Anda di halaman 1dari 10

QUIZ DAN SUMMARY

Disusun Oleh :
Nama :Lutfiyah Mardatillah
Nim :K011221172

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
MAKASSAR
TAHUN PELAJARAN 2022
A. Studi Parameter Fisika Kimia Air pada Areal Budidaya Ikan di Danau
Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa (Study on water physical-
chemical parameters around fish culture areas in Lake Tondano,

Berbagai masalah telah timbul, mengganggu dan mengancam fungsi-fungsi


tersebut karena telah terjadi degradasi lingkungan danau. Dampak negatif yang
sering ditimbulkan antara lain disebabkan kurang diperhatikannya prinsip-prinsip
teknologi dalam budidaya ikan dengan sistem karamba jaring apung dan jaring
tancap.
Masalah yang selalu timbul dalam sistem budidaya karamba jaring apung dan
jaring tancap adalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh berbagai
kegiatan disekitar perairan maupun usaha budidaya itu sendiri. para pakar dan
pengelola perairan selalu menganjurkan bahwa penelitian pencemaran perairan
perlu dilaksanakan secara berkesinambungan mengingat setiap waktu dapat
saja terjadi perubahan lingkungan (Dundu dkk, 1993).

 Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan


menggunakan metode purposif yaitu pada 3 titik yang telah ditentukan
berdasarkan pada aktivitas lokasi budidaya di Kelurahan Paleloan,
Kecamatan Tondano Selatan, Kabupaten Minahasa
 Pengumpulan dan Analisis Data Pengukuran parameter kualitas air
dilakukan dengan dua cara yaitu in situ untuk suhu dengan thermometer,
kecerahan dengan Sechii disk dan pH dengan pH meter dan analisis
laboratorium untuk DO (oksigen terlarut), fosfat, amoniak, nitrat dan BOD.
 Hasil Penelitian
a) Suhu

b) kecerahan

c) pH
d) DO

DO pada tiga titik pengamatan di Kelurahan Paleloaan dengan kisaran


nilai 7,41 – 7,77 mg/L masih sangat menunjang untuk kelangsungan
kegiatan budidaya ikan

e) Nitrat
f) Fosfat

0.
4
0.3
5
0.
3
0.2
5
Fosfa 0. Minggu
IMinggu
. t 2
0.1 IV
5
0.
1
0.0
5
0
Permukaa Dasa Permukaa Dasa Permukaa Dasa
n r n r n r

Titik 1 Titik 2 Titik 3

Gambar7. Hasil pengukuran fosfat

g) Amoniak

Hal ini menunjukkan nilai amoniak di Kelurahan Paleloan telah


melewati batas maksimum bakumutu karena berada pada kisaran 0.13
mg/L - 0.77mg/L.
h) BOD

3.5

2.5

2
BO Minggu
D 1.5 IMinggu
IV
1

0.5

0
Permukaa Dasa Permukaa Dasa Permukaa Dasa
n r n r n r

Titik Titik Titik


1 2 3

BOD tinggi menunjukkan bahwa jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh


mikroorganisme untuk mengoksidasi bahan organik dalam air tersebut
tinggi

 Kesimpulan
Temperature, kecerahan, pH, oksigen terlarut pada lokasi budidaya
ikan di Kelurahan Paleloan, Kecamatan Tondano Selatan, Kabupaten
Minahasa masih berada dalam kondisi baik dengan mengacu pada baku
mutu kualitas air menurut PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kelas II, sedangkan amonia
pada titik I, II dan III, fosfat pada titik I pada kedalaman 0,5 m dari permukaan
air dan BOD pada titik III pada kedalaman 0,5 m dari dasar danau terindikasi
melewati batas baku mutu kualitas air

B. Kualitas Fisik dan Kimia Air Sumur Gali dan Sumur Bor di Wilayah Kerja
Puskesmas Guntur II Kabupaten Demak
Air merupakan kebutuhan dasar dan bagian dari kehidupan yang fungsinya
tidak dapat digantikan oleh senyawa lain, dengan demikian layak untuk diketahui
kandungan air tersebut. Pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayah kerja
Puskesmas Guntur II Kabupaten Demak pada umumnya menggunakan air dari
sumur gali dan sumur bor. Air tanah memiliki beberapa kerugian atau kelemahan
dibanding sumber air lainnya karena air tanah mengandung zat-zat mineral
dalam konsentrasi tinggi. Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan
dapat menimbulkan terjadinya gangguan Kesehatan
Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
rancangan cross sectional. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling yaitu dengan ketentuan sumur yang dipergunakan untuk
keperluan domestik rumah tangga.
Penentuan besar sampel dilakukan dengan menentukan setiap desa binaan
di wilayah kerja Puskesmas Guntur II sebanyak 2 (dua) sampel untuk sumur gali
dan 2 (dua) sampel sumur bor. Sehingga diperoleh besar sampel sebanyak 40,
dengan rincian 20 sampel sumur gali dan 20 sampel sumur bor.
Kondisi fisik sumur gali diukur dengan menggunakan kuesioner observasi.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan menunjukkan sebanyak 14 sumur gali
(70%) dengan kondisi fisik buruk dan seluruh sumur bor memiliki kondisi fisik
yang baik (permanen).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, semua sumur gali
(100%) dengan kualitas air yang tidak memenuhi syarat sebagai air bersih dan
air minum. Sebanyak 12 sumur bor (60%) tidak memenuhi syarat sebagai air
bersih dan 19 sumur bor (95 %) tidak memenuhi syarat sebagai air minum.
Jarak sumber pencemar dengan sumur, jumlah sumber pencemar, kondisi fisik
sumur dan jenis sumur berhubungan secara signifikan dengan kadar warna,
kesadahan total, mangan, pH dan zat organik air sumur

C. STUDI PARAMETER FISIKA KIMIA AIR UNTUK KERAMBA JARING APUNG


DI KECAMATAN SIRAH PULAU PADANG KABUPATEN OGAN KOMERING
ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN
Potensi sumberdaya perikanan budidaya pada perairan umum daratan
merupakan peluang besar untuk dikembangkan, hal ni didukung ketersediaan
lahan yang masih memadai untuk pengembangan kolam budidaya ikan serta
keberadaan perairan umum untuk pengembangan budidaya keramba . Kondisi
ini memacu terjadinya pengelolaan sumberdaya secara eksploitatif dan
keseimbangan lingkungan bisa terganggu. Oleh sebab itu pemanfaatan
sumberdaya perlu mempertimbangkan kemampuan daya dukung wilayah
setempat . Sungai komering banyak dimanfaatkan masyarakat untuk budidaya
ikan dalam keramba terutama di Kecamatan Sirah Pulau Padang. Dengan
semakin berkembangnya kegiatan budidaya ikan dalam keramba dan adanya
tuntutan peningkatan produksi, tentu akan menimbulkan pengaruh terhadap
mutu lingkungan dan kualitas perairan. Pemeliharaan ikan dalam keramba di
sungai Komering di Kecamatan Sirah Pulau Padang jika tidak dilaksanakan
dengan prinsip sustainability akan menimbulkan dampak penurunan mutu
perairan yang digunakan dan tidak dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

 Analisis data
Pengamatan secara langsung meliputi: suhu, kecerahan, kedalaman,
kecepatan arus, kandungan oksigen, subtrat dasar perairan, dan pH.
Sedangkan parameter ammonia, nitrat, CO2, dan fosfat
 Hasil
Hasil pengamatan kondisi perairan di sungai Komering pada saat surut
dan pasang menunjukan nilai yang berfluktuasi. Pengamatan dilakukan
sebanyak tiga kali dengan titik stasiun yang telah ditentukan yaitu area Desa
Ulak Jermun (stasiun 1), DesaTerusanMenang (stasiun 2), dan Desa Mangun
Jaya (stasiun 3). Perubahan kualitas air dipengaruhi oleh perubahan muka
air.

a. Berdasarkan Hasil penghitungan kesesuaian lahan dengan metode pembobotan


menunjukkan kesesuaian lahan yang ada di sungai Komering Desa Serdang
Menang kabupaten OKI Sumatera Selatan.
b. Dari hasil pengukuran parameter kualitas air didapat pH kisaran 6.6 – 6.7, suhu
berkisar 24.,53 – 26.93oC, DO 3.93 – 4.36 mg/l, ammonia 0.78 – 0,16 mg/l,
kecerahan perairan berkisar 34.67 – 43.33 cm, CO 2 4.53 – 5.03 mg/l, kedalaman
2.36 – 2.47 m, kecepatan arus
0.38 – 0.44 m/s, nitrat 0.37 – 0.439 mg/l, fosfat 0.009 – 0.225 mg/l dan subtrat
dasar perairan adalah lumpur.
 Quiz
A. Sebutkan semua jenis zat kimia yang disebutkan dalam ketiga artikel yang
telah diberikan!
Jawab= H2O, O2, Mg, Kalsium, Fe
B. Jelaskan dampak kesehatan dari zat kimia yang terkandung dalam air
sumur gali dan sumur bor!
Jawab= Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit menular
maupun tidak menular. Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara
langsung disebut penyakit bawaan air (waterborne disease). Penyakit
tidak menular akibat penggunaan air terjadi karena air telah
terkontaminasi zat-zat berbahaya atau beracun.
- Dalam dosis besar zat Fe dapat merusak dinding usus, terjadinya
iritasi pada mata dan kulit.
- Diare, penyakit umum akibat bakteri atau parasite yang hidup di air
yang tercemar.
- Penyakit mata, Dipicu oleh infeksi bakteri C. trachomatis, penyakit ini
bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan air yang tercemar.
- Kejang dan sakit perut
- Disentri penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang ke dalam mulut
seperti demam, muntah-muntah, diare.
C. Jelaskan standar baku mutu kualitas kimia air menurut PP No. 82 Tahun
2001!
Jawab=
a. Kisaran suhu untuk kegiatan budidaya air tawar adalah deviasi 3
sedangkan toleransi suhu perairan yang baik untuk menunjang
pertumbuhan optimal dari beberapa ikan budidaya air tawar seperti
mas dan nila adalah 28 0C.
b. pH yang baik untuk kegiatan budidaya ikan air tawar berkisar antara 6
–9
c. Kisaran oksigen terlarut untuk kegiatan budidaya ikan yaitu > 4 mg/l.
d. Batas 10 mg/L kadar nitrat.
e. Batas maksimum amoniak untuk kegiatan perikanan bagi ikan yang
peka ≤ 0,02 mg/l.
f. Batas maksimum fosfat untuk kegiatan budidaya ikan air tawar 0,2
mg/L
D. Jelaskan dampak kesehatan masyarakat yang ditimbulkan dari zat
amonia!
Jawab= Dampak Kesehatan yang ditimbulkan zat ammonia, jika dihirup
dapat mengiritasi jalur pernapasan dan menginfeksi mata.
E. Jelaskan upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir
dampak dari zat-zat kimia yang terdapat dalam air!
Jawab= Pengukuran kualitas air secara fisik dan kimia, membuat sumur
jauh dari pencemar, dan tidak membuang limbah rumah tangga
sembarangan,.

Anda mungkin juga menyukai