A. Pendahuluan
Penyelenggaraan sarana dan bangunan umum berada di luar kewenangan
Departemen Kesehatan, namun sarana dan bangunan umum tersebut harus
memenuhi persyaratan kesehatan. Hal ini telah diamanatkan pada UU No.23 Tahun
1992 tentang Kesehatan. Dalam rangka memfasilitasi penyelenggaraan otonomi
daerah telah diterbitkan beberapa Keputusan Menteri Kesehatan yang berkaitan
dengan kesehatan lingkungan pada sarana dan bangunan umum, di antaranya
tentang penyehatan hotel, rumah sakit, perumahan dan lingkungan kerja, agar
sarana dan bangunan umum tersebut memenuhi persyaratan kesehatan.
B. Latar Belakang
Sarana dan bangunan umum merupakan tempat dan atau alat yang dipergunakan
oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya, oleh karena itu perlu dikelola
demi kelangsungan kehidupan dan penghidupannya untuk mencapai keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan penggunanya hidup dan
bekerja dengan produktif secara social ekonomis. Sarana dan bangunan umum
dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila memenuhi kebutuhan
fisiologis, psikologis dan dapat mencegah penularan penyakit antar pengguna,
penghuni dan masyarakat sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan dalam
pencegahan terjadinya kecelakaan.
Dalam Pengelolaan factor risiko lingkungan sebagai tindak lanjut hasil kegiatan
surveilans epidemiologi diperlukan pedoman penyehatan sarana dan bangunan
umum yang merupakan arah dan penjabaran teknis dari penyelenggaraan
penyehatan lingkungan. Pedoman ini merupakan acuan bagi daerah dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan ketentuan perundangan tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan yang sudah ada yang pelaksanaannya dapat disesuaikan
dengan kondisi setempat.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya upaya untuk meningkatkan pengendalian faktor risiko penyakit
dan kecelakaan pada sarana dan bangunan umum.
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui dan menilai kondisi jamban
2) Untuk mengetahui dan menilai tempat pembuangan sampah
3) Untuk mengetahui dan menilai saluran pembuangan air limbah
4) Untuk mengetahui dan menilai kondisi bangunan dan sarana umum
5) Untuk mengetahui dan menilai sarana air bersih
6) Untuk mengukur kualitas lingkungan fisik di bangunan umum
2. Monitoring Pelaporan
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat setelah semua pelaksanaan
kegiatan selesaipada minggu ke-4 setiap bulan, dibuat oleh petugas pelaksana
kesehatan lingkungan dalam bentuk buku laporan evaluasi kegiatan kesehatan
lingkungan, mulai jenis kegiatan, hasil kegiatan, menjelaskan masalah, prioritas
masalah dan penyebab masalah yang ada, selanjutnya untuk dibuat rencana
tindak lanjut sebagai bahan rencana pelaksanaan kegiatan dibulan berikutnya.
Buku laporan evaluasi kegiatan program kesehatan lingkungan disampaikan
kepada Kepala Puskesmas untuk diketahui dan ditandatangani serta dijadikan
sebagai bahan yang akan dibahas pada lokakarya mini bulanan Puskesmas.
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan kegiatan program dilakukan selama kegiatan berlangsung, meliputi
jumlah sasaran, jumlah cakupan yang telah dicapai, atau keterangan lainnya
sesuai yang dibutuhkan sebagai data penunjang dan dicatat dalam buku register
masing-masing kegiatan untuk digunakan dalam pembuatan laporan kegiatan.
Pelaporan dibuat dalam format laporan yang telah disepakati/ditetapkan oleh Seksi
Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten., Berdasarkan hasil rekap
cakupan kegiatan. laporan disampaikan kepada Kepala Puskesmas untuk
diketahui dan ditandatangani, dan kemudian disampaikan ke bagian Seksi
Kesehatan Lingkungan Dinas Kasehatan Kabupaten pada awal bulan berikutnya
(tiap-tiap tanggal 5 setiap bulannya). Laporan hasil kegiatan juga disajikan dalam
bentuk PWS, yang berfungsi sebagai bahan informasi dasar penentuantindakan
dalam upaya meningkatkan pengendalian faktor resiko penyakit dan kecelakaan
pada tempat-tempat umum, sarana dan bangunann umum untuk mengetahui
hygiene sanitasi tempat pengolahan makanan dan agar manusia terbebas dari
keracunan dan pencemaran.
2. Evaluasi Kegiatan
Evalusi kegiatan dilakukan diakhir bulan kegiatan, setelah pelaksanaan kegiatan
selesai terlaksana dengan mengacu pada indikator kinerja dan target kegiatan,
apakah pelaksanaan program kegiatan telah sesuai target ataukah belum, untuk
kemudian dilakukan rencana tindak lanjut untuk kegiatan dibulan berikutnya.