Anda di halaman 1dari 58

KAJIAN UKL/ UPL PASAR

SAPURAN

I. LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Umum
I.1.1 Uraian Pendahuluan
Aktivitas perdagangan di Kecamatan Sapuran sebagaimana aktivitas
perdagangan pada umumnya di wilayah Wonosobo, masih didominasi
oleh pedagang kecil yang memanfaatkan fasilitas pasar seperti toko,
kios maupun los. Kondisi sektor perdagangan di Kota Sapuran
menunjukkan peningkatan yang sangat pesat dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun belakangan ini, hal ini seiring dengan meningkatnya perekonomian
di wilayah Kecamatan Sapuran.
Keberhasilan program pengembanganan sektor perdagangan sangat
dipengaruhi oleh kondisi fasilitas pasar, fasilitas transportasi,
telekomunikasi dan perbankan dalam arti kualitas dan kuantitas. Oleh
sebab itu, program pengembangan sektor perdagangan sangat
tergantung dengan program pengembangan fasilitas pendukungnya.
Dengan demikian, roda perekonomian daerah akan dapat berkembang
dengan lebih dinamis dan pada gilirannya akan mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah.
Dari uraian diatas, program pembangunan Pasar Sapuran merupakan
salah satu program prioritas dalam upaya peningkatan ekonomi
masyarakat. Beberapa hal yang melatar belakangi program pembangunan
Pasar Sapuran ini adalah:
1) Kondisi sarana Pasar Sapuran sudah tidak sesuai dengan
perkembangan penduduk dan ekonomi masyarakat.
2) Untuk menjamin kepastian bagi pedagang sektor informal yang saat
ini menjadi sumber kesemrawutan lokasi pasar yang terletak di Jalan
provinsi.
3) Menunjang Perekonomian daerah yang merupakan salah satu Visi
dan Misi Kabupaten Wonosobo
Mengingat rencana pembangunan tersebut akan mengakibatkan
dampak lingkungan, maka perlu dilakukan langkah pengendalian dampak
terhadap lingkungan. Pengendalian dampak terhadap lingkungan ini

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 1
KAJIAN UKL/ UPL PASAR
SAPURAN

merupakan cara yang sangat efektif dalam rangka melaksanakan


pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan
lingkungan merupakan upaya sadar dan berencana mengelola sumber
daya secara bijaksana untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup
masyarakat Indonesia. Sehingga hasil akhir yang diinginkan adalah
terciptanya pembangunan yang berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan.
Oleh karena itu sebelum melakukan kegiatan konstruksi dan
operasiPasar Kota Sapuran, terlebih dahulu pemrakarsa dalam
hal in i Dinas Perindagkop (Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil
dan Menengah) Kab. Wonosobo, sebagai Pemrakarsa Kegiatan yang
wajib melaksanakan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup seperti yang tercantum dalam dokumen tersebut, kegiatan harus
menyusun Dokumen UKL dan UPL untuk menjamin tercapainya
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
Untuk lebih memantapkan pelaksanaan pembangunan yang
berwawasan lingkungan dan dapat meminimalkan dampak negatif yang
akan timbul, maka perlu dilakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Kegiatan penyusunan UKL
dan UPL terhadap kegiatan Pasar Sapuran mengacu pada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No.10/PRT/M/2008 tentang Penetapan Jenis
Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib
Dilengkapi dengan UKL dan UPL, Surat Edaran Menteri Negara
Lingkungan Hidup No.B-1234/MENLH/08/1999, tentang kegiatan yang
wajib UKL dan UPL. Sedangkan penyusunan terhadap dokumen UKL dan
UPL tersebut harus berpedoman kepada Kep Men LH No. 86
Tahun 2002, tentang penyusunan UKL dan UPL.
I.1.2 Alasan Kegiatan Dilaksanakan
Sesuai dengan yang tertuang pada pasal 3 ayat (4) PP No.
27/1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
maka bagi rencana usaha dan/atau kegiatan yang tidak
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup atau
secara teknologi dampak penting yang timbul dapat dikelola,

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 2
KAJIAN UKL/ UPL PASAR
SAPURAN

diwajibkan melakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan


Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL dan UPL).
1.2 Maksud dan Tujuan
a. Maksud Kegiatan
Maksud dari kegiatan Kajian UKL/UPL PASAR SAPURAN ini adalah untuk
terbangunnya pasar yang berwawasan lingkungan serta pembangunan
sarana pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus
tetap memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungannya.
b. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen/Kajian UKL dan
UPL terkaitt dengan pelaksanaan kegiatan Pembangunan Pasar Sapuran di
Kabupaten Wonosobo.
1.3 Sasaran
Sasaran yang harus dicapai dengan Kajian UPL/UKL Pasar Sapuran
KABUPATEN WONOSOBO ini adalah:
a. Tersedianya Dokumen Lingkungan Pembangunan Pasar Sapuran bagi
KABUPATEN WONOSOBO;
b. Tersedianya dokumen kajian lingkungan untuk perencanaan pembangunan
Pasar yang terkait.
Sasaran dari kegiatan penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) kegiatan Pasar Sapuran ini antara
lain:
1. Tersedianya acuan dalam upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan terkait dengan pelaksanaan kegiatan Pembangunan Pasar
Sapuran dimulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi.
2. Menyusun dokumen UKL dan UPL dari kegiatan Infrastruktur Pasar yang
berisikan mengenai informasi penting setiap jenis kegiatan pembangunan
yang dapat menimbulkan dampak potensial terhadap lingkungan di
sekitar lokasi kegiatan sesuai dengan kaedah - kaedah penyusunan
UKL dan UPL yang berlaku.
3. Melakukan pembahasan materi UKL dan UPL dengan para stakeholder
terkait.
4. Mendapatkan rekomendasi UKL dan UPL dari instansi yang berwenang
CV. Tiga Dimensi
Konsultan Perencana Hal 3
KAJIAN UKL/ UPL PASAR
SAPURAN

mengesahkannya.
5. Menyerahkan dokumen UKL dan UPL tersebut kepada Dinas Perdagangan
Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah KABUPATEN WONOSOBO
1.4 Lokasi Kegiatan
Lokasi Kegiatan dalam rangka penyusunan Kajian UKL & UPL Pasar
Sapuran ini berlokasi di Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo.
1.5 Lingkup Pekerjaan
Lingkup kegiatan/pekerjaan yang tercakup dalam kerangka acuan kerja ini
adalah :
a. Melakukan persiapan dan koordinasi tim, yang meliputi:
- Melakukan koordinasi dan mengumpulkan data, informasi dan
memahami Master Plan Pasar Sapuran.
- Pengumpulan data awal, data primer dan sekunder, buku buku
referensi yang berhubungan dengan pekerjaan ini sebagai bahan
referensi medan/lapangan dan untuk penyempurnaan program kerja
sehingga akan dicapai suatu hasil pekerjaan yang maksimal,
- Melakukan penyiapan personil,
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan,
- Melakukan orientasi lapangan dan penyamaan persepsi,
- Menyusun rencana kerja.
b. Melakukan koordinasi dengan pengguna jasa maupun para stakeholder
terkait masalah pengelolaan lingkungan.
c. Melakukan kegiatan pengumpulan data primer dan sekunder baik melalui
instansi terkait, masyarakat di sekitar lokasi kegiatan maupun hasil
observasi langsung di lokasi kegiatan.
d. Melakukan identifikasi dan menyajikan informasi komponen - komponen
rencana kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap
lingkungan, antara lain :

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 4
- Kegiatan yang menjadi sumber dampak terhadap lingkungan,
- Jenis dampak terhadap lingkungan hidup yang terjadi,
- Ukuran yang menyatakan besaran dampak,
- Hal - hal lain yang perlu disampaikan untuk menjelaskan
dampak lingkungan yang akan terjadi akibat kegiatan Pembangunan
Pasar Sapuran.
e. Menguraikan secara rinci mengenai upaya pengelolaan lingkungan yang
harus dilaksanakan oleh pemrakarsa, antara lain :
- Langkah – langkah yang dilakukan untuk mencegah dan mengelola
dampak termasuk upaya menangani dan menanggulangi
keadaan darurat.
- Kegiatan pemantauan yang dilakukan untuk mengetahui
efektivitas pengelolaan dampak dan ketaatan terhadap peraturan di
bidang lingkungan hidup.
- Tolok ukur yang digunakan untuk mengukur efektivitas
pengelolaan lingkungan hidup dan ketaatan terhadap peraturan
di bidang lingkungan hidup.
f. Menguraikan secara rinci mengenai mekanisme pelaporan dari
pelaksanaan UKL dan UPL pada saat rencana kegiatan dilaksanakan dan
pada saat pengoperasian.
g. Kegiatan penyusunan UKL dan UPL P embangunan Pasar Sapuran
dilaksanakan mulai dari tahapan pengisian formulir isian UKL dan UPL yang
berisikan informasi mengenai identitas pemrakarsa kegiatan, rencana
kegiatan, dampak lingkungan yang akan terjadi, program pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup sampai dengan tahap pengesahannya.
h. Melakukan Di skusi dan Asi ste nsi/ Rapat Pembahasan, dengan peserta
dai instansi terkaii sesuai petunjuk Pemberi Tugas. Adapun laporan yang
dilakukan pembahasan adalah :
- Laporan Pendahuluan
- Konsep Laporan Akhir
Pembahasan dan diskusi dilakukan sebelum Laporan-laporan tersebut
diserahkan kepada Pengguna Jasa. Pembahasan dilakukan dengan

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 5
mengundang instansi terkait sesuai petunjuk Pemberi Tugas dengan
pembiayaan di tanggung konsultan, terdiri dari biaya transport peserta,
konsumsi dan snack serta penyediaan bahan materi pembahasan
i. Menyerahkan Dokumen UKL & UPL
Penyedia Jasa harus menyerahkan Dokumen Kajian UKL & UPL P a s ar
Sap uran yang sudah mendapat Pengesahan/Legalitas dari instansi
berwenang paling lambat selama 60 (enam puluh) hari kalender atau 2
(dua) bulan kalender dari SPMK.
1.6 Apresiasi dan Inovasi
Dalam pengelolaan lingkungan dampak pembangunan yang digunakan
dalam penyusunan UKL & UPL pada dasarnya dilakukan upaya pencegahan
sebagai berikut :
- Pengelolaan lingkungan bertujuan untuk menghindari atau mencegah
dampak negatif lingkungan, melalui cara rekayasa teknologi.
- Pengelolaan lingkungan bertujuan untuk menanggulangi, mengeliminir atau
mengendalikan dampak negatif yang muncul pada saat tahap pra
konstruksi, konstruksi maupun tahap pasca konstruksi.
- Pengelolaan lingkungan bertujuan untuk memberikan pertimbangan
ekonomis, sebagai dasar pemberian kompensasi atas sumber daya
yang tidak dapat dipulihkan kembali, baik dalam artian fisik, ekonomi
dan sosial.
Program pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan ditunjukan untuk
menekan/meminimalkan dampak negatif yang terjadi dan memaksimalkan
dampak positif terhadap lingkungan hidup. Pendekatan yang dilakukan dapat
berupa pendekatan teknologi, sosial ekonomi- budaya dan institusi, yakni :
1. Pendekatan Teknologi
Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan teknologi, pada
prinsipnya merupakan upaya untuk mencegah, mengendalikan dan
menanggulangi dampak penting lingkungan yang bersifat negatif dan
mengembangkan dampak positif yang terjadi, dengan memanfaatkan
rekayasa teknik atau teknologi yang saling menguntungkan antara
pembangunan dengan lingkungan sekitarnya. Pada pendekatan teknologi,

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 6
pengelolaan dampak lingkungan dilakukan dengan memanfaatkan
rekayasa teknologi yang tepat, yaitu dengan cara membatasi atau
mengisolasi dampak yang terjadi.
2. Pendekatan Sosial Ekonomi
Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan sosial ekonomi,
merupakan langkah-langkah yang akan ditempuh pemrakarsa dalam upaya
menanggulangi dampak penting, melalui tindakan-tindakan yang
berlandaskan interaksi sosial, dan bantuan peran dari pemerintah.
Dengan demikian, upaya untuk mengelola dampak dengan pendekatan
sosial ekonomi, diharapkan mampu untuk menanggulangi dampak negatif
akibat pembangunan. Alternatif pengelolaan lingkungan yang dilakukan
dengan cara pendekatan sosial ekonomi, antara lain :
a. Melibatkan masyarakat disekitarnya, untuk ikut serta berperan aktif
dalam pengelolaan lingkungan.
b. Memprioritaskan penggunaan tenaga kerja dari sekitar lokasi, atau
memberikan manfaat kesempatan kerja yang dapat dinikmati oleh
masyarakat sekitarnya.
c. Menjalin koordinasi yang harmonis antara pemrakarsa dengan
masyarakat setempat, dalam pembina hubungan interaksi sosial.
d. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi secara berkala kepada
masyarakat di Kecamatan Sapuran dan Sambutan dengan adanya
pembangunan Pasar Sapuran Wonosobo.
3. Pendekatan Institusi
Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan institusi, adalah
upaya pengelolaan dengan memanfaatkan mekanisme kelembagaan
yang ada, alternatif yang dilakukan antara lain :
a. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan instansi-instansi yang
berkepentingan dan berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup,
terutama dalam hal penanganan dampak negatif.
b. Memberi kewenangan pengawasan yang penuh terhadap hasil unjuk
kerja pengelolaan lingkungan hidup, kepada instansi yang
berwewenang.

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 7
c. Memberikan pelaporan hasil pengelolaan lingkungan hidup, secara
berkala kepada instansi yang berkepentingan.
d. Menjalin kerjasama dengan instansi teknis, berkaitan dengan
pemberian penyuluhan secara berkala tentang menjaga kelestarian
lingkungan.
1.7 Metodologi
1.7.1 Peraturan Perundangan Mengenai UKL/UPL
Sebagai landasan dalam penyusunan Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Kegiatan
Pembangunan Pasar adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 11 Tahun 1974, tentang Pengairan
2. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Sistemnya.
3. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
4. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Dearah
5. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang.
6. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991, tentang Sungai
7. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999, tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan
8. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan
kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 718/MENKES/Per/XI/1987,
tentang Kebisisngan yang Berhubungan dengan Kesehatan.
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/Per/IX/1990,
tentang Syarat-Syarat dan pegawasan Kualitas Air Bersih.
11. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 296/KPTS/1996,
tentang Pedoman Teknis Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
12. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 377/KPTS/1996, tentang
Petunjuk Tata Laksana Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Departemen Pekerjaan Umum.
13. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 481/KPTS/1996,
CV. Tiga Dimensi
Konsultan Perencana Hal 8
tentang penetapan jenis Kegiatan bidang pekerjaan Umum yang
Wajib Dilengkapi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL).
14. Keputusan Meteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/Per/2002,
tentang Syarat-Syarat Pengawasan Air Minum.
15. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 86 Tahun 2002,
tentang Pedoman Pelaksanaan UPL dan UKL
1.7.2 Kewajiban Dokumen UKL dan UPL
Kewajiban ketersediaan dokumen Amdal berikut UKL dan
UPL didasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51
Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang
ditetapkan tanggal 23 Oktober 1993. Peraturan Pemerintah ini sering
disebut juga sebagai upaya "deregulasi Amdal", karena umumnya lebih
sederhana jika dibandingkan dengan peraturan yang lama yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 (yang kemudian dicabut
dengan dikeluarkannya P Nomor 51 Tahun 1993 ini). Berdasarkan PP
Nomor 51 Tahun 1993 dokumen Amdal yang ada hanya ANDAL (Analisis
Dampak Ungkungan), RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan
RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan). Jadi bentuk dokumen seperti
PIL (Penyajiar. Informasi Lingkungan), PEL (Penyajian Evaluasi
Lingkungan). dan SEL (Studi Evaluasi Lingkungan) sudah tidak
digunakan lagi sejak 23 Oktober 1993.
Menurut PP Nomor 51 Tahun 1993 Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan merupakan bagian kegiatan studi kelayakan rencana usaha
atau kegiatan. Hasil analisis mengenai dampak lingkungan ini digunakan
sebagai bahan perencanaan pembangunan wilayah. Usaha atau
kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan meliputi:
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
b. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbarui maupun yang tak
terbarui
c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
pemborosan, kerusakan, dan kemerosotan sumber daya alam dalam
CV. Tiga Dimensi
Konsultan Perencana Hal 9
pemanfaatannya
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi
lingkungan sosial dan budaya
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi
pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan atau
perlindungan cagar budaya
f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jasad renik g.
Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati
g. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar
untuk mempengaruhi lingkungan
h. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan mempengaruhi
pertahanan negara
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Republik
Indonesia telah mengeluarkan keputusan nomor : KEP 056 Tahun 1994
tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. Menurut
keputusan ini ukuran dampak penting terhadap lingkungan perlu disertai
dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:
a. ahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan berkaitan
secara relative dengan besar kecilnya rencana usaha atau kegiatan,
hasil guna dan daya gunanya, bila rencana usaha atau kegiatan
tersebut dilaksanakan.
b. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan dapat pula
didasarkan pada dampak usaha atau kegiatan tersebut terhadap
salah satu aspek lingkungan saja, atau dapat juga terhadap
kesatuan dan tata kaitannya dengan aspek-aspek lingkungan
lainnya dalam batas wilayah studi yang telah ditentukan.
c. Bahwa penilaian pentingnya dampak terhadap lingkungan atas dasar
kemungkinan timbulnya dampak positif atau dampak negatif tak boleh
dipandang sebagai faktor yang masing-masing bisa berdiri sendiri,
melainkan harus diperhitungkan bobotnya guna dipertimbangkan
hubungan timbal baliknya untuk mengambil keputusan.
Pedoman mengenai ukuran dampak penting menurut keputusan
ini adalah sebagai berikut;

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 10
a. Jumiah Manusia yang Akan Terkena Dampak
Setiap rencana usaha atau kegiatan mempunyai sasaran
sepanjang menyangkut jumiah manusia yang diperkirakan akan
menikmati manfaat dari rencana usaha atau kegiatan itu bila nanti
usaha atau kegiatan tersebut dilaksanakan. Namun demikian,
dampak lingkungan, baik yang bersifat negatif maupun positif yang
mungkin ditimbulkan oleh suatu usaha atau kegiatan, dapat dialami
oleh baik sejumiah manusia yang termasuk maupun yang tak
termasuk dalam sasaran rencana usaha atau kegiatan.
Mengingat pentingnya manusia yang akan terkena dampak
mencakup spek yang luas, maka kriteria dampak penting dikaitkan
dengan sendi-sendi kehidupan yang di kalangan masyarakat luas
berada dalam posisi atau mempunyai nilai yang penting. Karena itu,
dampak lingkungan atau suatu rencana usaha atau kegiatan, yang
penentuannya didasarkan pada perubahan sendi-sendi kehidupan
pada masyarakat tersebut dan jumlah manusia yang terkena dampak
menjadi penting bila: manusia di wilayah studi ANDAL yang
terkena dampak lingkungan tetapi tidak menikmati manfaat dari
usaha atau kegiatan, jumiahnya sama atau lebih besar dari jumiah
manusia yang menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan di
wilayah studi.
Adapun yang dimaksud dengan manfaat dari usaha atau
kegiatan adalah manusia yang secara langsung menikmati produk
suatu rencana usaha atau kegiatan dan atau yang diserap secara
langsung sebagai tenaga kerja pada
rencana usaha atau kegiatan.
b. Luas Wilayah Persebaran Dampak
Luas wilayah persebaran dampak merupakan salah satu faktor
yang dapat menentukan pentingnya dampak terhadap lingkungan.
Dengan demikian dampak lingkungan suatu rencana usaha atau
kegiatan bersifat penting bila: rencana usaha atau kegiatan
mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami perubahan
mendasar dan segi intensitas idampak, atau tidak berbaliknya
CV. Tiga Dimensi
Konsultan Perencana Hal 11
dampak, atau segi kumulatif dampak.
c. Lamanya Dampak Berlangsung
Lingkungan atau suatu rencana usaha atau kegiatan dapat
berlangsung pada suatu tahap tertentu atau pada berbagai tahap
dari kelangsungan usaha atau kegiatan. Dengan kata lain dampak
suatu usaha atau kegiatan ada yang berlangsung relatif singkat,
yakni hanya pada tahap tertentu dari siklus usaha atau kegiatan
(perencanaan, konstruksi, operasi, pasca operasi) ; namun ada pula
yang berlangsung relatif lama, sejak tahap konstruksi hingga masa
pasca operasi usaha atau kegiatan. Berdasarkanp engertian ini
dampak lingkungan bersifat penting bila: rencana usaha atau
kegiatan mengakibatkan timbulnya perubahan mendasar dari segi
intensitas dampak atau tidak berbaliknya dampak, atau segi
kumulatif dampak, yang berlangsung hanya pada satu atau lebih
tahapan kegiatan.
d. Intensitas Dampak
Intensitas dampak mengandung pengertian perubahan
lingkungan yang timbul bersifat hebat, atau drastis, serta
berlangsung di areal yang relatif luas, dalam kurun waktu yang
relatif singkat. Dengan demikian dampak lingkungan tergolong
penting bila:
1) Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan
pada sifat-sifat fisik dan atau hayati lingkungan yang
melampaui baku mutu lingkungan menurut peraturan
perundang-undang yang berlaku
2) Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan
mendasar pada komponen lingkungan yang melampaui kriteria
yang diakui, berdasarkan pertimbangan ilmiah
3) Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkans pesies-
spesiesy ang langka dan atau endemik, dan atau dilindungi
menurut peraturan perundang - undangan yang berlaku
terancam punah ; atau habitat alaminya mengalami kerusakan
4) Rencana usaha atau kegiatan menimbulkan kerusakan atau

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 12
gangguan terhadap kawasan lindung (hutan lindung, cagar alam,
taman nasional, suaka margasatwa, dan sebagainya) yang telah
ditetapkan rnenurut peraturan perundang-undangan
5) Rencana usaha atau kegiatan akan merusak atau
memusnahkan benda- benda dan bangunan peninggalan
sejarah yang bemilai tinggi
6) Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan
konflik atau kontroversi dengan masyarakat, pemerintah
daerah, atau pemenntah pusat ; dan atau menimbulkan konflik
atau kontroversi di kalangan masyarakat, pemerintah daerah
atau pemerintah pusat
7) Rencana usaha atau kegiatan mengubah atau memodifikasi
area) yang mempunyai nilai keindahan alami yang tinggi
e. Banyaknya Komponen Lingkungan Lain yang Terkena Dampak
Mengingat komponen lingkungan hidup pada dasamya tidak ada
yang berdiri sendiri, atau dengan kata lain satu sama lain saling
terkait dan pengaruh mempengaruhi, maka dampak pada suatu
komponen lingkungan umumnya berdampak lanjut pada komponen
lingkungan lainnya. Atas dasar pengertian ini dampak tergolong
penting bila: Rencana usaha atau kegiatan menimbulkan dampak
sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang jumiah komponennya
Iebih atau sama dengan komponen lingkungan yang terkena dampak
primer.
f. Sifat Kumulatif Dampak
Kumulatif mengandung pengertian bersifat bertambah,
bertumpuk, atau bertimbun. Dampak suatu usaha atau kegiatan
dikatakan bersifat kumulatif bila. pada awalnya dampak tersebut
tidak tampak atau dianggap tidak penting, tetapi karena aktivitas
tersebut bekerja berulang kali atau terus menerus, maka lama
kelamaan dampaknya bersifat kumulatif. Dengan demikian dampak
suatu usaha atau kegiatan tergolong penting bila:
1) Dampak Iingkungan berdangsung berulang kali dan terus
menerus, sehingga pada kurun waktu tertentu tidak dapat

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 13
diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang menerimanya
2) Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu ruang
tertentu, sehingga tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam
atau sosial yang menerimanya
3) Dampak lingkungan dan berbagai sumber kegiatan
menimbulkan efek yang saling memperkuat (sinergetik)
g. Berbalik atau Tidak Berbaliknya Dampak
Dampak kegiatan terhadap lingkungan ada yang bersifat dapat
dipulihkan, namun ada pula yang tidak dapat dipulihkan walau
dengan intervensi manusia sekalipun. Dalam hal ini maka dampak
bersifat penting bila: Perubahan yang akan dialami oleh suatu
komponen lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali walaupun
dengan intervensi manusia.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor KEP-11/MENLH/3/94 tentang Jenis
Usaha atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan, daftar kegiatan wajib Amdal untuk
bidang Pekerjaan Umum adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan Bendungan atau Waduk dengan tinggi ≥ 15 m
atau luas genangan ≥ 100 ha
2. Pengembangan Daerah Irigasi dengan luas yang diairi ≥ 2000 ha
3. Pengembangan Daerah R awa Pasang Surut/Lebakd engan luas
≥ 5000 ha
4. Pengamanan pantai, dikota besar dengan ≥ 500.000 penduduk
5. Perbaikan sungai, dikota besar dengan ≥ 500.000 penduduk
6. Kanalisasi / Kanal banjir dikota besar dengan panjang ≥ 5 km
atau lebar > 20 m
7. Kanalisasi selain no 6 (Pantai, Rawa atau lainnya) dengan
panjang ≥ 25 km atau lebar ≥ 50 m
8. Pembangunan jalan tol dan jalan laying
9. Pembangunanja lan raya dengan panjang > 25 km
10. Pembangunan dan peningkatan jalan dengan pelebaran diluar
daerah milik jalan kota besar dan metropolitan yang

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 14
berfungsi arteri atau kolektor dengan panjang > 5 km atau luas ≥
5 ha
11. Pengolahan sampah dengan incinerator dengan ≥ 800 ton/hari
12. Pembuangan sampah dengan sistem control landfill dan sanitary
landfill dengan ≥ 800 ton/hari
13. Pembuangan sampah dengan sisten open dumping dengan
≥ 80 ton/hari
14. Pembuangan sistem drainase dengan saluran dikota
metropolitan dan besar dengan saturan primer panjang ≥ 5 km
15. Air Limbah : Pembuangan IPAL untuk pemukiman dengan luas ≥
50 ha, Pembangunan sistem sewerage dengan pelayanan ≥ 2500
ha
16. Pengambilan air dari danau, sungai, mata air, atau sumber air
lainnya dengan debit ≥ 2 m3/detik
17. Pembangunan perumahan dan pemukiman umum dengan luas ≥
200 ha
18. Peremajaan kota dengan luas ≥ 5 ha
19. Gedung bertingkat I apartemen dengan tinggi ≥ 60 m
1.7.3 Kewajiban UKL dan UPL
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor: KEP-12/ MENLH/3/94 tanggal 19 Maret
1994, lampiran Mll dan IV tentang Pedoman Umum Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Rencana usaha atau kegiatan yang tidak ada dampak pentingnya,
dan atau secara teknologi sudah dapat dikelola dampak pentingnya
diharuskan melakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuai dengan yang
ditetapkan didalam syarat- syarat perizinannya menurut peraturan
yang berlaku.
Berdasarkan ketentuan tersebut, oleh karena itu maka
Pembangunan Pasar Sapuran melakukan penapisan proyek,
dengan kriteria yang telah disesuaikan dengan kondisi
Kecamatan Sapuran, Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 15
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) bukan merupakan bagian
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, oleh sebab itu UKL dan
UPL tidak dinilai oleh Komisi AMDAL, melainkan diarahkan
langsung oleh instansi teknis yang membidangi dan
bertanggung jawab langsung atas pembinaan usaha atau kegiatan
tersebut melalui suatu petunjuk teknis sesuai jenis usaha atau
kegiatannya. Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Pasar Sapuran berfungsi sebagai:
1. Acuan dalam penyusunan Pedoman Teknis Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan bagi Andal
khusus.
2. Acuan pelaksanaan UpayaPengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan bagi pemrakarsa di lapangan.
3. Instrumen pengikat bagi pihak pemrakarsa untuk melaksanakan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Dengan adanya pedoman ini, maka pengelolaan lingkungan
dapat dilakukan dengan baik, lebih terarah, efektif dan efisien. Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan perlu
disusun sedemikian rupa, sehingga dapat:
1. Langsung mengemukakan informasi penting setiap jenis rencana
usaha atau kegiatan yang merupakan sifat khas proyek itu
sendiri dan dapat menimbulkan dampak potensial terhadap
lingkungannya
2. Informasi komponen lingkungan yang terkena dampak.
3. Upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang
harus dilakukan oleh pemrakarsa pada tahap prakonstruksi,
konstruksi, maupun pasca konstruksi.
1.7.4 Kaitan Pembangunan Infrastruktur dengan UKL dan UPL
Dalam rangka Pembangunan Pasar sapuran , maka
berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :
KEP-11/MENLH/3/1994 tanggal 19 Maret 1994, kegiatan
Pembangunan Pasar secara umum termasuk kegiatan yang tidak
wajib Amdal.
CV. Tiga Dimensi
Konsultan Perencana Hal 16
Pedoman teknis Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ditetapkan oleh Menteri atau
Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dengan
menggunakan pedoman umum sebagai rujukan. Karena pada saat
penyusunan Laporan Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) bagi Pembangunan
Pasar Sapuran ini belum ditetapkan pedoman teknisnya, maka
menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :
KEP-12/MENLH/3/1994 Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan yang dibuat disesuaikan dengan
Pedoman Umum.
1.7.5 Rencana Usaha Atau Kegiatan dan Komponen Lingkungan
Menurut KEP-12/MENLH/3/94, sistematika Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
mencakup:
 Rencana Usaha atau Kegiatan

 Komponen Lingkungan

 Dampak-dampak Yang Akan Terjadi

 Upaya Pengelolaan Lingkungan

 Upaya Pemantauan Lingkungan

 Pelaporan

 Pernyataan Pelaksanaan

Pada bagian ini hanya akan diuraikan tentang Rencana


Usaha atau Kegiatan dan Komponen Lingkungan. Dampak-dampak
yang akan terjadi dan upaya Pengelolaan Lingkungan serta upaya
Pemantauan Lingkungan akan diuraikan menurut komponen proyek
pada bagian berikut. Pada bab terakhir akan diuraikan tentang
Pelaporan dan Pernyataan Pelaksanaan.

1.7.6 Tata Cara Penyusunan UKL dan UPL


1.7.6.1 Pendahuluan
Berikut adalah tata cara penyusunan UKL dan UPL

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 17
sesuai dengan Permen LH No. 13 Tahun 2010.
Penapisan terhadap jenis usaha dan/atau kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan
upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) perlu dilakukan
mengingat besarnya rentang jenis usaha dan/atau kegiatan yang
wajib dilengkapi UKL-UPL. Pasal 34 ayat (1) Undang- Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup mengatur bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan
yang tidak termasuk dalam kriteria wajib amdal, wajib memiliki UKL-
UPL. Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
mengatur pula bahwa usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib
dilengkapi UKL- UPL, wajib membuat surat pernyataan
kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
(SPPL). Pasal 36 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur
bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai UKL-UPL dan SPPL
diatur dengan peraturan Menteri. Secara skematik, pembagian
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


Batas AMDAL

USAHA DAN/ATAU
KEGIATAN WAJIB UKL
DAN UPL

SPPL

Skema pembagian amdal, UKL-UPL dan SPPL


Skema tersebut di atas dalam pelaksanaannya berbeda-
beda untuk setiap daerah sehingga menimbulkan perbedaan
pembebanan tanggung jawab bagi pemrakarsa usaha dan/atau

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 18
kegiatan untuk daerah yang berbeda walaupun jenis usaha dan/atau
kegiatannya adalah sama. Untuk menjamin bahwa UKL- UPL
dilakukan secara tepat, maka perlu dilakukan penapisan untuk
menetapkan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan UKL-UPL.
Adapun usaha dan/atau kegiatan di luar daftar jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL
dapat langsung diperintahkan melakukan upaya pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup sesuai prosedur operasional standar
(POS) yang tersedia bagi usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan, dan melengkapi diri dengan surat pernyataan
kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
(SPPL). Disamping itu, mekanisme perizinan telah berkembang ke
arah lebih sempurna, sehingga dengan kondisi tersebut beban kajian
lingkungan dapat didorong untuk dapat menjadi bagian langsung dari
mekanisme penerbitan izin. Sebagai contoh, dalam setiap pemberian
izin mendirikan bangunan (IMB) telah termaktub kewajiban
pemrakarsa untuk melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup
antara lain: wajib membuat sumur resapan, berjarak tertentu dari
batas daerah milik jalan (DAMIJA), dan lain-lain.
UKL-UPL merupakan salah satu persyaratan yang wajib
dipenuhi dalam pelaksanaan penerbitan izin lingkungan, sehingga
bagi usaha dan/atau kegiatan yang UKL-UPLnya ditolak maka
pejabat pemberi izin wajib menolak penerbitan izin bagi usaha
dan/atau kegiatan bersangkutan. UKL-UPL dinyatakan berlaku
sepanjang usaha dan/atau kegiatan tidak melakukan perubahan
lokasi, desain, proses, bahan baku dan/atau bahan penolong. Bagi
UKL-UPL yang telah dinyatakan sesuai dengan isian formulir atau
layak, maka UKL-UPL tersebut dinyatakan kadaluarsa apabila usaha
dan/atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga)
tahun sejak rekomendasi atas UKL-UPL diterbitkan.
1.7.6.2 Langkah Dan Kriteria Penapisan Jenis Rencana Usaha
Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 19
Penapisan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan UKL-UPL dilakukan dengan langkah berikut:
1. stikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak
termasuk dalam jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi amdal.
a. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan
tersebut tidak termasuk dalam daftar jenis usaha
dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi amdal, baik yang
ditetapkan dalam peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup atau keputusan bupati/walikota sesuai kaidah
penetapan wajib amdal;
Catatan: Bupati/walikota atau Gubernur atas pertimbangan
ilmiah dapat menetapkan suatu jenis usaha dan/atau kegiatan
menjadi wajib amdal atas pertimbangan daya dukung,
daya tampung dan serta tipologi ekosistem setempat menjadi
lebih ketat dari daftar jenis usaha dan/atau kegiatan yang
wajib dilengkapi amdal dalam peraturan Menteri.
b. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut
tidak berlokasi di kawasan lindung;
Catatan: Usaha dan/atau kegiatan yang berbatasan
dan/atau berlokasi di kawasan lindung wajib dilengkapi amdal.
c. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut
tidak berlokasi di lokasi yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah (RTRW) dan/atau rencana tata ruang
kawasan setempat.
Catatan: Usaha dan/atau kegiatan yang berlokasi tidak sesuai
tata ruang wajib ditolak.
2. Pastikan bahwa potensi dampak dari rencana usaha dan/atau
kegiatan telah tersedia teknologi untuk menanggulangi dampak
tersebut.
Catatan : Jika tidak tersedia teknologi penanganan dampak
dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, maka
kemungkinan rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut wajib

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 20
dilengkapi amdal.
3. Periksa peraturan yang ditetapkan oleh menteri departemen
sektoral atau kepala lembaga pemerintah non departemen
(LPND) tentang jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL
untuk ditetapkan menjadi usaha dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan UKL-UPL.
Catatan:
 Dalam hal menteri departemen sektoral atau kepala
lembaga pemerintah non departemen (LPND) belum
menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL,
maka lakukan penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib
UKL-UPL sebagaimana langkah keempat dan langkah kelima.
 Dalam hal menteri departemen sektoral atau kepala
lembaga pemerintah non departemen (LPND) telah
menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL
tetapi tidak dilengkapi dengan skala/besaran, atau
skala/besarannya ditentukan tetapi tidak ditentukan batas
bawahnya, maka lakukan penetapan jenis usaha dan/atau
kegiatan wajib UKL-UPL sebagaimana langkah keempat
dan langkah kelima.
 Dalam hal terjadi perubahan terhadap peraturan yang
ditetapkan oleh menteri departemen sektoral atau kepala
lembaga pemerintah non departemen (LPND) tentang jenis
usaha dan/atau kegiatan wajib UKL- UPL, maka ketentuan
dalam langkah ketiga ini wajib mengikuti peraturan yang
mengalami perubahan tersebut.
4. Lakukan penapisan rencana usaha dan/atau kegiatan
tersebut untuk memastikan bahwa dampak dari rencana usaha
dan/atau kegiatan tersebut memerlukan UKL-UPL atau SPPL
dengan menjawab pertanyaan berikut
Apakah Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Ya/Tidak
Tersebut Akan Memberikan Dampak Jelaskan!
Terhadap Lingkungan Hidup Dan Memerlukan
UKL-UPL Berdasarkan Kriteria Berikut:

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 21
Apakah Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Ya/Tidak
Tersebut Akan Memberikan Dampak Jelaskan!
Terhadap Lingkungan Hidup Dan Memerlukan
UKL-UPL Berdasarkan Kriteria Berikut:
Skala/besaran/ukuran
Kapasitas produksi
Luasan lahan yang dimanfaatkan
Limbah dan/atau cemaran dan/atau dampak
lingkungan
Teknologi yang tersedia dan/atau digunakan
Jumlah komponen lingkungan hidup yang
terkena
Besaran investasi
Terkonsentrasi atau tidaknya kegiatan
Jumlah tenaga kerja
Aspek sosial kegiatan
criteria tersebut, maka diindikasikan kegiatan tersebut wajib
dilengkapi dengan UKL-UPL.
5. Tetapkan jenis dan skala/besaran rencana usaha dan/atau
kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan UKL-UPL atau surat
pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup (SPPL).
Catatan: Pemerintah daerah dapat menetapkan jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL di luar jenis usaha
dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL yang ditetapkan oleh menteri
departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non
departemen (LPND).
1.7.7 Manfaat UKL dan UPL
1. Pada Pemerintah :
 Sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan
lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
 Merupakan bahan masukan dalam perencanaan
pembangunan wilayah. Mencegah potensi SDA di sekitar
lokasi proyek tidak rusak dan menjaga kelestarian LH.
2. Pada Masyarakat :
 Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya
sehingga dapat mempersiapkan diri untuk berpartisipasi.

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 22
 Mengetahui perubahan lingkungan yang akan terjadi dan
manfaat serta kerugian akibat adanya suatu kegiatan.
 Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan
dengan usaha dan/atau kegiatan di dalam menjaga dan
mengelola kualitas lingkungan.
3. Pada Pemrakarsa :
 Untuk mengetahui masalah-masalah lingkungan yang akan
dihadapi pada masa yang akan datang.
 Sebagai bahan untuk analisis pengelolaan dan sasaran proyek.
 Sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup.
1.7.8 Metodologi dan Rancangan Kegiatan Penyusunan UKL & UPL
Pasar Sapuran
1.7.8.1 Umum
Penyusunan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) pembangunan pasar
memerlukan kajian atau studi yang mendalam terhadap
berbagai komponen yang terkait. Mempertimbangkan hal tersebut
diatas dan mempertimbangkan juga tentang tahapan kegiatan yang
harus dilaksanakan sesuai dengan pedoman penyusunan yang telah
ditetapkan serta kepentingan dokumen UKL-UPL, maka diperlukan
suatu metodologi yang memuat proses penyusunan UKL-UPL dan
metode- metode yang akan digunakan dalam studi ini dengan
diskripsi yang lengkap dan berurutan sehingga bisa dijadikan sebagai
acuan dalam penentuan rincian kegiatan studi UKL-UPL.
1.7.8.2 Proses Studi UKL-UPL
Diagram alir proses dalam studi penyusunan dokumen UKL-
UPL untuk proyek Pembangunan Pasar Sapuran dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 23
Identifikasi Komponen Kegiatan Pembangunan
Identifikasi Komponen Lingkungan

Identifikasi
Dampak Potensial

Identifikasi Interaksi Kegiatan Lain Dalam Lokasi Proyek Dengan Kegiatan Pembangunan

Penentuan Isu Pokok

Penentua Batas Wilayah Studi

Evaluasi Dampak
Penting

Perumusan
UKL & UPL

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 24
Gambar Diagram Alir Proses Studi Penyusunan UKL-UPL

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 25
1. Mengidentifikasi Komponen Kegiatan Proyek
Untuk dapat mengidentifikasi dampak, maka perlu dikaji terlebih
dahulu setiap kegiatan dalam proyek baik pada saat Pra
Konstruksi Kontruksi maupun Operasi dan Pemeliharaan.
Pengumpulan informasi yang bisa dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
 Mempelajari informasi yang diberikan oleh
pemrakarsa dalam hal ini Dinas Perindag UKM Kabupaten
Wonosobo
 Mempelajari pustaka-pustaka dari berbagai sumber.

 Mengadakan pertemuan dengan staf ahli

Informasi yang harus dikumpulkan untuk identifikasi dampak


bisa diperoleh dari laporan Pra Studi Kelayakan Teknik
kegiatan proyek yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

 Perencanaan proyek

 Luas area yang dibutuhkan

 Jadwal pelaksanaan

 Penanggung jawab proyek

 Peta lokasi proyek

 Data lain yang dianggap perlu

2. Mengidentifikasi Komponen Lingkungan yang Berpotensi


Terkena Dampak
Dampak potensial yang akan diidentifikasi berasal dari benturan
antara komponen kegitan dengan komponen lingkungan. Untuk
itu diperlukan juga identifikasi komponen lingkungan yang
diacuhkan dalam lokasi proyek. Komponen lingkungan yang
diacuhkan ini sering disebut sebagai rona lingkungan. Untuk
memperoleh rona lingkungan diperlukan pengumpulan data yang
menggambarkan kondisi awal lingkungan.
3. Identifikasi Dampak Potensial

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 26
Untuk dapat mengidentifikasi dampak, maka perhatian perlu
diarahkan pada kegiatan proyek sebagai sumber dampak. Untuk
itu perlu dilakukan pengumpulan informasi dengan cara :
 Mempelajari informasi yang diberikan oleh pemrakarsa

 Mempelajari pustaka-pustaka dari berbagai sumber.

 Mengajukan permintaan tambahan informasi secara tertulis

 Menyusun daftar isian untuk dikirim ke pemrakarsa

 Mengadakan pembahasan dengan staf ahli penyusun studi.

4. Mengidentifikasi Interaksi Antara Rencana Kegiatan Yang


Diusulkan Dengan Kegiatan Di Sekitarnya.
Dalam studi UKL-UPL ini diidentifikasi pula semua kegiatan atau
aktivitas yang ada maupun berpotensi terjadi pada
lingkungan di sekitar lokasi proyek. Selanjutnya dikaji
hubungan atau interaksinya dengan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan sehingga bisa diidentifikasi semua dampak yang
mungkin terjadi. Pengumpulan data yang bisa dilakukan dalam
lingkup kegiatan ini dengan observasi lapangan, wawancara
lansung dan diskusi dengan semua pihak yang terlibat.
5. Penentuan Isu-isu Pokok
Semua dampak potensial yang telah diidentifikasi akan dianalisa
dan disortir untuk menentukan dampak hipotesis. Selanjutnya
dampak hipotesis dijadikan isu pokok dengan memperhatikan
tingkat kepentingan dan tingkat besarnya dampak.
6. Penentuan batas wilayah studi.
Penentuan batas wilayah studi akan dilakukan dengan
memperhatikan batas tapak proyek, batas ekologis, batas sosial,
maupun batas administrasi yang akan terkena dampak positif
maupun negatif dari kegiatan pembangunan pasar dengan
mempertimbangkan berbagai kendala teknis dan kejelasan batas
waktu sesuai dengan tahapan kegiatan studi. Penentuan
batas wilayah studi ini sangat penting dilakukan untuk mencapai

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 27
hasil yang maksimal dalam proses identifikasi permasalahan dan
analisisnya.
7. Mengevaluasi Dampak
Evaluasi dampak merupakan upaya untuk memahami sifat dan
tingkat pentingnya dampak dan mengkaji keterkaitan antara
dampak primer, sekunder dan tersier, serta mengkaji alternatif
kegiatan yang memberikan kesetimbangan optimal antara
kepentingan kegiatan (proyek) dengan lingkungan.
Hasil dari evaluasi dampak secara menyeluruh akan digunakan
sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan merumuskan arah
pengelolaan dampak besar dan penting bagi lingkungan hidup
yang telah ditimbulkan.
8. Perumusan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL)
Perumusan upaya pengelolaan lingkungan didasarkan dari hasil
evaluasi akhir yang sifatnya holistik (menyeluruh) sehingga
akan terlihat dampak kegiatan pada komponen lingkungan
yang sifatnya dampak primer, sekunder maupun tersier.
Perumusan upaya pemantauan lingkungan mempertimbangkan 3
(tiga) pendekatan upaya pengelolaan lingkungan yang dapat
dilakukan, yaitu : pendekatan teknologi, pendekatan sosial
ekonomi dan institusi.
Perumusan UPL harus berkesinambungan dengan dokumen
UKL dan hanya dilakukan pada komponen yang mengalami
perubahan mendasar dan sumber dampaknya. Disamping itu
upaya pemantauan yang dirumuskan harus layak secara
ekonomi.
1.7.8.3 Metode Studi
1. Metode Pengumpulan dan Analisa Data
Metode studi yang digunakan dalam penyusunan dokumen UKL-
UPL Pembangunan Pasar Sapuran Kabupaten Wonosobo
meliputi metode pengumpulan dan analisa data serta metode

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 28
pengambilan sampel untuk setiap parameter yang akan diukur
untuk semua komponen lingkungan yang telah ditentukan.
Penentuan metode studi yang digunakan mengacu pada
Kerangka Acuan Kerja dengan beberapa tambahan untuk lebih
menyempurnakan kualitas atau kedalaman studi ini.
Data yang dikumpulkan dalam studi penyusunan dokumen UKL-
UPL pembangunan pasar meliputi data primer dan data
sekunder yang dibutuhkan dalam melakukan analisa secara
mendalam tentang semua dampak yang mungkin timbul dari
setiap rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Data primer
dikumpulkan melalui pengukuran di lapangan secara langsung
atau dengan pengambilan sampel pada lokasi yang
dianggap representatif untuk selanjutnya dianalisa di
laboratorium, pengamatan visual dan wawancara
langsung/konsultasi publik/sosialisasi dengan masyarakat di
wilayah studi. Sedangkan data sekunder dikumpulkan atau
diperoleh dari dinas/instansi terkait maupun data-data dari hasil
studi yang pernah dilakukan di daerah studi.
Semua data primer maupun data sekunder yang telah diperoleh
selanjutnya dianalisa dengan dua cara, yaitu :
a) Metode analisa kuantitatif
Metode analisa kuantitatif adalah suatu metode yang
menganalisa data dari besarnya atau kuantitasnya.
b) Metode analisa kualitatif
Metode analisa kualitatif adalah suatu metode yang
menganalisa data dari sifatnya.
Selanjutnya akan diuraikan metode studi untuk pengumpulan
data, analisa data dan parameter apa saja yang harus diukur
dalam setiap komponen lingkungan
 Komponen Fisik-Kimia
 Tata Ruang
- Parameter yang akan dikaji:

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 29
Pada komponen tata ruang ini akan dikaji kondisi tata
guna lahan dengan parameter berupa:
 Jenis/fungsi dan pola penggunaan lahan
 Arahan rencana pengembangan
- Metode pengumpulan data :
Data tata guna lahan dapat berupa data primer
dengan pengamatan visual dengan cara
inventarisasi tata guna lahan. Disamping itu bisa
juga berupa data sekunder yang diperoleh dari data
Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) yang
ada.
- Metode analisa data
Metode analisa data yang bisa digunakan dalam
mengkaji parameter tata guna lahan adalah dengan
analisis peta dan analogi.
 klim
- Parameter yang akan diteliti :
Data iklim yang akan dikaji adalah tipe iklim, suhu
udara, curah hujan, intensitas matahari, kelembaban
nisbi, tekanan udara, arah dan kecepatan angin.
- Metode pengumpulan data :
Data iklim merupakan data sekunder yang bisa
diperoleh dari stasiun metereologi (BMG) di sekitar
lokasi kegiatan. Data iklim yang dikumpulkan dapat
mencangkup rentang waktu 10 tahun terakhir.
- Metode analisa data :
Metode analisa data dengan metode trend series,
metode analogi atau metode lain yang relevan seperti
metode tabulasi.
 Hidrologi
- Parameter yang akan diteliti :
Indikator hidrologi yang akan dikaji meliputi
CV. Tiga Dimensi
Konsultan Perencana Hal 30
parameter fisik maupun kimia dari kualitas air
permukaan dan air bawah tanah di daerah lokasi
kegiatan dan sekitarnya. Parameter yang akan
ditinjau berdasarkan:
 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001

tentang Pengelolaan kualitas Air dan


Pengendalian Pencemaran Air
 Keputusan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2008
tentang Penggolongan dan Baku Mutu Air di
Provinsi Bali.
 ▪Kondisi perairan yang ada di sekitar lokasi.
- Metode pengumpulan data :
Metode pengambilan sampel/contoh air berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 37
Tahun 2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air
Permukaan dan Pengambilan Contoh Air
Permukaan.
- Metode analisa data :
Metode analisa data kualitas air berdasarkan :
 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis
Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan
Contoh Air Permukaan.
 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penentuan Status Mutu Air.
 Metode matematik
 Kualitas Udara dan Kebisingan
- Parameter yang akan diteliti :
Kualitas udara yang akan dikaji sangat tergantung
pada kondisi geografis, topografi, klimatologi dan

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 31
metereologi di daerah lokasi kegiatan dan rencana
kegiatan yang berpotensi menurunkan kualitas
udara di lokasi studi. Parameter kualitas udara yang
berpotensi mengalami perubahan kualitas dengan
adanya kegiatan proyek meliputi partikulat,
karbon monoksida (CO), timbale (Pb), SOx, NOx.
Sedangkan kebisingan dijadikan parameter yang
akan dikaji karena dengan adanya kegiatan
pembangunan pasar akan menimbulkan
perubahan tingkat kebisingan di lokasi studi. Atau
parameter yang akan ditinjau bisa berdasarkan
kondisi kualitas udara dan kebisingan di sekitar lokasi
proyek.
- Metode pengumpulan data :
Metode pengambilan sampel/contoh kualitas udara
dan kebisingan dengan mengukur tinggi rendahnya
tingkat kebisingan dengan alat pengukur suara.
- Metode analisa data :
Metode analisa data kualitas udara berdasarkan :
 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 35/MenLH/10/1993 tentang Ambang Batas
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
 Metode matematik

 Fisiografi dan Geologi


- Parameter yang akan dikaji:
Parameter yang akan dikaji pada indikator fisiografi
dan geologi di sekitar lokasi kegiatan meliputi :
 Kondisi topografi

 Geomorfologi dan jenis tanah

- Metode pengumpulan data :


Data topografi, geomorfologi dan jenis tanah dapat

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 32
berupa data primer yang diperoleh dengan
pengamatan di lapangan. Disamping itu bisa juga
berupa data sekunder yang diperoleh dari instansi
terkait.
- Metode analisa data
Metode analisa data yang bisa digunakan dalam
mengkaji parameter topografi, geomorfologi dan jenis
tanah adalah dengan analisis grafis dan analogi oleh
ahlinya.
 Komponen Biologi
 Keanekaragaman flora
- Parameter yang akan dikaji:
Parameter yang akan dikaji pada indikator keaneka
ragaman flora atau vegetasi di sekitar lokasi kegiatan
meliputi :
o Populasi
o Jenis
o sebaran jenis
o manfaat/fungsi
- Metode pengumpulan data :
Data keanekaragaman flora dapat berupa data
primer yang diperoleh dengan pengamatan di
lapangan. Disamping itu bisa juga berupa data
sekunder yang diperoleh dari pihak-pihak yang
mengetahui data tersebut.
- Metode analisa data
Metode analisa data yang bisa digunakan dalam
mengkaji parameter-parameter dalam indikator
keanekaragama adalah dengan analisis tabulasi dan
deskriptif.
 Keanekaragaman fauna

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 33
- Parameter yang akan dikaji:
Parameter yang akan dikaji pada indikator keaneka
ragaman fauna atau satwa di sekitar lokasi kegiatan
meliputi :
o Populasi
o Jenis
o intensitas kasus
- Metode pengumpulan data :
Data keanekaragaman fauna dapat berupa data primer
yang diperoleh dengan pengamatan di lapangan.
Disamping itu bisa juga berupa data sekunder yang
diperoleh dari pihak-pihak yang mengetahui data
tersebut.
- Metode analisa data
Metode analisa data yang bisa digunakan dalam
mengkaji parameter-parameter dalam indikator
keanekaragaman adalah dengan analisis tabulasi dan
deskriptif.
 Keanekaragaman biota air
Sebagai indikator komponen keanekaragaman biota air
adalah keanekaragaman plankton dan benthos.
- Parameter yang akan dikaji:
Parameter yang akan dikaji pada indikator
keanekaragaman biota air /plankton dan benthos di
sekitar lokasi kegiatan meliputi :
o jenis

o keanekaragaman
o kelimpahan individu
- Metode pengumpulan data :
Data indeks keanekaragaman plankton dan benthos
berupa data primer yang diperoleh dengan pengambilan

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 34
sampel di lapangan.
- Metode analisa data
Metode analisa data yang bisa digunakan dalam
mengkaji parameter-parameter dalam indikator
keanekaragaman plankton dan benthos adalah dengan
analisis matematik.

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 35
 Komponen Sosial Ekonomi Budaya
 Demografi/Kependudukan
- Parameter yang akan dikaji:
Parameter yang akan dikaji pada indikator
kependudukan meliputi :
o Jumlah penduduk

o kepadatan

o struktur umur

- Metode pengumpulan data :


Data kependudukan berupa data sekunder yang bisa
diperoleh dari instansi yang terkait.
- Metode analisa data
Metode analisa data yang bisa digunakan dalam
mengkaji parameter-parameter dalam indikator
kependudukan adalah dengan analisis tabulasi dan
deskriptif.
 Sosial Budaya
- Parameter yang akan dikaji:
Parameter yang akan dikaji pada komponen sosial
budaya di sekitar lokasi kegiatan meliputi:
o Jumlah pemeluk agama

o Tingkat pendidikan

o Persepsi dan sikap masyarakat

o Tingkat keamanan dan ketertiban

- Metode pengumpulan data :


Data untuk parameter-parameter sosial budaya dapat
berupa data primer yang diperoleh dengan survei dan
wawancara. Disamping itu bisa juga berupa data
sekunder yang diperoleh dari BPS atau kantor
pemerintahan setempat.

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 36
- Metode analisa data
Metode analisa data yang bisa digunakan dalam
mengkaji parameter-parameter dalam komponen
sosial budaya adalah dengan analisis tabulasi,
deskriptif, trend series maupun grafis.
 Sosial Ekonomi
- Parameter yang akan dikaji:
Parameter yang akan dikaji pada komponen sosial
ekonomi di sekitar lokasi kegiatan meliputi :
o Komposisi lapangan pekerjaan

o Jumlah dan jenis pusat kegiatan perekonomian


- Metode pengumpulan data :
Data untuk parameter-parameter sosial ekonomi dapat
berupa data primer yang diperoleh dengan survei dan
wawancara. Disamping itu bisa juga berupa data
sekunder yang diperoleh dari BPS atau kantor
pemerintahan setempat.
- Metode analisa data
Metode analisa data yang bisa digunakan dalam
mengkaji parameter-parameter dalam komponen
sosial ekonomi adalah dengan analisis tabulasi,
deskriptif, trend series maupun grafis.
 Komponen Kesehatan Masyarakat
 Sanitasi lingkungan
- Parameter yang akan dikaji:
Parameter yang akan dikaji pada indikator sanitasi
lingkungan di sekitar lokasi kegiatan meliputi :
o Sarana pembuangan sampah

o Sarana penyediaan air bersih

o Sarana pembuangan air limbah

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 37
o Kondisi rumah tinggal

o Luas dan lama genangan

- Metode pengumpulan data :


Data untuk parameter-parameter kesehatan
lingkungan dapat berupa data primer yang diperoleh
dengan survei dan wawancara. Disamping itu bisa
juga berupa data sekunder yang diperoleh dari BPS
atau kantor pemerintahan setempat.
- Metode analisa data
Metode analisa data yang bisa digunakan dalam
mengkaji parameter-parameter dalam indikator
kesehatan lingkungan adalah dengan analisis tabulasi
dan deskriptif.
 Status kesehatan
- Parameter yang akan dikaji :
Parameter yang akan dikaji pada komponen
statkesehatan lingkungan di sekitar lokasi kegiatan
meliputi :
o Jenis penyakit yang pernah diderita
o Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
- Metode pengumpulan data :
Data untuk parameter-parameter kesehatan
lingkungan dapat berupa data primer yang diperoleh
dengan survei dan wawancara. Disamping itu bisa
juga berupa data sekunder yang diperoleh dari BPS
atau dinas kesehatan setempat.
- Metode analisa data
Metode analisa data yang bisa digunakan dalam
mengkaji parameter-parameter dalam indikator
kesehatan lingkungan adalah dengan analisis tabulasi,
deskriptif, maupun trend series.

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 38
2. Metode Identifikasi Dampak
Dalam melakukan identifikasi dampak potensial, metode yang
bisa dipakai atau dipilih antara lain :
 Metode teoritis, yaitu : ad-hoc, daftar uji, matriks, dan bagan
alir.

 Melakukan observasi lapangan

 Mengadakan wawancara dengan pemuka masyarakat

 Mempelajari respon masyarakat terhadap rencana kegiatan

 Mempelajari peraturan yang berlaku

 Melakukan penelitian

 Mengadakan rapat dan lokakarya


3. Metode Prakiraan Dampak
Metode prakiraan dampak digunakan untuk memprakirakan
besaran dampak dan tingkat kepentingan dampak. Untuk
memprakirakan besarnya dampak, digunakan metode:
 Formal atau teoritis, yaitu metode perkiraan cepat, metode
matematika, metode fisik, metode eksperimental.
 Informal, yaitu : penilaian para ahli dan analog

 Khusus untuk dampak sosial tersedia beberapa metode,


yaitu : argument dengan analogi, studi lapangan masyarakat
sejenis, Delphi, proses kelompok nominal, diskusi kelompok
terfokus.
Sedangkan untuk memprakirakan tingkat kepentingan dampak
digunakan Pedoman Penentuan Dampak Besar dan Penting.
4. Metode Evaluasi Dampak
Untuk mengevaluasi semua dampak yang terjadi dengan
adanya kegiatan pembangunan Pasar Sapurandigunakan metode

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 39
evaluasi matriks antara daftar rencana kegiatan proyek dengan
komponen lingkungan yang potensial menerima dampak dengan
menentukan tingkat besaran dan pentingnya dampak.
1.8 Program Kerja
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif
usulan dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan. Dalam
rencana kerja ini akan diuraikan urutan – urutan pekerjaan, konsep
penanganan masalah, tanggung jawab dan personil yang terlibat,
pengerahan sarana maupun personil pendukung, schedule pelaksanaan
pekerjaan serta schedule personil. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan
pekerjaan, maka harus disusun Bagan Alir
Pekerjaan. Bagan Alir ini berisikan tahapan-tahapan pekerjaan yang akan
dikerjakan, sehingga dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan
harus berpatokkan pada Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan tersebut. Secara
garis besar rencana kerja pelaksanaan pekerjaan diuraikan
sebagai berikut :
1.8.1 Pekerjaan Persiapan dan Pendahuluan
1. Melakukan persiapan dan koordinasi tim, yang meliputi :
- Melakukan penyiapan personil
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan
- Melakukan orientasi lapangan dan penyamaan persepsi
- Menyusun rencana kerja
2. Melakukan koordinasi dengan pengguna jasa maupun para stakeholder
terkait masalah pengelolaan lingkungan.
3. Melakukan kegiatan pengumpulan data primer dan sekunder baik
melalui instansi terkait, masyarakat di sekitar lokasi kegiatan maupun
hasil observasi langsung di lokasi kegiatan.
1.8.2 Penyusunan UKL & UPL
1. Melakukan identifikasi dan menyajikan informasi komponen-komponen
rencana kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap
lingkungan, antara lain :

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 40
- Kegiatan yang menjadi sumber dampak terhadap lingkungan
- Jenis dampak terhadap lingkungan hidup yang terjadi
- Ukuran yang menyatakan besaran dampak
- Hal-hal lain yang perlu disampaikan untuk menjelaskan
2. Menguraikan secara rinci mengenai upaya pengelolaan lingkungan
yang harus dilaksanakan oleh pemrakarsa, antara lain:
- Langka-langkah yang dilakukan untuk mencegah dan mengelola
dampak termasuk upaya menangani dan menanggulangi keadaan
darurat
- Kegiatan pemantauan yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas
pengelolaan dampak dan ketaatan terhadap peraturan di bidang
lingkungan hidup
- Tolok ukur yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan
lingkungan
- hidup dan ketaatan terhadap peraturan di bidang lingkungan hidup.
3. Menguraikan secara rinci mengenai mekanisme pelaporan dari
pelaksanaan UKL dan UPL pada saat rencana kegiatan dilaksanakan dan
pada saat pengoperasian.
4. Menyerahkan semua Laporan dan Dokumen UKL-UPL yang telah
mendapat Persetujuan/Legalitas Dari Instansi Yang Berwenang.
1.8.3 Diskusi dan Asistensi
Proses asistensi dan diskusi dilakukan oleh Konsultan guna
menyempurnakan hasil dari setiap kegiatan yang dilakukan, sehingga
terdapat penyamaan visi dan misi serta sesuai dengan pokok-pokok
substansi yang termuat dalam Kerangka Acuan Kerja. Proses diskusi
akan melibatkan Tim Teknis yang dibentuk oleh Pemberi Kerja
1.8.4 Penyusunan Laporan
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan, diserahkan sebanyak 5 (lima) eksemplar,
yang berisikan kegiatan konsultan, antara lain :
 Interpretasi dan apresiasi konsultan dalam menangani

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 41
pekerjaan; Metodologi dan pendekatan yang akan dilaksanakan;
 Rencana Kerja Penyedia Jasa (Konsultan) secara menyeluruh

 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;

 Rencana Mobilisasi Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung


(termasuk Struktur Organisasi pelaksanaan pekerjaan dan
Komposisi dan jumlah tenaga ahli yang dipakai).
 Hasil Pengumpulan data sementara (study literatur dan data
lapangan)

 Hasil koordinasi dengan instansi terkait, dan data pendukung


lainnya
2. Konsep/draft Laporan Akhir (Dokumen UPL-UKL)
Konsep Laporan Akhir, sebanyak 20 (dua puluh) eksemplar, yang
berisikan proses penyusunan UKL dan UPL secara keseluruhan serta
konsep dokumen UKL dan UPL Pembangunan Pasar sapuran.
3. Laporan Akhir (Dokumen UPL-UKL)
Laporan Akhir, yang merupakan penyempurnaan dari Konsep
Laporan Akhir diserahkan 60 (enam puluh) hari sejak diterbitkannya
SPMK, sebanyak 5 (lima) eksemplar, disertai SOFT FILE seluruh
laporan/produk dicopy ke dalam Compact Disc (CD) sebanyak 2
buah. Menyerahkan Dokumen UKL dan UPL Pasar Sapuran yang sudah
mendapat persetujuan/legalitas dari instansi berwenang diserahkan
paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender atau 2 (dua) bulan
kalender sejak diterbitkannya SPMK.
1.9 Organisasi dan Personil
Berdasarkan pada pengalaman Konsultan dalam pelaksanaan
pekerjaan studi selama ini, sangat diperlukan struktur organisasi
pelaksanaan pekerjaan yang mantap, disertai pula dengan penempatan
personil tenaga ahli yang berkualitas sesuai dengan spesialisasi masing-
masing, disamping penyediaan sarana peralatan kerja dengan kualitas yang
dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan pada akhir pekerjaan studi

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 42
ini, maka tim Konsultan telah menyiapkan organisasi pelaksanaan pekerjaan
seperti yang tertera pada Gambar Bagan Organisasi Pelaksanaan
Pekerjaan. Organisasi pelaksanaan pekerjaan menggambarkan hubungan
antar personil
Konsultan dan hubungan kerja antara Konsultan dengan Pemberi
pekerjaan sesuai hirarki tugas, tanggung jawab dan wewenangnya
masing-masing.

CV. Tiga Dimensi

Team Leader (S1. Teknik Lingkungan)

Asisten Tenaga Ahli Sipil (S1. Teknik Sipil) Asisten Tenaga Ahli Lingkungan (S1. Teknik Lingkunga

Tenaga Administrasi & Keuangan

Gambar Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 43
II. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dalam proses pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Dokumen UKL &
UPL Pasar Sapuran, konsultan akan memperhatikan ruang lingkup kegiatan
serta jangka waktu pelaksanaan. Hal ini dimaksudkan agar produk/ hasil
rencana nantinya tidak bertentangan dengan ketentuan yang terdapat pada
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang sudah ditetapkan oleh D ina s
Pe rda gan gan , Ko per asi , U sa ha Ke ci l dan M enen gah Kab upa ten
Won osobo serta dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Sesuai dengan Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan yang tercantum
dalam KAK, Konsultan telah mencermati secara sungguh-sungguh ragam
kegiatan dan waktu pelaksanaannya, sehingga perhitungan man -
month personel dan perhitungan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
harus mampu ditransfer pada sebuah rencana kerja yang matang, yang
efisien dan terkendali oleh sebuah jalur aktifitas yang mantap. Penyusunan
Dokumen UKL & UPL P a s a r S a p u r a n secara garis besar dibagi
menjadi 2 (dua) bagian yaitu Pekerjaan Lapangan dan Pekerjaan Kantor.
Waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam
Kerangka Acuan Kerja adalah 60 (enam puluh) hari kalender. Semua
kerangka berpikir dalam program kerja ini dituangkan dalam bentuk Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan dan Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan. Secara
teknis administrasi, jadwal pelaksanaan pekerjaan disusun berdasarkan
pertimbangan sebagai berikut :
1. Pekerjaan dimulai setelah proses administrasi kontrak kerja antara
konsultan dengan pihak pemberi tugas diselesaikan.
2. Penyelesaian keseluruhan pekerjaan diselesaikan dalam waktu 60 (enam
puluh) hari kalender sesuai dengan berita acara rapat penjelasan umum
terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK).
3. Rencana kerja yang diusulkan oleh Konsultan sesuai dengan KAK
berkaitan dengan tugas-tugas konsultan, maka untuk lebih jelasnya
secara umum jadwal terinci dari Penyusunan Dokumen UKL & UPL
Pasar Sapuran ini dapat dilihat dalam Tabel yang terdapat
pada halaman berikut.

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 44
II.1 Jadwal Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain :
a. Uraian Kegiatan
Kegiatan penyusunan UKL dan UPL Pasar sapuran dilaksanakan mulai
dari tahapan pengisian formulir isian UKL dan UPL yang berisikan
informasi mengenai identitas pemrakarsa kegiatan, rencana kegiatan,
dampak lingkungan yang akan terjadi, program pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup sampai dengan tahap pengesahannya.
b. Batasan Kegiatan
Batasan kegiatan penyusunan Upaya pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) kegiatan Pembangunan Pasar
sapuran.
1. Menyusun dokumen UKL dan UPL dari kegiatan Pemban gunan
Pasar Sapuran yang berisikan mengenai informasi penting setiap
jenis kegiatan pembangunan yang dapat menimbulkan dampak
potensial terhadap lingkungan di sekitar lokasi kegiatan sesuai dengan
kaedah-kaedah penyusunan UKL dan UPL yang berlaku.
2. Melakukan pembahasan materi UKL dan UPL dengan para
stakeholder.
3. Mendapatkan rekomendasi UKL dan UPL dari instansi yang
berwenang mengesahkannya.
4. Menyetorkan dokumen UKL dan UPL tersebut kepada Di
na s Pe rda gan gan , Kop era si , U sah a Ke ci l dan M en en ga
h Kabu pa ten W ono sobo.
II.2 Lingkup Kegiatan :
Lingkup kegiatan/pekerjaan yang tercakup dalam kerangka acuan kerja
ini adalah :
a. Melakukan persiapan dan koordinasi tim, yang meliputi:
- Melakukan koordinasi dan mengumpulkan data, informasi dan
memahami Master Plan Kecamatan Sapuran.
- Pengumpulan data awal, data primer dan sekunder, buku
buku referensi yang berhubungan dengan pekerjaan ini sebagai

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 45
bahan referensi medan/lapangan dan untuk penyempurnaan
program kerja sehingga akan dicapai suatu hasil pekerjaan yang
maksimal,
- Penyebaran informasi kepada masyarakat luas, terutama
pada sekitar pasar Sapuran, agar nantinya tidak timbul masalah,
khususnya untuk kawasan yang terkena dampak penting,
- Melakukan penyiapan personil,
- Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan,
- Melakukan orientasi lapangan dan penyamaan persepsi,
- Menyusun rencana kerja,
b. Melakukan koordinasi dengan pengguna jasa maupun para
stakeholder terkait masalah pengelolaan lingkungan.
c. Melakukan kegiatan pengumpulan data primer dan sekunder baik
melalui instansi terkait, masyarakat di sekitar lokasi kegiatan maupun
hasil observasi langsung di lokasi kegiatan.
d. Melakukan identifikasi dan menyajikan informasi komponen -
komponen rencana kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan
dampak terhadap lingkungan, antara lain :
- Kegiatan yang menjadi sumber dampak terhadap lingkungan,
- Jenis dampak terhadap lingkungan hidup yang terjadi,
- Ukuran yang menyatakan besaran dampak,
- Hal - hal lain yang perlu disampaikan untuk menjelaskan
dampak lingkungan yang akan terjadi akibat kegiatan
Pembangunan Pasar sapuran.
e. Menguraikan secara rinci mengenai upaya pengelolaan lingkungan
yang harus dilaksanakan oleh pemrakarsa, antara lain :
- Langkah - langkah yang dilakukan untuk mencegah dan
mengelola dampak termasuk upaya menangani dan menanggulangi
keadaan darurat.
- Kegiatan pemantauan yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas
pengelolaan dampak dan ketaatan terhadap peraturan di bidang

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 46
lingkungan hidup.
- Tolok ukur yang digunakan untuk mengukur efektivitas
pengelolaan lingkungan hidup dan ketaatan terhadap peraturan
di bidang lingkungan hidup.
f. Menguraikan secara rinci mengenal mekanisme pelaporan dari
pelaksanaan UKL dan UPL pada saat rencana kegiatan dilaksanakan
dan pada saat pengoperasian.
g. Kegiatan penyusunan UKL dan UPL Pasar Sapuran dilaksanakan
mulai dari tahapan pengisian formulir isian UKL dan UPL yang
berisikan informasi mengenai identitas pemrakarsa kegiatan, rencana
kegiatan, dampak lingkungan yang akan terjadi, program pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup sampai dengan tahap
pengesahannya.
h. Melakukan Rapat Pembahasan, diskusi dan Asistensi dengan
peserta dari instansi terkait dan stakeholder sesuai petunjuk Pemberi
Tugas dengan pembiayaan di tanggung konsultan, terdiri dari biaya
transport peserta, konsumsi dan snack serta penyediaan bahan
materi pembahasan
i. Menyerahkan Dokumen UKL & UPL
Penyedia Jasa harus menyerahkan Dokumen UKL & UPL Pasar
Sapuran yang sudah mendapat Pengesahan/Legalitas dari instansi
berwenang paling lambat selama 60 (enam puluh) hari kalender
atau2 (dua) bulan kalenderdari SPMK.

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 47
Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Bulan Bulan ke-
I II Keterang
No Kegiat 1 2 3 4 1 2 3 4
. an
1. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN KOORDINASI
A. Mobilisasi Tim Konsultan
B. Koordinasi dan Pengumpulan Data
C. Pengumpulan Data Primer dan Sekunder
D. Observasi Lokasi Pekerjaan
2. PENYUSUNAN UKL & UPL
A. Identifikasi Komponen Kegiatan Proyek
B. Identifikasi Komponen Lingkungan
C. Identifikasi Dampak Potensial
Mengidentifikasi Interasksi Antara Rencana
D. Kegiatan dengan
E. Penentuan Isu - isu Pokok
F. Penentuan Batas Wilayah
G. Evaluasi Dampak
H. Perumusan UKL & UPL
A. LAPORAN PENDAHULUAN
B. DRAFT DOKUMEN UKL&UPL
C. DOKUMEN UKL & UPL
D. Soft Copy (CD)
E. Rapat Pembahasan Laporan

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 48
Selain jadwal pelaksanaan kegiatan diatas, diperlukan juga sarana
dan prasarana pendukung dimana sarana pendukung ini dapat digunakan
untuk mempermudah dan memperlancar pekerjaan.
Dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan Dokumen UKL & UPL
Pasar Sapuran ini, Konsultan menggunakan fasilitas dan sarana
pendukung yang diperlukan sebagai pendukung dalam pelaksanaan
pekerjaan tersebut, yang pada dasarnya telah disesuaikan dengan
persyaratan yang tertuang dalam kerangka acuan kerja. Uraian mengenai
fasilitas dan sarana yang digunakan oleh Konsultan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini disajikan pada sebagai berikut.
II.3 Fasilitas Dan Sarana Yang Digunakan
Konsultan akan menyediakan fasilitas dan peralatan yang diperlukan
untuk menunjang pekerjaan ini, yang meliputi antara lain :
1) Kantor lengkap dengan peralatan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
2) Biaya Komunikasi
3) Komputer dan Alat Tulis Kantor Lainya
4) Kendaraan Operasional
5) Kebutuhan lainnya guna memperlancar dan menyukseskan
pelaksanaan pekerjaan ini
6) Apabila ada yang peralatan yang harus dibeli dalam kegiatan ini,
maka pada akhir penugasan barang atau peralatan yang dibeli
tersebut harus diserahkan kepada pengguna jasa.
II.4 Ruang Kerja/Kantor
Untuk kelancaran kegiatan pekerjaan pihak konsultan telah menyiapkan
kantor yang permanen di Wonosobo sehingga memudahkan
Team Konsultan berkoordinasi dengan pemberi pekerjaan dan setiap saat
dapat asistensi/diskusi dalam penyelesaian pekerjaan. Disamping itu
diharapkan nantinya setelah selesai pekerjaan pihak pemberi pekerjaan
mudah menghubungi konsultan.

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 49
II.5 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk setiap pekerjaan disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing kegiatan, tergantung dari volume dan
kapasitas alat.

III. KOMPOSISI DAN PENUGASAN TIM


III.1 Umum
Konsultan dalam peleksanaan pekerjaan ini akan menyediakan dan
menugaskan beberapa Tenaga Ahli sesuai dengan yang dibutuhkan dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK). Tenaga Ahli yang akan ditugaskan tersebut
dikoornidir oleh seorang Team Leader yang memiliki kemampuan dalam
koordinasi dan komunikasi dengan pihak pengguna jasa, instansi teknis
terkait dan Tenaga Ahli lainnya. Adapun Tenaga Ahli yang diusulkan
dalam pelaksanaan studi ini telah memilki kualifikasi pendidikan,
pengalaman dibidang penanganan pekerjaan sejenis dalam penyusunan
dokumen lingkungan terkait Pembangunan Infrastruktur. Masing- masing
Tenaga Ahli tersebut memilki tugas dan tanggung-jawab masing-masing
sesuai dengan bidang keahliannya.
Uraian mengenai Tenaga Ahli seperti yang disyaratkan dalam
KAK, baik mengenai jenis keahlian, maupun kualifikasi pendidikan, serta
pengalaman personil, menurut Konsultan telah sesuai dengan lingkup
kegiatan yang dituntut dalam studi ini. Dalam hal ini konsultan akan
mengusulkan Tenaga Ahli dengan pendidikan (S1) sesuai bidang
keahliannya dan memiliki sertifikat keahliaan (SKA) yang dikeluarkan
Asosiasi Keahlian atau Badan/Lembaga yang berwenang serta memiliki
pengalaman sesuai bidang keahlian untuk menangani pekerjaan sejenis.
Tanggapan terhadap tugas dan tanggung jawab tenaga ahli, dalam
hal ini perlu adanya penekanan terhadap desain yang akan dilakukan.
Dimana masing- masing Tenaga Ahli memiliki pemahaman yang sama
mengenai kondisi dan permasalahan daerah lokasi studi, keinginan
masyarakat pengguna, sehingga mampu menghasilkan beberapa inovasi
desain tidak hanya secara teknis, efesiensi pendanaan, layak secara
CV. Tiga Dimensi
Konsultan Perencana Hal 50
lingkungan, dan mampu memberikan manfaat lebih secara ekonomi
kepada masyarakat.
Kualifikasi dan jumlah Tenaga Ahli yang disediakan oleh penyedia jasa
untuk menangani pekerjaan ini sesuai dengan KAK dengan tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
1. Ketua Tim (Team Leader)/Ahli Lingkungan
Satu (1) orang Ketua Tim (Team Leader) yang merangkap sebagai
Ahli Teknik Lingkungan dengan latar belakang pendidikan
minimal Sarjana (S1) Teknik Lingkungan/Teknik Sipil/Teknik
Kimia/Planologi, berpengalaman profesional minimal selama
3 (tiga) tahun, bersertifikat Keahlian (SKA) dan berpengalaman
dalam penyusunan Dokumen Amdal, UKL dan UPL. Bertanggung
jawab penuh atas berlangsungnya pekerjaan dari awal hingga akhir
selesainya pekerjaan yang akan menjalankan tugas selama 2 (dua)
bulan.
2. Tenaga Sub Profesional dan Pendukung, meliputi :
A. Asisten Tenaga Ahli. (Lingkungan)
Adalah Sarjana Teknik Lingkungan yang berpengalaman minimum
2 (dua) tahun dalam bidang penyusunan dokumen Lingkungan
Hidup yang akan mendukung penuh Team Leader/Ahli Lingkungan
dari sisi disiplin lingkungan yang akan menjalankan tugas selama 2
(dua) bulan.
B. Asisten Tenaga Ahli (sipil)
Adalah Sarjana Teknik Sipil dengan kualifikasi keahlian Sipil, yang
berpengalaman minimum 2 (dua) tahun dalam bidang
Sipil/konstruksi yang akan mendukung penuh Team Leader dari sisi
bangunan gedung/sipil yang akan menjalankan tugas selama 2
(dua) bulan.
C. Administrasi
Adalah seorang officer/Administrator dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, terutama secara Administrasi dan Keuangan. Kualifikasi dari
Tenaga Administrasi pendidikan minmal SMK/SMA dengan

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 51
pengalaman kerja 2 Tahun yang akan menjalankan tugas selama 2
(dua) bulan.

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 52
Komposisi Tim dan Penugasan Pekerjaan Kajian UKL & UPL Pasar Sapuran

TENAGA AHLI LINGKUP POSISI JUMLAH


NO. NAMA PERSONIL PERUSAHAAN URAIAN PEKERJAAN
LOKAL/ASING KEAHLIAN DIUSULKAN ORANG
BULAN
A Tenaga Ahli

Mengarahkan dan mempersipakan


program kerja, mulai dari suvey
lapangan sampai tahap penyusunan
CV. TIGA Ahli Bidang
1 Muhamad Nur Sigit W, S.T. Tenaga Ahli Lokal Team Leader rencana dan bersama - sama tim 2,00
DIMENSI Lingkungan
mengidentifikasi dampak lingkungan
serta merumuskan upaya program
pengelolaan lingkungan

Tenaga Sub Profesional


B dan
Pendukung

Membantu dan mendukung penuh


team leader dalam identifikasi dan
Asisten Tenaga telaah lingkup pekerjaan bidang
CV. TIGA Tenaga Ahli Ahli
1. Maulia Fatimah, S.T. Ahli lingkungan terutama dalam input data 2,00
DIMENSI Lokal Lingkungan
(Lingkungan) dan analisa lingkungan Pembangunan
Pasar

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 53
TENAGA AHLI LINGKUP POSISI JUMLAH
NO. NAMA PERSONIL PERUSAHAAN URAIAN PEKERJAAN
LOKAL/ASING KEAHLIAN DIUSULKAN ORANG
BULAN

Membantu dan mendukung penuh


team leader dalam identifikasi dan
CV. TIGA Tenaga Ahli Ahli Asisten Tenaga telaah lingkup pekerjaan bidang
2,00
2. Errif Wicaksono, S.T. DIMENSI Lokal Sipil/Struktur Ahli (Sipil) Sipil/struktur berkaitan dengan
dampak pembangunan konstruksi
terhadap lingkungan

Bertugas mengatur keuangan,


mengurus administrasi kantor dan
CV. TIGA Tenaga Ahli Administrator berhubungan langsung dengan
3. Saptadi Rachmat R Adminstrasi 2,00
DIMENSI Lokal dan Keuangan penyedia jasa dalam hubungannya
dengan penyelesaian administrasi dan
keuangan proyek.

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 54
IV. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
Berdasarkan pengalaman konsultan dalam melaksanakan pekerjaan-
pekerjaan sejenis, diperlukan pengaturan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Hubungan kerjasama antar personil, serta koordinasi pelaksanaan pekerjaan
berperapa penting dalam menghasilkan kualitas kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk itu, diperlukan pula pengaturan jadwal
pelaksanaan penugasan personil dan sampai sejauh mana keterlibatan
masing-masing personil terhadap kegiatan pekerjaan ini, agar dapat
dicapai suatu pola tata koordinasi pelaksanaan pekerjaan secara baik.
Dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Dokumen
UKL & UPL Pasar Sapuran ini, mobilisasi tenaga profesional oleh pihak
konsultan dengan berbagai disiplin ilmu yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan dalam kegiatan ini nantinya. Selain itu, tim konsultan juga akan
memobilisasi tenaga pendukung, yang akan mendukung tenaga profesional
dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kebutuhan mobilisasi
tenaga penunjang akan selalu mempertimbangkan kebutuhan tenaga
profesional.
Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kabupaten Wonosbo adalah pihak yang mengharapkan hasil pekerjaan
ini secara optimal. Pemberi kerja senantiasa akan memberikan
instruksi/perintah kerja, serta menyetujui hasil pekerjaan yang dihasilkan
konsultan. Untuk itu, penugasan Personil Tim Konsultan disusun berdasarkan
jenis dan macam pekerjaan yang tersurat didalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK). Tim didukung sepenuhnya oleh semua fungsional dari CV. TIGA
DIMENSI.
Berikut ini, untuk lebih jelasnya dipaparkan dalam Tabel Jadwal
Penugasan Personil tim konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan dan nama
personil tenaga profesional yang terlibat secara langsung dalam kegiatan ini

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 55
Jadwal Penugasan Tenaga /Personil

Bulan Ke
Jabatan Yang Orang/Bulan
No. Nama Personil I II
Diusulkan
1 2 3 4 1 2 3 4

I. TENAGA AHLI

Ketua Tim (Team


1. Muhamad Nur Sigit W, S.T. 2
Leader)

Sub Total 2
II. TENAGA SUB PROFESIONAN & PENUNJANG
Asisten Tenaga Ahli 2
1. Maulia Fatimah, S.T.
(Lingkungan)
Asisten Tenaga Ahli
2. Errif Wicaksono, S.T. 2
(Sipil)
Administrator dan
3 Saptadi Rachmat R 2
Keuangan
SubTotal 6
Total 8

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 56
V. Hasil Pengumpulan Data Sementara dan Koordinasi dengan
Instansi Terkait
Pembuatan UKL-UPL Pasar Sapuran memerlukan data-data penting
berupa data sekunder maupun data primer. Untuk mendapatkan data-data
tersebut diperlukan koordinasi yang baik antara pihak konsultan dengan pihak
pemrakarsa yaitu Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kabupaten Wonosbo. Data-data yang diperlukan dalam
penyusunan UKL-UPL ini berupa data sekunder yang didapat dari pihak
pemrakarsa seperti identitas pemrakarsa, lokasi usaha/kegiatan Pasar
Sapuran, dan data-data yang berkaitan dengan kegiatan prakonstruksi,
konstruksi, serta operasional Pasar Sapuran. Untuk data primer didapat dari
wawancara langsung dengan pihak pemrakarsa atau pemberian kuesioner
kepada pihak-pihak yang terkait dengan usaha/kegiatan pembangunan Pasar
Sapuran ini.
Berikut hasil dari pengumpulan data sementara :
a) Identitas Pemrakarsa
1. Nama Instansi : Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah
2. Penanggung : Drs. Agus Suryatin, MT
Jawab
3. Jabatan : Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah
4. Alamat : Jalan T. Jogonegoro No 26 Wonosobo
5. Desa / Kelurahan : Jaraksari
6. Kecamatan : Wonosobo
7. Telp./Fax : (0286) 321024
8. Email : -
9. Nama Kegiatan : Pembangunan Pasar Sapuran
10. Lokasi kegiatan : Pasar Sapuran Kec. Sapuran
b) Jam Kerja
Jam kerja untuk pekerja konstruksi adalah : 8 Jam / Hari
c) Penggunaan Energi
Sumber Air dari : PDAM
Sumber Listrik : PLN, Berapa Watt : 4400 Watt

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 57
d) Penggunaan Lahan

Luas Tanah
No Peruntukan Lahan
(m2)
Luas LahanBangunan Pasar
1. 656 M2
Lama
Luas Lahan Bangunan Pasar
2. 4.999 M2
Baru
2. RTH (llahan kosong) 2.743 M2
3. Jalan dan saluran 836 M2
4. Lahan Terbuka (Parkiran) 3.456 M2
Tempat Penampungan
5. 42 M2
Sampah Sementara (TPS)
Total Lahan yang Dimanfaatkan 12.690 M2

Sumber :Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten


Wonosbo, 2020

CV. Tiga Dimensi


Konsultan Perencana Hal 58

Anda mungkin juga menyukai