Anda di halaman 1dari 42

Bentuk &

Tahapan Kajian
Lingkungan
Kelompok 3
◍ ANISAH NUR AINI
◍RENALDI ARDIYA H
◍SISIE NURAENI ADHEIN

2
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

◍ Pengertian KLHS
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif.

KLHS digunakan untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan


berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah, kebijakan dan program.

KLHS dilakukan sinergi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah


(RTRW)

3
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi, dan


seimbang dengan fungsi lingkungan hidup. Sebagai
konsekuensinya, kebijakan, rencana, dan/atau program
pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan hidup dan
mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) merupakan upaya


untuk mencari terobosan dan memastikan bahwa pada tahap awal
penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan sudah dipertimbangkan

4
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

◍ Urgenitas KLHS
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) memiliki manfaat
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan
telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) dan kegiatan pembangunan di setiap kabupaten
kota. Hal ini sesuai dengan UU no 32 Tahun 2009 Pasal 15 ayat
(1).

5
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

◍ Manfaat KLHS
Berbagai macam manfaat yang dapat diperoleh dengan telah tersusunnya KLHS adalah sebagai
berikut :
a. Merupakan kajian dan informasi yang dapat digunakan untuk mendukung dalam
pengambilan keputusan setiap perubahan lahan yang berpotensi merubah lingkungan.
b. Melakukan indentifikasi dan mempertimbangkan peluang peluang dan alternatif
pembangunan yang tersedia.
c. Mempertimbangkan aspek lingkungan hidup secara lebih sistematis pada jenjang
pengembilan keputusan yang lebih tinggi.
d. Mencegah kesalahan investasi dengan mengingatkan kepada pengambil keputusan, akan
kemungkinan terjadinya pembangunan yang tidak bisa dikendalikan dampaknya, sehingga
pembangunan hanya berorientasi kepada kepentingan sesaat.

6
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

◍ Manfaat KLHS
e. Tata pengaturan (governance) yang lebih baik, dengan pengambilan
keputusan melalui proses konsultasi dan partisipasi.
f. Melindungi sumberdaya alam dan lingkungan untuk menjamin dapat
dinikmatinya sumberdaya alam untuk generasi yang akan dating.
g. Memfasilitasi kerjasama lintas batas untuk mencegah sengketa dalam
pemanfaatan sumberdaya alam, dan menangani masalah komulatif dampak
lingkungan. (OECD 2006, Fisher 1999, UNEP 2002)

7
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

◍ Kaidah KLHS
• Prinsip 1 : Self Assessment
• Prinsip 2 : Improvement Of The KRP
• Prinsip 3 : Building Capacity
• Prinsip 4 : Influencing Decision Makers

◍ Pelaku Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)


Sesuai dengan UU No 32 Tahun 2009, Pasal 15 ayat (1) pemerintah dan pemerintah daerah
wajib melakukan KLHS. Karena merupakan kewajiban maka sudah sewajarnya bila regulasi
ini harus dipenuhi oleh setiap Provinsi, Kabupaten/Kota dan pada tingkat kementrian.

8
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

◍ Pelaku Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)


Sesuai dengan UU No 32 Tahun 2009, Pasal 15 ayat (1) pemerintah dan pemerintah daerah
wajib melakukan KLHS. Karena merupakan kewajiban maka sudah sewajarnya bila regulasi ini
harus dipenuhi oleh setiap Provinsi, Kabupaten/Kota dan pada tingkat kementrian.

◍ Integrasi KLHS dalam Kebijakan Rencana dan Program


Terdapat 4 (empat) karakteristik proses perumusan kebijakan, rencana, dan/atau program
di Indonesia yang harus dipahami untuk penyelenggaraan KLHS.
• Karakteristik 1: Membangun Konsensus
• Karakteristik 2: Dinamika Proses Teknikratik dan Partisipatif
• Karakteristik 3: Pentingnya Komunikasi dan Dialog
• Karakteristik 4: Pentingnya Peran Personal dan Proses Informal

9
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

◍ Tahapan Pelaksanaan KLHS


a. Penapisan Tahapan pelaksanaan KLHS
b. Mekanisme Pelaksanaan KLHS
• Identifikasi Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya
• Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
• Identifikasi Kebijakan, Rencana, dan/atau Program
• Telaahan Pengaruh Kebijakan, Rencana, dan/atau Program terhadap Kondisi
Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah.
c. Perumusan Alternatif Penyempurnaan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program
d. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program dan Pengintegrasian Hasil
KLHS

10
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

◍ Rekomendasi Perbaikan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program dan


Pengintegrasian Hasil KLHS
Tujuan rekomendasi adalah mengusulkan perbaikan muatan kebijakan, rencana dan/atau
program berdasarkan hasil perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana
dan/atau program. Rekomendasi perbaikan rancangan kebijakan, rencana, dan/atau
program ini dapat berupa:
a. perbaikan rumusan kebijakan;
b. perbaikan muatan rencana;
c. perbaikan materi program.

11
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

◍ Hubungan KLHS dan AMDAL


Kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) dilakukan untuk mencermati setiap kebijakan,
rencana dan program agar telah terjiwai konsep pembangunan berkelanjutan. Pemangku
kepentingan akan mempertimbangkan setiap kebijakan apakah memberikan manfaat untuk
pelestarian lingkungan atau sebaliknya. Kebijakan dengan landasan pembangunan
berkelanjutan akan sinergi dengan setiap rencana dan usaha kegiatan yang akan
dilaksanakan yang telah disusun kanjian AMDALnya. Sehingga dapat dipahami bahwa dalam
pengambilan keputusan kelayakan lingkungan dalam AMDAL harus memperhatikan hasil dari
KLHS.

Pengambil kebijakan yang secara institusi dipegang oleh komisi amdal kabupaten/provinsi
akan menggunakan acuan KLHS ketika akan mengajukan ijin lingkungan. Ijin lingkungan
dilakukan setelah dokumen AMDAL atau UKL/UPL diselesaikan. Sebagai bentuk rekomendasi
untuk kelayakan lingkungan maka akan diterbitkan ijin lingkungan yang merupakan dokumen
legal sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan pembangunan.
12
Bentuk Kajian Lingkungan

Dengan ditetapkanya UU No 32 Tahun 2009, maka terdapat


beberapa bentuk kajian lingkungan. Bentuk kajian lingkungan
untuk pengendalian kualitas lingkungan pada kegiatan setiap
rencana usaha/kegiatan dikenal dengan
◍AMDAL,
◍UKL-UPL,
◍SPPL.

13

Dasar hukum yang digunakan untuk penetapan kajian
lingkungan adalah sebagai berikut:
◍ UU No 32 Tahun 2009 Pasal 22 dan Pasal 23
◍ PP No 27 Tahun 2012 Pasal 2
◍ PermenLH No 5 Tahun 2012 Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, dan
Pasal 5

14
Dasar Hukum Penetapan Kajian Lingkungan

UU No 32 Tahun 2009
Pasal 22

(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan berlangsung;


yang berdampak penting terhadap d. banyaknya komponen lingkungan
lingkungan hidup wajib memiliki hidup lain yang akan terkena
amdal. dampak;
(2) Dampak penting ditentukan e. sifat kumulatif dampak;
berdasarkan kriteria:
f. berbalik atau tidak berbaliknya
a. besarnya jumlah penduduk yang akan dampak;
terkena dampak rencana usaha
dan/atau kriteria sesuai pengetahuan
dan/atau kegiatan; perkembangan ilmu pengetahuan dan
b. luas wilayah penyebaran dampak; teknologi.
c. intensitas dan lamanya dampak

15
Dasar Hukum Penetapan Kajian Lingkungan

UU No 32 Tahun 2009
Pasal 23
(1) Kriteria usaha dan/atau kegiatan yang mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber
berdampak penting yang wajib dilengkapi dengan daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;
amdal terdiri atas:
f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan
a. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam; jasad renik;
b. eksploitasi sumber daya alam, baik yang g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan
terbarukan maupun yang tidak terbarukan; nonhayati;
c. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat h. kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau
menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan mempengaruhi pertahanan negara; dan/atau
lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan
i. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai
sumber daya alam dalam pemanfaatannya;
potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup.
d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis usaha
mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
serta lingkungan sosial dan budaya; amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan dengan peraturan Menteri.
16
Dasar Hukum Penetapan Kajian Lingkungan

PP No 27 Tahun 2012

Peraturan pemerintah no 27 tahun 2012 Pasal 2


merupakan penjabaran dari undang undang (1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan wajib memiliki Amdal atau UKLUPL wajib
hidup. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan memiliki Izin Lingkungan.
Pasal 33, Pasal 41, dan Pasal 56 Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang (2) Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan pada ayat (1) diperoleh melalui tahapan
Hidup, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah kegiatan yang meliputi:
tentang IZIN LINGKUNGAN. Peraturan a. penyusunan AMDAL dan UKL-UPL;
pemerintah tersebut mengatur tentang ijin
b. penilaian AMDAL dan pemeriksaan UKL-UPL;
lingkungan yang harus di terbitkan seiring
dan
dengan telah selesainya dokumen kajian
lingkungan (AMDAL, UKL-UPL, SPPL). c. permohonan dan penerbitan Izin
Lingkungan.
17
Dasar Hukum Penetapan Kajian Lingkungan

PERMENLH No 5 Tahun 2012


Pasal 2
(1) Settiap Usaha dan/atau Kegiatan yang dalam Lampiran II yang merupakan bagian
berdampak penting terhadap lingkungan hidup tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
wajib memiliki Amdal. ini.
(2) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan (4) Terhadap hasil penapisan sebagaimana
yang wajib memiliki Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (3), instansi lingkungan
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam hidup pusat, provinsi, atau kab bupaten/kota
Lampiran I yang merupakan bagian tidak menelaah dan menentukan wajib tidaknya
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. rencana Usaha dan/atau Kegiatan memiliki
(3) Untuk menentukan rencana Usaha dan/atau Amdal.
Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pemrakarsa melakukan penapisan sesuai dengan
tata cara penapisan sebagaimana tercantum

18
Dasar Hukum Penetapan Kajian Lingkungan

PERMENLH No 5 Tahun 2012


Pasal 3
(1) Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dilakukan: (4) Kewajiban memiliki Amdal sebagaimana dimaksud
a. di dalam kawasan lindung; dan//atau pada ayat (1), dikecualikan bagi rencana Usaha
dan/atau Kegiatan:
b. berbatasan langsung dengan kawasan lindung,wajib
a. eksplorasi pertambangan, minyak dan gas bumi, dan
memiliki Amdal.
panas bumi;
(2) Kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan b. penelitian dan pengembangan di bidang ilmu
pengetahuan;
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang c. yang menunjang pelestarian kawasan lindung;
berbatasan langsung dengan kawasan lindung d. yang terkait kepentingan pertahanan dan keamanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi negara yang tidak berdampak penting terhadap
rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang: lingkungan hidup;
a. batas tapak proyek bersinggungan dengan batas e. budidaya yang secara nyata tidak berdampak
kawasan lindung; dan/atau penting terhadap lingkungan hidup; dan
b. dampak potensial dari rencana Usaha dan/atau f. budidaya yang diizinkan bagi penduduk asli dengan
Kegiatan diperkirakan mempengaruhi kawasan lindung luasan tetap dan tidak mengurangi fungsi lindung
terdekat. kawasan dan di bawah pengawasan ketat.
19
Dasar Hukum Penetapan Kajian Lingkungan

PERMENLH No 5 Tahun 2012


Pasal 4
(1) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang: berdampak penting terhadap lingkungan hidup.
a. memiliki skala/besaran lebih kecil daripada yang (3) Jennis rencana Usaha dan/atau Kegiatan
tercantum dalam Lampiran I; dan/atau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan secara
tertulis kepada Menteri, oleh:
b. tidak tercantum dalam Lampiran I tetapi mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan hidup, dapat a. kementerian dan/atau lembaga pemerintah
ditetapkan menjadi jenis rencana Usaha dan/atau nonkementerian;
Kegiatan yang wajib memiliki Amdal di luar Lampiran
b. gubernur;
I.
c. bupati/walikota; dan/atau
(2) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh d. masyarakat.
Menteri berdasarkan: (4) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan
a. pertimbangan ilmiah mengenai daya dukung dan daya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan setelah
tampung lingkungan; dan dilakukan telaahan sesuai kriteria sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagiaan
b. tipologi ekosistem setempat diperkirakan tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

20
Dasar Hukum Penetapan Kajian Lingkungan

PERMENLH No 5 Tahun 2012


Pasal 5
(1) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang WAJIB (3) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan
memiliki Amdal dapat ditetapkan menjadi rencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diusulkan secara
Usaha dan/atau Kegiatan yang TIDAK WAJIB memiliki tertulis kepada Menteri, oleh:
Amdal, apabila:
a. kementerian dan/atau lembaga pemerintah
a. dampak dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan nonkementerian;
tersebut dapat ditanggulangi berdasarkan
b.gubernur;
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
dan/atau c. bupati/walikota; dan/atau,
b. berdasarkan pertimbangan ilmiah, ,tidak d. masyarakat.
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan (4) Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan
hidup. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki
(2) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan UKL-UPL atau Surat Pernyataan Kesanggupan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan ooleh Pengeloolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup sesuai
Menteri. dengan peraturan perundang-unddangan mengenai jenis
rencana usaha dan/atau kegiatan.

21
22
Ketentuan tentang penetapan bentuk kajian lingkungan secara
bagan

23
Tahapan Kajian Lingkungan

Prosedur untuk melakukan kajian lingkungan hidup


merupakan tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan
terhadap sesuatu rencana kegiatan yang akan dilakukan,
baik oleh institusi swasta maupun pemerintah, apakah
suatu rencana kegiatan wajib melakukan kajian lingkungan
hidup dengan dokumen AMDAL ataukah cukup dengan dokumen
UKL-UPL ataupun dengan dokumen SPPL.

24
Dalam pelaksanaan kajian lingkungan beberapa
tahapan yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut
1. Persiapan
2. Pelingkupan (skoping)
3. Penyusunan Kerangka Acuan (KA-ANDAL)
4. Penyusunan ANDAL
5. Penyusunan RKL
6. Penyusunan RPL
7. Diskusi dan Asistensi
8. Legalisasi Dokumen

25
1. PERSIAPAN

◍ Merupakan tahap kegiatan awal studi berupa persiapan


pelaksanaan pekerjaan dengan menyusun jadwal kegiatan
dan pelingkupan bersama seluruh tenaga ahli, persipan
surat menyurat dan persiapan penyusunan Kerangka
Acuan ANDAL. Pada Tahap ini juga merupakan tahap
untuk menyelesaikan administrasi pekerjaan.

26
2 PELINGKUPAN (SKOPING)

◍ merupakan tahapan kegiatan untuk melakukan


penyeringan jenis kegiatan. Pelingkupan dengan
menggunakan Dasar Hukum UUPPLH No 32 Tahun 2009
dan PP 27 tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan dan
PermenLh No 5 Tahun 2012. Hasil pelingkupan ini
adalah wajib amdal suatu kegiatan atau UKL/UPL dan
Dampak Penting Kegiatan.

27
Big concept
Bring the attention of your audience over a key
concept using icons or illustrations

28
3 PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN
(KA-ANDAL)

◍ Merupakan tahap dimana suatu kerangkan


studi yang akan dilakukan, dirumuskan
dalam bentuk dokumen yang akan mengikat
antara komisi AMDAL, penyusun dan
pemrakarsa.

29
4 PENYUSUNAN ANDAL

◍ Dokumen ini disusun setelah Kerangka Acuan


ANDAL disetujui oleh komisi Amdal. Dokumen
ANDAL ini berisi tentang Rona Lingkungan Awal,
Prediksi Dampak Lingkungan, Komponen
Lingkungan yang terkena Dampak, Mitigasi
Dampak Lingkungan.

30
5 PENYUSUNAN RKL

◍ Merupakan tahap berikut dari penyusunan


Dokumen AMDAL yaitu berupa Rencana
Pengelolaan Lingkungan. Dalam dokumen
ini akan dihasilkan matrik tentang
pengelolaan lingkungan.

31
6 PENYUSUNAN RPL

◍ Merupakan dokumen pelengkap berupa


Pemantauan Lingkungan, yang memuat
bagaimana memantau kegiatan lingkungan
dari prediksi yang telah disusun.
Dengan pemantauan ini akan memudahkan
dalam melakukan pemantauan oleh badan
yang independence dalam melakukan
pemantauan.

32
7 DISKUSI DAN ASISTENSI

◍ Diskusi dan asistensi dilakukan pada


saat penyusunan Kerangka Acuan (KA),
penyusunan dokumen ANDAL dan Penyusunan
dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan
& Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Setelah dilakukan asistensi dilakukan
pembahasan/presentasi dari hasil yang
diperoleh.

33
8 LEGALISASI DOKUMEN

◍ Merupakan hasil akhir dari kegiatan


Penyusunan Dokumen AMDAL dengan
melakukan legalisasi dari Dokumen oleh
instansi yang berwenang.

34
35
PROSEDUR AMDAL
• Proses penapisan (screening) wajib AMDAL
• Proses pengumuman
• Proses pelingkupan (scopping)
• Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL
• Penyusunan dan penilaian ANDAL RKL dan RPL
• Persetujuan Kelayakan Lingkungan

36
DAFTAR PUSTAKA

 
https://www.academia.edu/40830552/Naskah_sesi_910-AMDAL
Raharjo, Mursid. 2014. Memahami AMDAL Edisi 2. Semarang: Graha Ilmu.
Rizal, Reda. 2016. Studi Kelayakan Lingkungan (Amdal, UKL-UPL &
SPPL). Jakarta Selatan: Penerbit Lembanga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

37
👍
Thanks!Any questions?
You can find me at @username & user@mail.me

38
Pertanyaan

1. Dimas (Kel. 12) kendala apa saja yg dihadapi pada saat


penyusunan kajian lingkungan?
Biasanya kendalanya itu ada di faktor2 teknis yaitu
◍ Tidak memadainya aturan dan hukum lingkungan
◍ Kekuatan institusi
◍ Pelatihan ilmiah dan profesional
◍ Ketersediaan data
◍ Karakter budaya
◍ Serta perilaku masyaraka

39
Pertanyaan

2. Amalia (kel.8) Tolong jelaskan lebih tentang kegiatan dari


pelingkupan dan tujuannya apa ?
Pengertian pelingkupan :
Proses yang dilakukan sejak awal untuk menentukan lingkup
permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting hipotesis yang
timbul sebagai akibat rencana usaha atau kegiatan
Dilakukan saat :
Penyusunan dokumen Kerangka Acuan
Tujuan Pelingkupan :
1. Mengidentifikasi dampak penting (dengan meniadakan hal-hal
yang tidak/kurang penting) menurut pandangan masyarakat
terkena dampak, pihak berkepentingan dgn dampak, dan pihak
pemerhati dampak.
40
2. Menetapkan batas wilayah studi dan
horison waktu perhitungan dampak
3. Menetapkan kedalaman studi (lingkup dan
rancangan studi) ANDAL, RKL dan RPL

41
Pertanyaan

3. Sakinah (kel.11) Dalam tahap kajian lingkungan,


apakah perlu dilakukan publikasi dan sosialisasi kpd
masyarakat?
Iya perlu, publikasi dapat dilakukan melalui
penyebaran informasi lewat media masa, penyebaran
leftlet atau bentuk sosialisasi lahan. Keterlibatan
masyarakat diatur dalam PermenLH No 17 Tahun 2012.
Publikasi dimaksudkan untuk dapat menampung aspirasi
sebanyak-banyaknya dari masyarakat, menampung bila
terjadi konflik pemanfaatan lokasi dan bentuk-bentuk
lain dari komplain masyarakat.

42

Anda mungkin juga menyukai