Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PLUMBON
Jalan Raya Indramayu – Jatibarang Km. 06 Indramayu 45216
Telp. (0234) 275509 Email: pkm_plumbon@yahoo.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN (KLINIK SANITASI)

A. Pendahuluan
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyakarat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif
tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi,
maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
faktor risiko lingkungan.
B. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagaimana tercantum
dalam Pasal 162 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Ketentuan
mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan selanjutnya diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, yang pengaturannya
ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya
pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan
di permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum.
Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat, antara lain Malaria pada tahun 2012 sebanyak 417.819 kasus dan
Anual Parasite Incident Malaria di Indonesia sebesar 1,69 per1.000 penduduk. Demam
Berdarah Dengue pada tahun 2012 sebanyak 90.245 kasus dengan jumlah kematian 816 (IR=
37,11 dan CFR= 0.9). Sedangkan penemuan Pneumonia Balita pada tahun 2012 cakupannya
sebesar 22,12 %. Angka kesakitan diare pada semua umur menurun tidak signifikan dari 423
per 1000 penduduk pada tahun 2006 menjadi 411 per 1000 penduduk pada tahun 2010, hasil
survey morbiditas tahun 2006 dan tahun 2010 memperlihatkan bahwa tidak ada perubahan
episode diare pada balita sebesar 1,3 kali (Hasil kajian morbiditas diare, Depkes, 2012).
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama karena meningkatnya
penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan,
Pemerintah telah menetapkan Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam pengaturan
Puskesmas ditegaskan bahwa salah satu upaya kesehatan masyarakat yang bersifat esensial
adalah berupa Pelayanan Kesehatan Lingkungan. Upaya kesehatan masyarakat esensial
tersebut harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian
standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.
Untuk memperjelas lingkup penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
perlu diatur mengenai uraian kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan sebagai acuan bagi
petugas Puskesmas dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan tersebut.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan terselenggaranya Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas diharapkan
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, promotif, dan
kuratif yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
1) Menurunkan angka penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan dan meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan.
2) Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan, dan perilaku masyarakat untuk
mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko
Lingkungan, serta untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat.
3) Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan
masyarakat.
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
A) Kegiatan Pokok
Melakukan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan yang terpadu dalam pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan masyarakat.
B) Rincian Kegiatan
1. Pelayanan Klinik Sanitasi untuk Pasien Penderita Penyakit Berbasis Lingkungan
1) Pasien mendaftar di ruang pendaftaran.
2) Petugas pendaftaran mencatat/mengisi kartu status.
3) Petugas pendaftaran mengantarkan kartu status tersebut ke petugas ruang
pemeriksaan umum.
4) Petugas di ruang pemeriksaan umum Puskesmas (Dokter, Bidan, Perawat)
melakukan pemeriksaan terhadap Pasien.
5) Pasien selanjutnya menuju Ruang Konseling untuk mendapatkan pelayanan
Konseling.
6) Untuk melaksanakan Konseling tersebut, Tenaga Kesehatan Lingkungan mengacu
pada Contoh Bagan dan Daftar Pertanyaan Konseling.
7) Hasil Konseling dicatat dalam formulir pencatatan status kesehatan lingkungan dan
selanjutnya Tenaga Kesehatan Lingkungan memberikan lembar saran/tindak lanjut
dan formulir tindak lanjut Konseling kepada Pasien.
8) Pasien diminta untuk mengisi dan menandatangani formulir tindak lanjut Konseling.
9) Dalam hal diperlukan berdasarkan hasil Konseling dan/atau hasil surveilans
kesehatan menunjukkan kecenderungan berkembang atau meluasnya penyakit atau
kejadian kesakitan akibat Faktor Risiko Lingkungan, Tenaga Kesehatan Lingkungan
membuat janji Inspeksi Kesehatan Lingkungan.
10) Setelah Konseling di Ruang Promosi Kesehatan, Pasien dapat mengambil obat di
Ruang Farmasi dan selanjutnya Pasien pulang.
2. Pelayanan Klinik Sanitasi untuk Klien
1) Klien mendaftar di Ruang Pendaftaran.
2) Petugas pendaftaran memberikan kartu pengantar dan meminta Klien menuju ke
Ruang Konseling.
3) Klien melakukan konsultasi terkait masalah kesehatan lingkungan atau penyakit
dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan.
4) Tenaga Kesehatan Lingkungan mencatat hasil Konseling dalam formulir pencatatan
status kesehatan lingkungan, dan selanjutnya memberikan lembar saran atau
rekomendasi dan formulir tindak lanjut Konseling untuk ditindak lanjuti oleh Klien.
5) Klien diminta untuk mengisi dan menandatangani formulir tindak lanjut Konseling.
6) Dalam hal diperlukan berdasarkan hasil Konseling dan/atau kecenderungan
berkembang atau meluasnya penyakit atau kejadian kesakitan akibat Faktor Risiko
Lingkungan, Tenaga Kesehatan Lingkungan membuat janji dengan Klien untuk
dilakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan selanjutnya Pasien dapat pulang.

E. Cara Melakukan Kegiatan


1. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan lintas program (BP Umum, MTBS, Lansia)
terkait penjadwalan pelayan kesehatan lingkungan (klinik sanitasi)
2. Melakukan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan sesuai jadwal
3. Melakukan kunjungan terhadap pasien penderita penyakit berbasis lingkungan (pasien
yang lebih dari 1x kunjungan ke puskesmas)
4. Melaporkan hasil

F. Sasaran
Pasien penderita penyakit berbasis lingkungan dan klien.
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Untuk memperlancar kegiatan, maka dibuatlah jadwal kegiatan sebagai berikut :
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Koordinasi V v v v v v v v v v v v
dengan lintas
program
2. Melakukan V v v v v v v v v v v v
kegiatan
pelayanan
kesehatan
lingkungan
3. Kunjungan v v v v v v v v v v
pasien PBL
4. Pelaporan v v v v
kegiatan

H. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan di dalam dan di luar gedung, dilakukan oleh
tenaga pelaksana kesehatan lingkungan dengan terjun langsung pada saat pelaksanaan
kegiatan. Evaluasi jadwal kegiatan dalam gedung dilakukan dengan melibatkan
penanggung jawab dari masing-masing ruang poli dan untuk evaluasi jadwal kegiatan di
luar gedung menyesuaikan dengan jadwal kegiatan. Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan
sekali yang dibuat oleh petugas kesehatan lingkungan untuk kemudian diketahui dan
ditandatangai oleh Kepala Puskesmas.Perubahan jadwal kegiatan dikonfirmasikan 1
minggu sebelum kegiatan berlangsung, sesuai dengan kesepakatan.
2. Monitoring Pelaporan
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat setelah semua pelaksanaan kegiatan
selesaipada minggu ke-4 setiap bulan, dibuat oleh petugas pelaksana kesehatan
lingkungan dalam bentuk buku laporan evaluasi kegiatan kesehatan lingkungan, mulai
jenis kegiatan, hasil kegiatan, menjelaskan masalah, prioritas masalah dan penyebab
masalah yang ada, selanjutnya untuk dibuat rencana tindak lanjut sebagai bahan
rencana pelaksanaan kegiatan dibulan berikutnya. Buku laporan evaluasi kegiatan
program kesehatan lingkungan disampaikan kepada Kepala Puskesmas untuk diketahui
dan ditandatangani serta dijadikan sebagai bahan yang akan dibahas pada lokakarya
mini bulanan Puskesmas.
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan kegiatan program dilakukan selama kegiatan berlangsung, meliputi jumlah
sasaran, jumlah cakupan yang telah dicapai, atau keterangan lainnya sesuai yang
dibutuhkan sebagai data penunjang dan dicatat dalam buku register masing-masing
kegiatan untuk digunakan dalam pembuatan laporan kegiatan.
Pelaporan dibuat dalam format laporan yang telah disepakati/ditetapkan oleh Seksi
Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten., Berdasarkan hasil rekap cakupan
kegiatan. laporan disampaikan kepada Kepala Puskesmas untuk diketahui dan
ditandatangani, dan kemudian disampaikan ke bagian Seksi Kesehatan Lingkungan Dinas
Kasehatan Kabupaten pada awal bulan berikutnya (tiap-tiap tanggal 5 setiap bulannya).
Laporan hasil kegiatan juga disajikan dalam bentuk PWS, yang berfungsi sebagai bahan
informasi dasar penentuantindakan dalam upaya meningkatkan pengendalian faktor
resiko penyakit dan kecelakaan pada tempat-tempat umum, sarana dan bangunann
umum untuk mengetahui hygiene sanitasi tempat pengolahan makanan dan agar manusia
terbebas dari keracunan dan pencemaran.
2. Evaluasi Kegiatan
Evalusi kegiatan dilakukan diakhir bulan kegiatan, setelah pelaksanaan kegiatan
selesaiterlaksana dengan mengacu pada indikator kinerja dan target kegiatan,
apakahpelaksanaan program kegiatan telah sesuai target ataukah belum, untuk kemudian
dilakukan rencana tindak lanjut untuk kegiatan dibulan berikutnya.

Indramayu, Januari 2019


Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Plumbon Penanggung jawab UKM

Hj. Hesti Heryanti D, S.ST., MM Hj. Iflakiyah Ubaedah, S.ST


NIP. 19680728 198902 2 001 NIP. 19710423 1991 01 2 002

Anda mungkin juga menyukai