PEMBANGUNAN
(DESKRIPSI MATERI)
KELOMPOK 4
XI IPS 2
DISUSUN OLEH :
1. Hendri Febriansyah
2. M.Rifky
3. M. Adli Putra N
4. Nathania Larisa Kendra
5. Nurul Selfa Nadin Loya
Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup seyogyanya menjadi acuan bagi
kegiatan berbagai sektor pembanguan agar tercipta keseimbangan dan kelesatarian
fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup sehingga keberlanjutan pembangunan
tetap terjamin.
Oleh karna itu lingkungan hidup perlu ditangani dikarenakan adanya beberapa faktor
yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai keadaan
lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yg terjadi di bebrapa daerah
Dalam peraturan pemerintahan No. 29 Tahun 1986 tentang Analisis mengenai dampak
lingkungan hidup (AMDAL). Peratura pemerintah ini kemudian diganti dan
disempurnakan oleh peraturan pemerintah No. 51 Tahun 1993 dan terakhir peratura
pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis mengenai dampak lingkungan hidup
(AMDAL) .
Selain peraturan pemerintah yang telah disebutkan, konsep AMDAL di Indonesia tersurat
dalam undang – undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1997 tentang pokok – pokok
pengelolahan lingkungan hidup.
Amdal adalah bagian dari ideologi pembangunan (yang merupakan bagian dari ideologi
manusia) yang mempelajari hubungan timbal balik antara pembangunan, lingkungan dan
kesehatan seperti berikut :
Pengertian AMDAL sendiri adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputudan suatu usaha dan kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha/kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan ).
Menurut Munn (1974), menyatakan definisi umum tentang analisis mengenai dampak
lingkungan (AMDAL) adalah suatu kegiatan (studi) yang dilakukan untuk mengidentifikasi,
memprediksi, menginterprestasikan dan mengomunukasukan pengaruh suatu rencana
kegiatan terhadap lingkungan.
Dari pengertian tersebut, Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) hanya merupakan salah
satu dokumen dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Untuk menghilangkan
kemungkinan pencemaran, keseluruhan yang terdapat dalam AMDAL harus dilaksanakan
secara cermat sesuai dengan situasi dan kondisi yang sebenarnya. (Soemartono, 1996)
Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemraksa suatu rencana usaha dan kegiatan.
Dalam penyusunan studi AMDAL, prmraksa dapat meminta jasa konsultan untuk
menyusun dokumen AMDAL. Penyusuanan dokumen AMDAL harus memiliki sertifikat
penyusun AMDAL dan ahli bidangnya. Ketentuan standar minimal cakupan materi
penyusun AMDAL diatur dalam keputusan kepala Bapedal Nomor 09/2000
2) Pemrakarsa
. Adalah ornag atau badan hukum yan bertanggung jawabatas suatu rencana usaha dan
kegiatan yang akan dilaksanakan. Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat
yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan
alasan – alasan anatar lain sebagai berikut : Kedekatan jarak tinggal dengan rencana
usaha atau kegiatan, faktor pengaruh ekonomi, dan faktor prngaruh sosial budaya
3) Masyarakat yang berkepentingan
. Proses dan prosedur UKL – UPL tidak dilakukan sperti AMDAL tetapi dengan
menggunakan formulir isian yang berisi, anatar lain :
1) Identitas pemrakarsa
2) Rencana usaha dan kegiatan
3) Progran pengelolaan dan pematauan lingkungan hidup
4) Dampak lingkungan yang terjadi
5) Tanda tangan dan cap