Tujuan AMDAL
Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau
kegiatan
Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana
usaha dan atau kegiatan
2. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun
UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
86 Tahun 2002
3. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai
dengan Permen LH NO. 08/2006
Sejarah AMDAL
AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan
memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud
lingkungan hidup di sini adalah aspek Abiotik, Biotik, dan Kultural.
Bermula dari Amerika Serikat, tahun 1969. The National Enviromental Policy Act of
1969 (NEPA 1969) diperkenalkan sebagai sebuah instrumen untuk mengendalikan
dampak segala macam kegiatan yang bisa merusak kelestarian lingkungan. Instrumen
tersebut dalam bentuk peraturan. Dalam perkembangan selanjutnya, peraturan ini
diadopsi oleh banyak negara. Tahun 1982, Indonesia mengeluarkan undang-undang (UU)
lingkungan hidup. UU ini diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah (PP) Nomor 9
Tahun 1986, yang kemudian diganti PP Nomor 51 Tahun 1993, dan terakhir diganti lagi
dalam PP Nomor 27 Tahun 1999.
1. AMDAL Tunggal adalah hanya satu jenis usaha dan/atau kegiatan yang kewenangan
pembinaannya di bawah satu instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan
Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL Proses penapisan atau kerap
juga disebut proses seleksi kegiatan wajib AMDAL, yaitu menentukan apakah
suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak.