Anda di halaman 1dari 3

1.

Ada ke-13 (tiga belas) instrumen pencegahan pencemaran lingkungan hidup yang antara
lain adalah :

KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis)

Tata ruang

Baku mutu LH

Kriteria baku mutu kerusakan LH

AMDAL

UKL-UPL

Perizinan

Instrumen ekonomi LH

Peraturan perundang-undangan LH

Anggaran berbasis LH

Analisis resiko LH

Audit LH

Instrumen lain sesuai kebutuhan

2. Salah satu cara mengelola sumberdaya alam dan lingkungannya dalam pembangunan, yaitu
melalui AMDAL atau dapat dikatakan AMDAL dapat membantu pelaksanaan pembangunan
dengan pendekatan lingkungan, sehingga dampak-dampak negatif yang ditimbulkan dapat
diminimasi atau dihilangkan dengan mencarikan teknik penyelesaian dampaknya.
Perubahan-perubahan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh kegiatan pembangunan
dapat diperkirakan sebelum pelaksanaan kegiatan, sehingga dapat diduga atau diperkirakan
akibat-akibat atau dampak-dampak yang akan terjadi. Dengan demikian dapat dicarikan
teknik penyelesaian dalam mengantasisipasi dampak yang timbul dan meminimasi dampak.
Tetapi apabila dampak yang akan timbul diperkirakan akan merusak lingkungan hidup dan
masyarakat luas dan pengantisipasian dampaknya memakan waktu yang sangat lama dan
sulit dalam pembiayayaannya, maka rencana kegiatan tersebut dapat dianggap tidak layak
untuk dilakukan.

AMDAL digunakan Untuk:

Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah Membantu proses pengambilan keputusan


tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan,
Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau
kegiatan,

Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan


hidup,

Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha
dan atau kegiatan.

Dampak Pembangunan Tanpa AMDAL

Pembangunan suatu proyek tanpa menggunakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan


(AMDAL) tentu sangat merugikan banyak masyarakat disekitar Areal. Misal, mengalami
banjir saat hujan, kelangkaan air sumur, bising akibat proyek konstruksi, karena letak atau
lokasi proyek berada ditengah permukiman.

3. jenis sektor usaha atau kegiatan yang dapat menciptakan akibat yang besar kepada
lingkungan, antara lain:

Eksploitasi terhadap sumber daya alam, baik sumber terbarukan dan tidak terbarukan

Introduksi jenis hewan, jasad renik, dan tumbuhan

Kegiatan yang menerapkan teknologi-tenologi yang diperkirakan memiliki dampak yang bisa
mempengaruhi lingkungan

Kegiatan-kegiatan yang berpotensi dapat menciptakan pemborosan, kerusakan lingkungan


hidup, pencemaran akibat limbah, atau kemerosotan sumber daya alam

Kegiatan-kegiatan yang bisa mempengaruhi pertahanan negara atau berpotensi tinggi


mempengaruhi pertahanan negara

Kegiatan-kegiatan yang dapat menghasilkan sesuatu yang mempengaruhi lingkungan, baik


alam, sosial budaya, maupun lingkungan buatan.

Kegiatan-kegiatan yang dapat menghasilkan sesuatu yang mempengaruhi perlindungan


cagar budaya dan atau kawasan konservasi sumber daya alam

Penggunaan atau pembuatan bahan non hayati maupun hayati

Pengubahan bentang alam dan bentuk lahan

Lalu, kriteria apa saja yang dibutuhkan untuk menilai apakah sebuah kegiatan atau proyek
berpotensi untuk mempengaruhi lingkungan hidup? Berikut ini beberapa kriterianya:
Dilihat dari banyak atau sedikitnya unsur lingkungan yang diperkirakan terkena dampak

Dilihat dari intensitas dan kurun waktu berlangsungnya dampak

Dilihat dari jenis dampak (reversible atau irreversible)

Dilihat dari jumlah manusia yang diperkirakan akan terkena dampak

Dilihat dari luas wilayah pe

rsebaran dari dampak

Dilihat dari sifat kumulatif dampak

4. 1.Baku Mutu Lingkungan

2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

3. Izin Lingkungan

4. Instrumen Ekonomik

5. Audit lingkungan

instrumen-instrumen hukum lingkungan yangberfungsi sebagai sarana pencegahan


pencemaran lingkungan meliputi: baku mutulingkungan, analisis mengenai dampak
lingkungan, izin lingkungan, instrumen ekonomik dan audit lingkungan Mengingat
pentingnya penerapan instrumen-instrumen hukum lingkungan sebagai sarana pencegahan
pencemaran lingkungan, perlu diatur secara komprehensif dalam peraturan perundang-
undangan lingkungan terutama UUPPLH sebagai undang-undang payung dibidang
lingkungan. Namun demikian UUPPLH yang bermaksud menyempurnakan UUPLH tidak
membuat langkah maju berkaitan dengan instrumen hukum lingkungan ini khususnya
tentang baku mutu lingkungan dan perizinan lingkungan.

5. UUPPLH merupakan singkatan dari Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup yang diatur pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009. Berdasarkan
Pasal 84 Ayat 1 UU No. 32 Tahun 2009 bentuk penyelesaian sengketa lingkungan hidup
dapat melalui pengadilan dan juga di luar pengadilan.

UUPPLH adalah undang-undang yang mengatur perlindungan dan pengelolaan lingkungan


hidup. Undang-Undang yang mengaturnya adalah UU No. 32 Tahun 2009. Undang-Undang
ini juga mengatur tentang sengketa lingkunga. Berdasarkan Pasal 1 UU No. 32 Tahun 2009
"sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih yang timbul dari
kegiatan yang berpotensi dan atau telah berdampak pada lingkungan hidup". Dalam
melakukan penyelesaian sengketa tersebut, undang-undang ini juga mengatur melalui Pasal
84 yaitu penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat diselesaikan melalui pengadilan dan
juga di luar pengadilan. Pilihan penyelesaian ini dilaksanakan secara sukarela tergantuk pihak
yang terlibat dalam sengketa.

Anda mungkin juga menyukai