Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KUALITAS PERAIRAN WILAYAH PESISIR DI KOTA TANJUNG

PINANG

Muhammad Imam Ariq Hanafi


04111740000010

PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN LAUT


TERPADU – MO 184744
Latar Belakang

Kota Tanjung Pinang merupakan wilayah yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau. Kota Tanjungpinang
merupakan wilayah pesisir yang memiliki aktivitas masyarakat seperti pemukiman, perikanan dan
pertambangan. Dengan persentasi luas perairan yang lebih besar dari pada daratan tentu saja banyak sumber
daya yang terkandung di wilayah perairannya. Dengan besarnya potensi yang ada maka sering terjadi proses
pengeksploitasian secara besar besaran yang menghasilkan dampak pencemaran. Pencemaran yang terjadi
dapat menyebabkan menurunnya kualitas perairan terutama di wilayah pesisir Kota Tanjungpinang.
Sehingga menyebabkan parameter kualitas air di Kota Tanjung Pinang menurun.

Oleh sebab itu perlu dilakukannya tinjauan kualitas perairan agar dapat diketahui seberapa besar dampak
yang ditimbulkan dari aktivitas manusia terhadap kawasan pesisir sehingga masih bisa mempertahankan
ekosistem yang ada sehingga dapat memanfaatkan sumber daya perairan laut.
Rumusan Masalah

Melihat besarnya potensi sumber daya yang dimiliki oleh perairan pesisir Kota
Tanjungpinang, maka dari itu diperlukan kajian pengukuran kualitas perairan agar
dapat diketahui seberapa berkualitas kualitas perairan untuk berbagai keperluan
terutama terhadap keberlangsungan kehidupan biota di laut.
Manfaat

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas perairan pesisir di
Kota Tanjung pinang, mengetahui keterkaitan antara beberapa parameter kualitas
perairan dan mengetahui perbandingan kualitas perairan yang diperoleh dengan
mutu air laut untuk biota yang telah ditetapkan oleh KEPMENLH No. 51 Tahun
2004
Tinjauan Pustaka

• Pencemaran air laut


• Parameter perairan
 Suhu

 BOD

 Oksigen terlarut (DO)


 Salinitas

 Kekeruhan

 pH

• Mutu Lingkungan Hidup


Metodologi Penelitian
 Kerangka Kerja Penelitian
Metodologi Penelitian

 Metode pengumpulan Data

Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
didapatkan dari studi literatur dari kumpulan berbagai jurnal mengenai kualitas air
yang ada di perairan Tanjung Pinang yang di dapat dari internet.

 
Hasil dan Pembahasan

Hasil pengukuran kualitas perairan menunjukkan bahwa suhu rata-rata perairan sebesar 30 0C,
BOD rata-rata 3,83 mg/L, salinitas rata-rata 31,78 ‰, kekeruhan rata-rata 4,41 NTU, DO rata-rata
8,68 mg/L, pH rata-rata 6,5,
Hasil dan Pembahasan
Hasil Analisis Kualitas air

Suhu

Baku mutu kadar suhu untuk kualitas air laut untuk biota laut berdasarkan KEPMENLH No. 51 Tahun 2004 adalah
sebesar suhu alami yang mampu mendukung perikehidupan organisme, yakni berkisar antara 20 0C- 32 0C. Tidak ada
suhu yang melewati batas baku mutu pada tiap stasiun.

BOD

Baku mutu kadar BOD untuk kualitas air laut untuk biota laut berdasarkan KEPMENLH No. 51 Tahun 2004 adalah
sebesar 20 mg/L. Tidak ada BOD yang melewati batas baku mutu pada tiap stasiun. Akan tetapi tiap stasiun
mengindikasikan bahwa telah terjadinya pencemaran di perairan pesisir Kota Tanjungpinang meskipun hanya berkisar
antara pencemaran ringan dan pencemaran sedang. Ditandai dengan kisaran BOD yang mencapai 6 mg/L pada stasiun II.
Hasil dan Pembahasan
Salinitas

Baku mutu kadar salinitas untuk kualitas air laut untuk biota laut berdasarkan KEPMENLH No. 51
Tahun 2004 adalah sebesar salinitas alami yang mampu mendukung perikehidupan organisme,
yakni rata-rata 35 ppt. Tidak ada salinitas yang melewati batas baku mutu pada tiap stasiun.

Kekeruhan

Baku mutu kadar kekeruhan untuk kualitas air laut untuk biota laut berdasarkan KEPMENLH No.
51 Tahun 2004 adalah < 5 NTU. Stasiun I, stasiun IV, dan stasiun V telah melewati ambang batas
baku mutu. Kekeruhan perairan ini umumnya disebabkan oleh adanya partikel-partikel suspensi
seperti tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik terlarut, bakteri, plankton dan organisme lainnya
Hasil dan Pembahasan
DO

Baku mutu kadar DO untuk kualitas air laut untuk biota laut berdasarkan KEPMENLH No. 51 Tahun
2004 adalah > 5 mg/L. Semua kadar DO pada tiap stasiun mendukung untuk perikehidupan biota di
laut.

pH

Baku mutu kadar pH untuk kualitas air laut untuk biota laut berdasarkan KEPMENLH No. 51 Tahun
2004 adalah berkisar antara 7-8,5. Pada stasiun II, stasiun V, stasiun VI, dan stasiun VII kadar pH
berada dibawah baku mutu, namun masih tetap dapat ditoleransi oleh biota meskipun akan
menyebabkan beberapa dampak gangguan keberlangsungan fungsi organ.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran kualitas perairan pesisir di Kota Tanjungpinang maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa perairan pesisir Kota Tanjungpinang sudah bisa dikatakan terindikasi sebagai perairan
tercemar. Sumber pencemar yang mempengaruhi kualitas air pada perairan ini adalah kegiatan industri
pertambangan, kegiatan rumah tangga, kegiatan pariwisata, dan kegiatan transportasi. Meskipun telah
tercemar, masih ada biodata laut yang masih hidup.

Saran

Agar pemerintah setempat memperhatikan dan melakukan pengawasan agar perairan pesisir di Kota
Tanjung Pinang lebih bersih dan indah sehingga menarik daya pikat wisatawan dan juga melakukan
treatment pengolahan limbah buangan agar tidak merubah kualitas perairan sangat diperlukan,
kesadaran dari pihak masyarakat juga sangat diharapkan agar limbah rumah tangga tidak sembarang
dibuang ke perairan laut.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai