Anda di halaman 1dari 7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Lingkungan Hidup

Penggunaan istilah “lingkungan” sering kali digunakan secara bergantian dengan istilah
“lingkungan hidup”. Kedua istilah tersebut meskipun secara harfiah dibedakan, tetapi
pada umumnya digunakan dengan makna yang sama, yaitu lingkungan dalam penger-
tian yang luas, yang meliputi lingkungan fisik, kimia, maupun biologi (lingkungan
hidup manusia, lingkungan hidup hewan dan lingkungan hidup tumbuhan). Lingkungan
hidup juga memiliki makna yang berbeda dengan ekologi, ekosistem, dan daya dukung
lingkungan. Kendati demikian, ketiga hal yang disebutkan terakhir tidak dapat dip-
isahkan dari pengertian lingkungan atau lingkungan hidup (Akib, 2014).

Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain. Menurut Pasal 1 angka (2) UU no. 32 tahun 2009, Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum (Simanjuntak, 2016).

Menurut Undang-undang nomor 32 tahun 2009, perlindungan dan pengelolaan lingkun-


gan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeli-
haraan, pengeawasan, dan penegakan hukum. Melalui penerapan pengelolaan lingkun-
gan hidup akan terwujud kedinamisan dan harmonisasi antara manusia dengan lingkun-
gannya, untuk mencegah dan menghindari tindakan manusia yang bersifat kontradiksi

1
dari hal-hal tersebut, pemerintah telah menetapkan kebijakan melalui undang-undang
lingkungan.
AMDAL adalah analisis mengenai dampak lingkungan. Menurut Peraturan pemerintah
No. 27 tahun 2012 Pasal 1 ayat (2) tentang izin lingkungan adalah telaahan secara cer-
mat dan mendalam tentang dampak penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
Dalam hal tersebut AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap
lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan
keputusan. Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL antara lain aspek fisik-kimia,
ekologi, sosial-ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap
studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Analisis mengenai dampak
lingkungan hidup di satu sisi merupakan bagian studi kelayakan untuk melaksanakan
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, di sisi lain merupakan syarat yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan (Simanjuntak,
2016).

Analisis mengenai dampak lingkungan hidup di satu sisi merupakan bagian studi ke-
layakan untuk melaksanakan suatu rencana usaha dan atau kegiatan, disisi lain meru-
pakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan usaha dan atau
kegiatan. Berdasarkan analisi ini dapat diketahui secara lebih jelas dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup, baik dampak negatif maupun dampak positif yang
akan timbul dari usaha dan atau kegiatan sehingga dapat dipersiapkan langkah untuk
menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif (Simanjuntak,
2016).

Menurut Simanjuntak (2016), untuk mengukur atau menentukan dampak besar dan
penting tersebut diantaranya digunakan kriteria sebagai mengenai:
1. Besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak rencana usaha dan atau
kegiatan.
2. Luas wilyah penyebaran dampak.
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung.
4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak.
5. Sifat kumulatif dampak.

2
6. Berbalik (Reversible) atau tidak berbaliknya (Irreversible) dampak.

Menurut PP No. 27/1999 pasal 3 ayat 1 Usaha dan atau kegiatan yang kemungkinan da-
pat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi:
1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam.
2. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak terbaharui.
3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pemce-
maran, dan kerusakan lingkungan hidup, serta kemerosotan sumber dayya alam
dalam pemanfaatannya.
4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkun-
gan buatan, serta lingkungan social dan budaya.
5. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian kawasan kon-
versional sumber daya dan atau perlindungan cagar budaya.
6. Introduksi Jenis tumbbuh-tumbuhan, jenis hewan, dan jenis jasad renik.

Menurut Simanjuntak (2016), bentuk hasil kajian AMDAL berupa dokumen AMDAL
yang terdiri dari 5 (lima) dokumen sebagai berikut:
1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KAANDAL).
KA-ANDAL yaitu suatu dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta kedala-
man kajian ANDAL. Ruang lingkup kajian ANDAL meliputi penentuan dampak-
dampak penting yang akan dikaji secara lebih mendalam dalam ANDAL dan batas-
batas studi ANDAL. Sedangkan kedalaman studi berkaitan dengan penentuan
metodologi yang akan digunakan untuk mengkaji dampak. Penentuan ruang lingkup
dan kedalaman kajian ini merupakan kesepakatan antara Pemrakarsa Kegiatan dan
Komisi Penilai AMDAL melalui proses yang disebut dengan proses pelingkupan.
Pada tahap ini hal yang paling penting diperhatikan adalah pembangunan atau
pendirian pasar tradisional tersebut diharapkan dapat mendukung peningkatan kese-
jahteraan ekonomi warga sekitar melalui mata pencaharian sebagai pedagang,
khususnya pedagang bahan-bahan pangan pokok.
2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL).
ANDAL yaitu dokumen yang berisi telaahan secara cermat terhadap dampak pent-
ing dari suatu rencana kegiatan. Dampak-dampak penting yang telah diindetifikasi

3
di dalam dokumen KAANDAL kemudian ditelaah secara lebih cermat dengan
menggunakan metodologi yang telah disepakati. Telaah ini bertujuan untuk menen-
tukan besaran dampak. Setelah besaran dampak diketahui, selanjutnya dilakukan pe-
nentuan sifat penting dampak dengan cara membandingkan besaran dampak ter-
hadap kriteria dampak penting yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tahap kajian
selanjutnya yaitu evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang satu dengan
yang lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan untuk menentukan dasar-dasar pen-
gelolaan dampak yang akan dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif.
3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).
RKL yaitu dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan
dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif serta
memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu kegiatan. Upaya-
upaya tersebut dirumuskan berdasarkan hasil arahan dasar-dasar pengelolaan
dampak yang dihasilkan dari kajian ANDAL.
4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
RPL yaitu dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk melihat pe-
rubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal dari ren-
cana kegiatan. Hasil pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi efektifitas up-
aya-upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan, ketaatan pemrakarsa ter-
hadap peraturan lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi akurasi
prediksi dampak yang digunakan dalam kajian ANDAL.
5. Dokumen Ringkasan Eksekutif.
Ringkasan Eksekutif yaitu dokumen yang meringkas secara singkat dan jelas hasil
kajian ANDAL. Hal hal yang perlu disampaikan dalam ringkasan eksekutif biasanya
yaitu uraian secara singkat tentang besaran dampak dan sifat penting dampak yang
dikaji di dalam ANDAL dan upaya-upaya pengelolaan dan pemantuan lingkungan
hidup yang akan dilakukan untuk mengelola dampak-dampak tersebut.

2.2 Analisis Risiko Lingkungan Hidup

4
Menurut PP No. 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis, yang dimaksud dengan "risiko Lingkungan Hidup" adalah kemungki-
nan atau tingkat kejadian, bahaya, dan/atau konsekuensi yang ditimbulkan oleh suatu
kondisi Lingkungan Hidup yang menjadi ancaman terhadap ekosistem dan kehidupan
dan/atau terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
Risiko lingkungan didefinisikan sebagai sebuah kesempatan atau peluang suatu proses
alam atau suatu kejadian alam yang menghasilkan dampak negatif kepada individu atau
masyarakat secara keseluruhan. Pembahasan terkait dengan risiko lingkungan biasanya
dipisahkan menjadi dua bahasan, yaitu peluang atau probabilitas kejadian dan dampak
yang mungkin ditimbulkan. Analisis Risiko adalah suatu metode analisis yang meliputi
faktor penilaian, karakterisasi, komunikasi, manajemen dan kebijakan yang berkaitan
dengan risiko tersebut. Tahapan kegiatan analisis risiko antara lain meliputi: identifikasi
hazard, proyeksi risiko, penilaian risiko, dan manajemen risiko. Penilaian risiko dapat
dilakukan secara kuantitatif atau kualitatif (Suryanti, 2019).

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup, pasal 47, ayat 1 menyebutkan Setiap usaha dan/atau kegiatan yang
berpotensi menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup, ancaman terhadap
ekosistem dan kehidupan, dan/atau kesehatan dan keselamatan manusia wajib
melakukan analisis risiko lingkungan hidup. Yang dimaksud dengan “analisis risiko
lingkungan” adalah prosedur yang antara lain digunakan untuk mengkaji pelepasan dan
peredaran produk rekayasa genetik dan pembersihan (clean up) limbah B3. Analisis
risiko lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Pengkajian risiko
Dalam ketentuan ini “Pengkajian Risiko” meliputi seluruh proses mulai dari, identi-
fikasi bahaya, penaksiran besarnya konsekuensi atau akibat, dan penaksiran kemu-
ngkinan munculnya dampak yang tidak diinginkan, baik terhadap keamanan dan ke-
sehatan manusia maupun lingkungan hidup.
b. Pengelolaan risiko
Dalam ketentuan ini “Pengelolaan Risiko” meliputi valuasi risiko atau seleksi risiko
yang memerlukan pengelolaan , identifikasi pilihan pengelolaan risiko, pemilihan
tindakan untuk pengelolaan, dan pengimplementasian tindakan yang dipilih.

5
c. Komunikasi risiko
Yang dimaksud dengan “Komunikasi Risiko” adalah proses interaktif dari per-
tukaran informasi dan pendapat diantara individu, kelompok, dan institusi yang
berkenaan dengan risiko

2.3 Tahapan Analisis Risiko Lingkungan Hidup

Menurut Reichard dalam bukunya environmental geology (2011) adapun tahapan -


tahapan Analisis Resiko lingkungan, yaitu :
1. Tentukan batasan studi atau analisis
2. Tentukan area yang ingin diperdalam dan informasi yang ingin di dapat Lakukan uji
dampak lingkungan berdasarkan informasi data dan pengkategorian data yang telah
dikumpulkan
3. Evaluasi informasi yang diperoleh dari uji data, dengan melakukan uji aspek dan
dampak lingkungan lingkungan. Indentifikasi dari kegiatan pada masa lalu, masa
kini dan masa yang akan datang memiliki potensi memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Lingkungan Hidup

Potensi dampak dan/atau risiko Lingkungan Hidup yang mungkin ditimbulkan oleh su-
atu Kebijakan, Rencana, dan/atau Program, sebelum pengambilan keputusan dilakukan,
dapat diantisipasi melalui KLHS. Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang
berdampak dan/atau berisiko kerusakan terhadap Lingkungan Hidup sesuai dengan Un-
dang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkun-
gan Hidup meliputi :
a. Perubahan iklim
b. Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati
c. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan,
dan/atau kebakaran hutan dan lahan
d. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam
e. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan

6
f. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan
sekelompok masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

1. Akib, M., 2014, Hukum Lingkungan Perspektif Global dan Nasional, Rajawali,
Jakarta.

2. PP No. 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan


Hidup Strategis

3. Simanjuntak, Y. P., 2016, Upaya Hukum Perlindungan Lingkungan Hidup oleh


Kegiatan Bengkel Sepeda Motor, Volume 3, Nomor 1, Universitas Atma Jaya Yo-
gyakarta, Yogyakarta.

4. Suryanti, N., 2019, Urgensi Manajemen Risiko pada Pembangunan Infrastruktur dan
Implikasinya terhadap Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bina
Hukum Lingkungan, Volume 3, Nomor 2, Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran,
Bandung.

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup

Anda mungkin juga menyukai