/07/1996, tentang
Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara.
4. Keputusan Kepala Bapedal Nomor KEP-299/ BAPEDAL/11/1996, tentang
Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
5. Keputusan Kepala Bapedal Nomor KEP-124/ BAPEDAL/12/1997, tentang
Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.

F. Peraturan/Keputusan Daerah
1. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat Nomor 13 Tahun
1994, tentang Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat.
2. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 02 Tahun 2007, tentang
Pemerintahan Nagari.
3. Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 05 Tahun 2008, tentang
Penetapan Kriteria Baku mutu Sungai di Provinsi Sumatera Barat.
4. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 6 Tahun 2008, tentang
Tanah Ulayat dan Pemanfaatannya.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. I-7
Bab I - Pendahuluan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

5. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 14 Tahun 2014, tentang


Pelestarian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
6. Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 21 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Pariaman Tahun 2010-2030.
7. Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 8 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Pariaman Tahun 2005-
2025.

1.7. KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

1.7.1 Kebijakan Nasional Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Kebijaksanaan lingkungan hidup didasarkan pada pemikiran-pemikiran sebagai
berikut:

a. Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat. Proses


pembangunan di suatu pihak menghadapi masalah jumlah penduduk yang besar
dengat tingkat pertumbuhan yang tinggi, sedangkan di sisi lain sumber daya alam
yang tersedia terbatas, sehingga kegiatan pembangunan dan jumlah penduduk
yang meningkat menimbulkan tekanan terhadap sumber daya alam.
b. Pendayaan sumber daya alam harus disertai dengan upaya untuk melestarikan
lingkungan hidup yang serasi dan seimbang guna mununjang pembangunan yang
berkelanjutan.
c. Pembangunan yang berkelanjutan mempunyai makna sebagai berikut:

1. Proses pembangunan harus dapat memenuhi kebutuhan dan aspirasi


generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang
untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi.
2. Timbulnya kesadaran dan berbagai kendala pembangunan yang di temui oleh
penerapan teknologi dan organisasi social tanpa batas.
3. Proses pembangunan dangen kebijakan fiscal, moneter, perbankan, investasi,
perdagangan, pertanian, perindustrian, energy, pekerjaan umum,
transmigrasi dan sektor lainnya di arahkan untuk menunjang pola
pembangunan yang berkelanjutan yang di topang oleh kehidupan ekonomi,
sosial dan ekologi yang sehat. Untuk hal tersebut diperlukan kesadaran dalam
melakukan eksploitasi sumber daya alam, arah investasi, orientasi
pembangunan teknologi dan perubahan insitusi.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. I-8
Bab I - Pendahuluan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

1.7.2 Kebijakan Pembangunan Lingkungan Hidup Di Provinsi Sumatera Barat


Strategi pengelolaan lingkungan hidup di Provinsi Sumatera Barat ditempuh dengan
pendekatan perencanaan pembangunan secara holistic yang memungkinkan
kebijakan-kebijakan secara terpadu, baik dari proses perencanaan sampai ke
pengelolaan. Prinsip ini ditetapkan pola dasar pembangunan daerah sesuai dengan
rencana umum tata ruang kota Pariaman dengan mempertimbangkan segi-segi
konservesi, pemulihan terhadap kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidup
sesuai dengan pembangunan berkelanjutan.

Oleh karena itu strategi kebijaksanaan pengelolaan lingkungan hidup di Sumatera


Barat ditempatkan pada prioritas utama, disamping bidang kependudukan dan
ketenaga kerjaan.

Beberapa kebisanaan pengelolaan lingkungan hidup tersebut meliputi:

a. Perencanaan pembangunan harus mempertimbangkan kempampuaan daya


dukung lingkungan yang berasal dari sumber daya alam yang tersedia.
Keseimbangan antara daerah di lakukan dengan pembagian wilayah atas dasar
rencana tata ruang wilayah atau pola pembangunan daerah.
b. Pola perencanaan dan pendapatan harus disertai dengan peluang keberhasilan
atas penggunaan ruang yang majemuk dan beragam.
c. Kemampuan mendayagunakan potensi sumber daya harus dilakukan dengan
telang memperhitungkan secara matang konsentrasi peruntukan wilayah dan
membagi ke dalam wilayah pengembangan.
d. Mendayagunakan kemampuan teknologi, masukan dar luar untuk meningkatkan
kesejahteraan da pertumbuhan ekonomi. Ketersediaan dan kesempatan ruang
yang semakin langka, saling ketergantungan, pengaruh timbale balik ini
memerlukan perrtimbangan tuntuan ikatan sosial antar penghuni ruang. Dalam
rangka pengelola lingkungan hidup di Sumatera Barat, pemerintah daerah
Sumatera Barat telah melaksanakan pengendalian pencemaran terhaap
lingkungan hidup.

1.7.3 Kebijakan Pembangunan Lingkungan Hidup Di Kota Pariaman


Strategi kebijakan pembangunan di Kota Pariaman pada prinsipnya mengacu pada
strategi kebijaksanaan pembanguanan Provinsi Sumatera Barat.

Strategi kebijakan pembangunan di bidang lingkungan hidup di Kota Pariaman :

a. pengelolaan sumberdaya sebagai akibat kegiatan perlu di rencanakan sesuai daya


dukung lingkungannya.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. I-9
Bab I - Pendahuluan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

b. kegiatan pembangunan yang berdampak negative terhadap lingkungan di


kendalikan melalui penerapan hasil penyusunan pengelolaan lingkungan hidup
dan pemantauan lingkungan hidup (UKL dan UPL) sebagai bagian dari usaha
pengelolaan lingkungan dalam mendukung proses proses perencanaan proyek
yang tidak lanjut operasional. Dengan demikian dapat diperkirakan dampak
positif dan negative dari kegiatan usaha terhadap lingkungan. Sehingga dapat
disusun upaya pengelolaan lingkungan (UKL) yang dapat digunakan untuk
mengendalikan dampak negative dan meningkatkan yang positif. Untuk
mengontrol keberhasilan kegiatan pengelolaan lingkungan diterapkan upaya
pemantauan lingkungan hidup (UPL) yang berfungsi untuk memantau apakah
dampak positif dan negative akibat kegiatan dapat terkendali atau tidak.

Pengelolaan lingkungan hidup juga memerlukan adanya pengembangan


pengembangan peran serta masyarakat, kelembagaan, ketenagakerjaan dan
pengembangan hukum lingkungan. Dan hal-hal tersebut di atas sangat diharapkan
dapat dihasilkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

---oOo---

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. I-10
BAB II
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Dok. UKL-UPL : Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

2.1. IDENTITAS PEMRAKARSA

• Nama Institusi : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota


Pariaman
• Penanggung Jawab : Ir. Feri Handri, MT

• Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

• Alamat Kantor : Jl. Syech Burhanuddin No. 145 Pariaman

• Jenis Usaha/Kegiatan : Pembangunan Pasar Pariaman (Pasar Serikat/


nagari)
• Lokasi : Kelurahan Pasir Kecamatan Pariaman Tengah Kota
Pariaman Provinsi Sumatera Barat
• Ukuran/Luas : 4.546 m2

2.2. IDENTITAS PENYUSUN UKL-UPL

Penyusun UKL-UPL untuk kegiatan rencana pembangunan pengendali banjir Batang


Pariaman Kota Pariaman dilaksanakan oleh perusahaan …..

• Nama Perusahaan : CV. JAYA PERMAI CONSULTAN

• Penanggung Jawab : Edi Surya.ST

• Jabatan : Direktur

• Alamat Kantor : Perumahan Salingka Bungo Permai Blok E2 No.8


Tabing Padang

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-1
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

2.3. LOKASI RENCANA KEGIATAN

Secara administrasi rencana kegiatan pembangunan kembali Pasar Pariaman (Pasar


Nagari/Serikat) berada di Kelurahan Pasir Kecamatan Pariaman Tengah Kota
Pariaman Provinsi Sumatera Barat, dengan batas wilayah sebagai berikut.

a. Sebelah Barat, berbatasan dengan pertokoan dan pemukiman


b. Sebelah Timur, berbatasan dengan Jalan Bgd. Aziz Chan
c. Sebelah Utara, berbatasan dengan Jalan Sutan Syahrir
d. Sebelah Selatan, berbatasan dengan pemukiman penduduk

Secara geografis keberadaan lokasi rencana kegiatan ini terletak pada 100o7’03.1”
Bujur Timur (BT) dan 0o37’35.2” Lintang Selatan (LS).

2.4. KONDISI KEGIATAN SAAT INI

Aktifitas perdagangan di Kota Pariaman sebagaimana aktifitas perdagangan pada


umumnya di wilayah Sumatera Barat, masih didominsi oleh pedagang kecil yang
memanfaatkan fasilitas pasar seperti toko, kios maupun los. Pada saat ini aktifitas
perdagangan di wilayah ini menyebar di beberapa pasar, baik pasar pemda, inpres
maupun nagari seperti: Pasar pariaman yang ada saat ini dan pasar Kurai Taji. Dimana
aktivitas perdagangan terjadi paling tinggi di kawasan pasar pariaman.

Sektor perdagangan di Kota Pariaman didominasi oleh pelaku usaha berskala kecil.
Hal ini merupakan kondisi umum perdagangan di umumnya di Provinsi Sumatera
Barat. Akan tetapi untuk meningkatkan peran sector perdagangan dalam
perekonomian kondisi ini harus mendapat perhatian serius, karena sector usaha
informal akan cenderung mudah muncul dan menghilang, sehingga menyulitkan
untuk ditata secara baik dalam upaya peningkatan hasil pembangunan daerah.

Masalah yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan sektor perdagangan


Kota Pariaman diantaranya :

A. Kondisi Aktual
1. Kondisi pedagang pasar dan PKL yang semerawut dan tersebar di beberapa
titik lokasi, yang tidak sesuai lagi dengan zona peruntukannya.
2. Masih terbatasnya sarana dan prasarana perdagangan dan fasilitas
pendukung untuk mengimbangi perkembangan volume dan aktifitas
perdagangan yang semakin dinamis di era keterbukaan ekonomi dewasa ini.
3. Keinginan Pemko Pariaman untuk membangun pasar yang representatif dan
terintegrasi dengan kegiatan pariwisata serta dikelola secara modern.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-2
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

4. Pengaturan lokasi dan kawasan perdagangan yang belum optimal karena


pertumbuhan sektor perdagangan tidak dapat diiringi oleh pertumbuhan
fasilitas sarana dan prasarananya.

B. Kondisi Urgensi
1. Perlu segera adanya pasar yang dapat menampung pedagang dan PKL, karena
secara kuantitas maupun kualitas, Pasar Nagari yang ada saat ini tidak lagi
layak untuk digunakan dalam jangka waktu panjang.
2. Kondisi fisik bangunan telah mengalami kelelahan konstruksi, akibat faktor
usia yang telah melebihi 25 tahun, serta ditambah dengan beberapa
keretakan struktur dan konstruksi akibat gempa.
3. Menyediakan fasilitas pasar yang sehat bagi pedagang dan pembeli dengan
meningkatkan kapasitas dan kualitas area perdagangan, serta untuk
meningkatkan kunjungan wisata ke Pariaman
4. Banyak ruang/petak toko dan kios yang tidak difungsikan akibat beberapa
faktor, antara lain terkait aksesibilitas dan kondisi fisik bangunan.

Beberapa gambar kondisi pasar pariaman eksisting dapat dilihat pada lembaran
lampiran.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-3
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Gambar 2.1
Keberadaan lokasi Pasar Pariaman

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-4
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Pemukiman penduduk

Keterangan :
1. Pasar Nagari Pariaman | Belum ada pembenahan konstruktif, setidaknya
selama 10 tahun kebelakang.
2. Pasar Pemko Pariaman | Penataan belum memiliki acuan spesifik mengenai
fasade, selubung bangunan dan irama massa kawasan
3. Stasiun KAI | Fasilitas dan infrastuktur belum terintegrasi dengan
keberadaan Pasar Pariaman sebagai Kawasan Perdagangan dan Kawasan
Wisata.
4. Alur Sungai Batang Piaman | Belum ada pembenahan optimal.
5. Pantai Gondoriah | Belum memiliki infrastruktur yang berintegrasi penuh
terhadap komponen lain yang berkaitan dengan wisata dan kawasan
perdagangan.
6. Jumlah Bangungan Rumah ada sebanyak 11 unit

Gambar 2.2
Kondisi eksisting lokasi Pasar Pariaman

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-5
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Gambar 2.3
Peta Tata Guna Lahan Eksisting

Berdasarkan pendataan di lapangan meliputi pengumpulan data primer dan data


sekunder yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Pengelola Pasar, daftar
pedagang berdasarkan jenis komoditi barang dagang dan jumlah petak kios yang ada
saat ini adalah :

a. Petak Kios

Ukuran petak kios yang ditempati pedagang di pasar sarikat menempati kios
dengan ukuran 2x2 meter. Para pedagang manfaatkan petak kios ini untuk
melakukan aktifitas jualannya pada petak ini.

b. Jumlah Pedagang dan Jenis Dagangan

1. Jumlah pedagang yang ada di pasar pariaman dibedakan berdasarkan lokasi


berdagang yaitu pedagang bergadang di lapak/ los/pkl dan pedagang
berdagang pada toko/kios. Berdasarkan data UPTD Pasar Pariaman jumlah
pedagang PKL atau pedagang yang berdagang pada lapak/los berjumlah 173
pedagang dengan jenis dagangan berupa :

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-6
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

a) Sayur
b) Buah
c) Sandal
d) Pakaian
e) Jilbab
f) Pakaian anak-anak
g) Mainan anak-anak
h) Asesories
i) Makanan
j) Minuman
k) Bunga
l) Buku
m) Bumbu
n) Buku
o) Bumbu

2. Jumlah pedagang toko pada pasar Nagari/serikat yang terdapat pada Pasar
Pariaman berjumlah 162 pedagang baik itu dengan jenis dagangan berupa :

a) Pakaian (pakaian jadi)


b) Pakaian/gorden/sarung
c) Tekstil/konveksi
d) Perkakas rumah tangga dan pecah belah
e) Plastik
f) Jam
g) Elektronik
h) Buku/alat-alat tulis
i) Abat-obatan/apotik
j) Makanan
k) Emas dan perak (perhiasan)
l) Perabot Rumah Tangga
m) P&D
n) Telur
o) Ayam/ayam potong
p) Kelontong
q) Bunga
r) Asesories
s) Kosmetik

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-7
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

t) Tas
u) Sepatu
v) P&D
w) Salon
x) Minuman
y) Jahitan Baju/tailor
z) Daging
aa) Bumbu
bb) Cabe
cc) Bunga plastik
dd) Ikan kering
ee) Jasa
ff) Kerajinan tangan
gg) Parfum

Berikut Jumlah pedagang yang berjualan di lapak-lapak Pasar Pariaman dan toko
berdasarkan lokasi tempat berjualannya.

Tabel 2.1
Jumlah Pedagang yang Berjualan di Lapak-lapak Pasar Pariaman
Blok A (Depan Pasar)
No Jenis dagangan Jumlah Pedagang/lapak
1 Jam 9
2 Minuman 1
3 Sandal 8
4 Sayuran 2
5 Buah 2
6 Makanan (martabak) 1
7 Jilbab 2
8 Tahu 1
9 Cabe 2
10 Pakaian 1
Jumlah 29
Sumber: UPTD Pasar Pariaman, 2016

Tabel 2.2
Jumlah Pedagang Yang Berjualan di Lapak-lapak Pasar Pariaman
Blok B
No Jenis dagangan Jumlah Pedagang/lapak
1 Jilbab 2
2 Pakaian anak-anak 2
3 Mainan anak-anak 3
4 Aksesories 1
5 Pakaian 1

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-8
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

No Jenis dagangan Jumlah Pedagang/lapak


6 Bunga 2
7 Buah 1
8 Buku 1
9 Sanjai 1
Jumlah 14
Sumber: UPTD Pasar Pariaman, 2016

Tabel 2.3
Jumlah Pedagang Yang Berjualan di Lapak-lapak Pasar Pariaman
Blok C
No Jenis dagangan Jumlah Pedagang/lapak
1 Kerupuk 1
2 Bumbu 1
3 Sayur 15
4 Buah 1
5 Jilbab 2
6 Pisang 2
Jumlah 22
Sumber: UPTD Pasar Pariaman, 2016

Tabel 2.4
Jumlah Pedagang Yang Berjualan di Lapak-lapak Pasar Pariaman
Los Kayu
No Jenis dagangan Jumlah Pedagang/lapak
1 Makanan (Bakso, pical, nasi) 7
2 Cabe 6
3 Rempah/bumbu 1
4 Pakaian (baju/pakaian dalam) 6
5 Kerupuk kulit 1
6 Buah 2
7 Asesories 1
8 Pecah belah 1
9 Cincau 2
10 Makanan ringan 1
Jumlah 28
Sumber: UPTD Pasar Pariaman, 2016

Tabel 2.5
Jumlah Pedagang Yang Berjualan di Lapak-lapak Pasar Pariaman
Los Pisang
No Jenis dagangan Jumlah Pedagang/lapak
1 Buah 13
Jumlah 13
Sumber: UPTD Pasar Pariaman, 2016

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-9
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Tabel 2.6
Jenis dan Jumlah Pedagang Toko Pada Pasar Serikat Pariaman
Lantai 1
No Jenis dagangan Jumlah Pedagang/lapak
1 Pakaian (pakaian jadi) 29
2 Pakaian/gorden/sarung 4
3 Tekstil/konveksi 8
4 Perkakas rumah tangga dan pecah belah 6
5 Plastik 1
6 Jam 1
7 Elektronik 1
8 Buku/alat-alat tulis 1
9 Abat-obatan/apotik 1
10 Makanan 1
11 Emas dan perak (perhiasan) 4
12 Perabot Rumah Tangga 1
13 P&D 7
14 Telur 3
15 Ayam 1
16 Kelontong 4
17 Bunga 1
18 Asesories 2
19 Kosmetik 9
20 Tas 1
21 Sepatu 12
Jumlah 98
Sumber: UPTD Pasar Pariaman, 2016

Tabel 2.7
Jenis dan Jumlah Pedagang Toko pada Pasar Serikat Pariaman
Lantai 2
No Jenis dagangan Jumlah Pedagang/lapak
1 P&D 10
2 Salon 9
3 Minuman 8
4 Jahitan Baju/tailor 1
5 Pakaian jadi 2
6 Daging 5
7 Ayam potong 2
8 Bumbu 2
9 Cabe 1
10 Plastik 2
11 Bunga plastic 1
12 Perkakas 2
13 Perak dan emas (perhiasan) 7
14 Ikan kering 3
15 Jasa 1
16 Aksesories 6
17 Kerajinan tangan 1
18 Parfum 1
Jumlah 64
Sumber: UPTD Pasar Pariaman, 2016

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-10
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Berdasarkan ukuran atau dimensi pembangunan Pasar Pariaman adalah sebagai


berikut :

a. Luas Tapak = 5.208 M2 (Hasil Pengukuran Lapangan)


b. BCR = 60%
c. GSB = 12M dari As Jalan
d. Koefisian Luas Tapak Bangunan = 60% x 4.000 = 3.150 M2
e. Kebutuhan Ruang Total = 15.749 m2
f. Total Kebutuhan Lantai = 15.749 : 3.150 = 5 Lantai
g. Peruntukan Lantai Sesuai Fungsi :

1. Lt. Basement >> Parkir


2. Lt. 2-4 >> Pertokoan dan Servis
3. Lt Penthouse dan Atap >> Shelter

Sementara kondisi kawasan pasar saat ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan 2.2 di
bawah.

Dagangan di los Dagangan basah

Dagang campuran pada toko dan canopy Dagangan baju di pertokoan pasar nagari

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-11
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Dagangan di canopy dan toko (jenis dagangan


Dagangan kebutuhan di pasar nagari
campuran)

Pedagang kreatif/pedagang kaki lima Jasa salon dilantai II Pasar Nagari

Dagang asesories Dagang campuran (makanan, pakaian, tas)

Pedagang kaki lima dan parkir Perparkiran dan pedagang kaki lima

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-12
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Gambar 2.4
Kondisi Aktifitas Pasar Pariaman Eksisting

Ilustrasi perencananaan bangunan Pasar Pariaman dimaksud dapat dilihat pada


Gambar 2.5 berikut.

Gambar 2.5
Konsep perencanaan Pasar Pariaman

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-13
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

2.5. GARIS BESAR KOMPONEN RENCANA KEGIATAN

2.5.1 Rencana Kegiatan Pembangunan Pasar

Pasar Kota Pariaman berada di kelurahan Kampung Perak dan Kelurahan Pasir. Pasar
Serikat ini akan dilakukan perubahan bangunan, dimana nantinya pasar ini mampu
melayani kebutuhan masyarakat Kota Pariaman dalam skala yang lebih luas.

Dengan adanya perubahan pembangunan pasar ini diharapkan dapat meningkatkan


pertumbuhan ekonomi Kota Pariaman.

Selain itu keberadaan pasar pariaman ini diharapkan juga dapat meningkatkan
pelayanan penunjang untuk mendukung pariwisata di Kota Pariaman.

2.5.2 Kesesuaian lokasi rencana kegiatan dengan tata ruang

Berdasarkan analisis overlay dengan Peta Rencana Pola Ruang Kota Pariaman (lihat
Gambar 2.6) yang terangkum dalam Peraturan Daerah Kota Pariaman Nomor 21
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pariaman Tahun 2010-2030,
terlihat bahwa keberadaan lokasi rencana pembangunan Pasar Pariaman telah sesuai
dengan arahan fungsi ruang dan sesuai dengan aturan pedoman dalam perencanaan
lokasi pasar.

2.5.3 Tahapan Rencana Kegiatan yang Dapat Menimbulkan Dampak

Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pembangunan Pasar


Pariaman terdiri dari 3 (tiga) tahap yakni tahap pra konstruksi, konstruksi dan pasca
konstruksi (operasi) sebagaimana uraian berikut. Secara ringkas ketiga tahapan
pelaksanaan pembangunan pasar ini dapat dilihat pada Gambar 2.7.

A. Tahap Pra Konstruksi

1. Survey dan Penelitian Local

Dalam kegiatan survey di lakukan berbagai kegiatan meliputi penelitian awal


meliputi penelitian terhadap kemampuan daya dukung lahan kondisi
lingkungan sedangkan penetapan lokasi di lakukan dengan perjanjian
terhadap ijin perubahan status lahan dan pembangunan lahan (ijin prinsip)

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-14
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Gambar 2.6
Peta penggunaan lahan

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-15
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

 Perencanaan
TAHAP  Sosialisasi
PRA KONSTRUKSI  Pembebasan Lahan

 Rencana Relokasi Pedagang Sementara


 Pembuatan Pagar Pengaman
 Pembangunan dan Pengoperasian Base Camp
 Mobilisasi Tenaga Kerja
TAHAP  Mobilisasi Material dan Peralatan
KONSTRUKSI  Pembersihan Lahan - Pembongkaran Bangunan Lama
 Pekerjaan Galian dan Timbunan
 Pekerjaan Fisik Bangunan
 Demobilisasi Peralatan
 Pemutusan hubungan kerja

TAHAP PASCA  Pemindahan Kembali Pedagang


KONSTRUKSI /
 Mobilisasi Tenaga Kerja
OPERASIONAL
 Aktifitas Pasar

Gambar 2.7
Diagram Alir Tahapan Kegiatan Pembangunan Pasar Pariaman

2. Sosialisasi

Sosialisasi ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada pedagang


dan masyarakat tentang beberapa hal berkaitan dengan maksud, tujuan dan
manfaat proyek, antara lain :

a) Mengkonfirmasikan rencana pembangunan pasar.


b) Menjelaskan manfaat pembangunan pasar untuk pedagang, masyarakat
sekitarnya dan pemerintah daerah.
c) Menjelaskan hak dan kewajiban pedagang.
d) Mengkomunikasikan manajemen dan pengelolaan pasar setelah
dilakukan penataan.
e) Mendengarkan respon pedagang tentang DED yang akan dilaksanakan.

3. Perencanaan dan study kelayakan

Perencanaan bagi pembangunan pasar Pariaman ini sangatlah penting,


karena ini merupakan syarat yang harus di penuhi bagi terlaksanannya
kegiatan /program, tentu saja dengan mempertimbangkan segala aspek yang
di perlukan bagi layaknya sebuah pasar, seperti kualitas dari pasar tersebut,
termasuk pemilihan kualitas bangunan, yang dapat di fungsikan secara
maksimal dalam jangka waktu yang lama.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-16
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

B. Tahap Konstruksi

1. Persiapan

a. Relokasi Pedagang Sementara

Relokasi pedagang sementara ditujukan agar pedagang masih dapat


berjualan saat kegiatan proyek pembangunan kembali Pasar Pariaman
dilaksanakan. Adapun pedagang pasar pariaman yang akan direlokasi
adalah 325 pedagang sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.8
Pedagang yang akan direlokasi untuk pembangunan pasar
No. Uraian Jumlah
(orang)
1 Pedagang Yang Berjualan di Lapak-lapak Pasar Pariaman Blok 29
A (Depan Pasar)
2 Pedagang Yang Berjualan di Lapak-lapak Pasar Pariaman Blok 14
B
3 Pedagang Yang Berjualan di Lapak-lapak Pasar Pariaman Blok 22
C
4 Pedagang Yang Berjualan di Lapak-lapak Pasar Pariaman Los 28
Kayu
5 Pedagang Yang Berjualan di Lapak-lapak Pasar Pariaman Los 13
Pisang
6 Pedagang Yang Berjualan di Lapak-lapak Pasar Pariaman PKL 40
berjualan di Canopy
7 Pedagang Toko Pada Pasar Serikat Pariaman Lantai 1 98
8 Pedagang Toko Pada Pasar Serikat Pariaman Lantai 2 64
9 Pedagang Ikan di Pasar Pariaman 17
Jumlah 325
Sumber : UPTD Pasar, 2016

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat berjualan sementara bagi pedagang


pasar raya tersebut adalah ruas jalan Sutan Syahri di halaman depan
pasar Pariaman.

Kegiatan relokasi pedagang ini berpotensi menimbulkan penurunan


pendapatan pedagang

b. Pembuatan Pagar Pengaman Sementara

Sebagai upaya pengamanan peralatan dan material bangunan yang akan


digunakan dalam kegiatan, serta keselamatan tenaga kerja, maka di
sekeliling lokasi dibuat pagar pembatas/pengaman. Ukuran, bentuk dan
spesifikasi material pagar ditetapkan dengan direksi pekerjaan, dan
pemasangannya disesuaikan dengan ketentuan lingkungan yang berlaku
di Kota Pariaman

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-17
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

c. Pembangunan dan Pengoperasian Base Camp

Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek di lokasi rencana kegiatan akan


didirikan bangunan berupa base camp. Bangunan ini dapat digunakan
sebagai:

1) kantor pelaksana pembangunan,


2) gudang penyimpanan material seperti semen, besi dan sebagainya
3) tempat perawatan alat-alat kerja (workshop) dan
4) dapat digunakan sebagai tempat tinggal sementara bagi tenaga kerja
pendatang.

d. Mobilisasi Tenaga Kerja

Dukungan sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga kerja memiliki


peran yang penting dalam menentukan pelaksanaan pekerjaan. Terkait
dengan keahlian/kompetensi dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
akan ditentukan oleh direksi pekerjaan. Dalam hal ini Pihak Ketiga
(Kontraktor Pelaksana) dapat mempertimbangkan SDM lokal untuk
dilibatkan dalam proyek sesuai dengan kapasitas/keahlian yang
dimilikinya.

Dalam pelaksanaan pembangunan proyek dilakukan dengan mengutama-


kan penggunaan tenaga kerja lokal yang memiliki kemampuan dan
ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan proyek pada kegiatan tersebut
di atas akan menimbulkan dampak terhadap persepsi masyarakat.
Adapun jenis dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan pada tahap
kontruksi disajikan sebagai berikut .

Tabel 2.9
Jenis Keahlian Dan Jumlah Tenaga Kerja
No Jenis Keahlian Jumlah
1 Maneger lapangan 1 orang
2 Coordinator pengawas 1 orang
3 Koordinator pelaksana 3 orang
4 Pengawas/supervisior 5 orang
5 Mandor 5 orang
6 Tukang 10 orang
7 Pekerja 30 orang
Jumlah 55 orang
Sumber: Juknis Kriteria Pembangunan Pasar

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-18
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

e. Mobilisasi Peralatan dan Material

Pelaksanaan kegiatan proyek pembangunan kembali pasar raya Padang


akan membutuhkan berbagai jenis material bangunan dan peralatan.
Material bangunan ini dapat berupa batu, tanah urugan, pasir, kayu
(balok/papan) dan lain sebagainya. Sedangkan peralatan yang dibutuhkan
adalah seperti excavator, Grader, Compactor, Vibrator Roller dan Dump
Truck, Seperti terlihat pada tabel 2.10 berikut

Tabel 2.10
Mobilisasi Dan Demobilisasi Peralatan
No Jenis Peralatan Jumlah
1 Buldozer 1 unit
2 Backhoe loeder 1 unit
3 Whell loeder 1 unit
4 Roller 1 unit
5 Dump truck 4 unit
6 Truck 5 unit
7 Beton molen 3 unit
8 Mobil mixer molen cor 3 unit
9 Peralatan tukang kayu/besi 6unit
10 Hammer Press 1 Unit

Material dari bahan alam diolah di pabrik meliputi: batu bata, semen,
kapur, besi, baja, kaca, kayu, keramik, pipa pvc, aluminium untuk ralling
tangga / balkon dan konsen pintu/jendela, GRC (glass reinforcement
concrete), policarbonat (fiber atap), atap aluminium gelombang. Besi dan
baja tropille dan sebagainya material pabrikasi yang didatangkan dari luar
Kota Pariaman. Kecuali batu bata/batu merah yang didapat langsung di
daerah sekitar Kecamatan Pariaman Tengah.

Untuk pengadaan material galian seperti batu, pasir dan tanah urugan
dilaksanakan melalui pembelian dari pihak ketiga yakni suatu badan
usaha lokal yang telah memiliki izin resmi (Surat Izin Penambangan
Daerah – SIPD) dari Pemerintah Daerah setempat. Sedangkan untuk
pengadaan peralatan, selain dari pemrakarsa sendiri juga didatangkan
dari pihak ketiga atau kontraktor lain.

Untuk pelaksanaan mobilisasi material dan perlatan ini mengacu pada :

1) SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK.726/AJ.307/DRJD/2004


tentang Pedoman Teknis penyelenggaraan Angkutan Alat Berat di
Jalan

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-19
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

2) SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK. 727/AJ.307/DRJ/2004


tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan

2. Pelaksanaan Konstruksi

a. Pembersihan Lahan – Pembongkaran Bangunan Lama

Lingkup pekerjaan pembongkaran bangunan lama ini meliputi


pembongkaran petak-petak bangunan, kios-kios sekitarnya, serta sarana
prasarana yang terdapat di sekitar lokasi kegiatan.

Material hasil pembongkaran berupa puing-puing bangunan dialokasikan


pada tempat tertentu sesuai yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota
Pariaman, sehingga areal proyek benar-benar bersih.

Potensi dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembongkaran


bangunan lama ini adalah penurunan kualitas udara, peningkatan
kebisingan, gangguan lalu lintas, kerusakan jalan lingkung dan gangguan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

b. Pekerjaan galian dan timbunan

Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi penggalian dan penimbunan


(cut and fill), perataan dan pemadatan lahan untuk pondasi bangunan
utama dan bangunan pendukung. Kedalaman penggalian dilakukan sesuai
dengan gambar rencana berdasarkan peil dari Bench Mark (BM) yang
telah dibuat. Sesuai dengan spesifikasi teknis kegiatan, penanganan
material hasil penggalian akan dimanfaatkan untuk suplemen timbunan
atau dibuang atas persetujuan direksi pekerjaan.

Potensi dampak yang ditimbulkan dari kegiatan penggalian dan


penimbunan adalah :

1) Penurunan kualitas udara dan kebisingan


2) Gangguan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

c. Pekerjaan fisik/konstruksi bangunan

Pekerjaan bangunan merupakan semua pekerjaan fisik konstruksi yang


dimulai dari pekerjaan pondasi bangunan beserta sarana dan
prasarananya, seperti pekerjaan drainase, instalasi ;air limbah, air bersih,
listrik, persampahan dan lain sebagainya, sampai bangunan selesai dan
dapat dioperasikan.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-20
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Potensi dampak yang ditimbulkan dari kegiatan konstruksi bangunan


adalah penurunan kualitas udara dan kebisingan dan gangguan kesehatan
dan keselamatan kerja (K3), seperti saat dilakukan pemancangan.

Dalam pekerjaan pemancangan, tiang pancang yang dipakai  80 cm,


dimana panjang tiang yang dibutuhkan adalah 33.3 m (3 batang @12 m)
dan 2 m)
 60pemancangan
cm dengan kedalaman 21,
dilakukan dengan 2 ponton, dimana 1 ponton sebagai hydraulic hammer
untuk pemancangan dan satunya sebagai ponton crane untuk
pengambilan tiang pancang dari areal penumpukan ke ponton pancang.
Alat Teodolit dipergunakan untuk mengukur ketepatan posisi dan
kemiringan tiang saat pemancangan. Sedangkan jarak tiang pancang
minimal 2,5 atau 3 x Ø (diametr) atau diisyaratkan pula jarak antara 2
tiang pancang dalam kelompok tiang pancang minimal 0,60 dan maks 2 m
dan bila menggunakan tiang pancang persegi jarak minimal antara tiang
adalah 1,75 x diagonal penampang tiang pancang tersebut.

Pertama-tama ponton crane mengambil tiang pancang yang berada pada


areal penumpukan dan kemudian memindahkan tiang pancang dari
ponton crane ke ponton pancang, lalu kemudian dilaksanakan
pemancangan.

Pada saat pemancangan, langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan


adalah ponton pancang diarahkan ke titik yang dituju, dengan bantuan
alat teodolit untuk menentukan ketepatan titik serta kelurusan/ kemiri-
ngan tiang. Setelah semuanya sesuai, tali pengikat tiang pada hydraulic
hammer dikendorkan sehingga tiang pancang akan turun sampai seabed
dan diukur kembali ketepatannya dengan teodolit. Apabila sudah sesuai
kembali, baru mulai dipancang dengan hydraulic hammer sampai kedala-
man yang direncanakan. Untuk kepastian pemberhentian pemancangan,
pada pemancangan ¼ tiang terakhir dilakukan kalendering, apabila Srencana
> Slapangan, pemancangan dapat diberhentikan. Langkah-langkah ini dilaku-
kan sampai semua tiang pancang perencanaan terpancang pada
posisinya.

Setelah beberapa tiang pancang selesai dipancang, dapat dilakukan


pemotongan tiang pancang yang berlebih dengan menggunakan hammer
ban sampai pada elevasi tiang yang direncanakan. Apabila pemotongan
tiang sudah selesai semua, pekerjaan selanjutnya adalah pengerjaan
poer.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-21
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Pekerjaan pemancangan, terutama dengan drop hammer maupun diesel


hammer atau hydraulic hammer, umumnya menimbulkan permasalahan
getaran yang terkadang mengganggu lingkungan sekitar, selain polusi dan
kebisingan. Untuk itu perlu diperhatikan ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 tentang Baku
Tingkat Getaran. Baku tingkat getaran mekanik dan getaran kejut adalah
batas maksimal tingkat getaran mekanik yang diperbolehkan dari usaha
atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan
terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan.

Tabel 2.11
Standar getarah terhadap kenyamanan manusia

Kategori A=tidak mengganggu Pada manusia


Kategori B=mengganggu
Kategori C=tidak nyaman
Kategori D = menyakitkan

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-22
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Tabel 2.12
Standar getaran terhadap kerusakan bangunan

Kategori A = tidak menimbulkan kerusakan pada bangunan


Kategori B = memungkinkan kerusakan pada plesteran dinding bangunan
Kategori C = kemungkinan kerusakan pada struktur & dinding pemikul beban
Kategori D = kerusakan pada dinding pemikul beban

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada beberapa lokasi


diketahui bahwa secara empirik dampak getaran tiang pancang sampai
jarak 200 m adalah kategori B dan C terhadap kenyamanan manusia dan
kategori B terhadap kerusakan bangunan.

Pekerjaan sipil/kontruksi bangunan dan fasilitasnya

Kegiatannya pelaksanaan fisik bangunan gedung ini terdiri dari dua


kegiatan utama, yaitu pembangunan fasilitas utama dan pembangunan
fasilitas penunjang serta fasilitas sarana dan prasarana lingkungan /
halaman.

1) Kebutuhan Bangunan Utama

Kebutuhan dan besaran ruang sangat dipengaruhi oleh kegiatan


jumlah pelaku di dalamnya. Untuk mendapatkan ruang yang ideal
untuk beraktifitas, diperlukan analisis dan pertimbangan dengan
pendekatan tersebut. Selain itu untuk melakukan analisis kebutuhan
besaran ruang juga diperlukan pertimbangan terhadap kapasitas dan
standart dari literatur.

Standar luasan yang digunakan antara lain:

i. Standar luas taman untuk lingkungan mencapai 2-4 hektar


dengan rincian seluas 0,8-1,2 hektar per 1000 orang, sehingga
taman lingkungan dapat menampung ± 4000 orang.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-23
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

ii. Luas tubuh manusia @ 0,86


iii. Kebutuhan ruang gerak manusia (aktivitas biasa) @ 0,8 - 2 m2
iv. Kebutuhan ruang gerak manusia (aktivitas olahraga) @ 2-4 m2
v. Standart luasan kegiatan orang di dalam masjid @ 1,6 m2
vi. Luas kendaraan non motor (sepeda) @ 1,7 x 0,6 m = 1,02 m2
vii. Luas kendaraan roda dua (sepeda motor) @ 2,25x0,75m = 1,6875
m2
viii. Luas kendaraan roda empat (mobil) @ 5,7 x 3 m = 12,5 m2
ix. Perhitungan sirkulasi (ruang gerak) untuk kegiatan yang
membutuhkan pergerakan yang tinggi dan kegiatan yang banyak
seperti pada taman yaitu 70%-200%.

Standar-standar tersebut didapatkan dari beberapa literature seperti:

i. Time Saver Standart for Building Type (TSS)


ii. Neufert Architect Data (NAD)
iii. Pedoman Pembinaan Masjid (PPM)
iv. New Metric Handbook (NMH)

2) Sarana dan Prasarana

a) Intalasi Listrik
Kebutuhan listrik terkait dengan jumlah pemakai dan frekuensi
lama pemakaian per hari untuk beberapa tahun mendatang.
Jumlah pemakai listrik diperoleh dengan asumsi sebagai berikut:

Jumlah Pemakai = Jumlah Pedagang (Jumlah kios X 2) + 30% Jumlah Pengunjung


Jumlah Pemakai = (941 X 2) + (30% 1.172)
= 1882 + 352
= 2234 jiwa

Kebutuhan energy listrik di Pasar Pariaman berdasarkan asumsi:

Kebutuhan Domestik, meliputi :

Rumah Tangga yang pada asumsi pendekatannya


diklasifikasikan :

 Rumah Kecil membutuhkan daya 450 KVA;


 Rumah Sedang membutuhkan daya 900 KVA;
 Rumah Besar membutuhkan daya 1.350 KVA.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-24
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Tabel 2.13
Kompilasi Kebutuhan Ruang
KELOMPOK JENIS JML. STANDAR JUMLAH LUAS
JENIS RUANG PENGGUNA
AKTIFITAS AKTIFITAS PENGGUNA (M2) (UNIT) (M2)
AKTIVITAS UTAMA
TOKO BARANG HARIAN PEDAGANG 337 12 337 4,044
PEDAGANG
KIOS BARANG HARIAN PEDAGANG 105 9 105 945
TETAP
LOS BASAH HIGIENIS PEDAGANG 60 3.6 60 216
TOKO WISATA PEDAGANG 150 12 150 1,8
TOKO KULINER PEDAGANG 50 12 50 600

DAGANG PASAR WISATA KIOS WISATA PEDAGANG 50 9 50 450


HARIAN DAN DAN PASAR
KIOS KULINER PEDAGANG 62 9 62 558
WISATA SENI
PENGUNJUNG DAN
2,2 M2
PUSAT SENI DAN KERAJINAN PELAKU SENI & 150 1 330
/ORANG
KERAJINAN
KAKI LIMA
LAPAK KERING PEDAGANG 67 4 67 268
SIANG
KAKI LIMA LAPAK PEDAGANG 24 4 24 96
MALAM PUJASERA PEDAGANG 32 7.5 32 240
JUMLAH PENGGUNA RUANG AKTIVITAS UTAMA 1087 JUMLAH (M2) 9,547
SIRKULASI 30% (M2) 2,864
JUMLAH KEBUTUHAN RUANG AKTIVITAS UTAMA (M2) 12,411

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-25
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Sambungan..
KELOMPOK JENIS JML. JUMLAH LUAS
JENIS RUANG PENGGUNA STANDAR (M2)
AKTIFITAS AKTIFITAS PENGGUNA (UNIT) (M2)
AKTIVITAS PENUNJANG
AREA BONGKAR
PEDAGANG 400 20 X 20 1 400
MUAT/LOADING DOCK
FASILITAS PENAMPUNGAN SAMPAH
KHUSUS UMUM 100 10 X 10 1 100
DAN IPAL
COLD STORAGE PEDAGANG 36 6X6 2 72
SECURITY SECURITY 5 2,2 M2 /ORANG 1 11
SURAU/MUSHALLA UMUM 50 1.6 M2 /ORANG 2 160
FASILITAS
AREA PAMERAN UMUM 75 0.85 M2 /ORANG 1 64
UMUM
POS KESEHATAN UMUM 8 2 M2 /ORANG 1 16
TOILET UMUM 10 2,5 M2 /ORANG 8 200
PENUNJANG
KANTOR PERWAKILAN
KAN 8 3 M2 /ORANG 1 24
NAGARI
PEMKO/KAN/PIHAK
KANTOR PENGELOLA PASAR 15 3 M2 /ORANG 1 45
KETIGA
RUANG SERBAGUNA UMUM 50 1.2 M2 /ORANG 2 60
PARKIR RODA EMPAT UMUM 207 12.5 M2 /KEND. 1 2,588
PARKIR RODA DUA UMUM 379 1.3 M2 /KEND. 1 493
OPEN SPACE PEDESTRIAN UMUM 1200 - 1 1,56
AREA HIJAU UMUM 2000 - 1 2,6
LANDMARK DAN PLAZA UMUM 1500 - 1 1,95
JUMLAH (M2) 10,342
SIRKULASI 30% (M2) 3,103
JUMLAH KEBUTUHAN RUANG AKTIVITAS PENUNJANG (M2) 13,445
JUMLAH TOTAL KEBUTUHAN RUANG (M2) 25,856
Sumber: Hasil Analisis

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-26
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Kebutuhan Non Domestik meliputi :

 Untuk Kebutuhan Perdagangan/ Perkantoran sebesar 25 %


dari Kebutuhan Listrik Perumahan;
 Untuk Kebutuhan Fasilitas Sosial sebesar 25% dari Kebutuhan
Listrik Perumahan;
 Untuk Kebutuhan Penerangan Jalan sebesar 10 % dari
Kebutuhan Listrik Perumahan;
 Kehilangan Energi Transmisi sebesar 10 % dari total
kebutuhan.

Tabel 2.14
Kebutuhan Listrik Pasar Pariaman
Kebutuhan Domestik Kebutuhan Non Domestik Total
Standar Kehilangan Kebutuhan
Fasilitas Fasilitas Penerangan
Kebutuhan (VA) Besar Sedang Kecil
Perdagangan Sosial Jalan (KVA)
Tiap Rumah
1350 900 450 25% 25% 10% 10%
Jumlah Pemakai 223 670 1.341
Kebutuhan Daya 301.050 603.000 603.450 376.875 376.875 150.750 150.750 2.562.750

b) Sampah
Sampah Pasar biasanya terdapat tempat pembuangan sampah
sementara atau dikumpulkan di TPS lalu di bawa ke TPA oleh
Petugas kebersihan pasar.

Asumsi yang digunakan untuk perhitungan produksi volume


sampah di Pasar Pariaman adalah sebagai berikut :

Produksi Sampah yang dihasilkan setiap orang diasumsikan


0,0025 m³/orang/hari;
Produksi Sampah yang dihasilkan oleh kegiatan Perdagangan/
Perkantoran diasumsikan sebesar 10% dari Total Produksi
Sampah;
Produksi Sampah yang dihasikan oleh Fasilitas Sosial/ Umum
diasumsikan sebesar 10 % dari Total Produksi Sampah.

Sedangkan untuk menghitung sarana yang digunakan untuk


menampung sampah yaitu dengan menggunakan asumsi sebagai
berikut :

1 Gerobak Sampah melayani sampah 2.000 Jiwa dengan


kapasitas 1 m³/ Unit 5 Rit/ Hari.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-27
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

1 Container melayani penampungan sampah untuk 5.000 Jiwa


dengan kapasitas 6 m³/ Unit.
1 Truk melayani penampungan sampah untuk 20.000 Jiwa
dengan kapasitas 6 m³/ Unit.
1 TPS melayani penampungan sampah untuk 20.000 Jiwa.

Peningkatan produksi sampah dipengaruhi oleh pertumbuhan


penduduk dan ekonomi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka
dibutuhkan suatu penanganan dan pengelolaan agar tidak terjadi
penumpukan sampah di daerah. Untuk langkah ke depan dalam
menangani masalah sampah yaitu dengan menambah prasarana
sampah dan membenahi sistem pengolahan dan pengelolaannya.

Secara lebih jelas mengenai Timbulan Sampah dan Sarana


Pengangkutan Sampah serta Rekomendasi Pelayanan di Pasar
Pariaman disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.15
Persampahan Pasar Pariaman
Domestik Non Domestik Sarana Pengangkutan
Perdagangan/Per Pelayanan Total Truk
Jumlah 0,0025 Gerobag Container TPS
kantoran Umum Timbunan (Rit/Hari)
Pengunjung m3/Org/ (m3/Hari) 1m3/Unit
Hari 10% 10% 6m3/Unit 6m3/Unit 20.000
5Rit/Hari
2234 6 0,56 0,56 6,70 3 3 2 1
Sumber: Hasil Analisis

c) Air Bersih
Untuk Perhitungan Kebutuhan Air bersih menggunakan Standar
berikut :

Keperluan Rumah Tangga (Kebutuhan Domestik) diperhitung-


kan atas dasar kebutuhan minimal per orang ± 120 liter/org/
hari;
Kebutuhan Air Hidran Umum (HU) adalah 30 liter/org/hari;
Kebutuhan Sosial dan Komersial (Kebutuhan Non Domestik)
diperkirakan 20% dari kebutuhan rumah tangga;
Perbandingan Jumlah Hidran Umum dan Sambungan Rumah
adalah HU : SR = 90 % : 10 %;
Kebocoran diperhitungkan sebesar 25 % dari kebutuhan
rumah tangga dan berkurang 2 % setiap 5 tahun;

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-28
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Satu Sambungan Rumah (SR) diasumsikan untuk 4 orang,


sedangkan 1 (satu) Hidran Umum (HU) diasumsikan untuk
100 orang;
Faktor Jam Puncak 165 %;
Faktor Kebutuhan Hari Maksimum 115 %.

Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan air bersih di Pasar


Pariaman dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.16
Kebutuhan Air Bersih Pasar Pariaman
Domestik Non Domestik
Jumlah Perdagangan/ Pelayanan Total
120 Lt/ Kebocoran
Pengunjung Perkantoran Umum Kebutuhan
Org/Hari
10% 10% 10%
2234 268.080 26.808 26.808 26.808 348.504
Sumber: Hasil Analisis

d) Limbah Cair
Sistem penyediaan air limbah yang sesuai untuk Pasar Pariaman
adalah sistem terpusat (off-site), mengingat untuk jangka panjang
sistem ini merupakan sistem yang paling higienis dan tidak
merusak lingkungan.

Kriteria perencanaan untuk sistem pembuangan air limbah pasar


adalah sebagai berikut :

Jumlah produksi air limbah adalah sebesar 90% dari jumlah


pemakaian air bersih domestik.
Waktu detensi tangki septic = 1,5 hari. Pipa peresapan
terletak sekurang-kurangnya 1 m diatas muka air tanah
maksimum.
Kemiringan pipa air limbah 2%.

e) Ruang Parkir
Besaran Ruang Parkir Penghuni Tetap/Pedagang

Berdasarkan Standar Indian Road Congress (IRC) diperoleh


kebutuhan parkir :
 Luas lantai Rencana = 11.000 M2
 Kebutuhan ruang parkir = 137 Tempat Parkir

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-29
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

 Asumsi parkir roda 4 = 40% x 137


= 55 roda 4
 Asumsi parkir roda 2 = 60% x 137
= 83 roda 2

Besaran Ruang Parkir Pengunjung/Pembeli

Laju Kedatangan Kendaraan

Rata-rata laju kedatangan kendaraan mengikuti distribusi


poisson, diperoleh dari hasil perhitungan jumlah
kedatangan kendaraan (selama 4 periode pengamatan per
15 menit).

MOBIL
- Laju kedatangan periode I = 94 kendaraan / jam
- Laju kedatangan periode II = 91 kendaraan / jam
- Laju kedatangan periode III = 97 kendaraan / jam
- Laju kedatangan periode IV = 73 kendaraan / jam
MOTOR
- Laju kedatangan periode I = 169 kendaraan / jam
- Laju kedatangan periode II = 172 kendaraan / jam
- Laju kedatangan periode III = 193 kendaraan / jam
- Laju kedatangan periode IV = 166 kendaraan / jam

Laju Pelayanan Parkir Kendaraan


Dari uji beberapa distribusi pelayanan parkir yaitu berupa
lamanya parkir kendaraan ,maka hasil uji distribusinya
memperlihatkan bahwa lamanya parkir kendaraan (mobil
dan motor) di Pasar Pariaman mengikuti distribusi
Eksponensial.

Rata-rata laju pelayanan diperoleh dari hasil perhitungan


jumlah total kendaraan yang parkir selama rentang waktu
10,5 jam di Pasar Pariaman. Kemudian dianalisis secara
descriptive statistik. Hasil perhitungan rata-rata tersebut
dikonversikan ke dalam satuan kendaraan/jam/ruang,
sehingga diperoleh laju kedatangan :

MOBIL
- Rata -rata laju pelayanan periode I :

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-30
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

68 menit / kend = 60/68 = 0,89 kend / jam / ruang


- Rata-rata laju pelayanan periode II :
61 menit / kend = 60/61 = 0,99 kend / jam / ruang
- Rata-rata laju pelayanan periode III :
68 menit / kend = 60/68 = 0,89 kend / jam / ruang
- Rata-rata laju pelayanan periode IV :
65 menit / kend = 60/65 = 0,92 kend / jam / ruang

Rata-rata dari laju pelayanan


= 0,89 + 0,99 + 0,89 + 0,92
4
= 0,9225 kend / jam / ruang

MOTOR dengan metode yang sama seperti mobil didapat


Rata-rata dari laju pelayanan
= 0,87 + 0,88 + 0,98 + 0,93
4
= 0,915 kend / jam / ruang
Hasil rata-rata laju pelayanan kendaraan (mobil dan motor)
digunakan dalam perhitungan untuk mencari ruang parkir
per pelayanan.
Dari hasil perhitungan iterasi diperoleh nilai pelayanan
optimal untuk :
 Mobil = 140 kendaraan / jam untuk mobil
 Motor = 270 kendaraan / jam untuk motor.
Karena pelayanan parkir di Pasar Pariaman untuk mobil
rata-rata adalah 0,9225 kend/jam/ruang dan untuk motor
rata-rata adalah 0,915 kend/jam/ruang, maka kebutuhan
ruang parkir yang diperlukan adalah :
 Mobil = 140 / 0,9225 = 151,761 ≈ 152 ruang parkir
 Motor = 270 / 0,9150 = 295,080 ≈ 296 ruang parker
Kesimpulan
 Kebutuhan parkir roda 4 = 55 + 152 = 207 Unit
 Kebutuhan parkir roda 2 = 83 + 296 = 379 Unit

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-31
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

d. Demobilisasi Peralatan

Setelah kegiatan konstruksi berlangsung maka keberadaan peralatan


sudah tidak digunakan lagi. Untuk itu peralatan baik alat berat maupun
kendaraan lainnya akan segera dibawa keluar dari lokasi tapak kegiatan.

Dampak yang diperkirakan dapat terjadi yaitu kerusakan pada badan


jalan (akses) akibat beban dari mobilitas kendaraan saat membawa
peralatan yang melebihi tonase kendaraan. Kegiatan demobilisasi alat
juga akan berdampak kepada :

1) Penurunan kualitas udara dan kebisingan yang ditandai dengan


naiknya angka paremeter kualitas udara; SO2, NO2, CO, debu dan
kebisingan.
2) Gangguan lalu lintas berupa terjadi perlambatan arus kendaraan dan
kecelakaan lalu lintas
3) Kerusakan jalan
4) Gangguan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

e. Pemutusan Hubungan Tenaga Kerja Konstruksi

Kegiatan pemutusan hubungan kerja dilakukan pada tenaga kerja


konstruksi pembangunan pasar Pariaman. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan ditandai bahwa kegiatan konstruksi bangunan pasar Pariaman
sudah selesai dilaksanakan.

Pemutusan tenaga kerja ini harus mengacu pada peraturan perundang-


undangan di bidang ketenagakerjaan yang berlaku, baik pada jaminan
sosial tenaga kerja ataupun ketentuan lainnya yang mengatur di
bidangnya.

Dari kegiatan pemutusan hubungan tenaga kerja ini diperkirakan akan


hilangnya pekerjaan bagi masyarakat yang bekerja sebagai tenaga
konstruksi serta masyarakat yang membuka usaha di lokasi kegiatan.

C. Tahap pasca Konstruksi (Operasi)

1. Pemindahan kembali pedagang dan pengisian petak

Pembangunan bangunan pasar Pariaman menyediakan 408 unit kios besar-


kecil dicadangkan untuk penempatan kembali pedagang yang direlokasi.
Mengingat jumlah kios yang disediakan cukup banyak, maka Pemerintah Kota
Pariaman membuka kesempatan kepada masyarakat lokal dan non lokal.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-32
Bab II - Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Potensi dampak yang ditimbulkan pada kegiatan pemindahan kembali


pedagang ini adalah persepsi/keresahan masyarakat berupa keraguan
pedagang terutama “pemilik kartu kuning” untuk mendapatkan kembali
petak yang telah dikelolanya sekaitan dengan opsi Pemko Pariaman.

2. Mobilisasi Tenaga Kerja

Saat beroperasi, pasar akan membutuhkan sejumlah tenaga kerja seperti


adalah pramuniaga, cleaning service, satpam, petugas parkir dan tenaga kerja
untuk pemeliharaan sarana dan prasarana lainnya. Sedapat mungkin
kebutuhan tenaga kerja tersebut di atas diambil dari penduduk local atau
sekitar lokasi rencana kegiatan.

Potensi dampak dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja ini adalah kecemburuan
social.

3. Aktifitas pasar

Beberapa kegiatan aktifitas di lingkungan pasar yang dapat menimbulkan


dampak antara lain adalah :

a) Mobilitas manusia baik yang menuju atau keluar Pasar Pariaman


terutama yang memiliki kendaraan bermotor. Aktifitas ini berpotensi
terhadap gangguan lalu lintas.
b) Aktifitas domestic manusia seperti makan, minum, buang air dan lain
sebagainya yang berpotensi menurunkan kualitas sanitasi lingkungan

2.5.4 Aktifitas Eksternal Kawasan Pasar Pariaman

Pasar Pariaman berada dalam lingkup kegiatan wisata, sarana transportasi dan
permukiman. Kegiatan wisata yang ditunjang oleh sarana transportasi dengan jasa
angkutan kereta api umum dan wisata. Potensi wisata yang dimiliki Kota Pariaman
berupa wisata pantai yang berada di arah barat kawasan pasar Pariaman dan wisata
budaya lokal yaitu budaya Tabuik di bulan Muharam. Kegiatan Tabuik memiliki rute
melalui kawasan Pasar Pariaman menuju pantai. Permukiman berada disekeliling
Pasar Nagari dan pasar Baru/Pemko.

---oOo---

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. II-33
BAB III
RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Dok. UKL-UPL : Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

3.1. KOMPONEN FISIKA KIMIA

A. Iklim
Keadaan yang mempengaruhi suatu daerah adalah suhu, kelembaban, arah angin
dan kondisi cuaca pada saat tertentu. Pada umumnya Kota Pariaman mempunyai
iklim tropis sama dengan daerah lain yang ada di Sumatera Barat. Berdasarkan
BMKG Padang Panjang Tahun 2017 secara umum kondisi iklim Kota Pariaman
terletak pada suhu 24 - 30 °C dengan tingkat kelembaban 70-95% hal ini
tergantung dari lamanya penyinaran matahari yang bervariasi antara 5,2 sampai
9.00 jam/hari. Kencenderungan kelembaban udara di Kota Pariaman relatif
sedang, karena hujan hampir sepanjang tahun dan masa kering dan terangnya
dengan suhu yang tidak terlalu tinggi.

Kecepatan arah angin berkisar antara 19-28 km km/jam dalam keadaan norma.
Angin bertiup dari laut ke daratan pada waktu pagi sampai sore hari dan pada
malam hari angin darat mengarah kelaut. Cuaca di Pasar Pariaman dan umumnya
Kota Pariaman cepat berubah dari keadaan panas/kering menjadi mendung dan
hujan. Hal ini disebabkan uap air laut yang dihembuskan kearah daratan sampai
keadaerah pengunungan

B. Kondisi Topografi
Berdasarkan peta topografi Kota Pariaman terlihat bahwa lokasi rencana kegiatan
pembangunan pasar Pariaman sebagian besar merupakan daerah relatif datar (0-
5%).

Seperti terlihat pada Gambar 3.1 Peta Topografi, pada Kecamatan Pariaman
Tengah topografinya didominasi daerah datar.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. III-1
Bab III – Rona Lingkungan Hidup Awal
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Gambar 3.1
Peta Topografi

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. III-2
Bab III – Rona Lingkungan Hidup Awal
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

C. Hidrologi

1. Kualitas Air Permukaan (Sungai)

Berdasarkan uji labor Sungai Batang Pariaman, 2017 sebagaimana disajikan


pada Tabel 3.2, kualitas air Sungai Batang Pariaman bahagian hulu yang juga
sebagai penerima aliran air dari aktifitas pasar dapat disampaikan bahwa
beberapa parameter kualitas lingkungan sudah melebihi baku mutu yang
dipersyaratkan dalam Pergub Sumbar No. 5/2008. Parameter tersebut adalah

a) Secara umum menunjukkan bahwa kualitas Fisika-Kimia-Biologi airnya


masih memenuhi Klasifikasi Mutu Air Kelas II (Peraturan Gubernur
Provinsi Sumatera Barat Nomor 5 Tahun 2008).
b) Ada 1 (satu) parameter yang sudah melebihi baku mutu yang
dipersyaratkan, yaitu MPN Coli Tinja sebesar 3.500/100 ml dengan nilai
baku mutunya 1.000/100 ml. Peningkatan nilai parameter MPN Coli Tinja
yang cukup signifikan ini besar kemungkinan polutan terbawa dari sungai
Batang Pampan yang banyak melewati daerah pemukiman dan bangunan
prasarana umum terutama masjid yang menggunakan sungai Batang
Pampan sebagai sarana pembuangan limbah cairnya.

Tabel 3.1
Hasil Uji Kualitas Air Sungai Batang Pariaman di Wilayah Studi
Baku Mutu :
Hasil
No. Parameter Satuan Pergub. Sumbar
Pengujian
No. 05 Thn 2008
A. FISIKA
o
1. Temperatur C 27,6 deviasi 3
2. Zat Padat Terlarut mg/l 61 1.000
3. Zat Padat Tersuspensi mg/l 34 50
B. KIMIA
1. pH - 6,9 6,5-9,0
2. BOD5 mg/l 0,85 3,00
3. COD mg/l 47,0 25,00
4. DO mg/l 5,36 ≥4
5. Nitrat, (NO3) mg/l 1,06 10
6. Nitrit, (NO2) mg/l 0,125 0,06
7. Besi (Fe) mg/l 0,45 (-)
8. Kadmiun (Cd) mg/l < 0,003 0,01
9. Mangan (Mn) mg/l < 0,026 (-)
10. Nikel mg/l < 0,10 (-)
11. Seng (Zn) mg/l <0,01 0,05
12. Tembaga (Cu) mg/l < 0,074 0,02
13. Fluorida (F) mg/l 0,16 1,5
14. Sulfida (H2S) mg/l 0,03 0,002

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. III-3
Bab III – Rona Lingkungan Hidup Awal
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Baku Mutu :
Hasil
No. Parameter Satuan Pergub. Sumbar
Pengujian
No. 05 Thn 2008
15. Minyak dan Lemak mg/l < 0,1 0,75
C. BIOLOGI - Bakteriologi
1. MPN Coli Form /100mL 3.500 5.000
2. MPN Coli Tinja /100mL 3.500 1.000
Sumber: Uji Labor Banjir Bt Pariaman, 2017
Keterangan :
Lokasi :
Lokasi : Badan Air Batang Pariaman bagian Hilir
Khusus untuk parameter DO, nilai yang ditunjukkan PP 82/2001 adalah nilai minimum.

2. Fasilitas Drainase Pasar Pariaman

Pasar Pariaman dilengkapi dengan fasilitas drainase tertutup yang


dihubungkan dengan Batang Piaman. Untuk air buangan dari kamar mandi,
WC dialirkan dengan saluran tertutup. Pengukuran kualitas badan air
permukaan dilakukan di Batang Piaman sebelum dan sesudah lokasi pasar.
Kondisi kualitas air Batang Piaman tersebut memenuhi baku mutu Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air untuk Kelas III maupun Kelas IV. Hasil
pemeriksaan selengkapnya mengenai kualitas air drainase Kota Pariaman
dapat dilihat pada tabel 3.1 di atas.

D. Kualitas Udara dan Kebisingan


Kualitas udara disuatu tempat ditentukan oleh komponen-komponen yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran udara. Pencemaran udara adalah bertam-
bahnya bahan atau substrat fisik atau kimia kedalam lingkungan normal yang
mencapai sejumlah tertentu. Pengamatan terhadap kualitas udara dan kebisingan
meliputi parameter SO2, NO2, CO, debu (TSP) dan kebisingan. Acuan yang
digunakan untuk uji kualitas udara adalah PP No. 41/1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara. Sedangkan uji tingkat kebisingan adalah Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 tahun 1996 tentang Baku
Tingkat Kebisingan

Sebagai gambaran, berdasarkan sampel yang diambil pada Batang Pariaman


2017, dimana lokasi samplingnya di sekitar Rumah Potong Hewan, menunjukan

1. Kualitas udara secara umum masih jauh di bawah baku mutu sebagaimana
yang dipersyaratkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999.
2. Tingkat kebisingan di lokasi pengamatan masih di bawah baku mutu
sebagaimana dipersyaratkan Kepmen LH No. Kep-48/MENLH/11/1996.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. III-4
Bab III – Rona Lingkungan Hidup Awal
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Tabel 3.2
Kualitas Udara dan Kebisingan di Wilayah Studi

No. Parameter Satuan Hasil Uji Baku Mutu Metode Pengujian


3
1. Sulfur Dioksida (SO 2 ) µg/nM 4,81 900 SNI 19-7119-7-2005
3
2. Nitrogen Dioksida (NO 2 ) µg/nM 14,05 400 SNI 19-7119-7-2005
3
3. Karbon Monoksida (CO) µg/nM 1.300 30.000 Spektrofotometri
3
4. Debu (TSP) µg/nM 108 230 SNI 19-7119-7-2005
5. Kebisingan db (A) 56,2 70 SNI 7231-2009
Sumber : Dok. UKL-UPL Pengendalian Banjir Bt. Pariaman,2016
Keterangan :
1. Lokasi : samping RPH (Kecamatan Pariaman Tengah)
2. Untuk nomor 1 s/d 4, baku mutunya mengacu pada PP. No. 41/1999 Pengendalian Pencemaran Udara
3. Untuk nomor 5, baku mutunya mengacu Kepmen LH No. Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tk Kebisingan

E. Topografi dan Ketinggian


Kawasan Pasar Pariaman memiliki topografi relative datar, berupa daratan seluas
73,36 km2 atau 80 persen dari wilayah daratan merupakan daratan rendah
dengan ketinggian antara 2 - 35 meter dari permukaan air laut.

Memiliki jenis batuan resen dan tuna vulkan. Keadaan topografi wilayah dan
geomorfologi dan bentuk wilayah secara bersama-sama membentuk pola aliran
sungai. Kota Pariaman dilalui oleh 4 buah sungai yaitu Batang Manggung yang
melalui kecamatan Pariaman Utara, Batang Piaman dan Batang Jirak yang
melewati Kecamatan Pariaman Tengah dan Batang Manggau yang melalui
Pariaman Selatan. Potensi pemenuhan kebutuhan akan air bersih di Kota
Pariaman pada umumnya relative besar karena dangkalnya air tanah di wilayah
ini sehingga memudahkan penduduk dalam penggunaaannya.

F. Lahan / Tanah

1. Status Tanah dan Bangunan

Status kepemilikan tanah di kawasan Pasar Pariaman pasar nagari/serikat


memiliki hak tanah oleh nagari dan hak bangunan adalah masyarakat.

2. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan kawasan Pasar Pariaman yang termasuk ada kawasan


perencanaan berupa penggunaan untuk bangunan Pasar Nagari/serikat,
Pasar Baru/Pemko, bangunan toko swasta, kios, los basah dan los kering,
jaringan jalan, perparkiran, lokasi pedagang kreatif/pedagang kaki lima,
tranportasi (stasiun Kereta Api), rumah toko masyarakat.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. III-5
Bab III – Rona Lingkungan Hidup Awal
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

3.2. KOMPONEN SOSEKBUDKESMAS

A. Penduduk
Berdasarkan Kecamatan Pariaman Tengah dalam Anga, 2015 jumlah penduduk
yang terdapat di Kelurahan Pasir yang memiliki luas sekitas 0,85 km2 adalah
1.126 jiwa yang terdiri dari 297 laki-laki dang 604 perempuan.

B. Perekonomian
Salah satu indikator perekonomian terutama sektor mata pencaharian adalah
dengan memperhatikan faktor lingkungan. Berdasarkan pengamatan di lapangan
mata pencaharian masyarakat di kelurahan Pasir adalah :

1. Pedagang
2. Nelayan
3. PNS/Polri/TNI
4. Jasa
5. Belum/tidak bekerja

C. Poses Sosial dan Adat Istiadat Masyarakat


Penduduk yang mendiami wilayah studi Kelurahan Pasir dan Kelurahan Kampung
Perak, tergolong penduduk yang homogen. Dari segi agama, maka pemeluk
agama Islam adalah paling dominan (99%) dan pada wilayah ini terdapat 1 buah
mesjid yang berdekatan lokasinya dengan pasar, disamping pemeluk agama
lainnya. Namun demikian hubungan-hubungan sosial antar umat beragama
cukup kondusif dan jauh dari konflik bernuansa agama. Hal ini dapat tercapai
karena adanya saling toleransi dan saling menghormati antara pemeluk agama
yang satu dengan lainnya.

Kemauan saling menerima sebagai anggota kerabat keluarga melalui suatu proses
perjodohan atau perkawinan antar masyarakat yang berbeda kepercayaan di
kelurahan pasir juga kerap terjadi dan hal ini semakin memperlancar terjadinya
proses hubungan-hubungan sosial yang bersifat asosiatif antar masyarakat. Untuk
semakin mempererat hubungan-hubungan sosial antar warga masyarakat baik
yang berbeda agama maupun etnis, maka perlu diciptakan suatu kohesi sosial
dengan menumbuhkan sikap saling menghargai, dan menghilangkan prasangka-
prasangka buruk ataupun pandangan-pandangan yang stereotype dan
etnosentrisme.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. III-6
Bab III – Rona Lingkungan Hidup Awal
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

D. Kesehatan
Setiap usaha dan atau kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh
pemerintah maupun swasta pada umumnya akan memberikan dampak baik
positif maupun negatif terhadap lingkungan salah satunya adalah aspek
kesehatan manusia yang berada di sekitar kegiatan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Pada kelurahan pasir ini sarana dan prasarana yang ada saat ini
adalah posyandu 1 unit. Kegiatan yang dapat menimbulkan berbagai masalah
kesehatan antara lain diakibatkan menurunnya tingkat kualitas sanitasi
lingkungan, kualitas udara dan kebisingan, berkurangnya ketersediaan air bersih,
dapat mengakibatkan timbulnya berbagai jenis penyakit sehingga mengganggu
kesehatan manusia.

E. Sikap dan Persepsi Masyarakat Terhadap Pembangunan Pasar


Sikap masyarakat terhadap pembangunan Pasar Pariaman ini cukup positif dan
menerima perubahan pembangunan kearah yang lebih baik dimana telah
dilakukan sosialiasi dengan para pedagang sewaktu pelaksanaan Master Plan
Pasar ini (Lampiran berita acara sosialiasi lihat pada lembar lampiranPersepsi
masyarakat terhadap rencana pembangunan merupakan aspek penting yang
harus diperhatikan, karena pembangunan harus mempertimbangkan kebutuhan
masyarakat termasuk pedagang sebagai pelaku usahanya agar perubahan yang
tercipta nantinya bisa mengarah pada perubahan yang sifatnya progres bukan
regres, dan menguntungkan masyarakat dalam segala aspek kehidupan. Maka
untuk itu hal pertama yang menjadi fokus analisis sosial budaya adalah
bagaimana persepsi masyarakat terutama pedagang eksisting terhadap rencana
pembangunan pasar, karena dampak langsung dari pembangunan pasar secara
otomatis akan dialami oleh pedagang dan masyarakat sekitarnya.

3.3. KOMPONEN TRANSPORTASI

Komponen transportasi yang ditelaah dalam penyusunan UKL-UPL Kawasan Pasar


Pariaman di Kota Pariaman ini adalah kondisi jaringan jalan, kecepatan lalu lintas,
tingkat kinerja jaringan, tingkat pelayanan jalan serta frekuensi penggunaan jalan
sekitar lokasi pasar berlangsung.

Jalan merupakan prasarana transportasi yang menjadi penunjang utama untuk


pertumbuhan perekonomian. Semakin meningkatnya pertumbuhan perekonomian
suatu daerah, maka peningkatan di bidang transportasi juga menjadi suatu keharusan
untuk menunjang aksesibilitas dan mobilitas orang, barang dan jasa.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. III-7
Bab III – Rona Lingkungan Hidup Awal
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Sistem trasnportasi di Kota Pariaman meliputi moda trasnportasi darat merupakan


moda jalan raya. Berdasarkan peta K1 Kota Pariaman (Sumber PU Kota Pariaman)
bahwa status jaringan jalan yang terdapat dalam kawasan pasar Pariaman yaitu jalan
provinsi dan jalan kota.

Pengertian jalan Provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau
antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

Pengertian jalan kota adalah: adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan
pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan
antar pusat permukiman yang berada di dalam kota. Seperti terlihat pada gambar di
bawah :

Kondisi jaringan jalan baik namun diisi Kondisi jaringan jalan baik namun diisi
oleh pedagang kakilima oleh parkir

Kondisi jaringan jalan baik namun Kondisi Jaringan Jalan Rusak Disebelah
diisi oleh parkir Timur Laut Kawasan Pasar Pariaman
Gambar 3.2
Kondisi jaringan jalan di sekitar Pasar Pariaman

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. III-8
Bab III – Rona Lingkungan Hidup Awal
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman”

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. III-9
BAB IV
DAMPAK YANG DIPERKIRAKAN AKAN
TIMBUL
Dok. UKL-UPL : Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

K
EGIATAN Pra Kontruksi, Kontruksi dan Pasca Kontruksi Pembangunan Pasar
Pariaman akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup. Kegiatan pra
kontruksi akan menimbulkan dampak keresahan terhadap pedagang yang ada
dipasar karena khawatir akan terganggunya kegiatan perdagangan mereka. Selain itu dampak
prakontruksi juga akan mengakibatkan keresahan bagi penduduk sekitar serta adanya isu
mengenai kepemilikan bangunan pasar yang baru. Sedangkan untuk identifikasi dampak
kegiatan kontruksi dan pasca kontruksi dapat dilihat pada bagan alir dampak seperti yang
tercantum dalam gambar berikut.

Gambar 4.1 Identifikasi Dampak Tahap Kontruksi

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. IV-1
Bab IV – Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

Gambar 4.2 Identifikasi Dampak Tahap Pasca Kontruksi

4.1. TAHAP KONTRUKSI

4.1.1 Aspek Fisik-Kimia

A. Peningkatan kualitas udara dan kebisingan

1. Sumber dampak
Sumber dampak yang dapat mempegaruhi kualitas udara dan kebisingan
adalah :

a) Mobilisasi material dan peralatan


b) Kegiatan pembersihan lahan.
c) Penggalian dan timbunanan
d) Pembangunan fisik pasar

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. IV-2
Bab IV – Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

2. Jenis dampak
Penurunan kualitas udara yang dampaknya akan sangat terasa adalah berupa
debu yang ditimbulkan oleh kegiatan penggalian, penimbunan dan pemadaan
lahan serta mobilisasi alat dan bahan. Selain itu dampak yang akan timbul
bisa juga berupa peningkatan konsetrasi co,so no pb serta kebisingan yang
berasal dari pembakaran BBM. Dampak dari penurunan kualitas udara ini
akan mengakibatkan penurunan kenyamanan para bekerja dan masyarakat
sekitarnya.

3. Sifat dampak
Mengigat waktu pelaksanaan konstrusi berlangsung selama 6 bulan dan
sebaran dampak adalah pada masyarakat yang berdekatan dengan lokasi
kegiatan dan pekerja itu sendiri, sehingga dampak perlu dikelola.

B. Gangguan kemacetan

1. Sumber dampak
Sumber dampak yang mempengaruhi gangguan lalu lintas dan kecematan
berasal dari aktivitas mobilisasi alat dan bahan.

2. Jenis dampak
Dampak yang terjadi adalah gangguan lalu lintas yaitu kemacetan dan rawan
kecelakaan

3. Sifat dampak
Dampak berlangsung umumnya pada awal tahap konstruksi serta sesekali
terjadi pada pertengahan tahap konstruksi pada kegiatan konstruksi
membutuhkan tambahan material ataupun adanya material yang batu
didatangkan. Dampak ini perlu dikelola agar supply material konstruksi
berjalan dengan lancar.

C. Kualitas Air permukaan

1. Sumber dampak
Penurunan kualitas air permukaan disebabkan oleh adanya perubahan
penggunaan lahan serta kegiatan penutupan dan penstabilan lahan dan
ceceran limbah cair dari kegiatan konstruksi

2. Jenis dampak
Jenis dampak yang akan timbul berupa menurunnya infiltrasi air hujan ke
dalam tanah sehingga terjadi peningkatan run-off (limpasan) air hujan yang

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. IV-3
Bab IV – Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

pada akhirnya akan meningkatkan kapasitas pengaliran serta kekeruran air


buanggan pada batang piaman

3. Sifat Dampak
Dampak terhadap kualitas dan kuantitas air permukaan (Batang Piaman)
akan berlangsung selama kegiatan baik kontruksi maupun pasca kontruksi
nantinya, sehingga dampak perlu dikelola.

4.1.2 Aspek Sosial-Ekonomi

A. Peningkatan pendapatan

1. Sumber Dampak
Dengan adanya kegiatan kontruksi pembangunan pasar Kota Pariaman maka
akan membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak sehingga nantinya akan
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar lokasi kegiatan.

2. Jenis Dampak
Dengan terbukanya lapangan pekerjaan secara langsung akan menambah
pendapatan masyarakat sekitarnya yang ikut bekerja pada pelaksanaan
kegiatan kontruksi tersebut.

3. Sifat Dampak
Dampak berlangsung selama kegiatan kontruksi dan bersifat positif sehingga
harus dikelola.

B. Kecemburuan Sosial

1. Sumber Dampak
Sumber dampak yang dapat mempengaruhi terjadinya kecemburuan sosial
adalah pada proses kegiatan perekrutan tenaga kerja tahap kontruksi.

2. Jenis Dampak
Jenis dampak yang akan terjadi adalah timbulnya kecemburuan sosial akibat
adanya perekrutan tenaga kerja dengan jumlah yang sedikit sedangkan
jumlah pencari kerja cukup banyak. Selain itu kecemburuan sosial bida juga
diakibatkan oleh transparan atau tidak nya proses perekrutan tenaga kerja
tersebut.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. IV-4
Bab IV – Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

3. Sifat Dampak
Mengingat terbatasnya kesempatan kerja pada tahap kontruksi maka dampak
ini perlu dikelola dengan baik agar pelaksanaan kontruksi bisa dilakukan
dengan lancer dan tepat waktu.

4.2. TAHAP PASCA KONTRUKSI

4.2.1 Aspek Fisik-Kimia

A. Air Permukaan

1. Sumber Dampak
Sumber dampak yang mengakibatkan penurunan kualitas air permukaan
adalah dari pembuangan air limbah dari WC dan kamar mandi serta run off
area pasar.

2. Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan berupa pencemaran fisik, kimia dan
bakteriologi khususnya terhadap badan air penerima (Batang Piaman)

3. Sifat Dampak
Dampak terjadi selama kegiatan berlangsung dengan karakteristik (dari wc
dan kamar mandi).

B. Limbah Padat

1. Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari aktifitas pasar (berupa sampah plastic,kertas,
sisa sayuran/buah-buahan, sisa pembersihan daging/ikan dan lainya), serta
smpah yang berasal dari aktifitas pegawai ataupun pengunjung pasar.

2. Jenis Dampak
Dampak yang terjadi berupa penumpukan limbah padat yang dapat
mengurangi nilai estetika lingkungan dan munculnya vector penyakit seperti
lalat,nyamuk, kecoa dan tikus.

3. Sifat Dampak
Dampak terjadi selama kegiatan berlangsung dan penting untuk dikelola.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. IV-5
Bab IV – Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

C. Kepadatan Lalu Lintas

1. Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari aktifitas pengunjung dan pemasok barang ke
pasar yang berupa peningkatan jumlah kendaraan yang melalui jalan di depan
lokasi kegiatan.

2. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah kemacetan lalu lintas.

3. Sifat Dampak
Dampak bersifat negative dan berlangsung selama pengoperasian Pasar
Pariaman.

D. Penurunan Kualitas Udara dan Kebisingan

1. Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari aktifitas Pasar berupa peningkatan jumlah
kendaraan yang melalui lokasi kegiatan.

2. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul berupa peningkatan konsentrasi debu, SOx, NOx,
COx, dan Pb di udara serta peningkatan kebisingan, yang mengakibatkan
penurunan kualitas udara sehinga menurunnya kenyaman masyarakat
sekitar, pengunjung serta pemilik kios pasar.

3. Sifat dampak
Mengingat waktu pasca kontruksi berlangsung selama operasional pasar dan
sebaran dampak adalah pada masyarakat yang berdekatan dengan lokasi
kegiatan dan pekerja itu sendiri, sehingga dampak perlu dikelola.

E. Bahaya Kebakaran

1. Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari kelailaian pemiliki kios, pengunjung atau
konsleiting listrik.

2. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah kebakaran sehingga bisa menimbulkan
kebakaran dan kerugian yang besar baik pihak pengelola pasar, masyarakat
sekitar maupun pengunjung.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. IV-6
Bab IV – Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

3. Sifat Dampak
Dampak bersifat negative dan besar serta terjadi bila adanya kecerobohan
baik oleh pedagang maupun pengunjung pasar, sehingga perlu dilakukan
pengelolaan dengan sangat hati-hati.

4.2.2 Aspek Sosial –Ekonomi

A. Kecemburuan Sosial

1. Sumber Dampak
Sumber dampak yang akan mempengaruhi terjadinya kecemburuan sosial
adalah adanya pembagian/penjualan kios bagi pedagang. Dampak akan
muncul dari proses penjualan kios itu sendiri apakah dilakukan terbuka dan
transparan atau tidak.

2. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah adanya kecemburuan karena
pembagian/penjualan kios bagi pedagang local relative sedikit dibandingkan
dengan yang berasal dari luar daerah lokasi kegiatan serta pembagian
/penjualan yang kurang transfaran.

3. Sifat Dampak
Dampak terjadi pada saat pembagian/penjualan kios dan bersifat negative
harus dikelola.

B. Peningkatan Pendapatan

1. Sumber Dampak
Pengoperasian Pasar Kota Pariaman akan merangsang pertumbuhan ekonomi
pedagang dan masyarakat sekitar pasar untuk memanfaatkan peluang untuk
mendukung kelancaran aktifitas pasar, sehingga akan memunculkan lapangan
kerja.

2. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah peningkatan pendapatan dan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Kota Pariaman.

3. Sifat Dampak
Dampak terjadi di awal dan selama pengoperasian pasar Kota Pariaman dan
bersifat positif sehingga harus dikelola.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. IV-7
Bab IV – Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

Tabel 3.1
Matrik Dampak Lingkungan yang Mungkin Terjadi
Daerah yang
No Sumber Dampak Jenis Dampak SIfat Dampak
terkena dampak
A Tahap Pra Kontruksi
1. Perencanaan Keresahan pedagang dan Negatif Lokasi kegiatan
masyarakat sekitar pasar dan sekitarnya
B. Tahap Kontruksi
1. Mobilisasi alat dan bahan Penurunan kualitas udara Negatif Lokasi Kegiatan
dan peningkatan
kebisingan

Gangguan kemacetan
Jalan raya di depan
lokasi kegiatan
2. Pembersihan Lahan Penurunan Kualitas Negatif Lokasi kegiatan
Udara dan peningkatan dan sekitarnya
kebisingan

Peningkatan run off


3. Pembangunan Fisik Penurunan Kualitas Negatif Lokasi kegiatan
Udara dan peningkatan dan sekitarnya
kebisingan

Peningkatan run off


4. Mobilisasi tenaga kerja Terbukanya lapangan Positif Kelurahan pasar
kerja dan sekitarnya

Peningkatan pendapatan
masyarakat

Kecemburuan sosial
Negatif

C. Tahap Pasca Kontruksi


1. Aktivitas pasar Terbukanya lapanggan Positif Kota Pariaman
kerja dansekitarnya
Peningkatan masyarakat

Kecemburuan sosial
Negatif
2. Operasional pasar Penurunan kualitas air Negatif Lokasi kegiatan
permukaan dan sekitarnya

Penurunan kualitas udara


dan peningkatan
kebisigan

Kebakaran

Peningkatan volume lalu


lintas dan kemacetan

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. IV-8
Bab IV – Dampak yang Diperkirakan Akan Timbul
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

Daerah yang
No Sumber Dampak Jenis Dampak SIfat Dampak
terkena dampak

Peningkatan timbulan
limbah padat (sampah)
sehingga menurunkan
estetika dan mengundang
vektor penyakit

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. IV-9
BAB V
UPAYA PENGELOLAAN & UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Dok. UKL-UPL : Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

P
RINSIP dasar upaya pengelolaan lingkungan adalah sebuah upaya terpadu yang
aspek pengelolaannya ditinjau dari aspek lingkungan hidup yang dijabarkan dalam
sebuah metodologi pengelolaan. Beberapa metodologi terkait dengan metodologi
pengelolaan lingkungan adalah pencegahan, penanggulangan dan perbaikan terhadap
dampak lingkungan yang terjadi. Berdasarkan hasil identifikasi dampak lingkungan yang
dilakukan dalam Studi Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL), maka telah diperkirakan bahwa kegiatan tersebut akan
menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif.

Dalam pengelolaan lingkungan, untuk mencapai maksud tersebut diperlukan upaya untuk
meningkatkan dampak positif dan meminimalisasi dampak negatif. Semua penanganan
dampak dituangkan dalam dokumen UKL-UPL ini. Dengan adanya pengelolaan lingkungan
yang baik, juga diharapkan dapat mengurangi konflik dengan masyarakat sekitar rencana
kegiatan yang mungkin timbul.

Pemantauan lingkungan dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan pengelolaan


dampak-dampak penting akibat adanya rencana kegiatan pembangunan pasar serta sarana
prasarana lainnya. Dengan adanya upaya pemantauan lingkungan ini, dapat diketahui secara
dini perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi dari hasil pengelolaan yang telah
dilakukan.

5.1. PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

A. Pendekatan Teknologi
Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan teknologi dimaksudkan
untuk mencari alternatif teknologi yang tepat yang dapat diaplikasikan dalam
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti :

1. Penurunan kualitas udara dan kebisingan akan dikelola dengan baik di sekitar
lokasi dengan penyiraman jalan kerja terutama jalan ke lokasi kegiatan yang
berbatasan dengan aktifitas penduduk dan di musim kemarau.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-1
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

B. Pendekatan Sosial Ekonomi dan Budaya


Pengelolaan dampak lngkungan dengan pendekatan sosial ekonomi dan budaya
yang ditempuh antara lain :

1. Memprioritaskan tenaga kerja lokal (setempat) sesuai dengan spesifikasi


keahlian yang dibutuhkan seperti mandor, tukang batu, pekerja dan lainnya.
2. Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar guna
mencegah timbulnya konflik sosial;
3. Menghormati adat-istiadat setempat yang berlaku di dalam lingkungan
masyarakat sekitar proyek.

C. Pendekatan Institusi
Pendekatan institusi merupakan mekanisme kelembagaan yang akan ditempuh
pemrakarsa dalam menanggulangi dampak yang ditimbulkan seperti :

1. Kerjasama dengan instansi yang berkepentingan dan berkaitan dengan


pengelolaan lingkungan hidup;
2. Pengawasan terhadap hasil kerja untuk pengelolaan lingkungan hidup oleh
instansi yang berwenang;
3. Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.

Adapun rencana Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan rencana Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) rencana kegiatan Pembangunan pasar
Pariaman serta sarana prasarana lainnya akan diuraikan seperti berikut. Sementara
ringkasan/matrik UKL-UPL ini dapat dilihat pada Tabel 5.1 bagian akhir bab ini.

5.2. TAHAP KONSTRUKSI

5.2.1 Aspek Fisik-Kimia

A. Penurunan kualitas udara dan kebisingan

1. Tolok Ukur Dampak


 Mengacu ke Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
 Mengacu ke Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan dan Getaran

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-2
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Pengaturan pemakaian alat-alat berat secara tidak bersamaan.
 Penyiraman berkala di lokasi pekerjaan pada saat kondisi berdebu
(musim kemarau).
 Pengaturan waktu pelaksanaan pekerjaan yaitu jam 07.00 – 17.00.
 Jika di luar jam kerja, perlu diadakan musyawarah dengan
masyarakat/ pemerintah setempat
 Pelaksana kegiatan mengadakan sarana pembersih roda kendaraan
pada lokasi material, agar ceceran material sumber debu yang lebih
dominan tidak terbawa dan terlindas kendaraan.
 Untuk mencegah peningkatan emisi, maka kendaraan angkut (dump
truck) yang dioperasikan pelaksana kegiatan harus dalam kondisi baik
dan dilengkapi dengan knalpot yang memadai.
 Pelaksana kegiatan menutup bak kendaraan angkut dengan terpal
atau tinggi dari material yang diangkut tidak melebihi tinggi dinding
bak dump truck.
 Pelaksana kegiatan melakukan penyiraman jalan lingkungan yang
dilalui kendaraan angkut selama Tahap Konstruksi terutama di musim
kemarau.
 Pelaksana kegiatan dalam melakukan pematangan lahan (penggalian
dan penimbunan) dilakukan secara bertahap (tidak sekaligus) sesuai
dengan tahapan kegiatan.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Areal lingkup kerja lahan yaitu area pasar Pariaman
 Lokasi jalan yang digunakan memobilisasi material dan peralatan

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama kegiatan tahap konstruksi berlangsung.

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


 Pendataan terhadap efektifitas pelaksanaan pengelolaan dampak
 Pemeriksaan kualitas udara dan kebisingan

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


 Areal lingkup kerja lahan yaitu area pasar Pariaman
 Lokasi jalan yang digunakan memobilisasi material dan peralatan

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-3
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi pembangunan berlangsung.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Kesehatan Kota Pariaman
 Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala BLH Kota Pariaman

B. Gangguan Kemacetan

1. Tolok Ukur Dampak


 Mengacu ke SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK.726/AJ.307/DRJD/
2004 tentang Pedoman Teknis penyelenggaraan Angkutan Alat Berat di
Jalan
 Mengacu ke SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK. 727/AJ.307/DRJ/
2004 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan
 Jumlah dan frekwensi timbulnya kemacetan.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Menjamin truk pengangkut yang melewati jalan eksisting mematuhi
peraturan lalu lintas yang meliputi; beban, kecepatan, menjaga jarak
antar kendaraan dan saat mendahului.
 Berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Pariaman dalam hal
manajemen rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan.
 Bekerja sama dengan Polsek setempat/pihak ketiga lainnya untuk
mengatur lalu lintas terutama pada lokasi rawan macet dan
kecelakaan
 Menghindari menumpuk material dan memarkir peralatan berat yang
dapat mengganggu lalu lintas
 Konsultasi dengan warga lokal dalam upaya penempatan material dan
parkir kendaraan/peralatan berat
 Memasang rambu-rambu lalu lintas sementara pada lokasi rawan
kemacetan dan rawan kecelakaan lalu lintas, seperti :

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-4
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

HATI-HATI HATI-HATI
100 meter 50 meter
KENDARAAN KELUAR KENDARAAN KELUAR
MASUK PROYEK MASUK PROYEK

HATI-HATI
PINTU KELUAR-MASUK
PROYEK

Gambar 5.1
Contoh Rambu Informasi Proyek

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Ruas jalan yang akan dijadikan sebagai akses ke lokasi rencana kegiatan.

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama kegiatan mobilisasi material berlangsung

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


 Identifikasi / pengamatan terhadap besaran (lama/durasi dan
frekwensi) terjadinya kemacetan lalu lintas.
 Wawancara dengan masyarakat terkait dengan gangguan lalu lintas.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Sekitar areal jalan masuk/akses

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi pembangunan akses berlangsung.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Perhubungan Kota Pariaman
 Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala BLH Kota Pariaman

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-5
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

C. Penurunan Kualitas Air permukaan

1. Tolok Ukur Dampak


Tolok ukur dampak mengacu pada Peraturan Gubernur Sumatera Barat
Nomor 05 Tahun 2005, tentang Penetapan Kriteria Baku Mutu Sungai di
Provinsi Sumatera Barat.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Menyediakan sarana MCK/Toilet portabel (mobi MCK)
 Mengumpulkan sisa pelumas bekas atau cairan limbah B3 lainnya
hasil perawatan kendaraan dan peralatan proyek dengan mengguna-
kan wadah yang kedap, seperti drum.
 Cairan limbah B3 tersebut selanjutnya diserahkan kepada pihak
pengumpul resmi yang telah memiliki izin resmi (adanya kerja sama
dengan pihak ketiga).
 Pembuatan sistem drainase dengan dilengkapi bak penampung
lumpur/ sedimen.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Areal base camp/tapak kegiatan

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama tahap konstruksi

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


 Pengamatan terhadap upaya-upaya pengelolaan sebagaimana
disebutkan di atas.
 Pemeriksaan kualitas air di lokasi kegiatan dengan mengacu pada
Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 05 Tahun 2005, tentang
Penetapan Kriteria Baku Mutu Sungai di Provinsi Sumatera Barat.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Areal base camp/tapak kegiatan

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Selama tahap konstruksi.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-6
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Kesehatan Kota Pariaman
 Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala BLH Kota Pariaman

5.2.2 Aspek Sosial-Ekonomi

A. Peningkatan pendapatan

1. Tolok Ukur Dampak


 Upah minimum regional/provinsi.
 Karakter hubungan antar penduduk (interaksi sosial) di lokasi rencana
kegiatan.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Melakukan sosialisasi kebutuhan tenaga kerja secara jelas dan
transparan bagi pelaksanaan rencana kegiatan pada seluruh wilayah
yang terintegrasi.
 Mengutamakan kesempatan kerja bagi anggota masyarakat setempat
yang berpotensi berdasarkan spesifikasi teknis rencana kegiatan.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Kantor Camat Pariaman Tengah

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama mobilisasi tenaga kerja sampai berakhirnya kegiatan konstruksi.

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


 Pengamatan terhadap aktifitas perdagangan di sekitar lokasi pasar
 Melakukan observasi, FGD dan kuesioner terkait peningkatan
pendapatan masyarakat.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


 Areal base camp/tapak proyek
 Kantor Camat Pariaman Tengah

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-7
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi berlangsung.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pariaman
 Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala BLH Kota Pariaman

B. Kecemburuan sosial

1. Tolok Ukur Dampak


 Proporsi jumlah tenaga kerja lokal yang dilibatkan dalam tenaga
konstruksi.
 Jenis dan tingkat perubahan interaksi sosial di masyarakat seperti budaya,
adat dan agama.
 Sambutan atau keluhan dari masyarakat sekitar terkait dengan interaksi
sosial.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Kontraktor pelaksana mendaftarkan perusahaannya ke Dinas
Sosnakertrans Kota Pariaman.
 Melakukan sosialisasi kebutuhan tenaga kerja secara jelas dan
transparan bagi pelaksanaan rencana kegiatan pada seluruh wilayah
yang terintegrasi.
 Mengutamakan kesempatan kerja bagi anggota masyarakat setempat
yang berpotensi berdasarkan spesifikasi teknis rencana kegiatan.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Kantor Camat Pariaman Tengah

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama mobilisasi tenaga kerja sampai berakhirnya kegiatan konstruksi.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-8
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


 Pendataan dan analisis terhadap ketersediaan tenaga kerja yang
dapat diisi oleh tenaga kerja lokal.
 Pendataan dan analisis terhadap implementasi dari pengelolaan di
atas.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


 Areal base camp
 Kantor Camat Pariaman Tengah

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi berlangsung.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pariaman
 Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala BLH Kota Pariaman

5.3. TAHAP PASCA KONSTRUKSI

5.3.1 Aspek Fisik kimia

A. Air Permukaan

1. Tolok Ukur Dampak


Tolok ukur dampak mengacu pada Peraturan Gubernur Sumatera Barat
Nomor 05 Tahun 2005, tentang Penetapan Kriteria Baku Mutu Sungai di
Provinsi Sumatera Barat.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Membuat perangkap sedimen (sedimen trap) pada saluran drainase
lingkungan sebelum masuk ke badan perairan umum (sungai).
 Perawatan secara berkala terhadap saluran beserta perangkap
sedimen agar kinerja drainase tetap optimal.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-9
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

 Pembangunan IPAL di lokasi kegiatan.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


tapak kegiatan

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama tahap pasca konstruksi

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


 Pengamatan terhadap upaya-upaya pengelolaan sebagaimana
disebutkan di atas.
 Pemeriksaan kualitas air di lokasi kegiatan dengan mengacu pada
Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 05 Tahun 2005, tentang
Penetapan Kriteria Baku Mutu Sungai di Provinsi Sumatera Barat.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Areal base camp/tapak kegiatan

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Selama tahap konstruksi.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Kesehatan Kota Pariaman
 Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala BLH Kota Pariaman

B. Limbah padat

1. Tolok Ukur Dampak


 Kehadiran sampah (limbah padat) di sembarangan tempat pada lokasi
kegiatan dan sekitar lokasi kegiatan.
 ketersediaan sarana pengumpul sampah yang memadai.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-10
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

 Menyediakan sarana pengumpul sampah sementara atau tong-tong


sampah dengan jumlah yang memadai.
 Bekerja sama dengan Dinas Kerbersihan dan Pertamanan Kota
Pariaman, terkait pengelolaan limbah padat lebih lanjut.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


tapak kegiatan

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama tahap pasca konstruksi

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


 Inventarisasi / pendataan atas kehadiran sampah (limbah padat) di
sembarangan tempat pada lokasi kegiatan dan sekitar lokasi kegiatan.
 Inventarisasi / pendataan atas ketersediaan sarana pengumpul
sampah pada lokasi kegiatan dan sekitar lokasi kegiatan.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Areal base camp/tapak kegiatan

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Selama tahap konstruksi.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Kesehatan Kota Pariaman
 Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala BLH Kota Pariaman

C. Kepadatan Lalu Lintas

1. Tolok Ukur Dampak


Jumlah dan frekwensi timbulnya kasus-kasus yang berkaitan dengan
gangguan lalu lintas, seperti kemacetan, kecelakaan dan sebagainya.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-11
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup


 menjadikan jalan Bagindo Aziz Chan menjadi 1 (satu) arah,
 memisahkan akses masuk dan keluar lokasi pasar
 menertibkan kendaraan yang parkir sembarangan
 menghindari bongkar muat barang dagangan pada jam-jam sibuk
 menempatkan petugas pada titik-titik lokasi yang rawan gangguan
lalu lintas

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


tapak kegiatan

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama tahap pasca konstruksi

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


 Identifikasi / pengamatan terhadap besaran (lama/durasi dan
frekwensi) terjadinya kepadatan lalu lintas.
 Wawancara dengan masyarakat terkait dengan gangguan lalu lintas.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Areal base camp/tapak kegiatan

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Selama tahap pasca konstruksi.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Perhubungan Kota Pariaman
 Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala BLH Kota Pariaman

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-12
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

D. Penurunan Kualitas Udara dan kebisingan

1. Tolok Ukur Dampak


 Mengacu ke Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara.
 Mengacu ke Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan dan Getaran

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Terlaksananya upaya pengelolaan terhadap dampak kemacetan dan
kepadatan secara efektif, sebagaimana disebutkan di atas.
 Melakukan penghijauan dengan menanam pohon-pohon pelindung
terutama di sepadan lokasi pasar

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Areal lingkup kerja lahan yaitu area pasar Pariaman

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama kegiatan tahap pasca konstruksi berlangsung.

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


 Pendataan terhadap efektifitas pelaksanaan pengelolaan dampak
 Pemeriksaan kualitas udara dan kebisingan

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


 Areal lingkup kerja lahan yaitu area pasar Pariaman

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi pembangunan berlangsung.

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Kesehatan Kota Pariaman
 Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala BLH Kota Pariaman

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-13
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

E. Bahaya kebakaran

1. Tolok Ukur Dampak


Tidak adanya kebakaran yang terjadi di lokasi pasar Pariaman

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Memasang racun api bentuk powder sebagai antisipasi pertama jika
terjadi kebakaran di tempat-tempat strategis.
 Memasang rambu tanda peringatan bahaya kebakaran di tempat-
tempat strategis
 Semua perlengkapan listrik yang akan dipakai disesuaikan dengan
standar kode yang umum dipakai (IP Electrical Safety Code)
 Melengkapi pasar dengan sistem penangkal petir grounding.
 Menerapkan disiplin kerja bagi pedagang
 Pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran bagi karyawan pasar
Pariaman
 Menyediakan hidran di beberapa titik lokasi halaman Pasar Pariaman
sebagai pasokan air untuk penyiraman.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Tempat-tempat yang berkaitan dengan sumber listrik, seperti genset,
gardu listrik dan panel-panel listrik.

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama kegiatan tahap pasca konstruksi berlangsung.

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


Pendataan terhadap efektifitas pelaksanaan pengelolaan dampak yang
mencakup, keberadaan dan kelayakan secara berkala

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Tempat-tempat yang berkaitan dengan sumber listrik, seperti genset,
gardu listrik dan panel-panel listrik.

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi pembangunan berlangsung.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-14
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 BPBD Kota Pariaman
 Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala BLH Kota Pariaman

5.3.2 Aspek Sosial – ekonomi

A. Kecumburuan sosial

1. Tolok Ukur Dampak


Distribusi perolehan kios pedagang yang mengikuti aturan-aturan yang telah
disepakati.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Melakukan sosialisasi aturan atau teknis pembagian/penjualan kios
bagi pedagang secara terbuka.
 Memprioritaskan bagi pedagang lama terutama pedagang yang
memiliku ”kartu kuning” untuk mendapatkan kios.

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Kantor Camat Pariaman Tengah

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama pembagian/penjualan kios berlangsung.

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


Pengamatan terhadap perolehan kios pedagang yang mengikuti aturan-
aturan yang telah disepakati.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Areal kios-kios di Pasar Pariaman

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi berlangsung.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-15
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Dinas Koperindag Kota Pariaman
 Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala BLH Kota Pariaman

B. Peningkatan Pendapatan

1. Tolok Ukur Dampak


 Aktifitas perdagangan masyarakat
 Perolehan PAD.

2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup


 Terlaksananya upaya-upaya pengelelolaan yang efektif terhadap
dampak-dampak di atas dengan baik.
 Menumbuhkembangkan usaha-usaha perekonomian masyarakat,
seperti pemberian pinjaman lunak

b. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Areal lokasi rencana pembangunan pasar

c. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Selama tahap pasca konstruksi (operasional).

3. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

a. Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup


 Pengamatan terhadap aktifitas perdagangan
 Pengamatan terhadap perolehan PAD

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


 Areal pasar Pariaman
 DPKAD Kota Pariaman

c. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Pemantauan dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan dan dilaporkan setiap 6
(enam) bulan selama Tahap Konstruksi berlangsung.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-16
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

4. Institusi Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


1) Pelaksana : Pemrakarsa (Dinas PUPR Kota Pariaman) selaku
pemilik/penanggung jawab kegiatan.
2) Pengawas :  Aparat desa/kelurahan dan kecamatan
 Koperindag Kota Pariaman
 Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pariaman
3) Pelaporan : Walikota Pariaman c.q. Kepala BLH Kota Pariaman

Pada Tabel 5.1 di bagian akhir bab ini disajikan ringkasan (matrik) UKL-UPL rencana
Pembangunan Pasar Pariaman

5.4. IZIN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Berdasarkan peluang dampak lingkungan rencana pembangunan Pasar Pariaman,


bentuk penanganan/mitigasi diantaranya melakukan penyimpanan seluruh limbah
minyak pelumas bekas pada Gudang Limbah B3 selama kegiatan tahap konstruksi.

Sehubungan dengan perlakuan bagi limbah B3, izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang dibutuhkan adalah Izin Penyimpanan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (limbah B3) pada lingkungan kerja workshop/base camp.
Limbah B3 pelaksana kegiatan (kontraktor) sebelum diserahkan kepada pihak
pengumpul yang memiliki izin resmi.

5.5. REKOMENDASI

Jumlah pedagang yang akan dipindahkan ke lokasi pasar penampungan sementara


terdiri dari atas pedagang tetap (terdaftar dan pedagang musiman. Lokasi
penampungan sementara ditetapkan di jalan Sutan Syahrir. Lokasi pasar sementara
yang direncanakan masih tergolong dalam wilayah terbangun kota. Penetapan lokasi
pasar sementara tersebut didasarkan pada pertimbangan antara lain:

a. Kondisi bangunan penampungan sementara hanya bersifat non permanen dan


besarnya kontruksi berdasarkan pentujuk yang telah ditetapkan.
b. Lokasi terletak disekitar pasar yang akan dibangun/lama (pasar pariaman)
c. Sepanjang jalur ini cukup mampu menampung jumlah pedagang.
d. Aksesibilitas mudah dimana aksesibilitas tidak jauh dari jalur transportasi umum.
e. Tersedia utilitas
f. Jalur jalan sutan syahrir dijadikan satu jalur
g. Lebar kios penampungan 1,5 m
h. Jarak tempat penampungan dengan pemotongan unggas minimal 10 m

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-17
Bab V – Upaya Pengelolaan dan Pemantauan LH
Dok. UKL-UPL “Rencana Pembangunan Pasar Pariaman Kota Pariaman

i. Lokasi tempat TPS minimal berjarak 10 m.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pariaman Hal. V-18
P Bab III – Deskripsi Lokasi Kegiatan
 Laporan Antara “Kajian UKL/ UPL Pengendalian Banjir Batang Palangai Balai Selasa”

Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat


Hal. III-19

Anda mungkin juga menyukai