Anda di halaman 1dari 12

KOMPONEN PEMBANGUNAN

 Pembangunan ekonomi
 Pembangunan sosial
 Perlindungan daya dukung dan daya tampunG LH

PRASYARAT MUTLAK PEMBANGUNAN BERKELANJUUTAN

 Pengentasan kemiskinan
 Perubahan pola konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan
 Perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam sebagai basis pembangunan
ekonomi dan sosial

UU 32/2009

Melangkah maju untuk perbaikan perlindungan dan pengelolaan lingkugan hidup

ANDAL Kriteria dampak penting


Jumlah penduduk yang terkena dampak lingkungan Luas wilayah persebaran dampak
lingkungan Lamanya dampak lingkungan berlangsung Intensitas dampak lingkungan
Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak lingkungan Sifat kumulatif dampak
lingkungan Reversibilitas /irreversibilitas akibat dampak lingkungan.
PROYEK SIPIL WAJIB AMDAL

1. PROYEK KE – PU-AN
a. Real estate : > 25 ha u/kota metropolitan dan > 100 ha u/kota/kab
b. Jalan tol u/semua besaran
c. Jalan Propinsi/kabupaten > 25 Km
d. Pelabuhan dan dermaga : > 300 meter
e. Bandar Udara : semua besaran
f. Jembatan : bentang > 500 meter
g. Terminal type B dan A
h. Bendungan
i. TPA luas > 10 ha
2. DIKNAS : GEDUNG PENDIDIKAN : luas bangunan > m2
3. Diperindag : PUSAT PERDAGANGAN : luas bangunan > m2 atau luas lahan > 5 ha
4. Dinas PARIWISATA : Hotel : kamar > 200 kamar
Dinas Kesehatan : Rumah sakit dengan bed > 200 atau RS type B dan A

Berpegang pada prinsip Pre-cautionary Principle

Pembangunan menyebabkan perubahan bentang alam, dengan berbagai kemungkinan


dampak negatif (tidak bermanfaat) serta dampak positif (bermanfaat) bagi
masyaraka sekitarnya

Pemrakarsa
Berpegang pada prinsip
Pre-cautionary Principle
(prinsip kehati-hatian)

Sangat menyadari akan hal ini

Agar pembangunan berwawasan lingkungan dapat tercapai, sebagai langkah awal Pemilik
Proyek wajib menyusun dokumen AMDAL

Kegiatan usaha yang diperkirakan menimbulkan dampak penting, a.l :


pengubahan bentuk lahan dan bentang alam, proses dan kegiatan yang secara potensial dapat
menimbulkan pemborosan, pence-maran dan kerusakan lingkungan hidup , serta kemerosotan
sumber daya alam dalam pemanfaatannya; (PP No.27 th 1999 ttg AMDAL)

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2006 KEGIATAN-KEGIATAN

WAJIB AMDAL
Instrumen untuk pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan Lingkungan Hidup
Instrumen untuk pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan Lingkungan Hidup diatur
dalam UU 32/2009 yang terdiri atas
a. KLHS ( Kajian Lingkungan Hidup Strategis ) dibuat pemerintah dan pemerintah
daerah untuk menjadi dasar bagi kebijakan, rencana dan/atau program pembangunan
dalam suatu wilayah
b. Tata Ruang ,digunakan untuk menjaga kelestarian fungsi Lingkungan Hidup (LH) dan
keselamatan masyarakat, setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan pada
KLHS
c. Baku Mutu Lingkungan Hidup, Penentuan terjadinya pencemaran LH diukur melalui
baku mutu LH
d. Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup, meliputi kriteria baku kerusakan
ekosistem dan kritria baku kerusakan akibat perubahan iklim
e. AMDAL, setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap LH wajib
memiliki AMDAL
f. UKL-UPL, setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib
AMDAL wajib memiliki UKL-UPL
g. Perizinan, setiap usahadan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL atau UKL-
Upl wajib memiliki izin lingkungan
h. Instrumen ekonomi LH, meliputi perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi,
pendanaan LH, dan insentif atau disinsentif
i. Peraturan perundang undangan berbasis LH, setiap penyusunan peraturan
perundangan pada tingkat nasional dan daerah wajib memperhatikan perlindungan
fungsi LH dan prinsip perlindungan dan pengelolaan LH
j. Anggaran berbasis LH, pemerintah dan DPR Riwajib mengalokasikan anggaran yang
memadai untuk membiayai kegiatan perlindungan dan pengelolaan LH dan
programpembangunan yang berwawasan LH
k. Analisis risiko LH, meliputi pengkajian risiko, pengeolaan risiko, atau komunikasi
risiko
l. Audit LH, pemerintah mendorong penanggungjawab usaha untuk audit Lhdalam
rangka meningkatkan kinerja LH
m. Instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.

I. Skema Pembagian Amdal ,UKL-UPL dan SPPL


Skema tersebut di atas dalam pelaksanaannya berbeda-beda untuk setiap daerah
sehingga menimbulkan perbedaan pembebanan tanggung jawab bagi pemrakarsa
usaha dan/atau kegiatan untuk daerah yang berbeda walaupun jenis usaha dan/atau
kegiatannya adalah sama. Untuk menjamin bahwa UKL-UPL dilakukan secara tepat,
maka perlu dilakukan penapisan untuk menetapkan jenis rencana usaha dan/atau
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKLUPL.
Adapun usaha dan/atau kegiatan di luar daftar jenis rencana usaha dan/atau kegiatan
yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL dapat langsung diperintahkan melakukan
upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sesuai prosedur operasional
standar (POS) yang tersedia bagi usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan, dan melengkapi diri dengan surat pernyataan kesanggupan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL).
Penyusun UKL UPL
Tahap Perencanaan
1. Rencana umum
2. Studi kelayakan
3. Disain Rinci
4. Kontruksi
5. Operasi
Definisi Kriteria Dampak Penting dalam Penyusunan AMDAL

Berdasarkan UU No 32 Tahun 2009 pasal 22 disebutkan yang menjadi kriteria dampak


penting bagi penyusunan AMDAL adalah sebagai berikut:

1. Besarnya jumlah penduduk yang terkena dampak dari rencana usaha atau kegiatan.
2. Luas wilayah penyebaran dampak.
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4. Besarnya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak.
5. Sifat komulatif damapk
6. Berbali atau tidak berbalinya dampak.
7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
PRINSIP-PRINSIP DALAM UU 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

 Hak setiap orang atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
 Hak setiap orang untuk berpartisipasi dalam setiap proses pengambilan keputusan
lingkugan
 Kewajiban melalukan AMDAL untuk kegiatan yang menimbulkan dampak penting
 Kewajiban institusi penerbit ijin bagi kegiatan yang menimbulkan dampak penting
untuk menyertakan persyaratan lingkungan dalam penertbitan ijin-nya
 Pengakuan mediasi & Arbitrase sebagai pilihan dalam penyelesaaian sengketa
lingkungan
 Pengakuan Strict Liability dalam aspek kepadatan untuk kegiatan tertentu
 Pengakuan NGO’s Legal Standing
 Pengakuan Class Attions
 Keberadaan Tindak Pidana & Pertanggung Jawaban Korporasi

KENDALA PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN YANG EFEKTIF

 Perbedaan persepsi & dan rendahnya koordinasi diantara aparat penegak hukum
terkait;
 Lemahnya pengetahuan tehnis dan integritas aparat penegak hukum (Judical
corrupption);
 Keterbatasan kapasitas budget;
 Ketiadaan askes informasi & partisipasi yang menyebabkan kontrol eksternal
menjadi tidak efektik

Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Terintegrasi

 Unsur-unsur utama dalam pengelolaan lingkungan:


- Ore Roof Eforeoment Syestem (ORES)
- Greening the bench (i.e Ad-Hoc Judges)
- First and second line enforcement (back up syestem)
- Optimalisasi pencegahan pencemaran
- Instruksi Pengeloaan lingkungan hidup yang kuat (nasional and regional)
- Program penataan sukarela
- Environmental dedicated fund
- Ssitem Pengaduaan Masyarakat
 Unsur Eksternal
- Kepemimpinan & dan kemauan politik yang kuat ( Pegaruh utama GSDG dalam
pengambilan keputusan politik)
- Reformasi institusional didalam birokrasi dan isntitusi penegakan hukum(sapu
yang bersih untuk membersihkan lantai yang kotor)
- Pengembangan kontrol publik

STRATEGI “ENFORCEMENT SATU ATAP

 One Action Under One policy


 Memudahkan pembinaan integritas & kualitas
 Tugas dan Pekerjaan lebih terkonsentrasi sehingga lebih fokus, MANFAAT
piawai, dan trampil
 Memudahkan perencanaan dan koordinasi
 Penggunaan anggaran tidak tercerai berai
 Memudahkan kontrol publik

1. MOU antara Men-LH, Jagung dan Kapolri tentang “satu atap”


Langkah-langakah
2. Mengembangkan sistem rekrutmen bagi penyidik & jaksa sebagai
penegak hukum satu atap

3. Membangun landasan hukum bagi penegakan hukum “satu atap”


dalam peraturan perundang-undangan LH/SDA yang sedang disusun
atau direvisi
PENGERTIAN AMDAL Adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (UULH No 23
tahun 1997) Usaha-usaha yang menimbulkan dampak besar dan penting : Pengubahan
bentang alam dan bentuk lahan Eksploitasi SDA Proses dan kegiatan yang secara potensial
akan memberikan pemborosan pencemaran dan kerusakan lingkungan Proses dan kegiatan
yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, sosial ekonomi dan budaya serta
lingkungan buatan Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian
kawasan konservasi SDA dan/atau perlindungan cagar budaya Introduksi jenis tumbuh-
tumbuhan , jenis hewan dan jasad renik Pembuatan dan penggunaan bahan hayati atau non
hayati Penerapan teknologi yang diprakirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan

KRITERIA DAMPAK BESAR DAN PENTING


Jumlah manusia yang terkena dampak Luas wilayah persebaran dampak Intensitas dan
lamanya dampak berlangsung Komponen LH lain yang terkena dampak Sifat kumulatif
dampak Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

JENIS – JENIS AMDAL

AMDAL TUNGGAL adalah hanya satu jenis usaha dan/atau kegiatan yang kewenangan
pembinaannya di bawah satu instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan AMDAL
TERPADU/MULTISEKTORAL adalah hasil kajian mengenai dampak besar dan penting
usaha/kegiatan terpadu yang direncanakan terhadap LH dan melibatkan lebih dari 1 instansi
yang membidangi kegiatan tersebut Kriteria kegiatan terpadu meliputi : berbagai
usaha/kegiatan tersebut mempunyai keterkaitan dalam perencanaan dan proses produksinya
Usaha dan kegiatan tersebut berada dalam satu kesatuan hamparan ekosistem AMDAL
KAWASAN adalah hasil kajian mengenai dampak besar dan penting usaha/kegiatan yang
direncanakan terhadap LH dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona pengembangan
wilayah/kawasan sesuai dengan RTRW yang ada.

Kriteria AMDAL KAWASAN :


berbagai usaha dan/atau kegiatan yang saling terkait perencanaannya antar satu dengan
lainnya berbagai usaha dan/atau kegiatan tersebut terletak dalam/merupakan satu kesatuan
zona pengembangan wilayah/kawasan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah atau rencana
tata runag kawasan Usaha dan/atau kegiatan tersebut terletak pada kesatuan hamparan
ekosistem

AMDAL LAHAN BASAH

Panduan penyusunan AMDAL LAHAN BASAH sesuai dengan Keputusan Menteri


Lingkungan Hidup No.5 tahun 2000 Salah satu kategori wilayah yang perlu dioptimalkan
pembangunannya adalah kawasan lahan basah TIPELOGI EKOSISTEM terbagi menjadi 3
zona :

Ekosistem rawa pasang surut air payau/asin

Ekosistem rawa pasang surut air tawar

Ekosistem rawa non-pasang surut atau rawa lebak

HAL-HAL YANG HARUS DIINGAT TERKAIT KAWASAN LAHAN BASAH


Ekosistem lahan basah memiliki potensi alami yang sangat peka terhadap setiap sentuhan
pembangunan yang merubah perilaku air (hujan, air sungai, dan air laut ) pada bentang lahan
itu Ekosistem lahan basah sesungguhnya bersifat terbuka untuk menerima dan meneruskan
setiap material (slurry) yang terbawa sebagai kandungan air Ekosistem lahan basah
sesungguhnya berperan penting dalam mengatur keseimbangan hidup setiap ekosistem darat
di hulu dan di sekitarnya serta setiap ekosistem kelautan di hilirnya

KAWASAN YANG HARUS DILESTARIKAN


Kawasan Gambut : Kawasan yang unsur pembentuk tanahnya sebagian besar berupa sisa-sisa
bahan organik yang tertimbun dalam waktu lama. Kawasan gambut berfungsi sebagai
penambat air (mengendalikan hidrologi setempat). Kawasan yang dilindungi adalah gambut
dengan ketebalan 3 meter atau lebih yang terdapat pada bagian hulu sungai dan rawa

Kawasan Resapan Air : daerah yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air
hujan sehingga merupakan tempat pengisian air murni (aquifer) yang berguna sebagai sumber
air. Kriteria : curah hujan tinggi, struktur tanah mempunyai permeabilitas tinggi

Kriteria sempadan sungai :


kawasan sepanjang kanan kiri sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer,
yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai Kriteria
sempadan sungai : Sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di
kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman Untuk sungai di kawasan
permukiman lebar sempadan sungai seharusnya cukup untuk membangun jalan inspeksi yaitu
10 sampai 15 meter

Sempadan Pantai : kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting
untuk mempertahankan dan melindungi kelestarian fungsi pantai dari gangguan kegiatan
ataupun proses alam. Kriteria : dataran sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan
bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat
KAWASAN SEKITAR WADUK/DANAU
Kawasan tertentu di sekeliling danau/waduk yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi waduk/danau. Perlindungan terhadap kawasan
sungai/waduk dilakukan untuk melindungi danau/waduk. Kriteria :

 sepanjang tepian danau/waduk antara meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat

KAWASAN RAWA BERHUTAN BAKAU

Kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi
memberikan perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan. Kriteria :

 Minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan
diukur dari garis air surut terendah ke arah darat.

TERMASUK DALAM KAWASAN PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG


RAWA : Lahan genangan air secara alamiah yang terjadi secara terus menerus atau
musiman akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus

TERMASUK DALAM KAWASAN PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG

 Kawasan hutan lindung


 Kawasan suaka alam darat
 Kawasan bergambut
 Kawasan mangrove
 Kawasan resapan air
 Taman Nasional Sempadan pantai
 Taman hutan raya Sempadan sungai
 Taman wisata alam Kawasan sekitar waduk/danau
 Kawasan cagar budaya dan Kawasan sekitar mata air
 Ilmu pengetahuan Kawasan suaka alam laut dan perairan Kawasan rawan bencana

Anda mungkin juga menyukai