Anda di halaman 1dari 13

JURNAL

KONDISI LIMNOLOGIS PERAIRAN DANAU PEKAK BERDASARKAN


PARAMETER FISIKA DAN KIMIA DI DESA BULUH NIPIS KABUPATEN
KAMPAR PROVINSI RIAU

OLEH :

DESIMA KRISTINA BR. ALLAGAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
Limnological Condition of the Pekak Lake, based on physical-chemical parameters
Buluh Nipis Village, Kampar District, Riau Province

By :

Desima Kristina Br. Allagan 1), Madju Siagian2), Asmika H. Simarmata2)

Email : desimabr.allagan@gmail.com

Abstract

Pekak Lake is one of oxbow lakes located in the Buluh Nipis Village. A research aims to
understand the limnological condition of the Pekak Lake based on physical – chemical
parameters has been conducted in March-April 2018. There were three sampling stations
namely Station 1 (inlet), Station 2 (in the middle of the lake), and Station 3 (outlet). In each
station there were two sampling points, in the surface (0 cm) and 1 Secchi depth (75 cm).
Samplings were done once/week for 3 weeks period. Water quality parameters measured
were temperature, transparency, depth, pH, DO, CO2 free, nitrate and phosphate
concentration. Result shown that the temperature 28.6-300C, transparency 68.5– 76.83 cm,
depth 1.45 – 2.70 m, pH 5 , DO 5.13-6.4 mg/L, CO2 free 8.23-15.48 mg/L, nitrate 0.05 – 0.19
mg/L and phosphate 0.06 – 0.11 mg/L. Based on the nitrate and phosphate concentrations,
Pekak Lake can be categorized oligotrophic- mesotrophic.

Keyword : Oxbow Lake, Water Quality, Oligotrophic, Mesotrophic

1) Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University


2) Lecturer of the Fisheries and Marine Science Faculty, Riau University
Kondisi Lomnologis Danau Pekak Berdasarkan Parameter Fisika – Kimia
di Desa Buluh Nipis Kabupaten Kampar Provinsi Riau

Oleh:

Desima Kristina Br. Allagan 1), Madju Siagian2), Asmika H. Simarmata2)


Email : desimabr.allagan@gmail.com

Abstrak

Danau Pekak adalah salah satu danau oxbow yang terletak di Desa Buluh Nipis Kabupaten
Kampar Provinsi Riau. Danau ini dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai tempat
penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi limnologis perairan
Danau Pekak berdasarkan Parameter Fisika - Kimia. Penelitian ini dilakukan pada Maret-
April 2018. Stasiun penelitian ditentukan tiga yaitu stasiun 1 (intlet), Stasiun 2 (tengah
danau), dan Stasiun 3 (ujung danau). Disetiap stasiun ditetapkan 2 titik sampling secara
vertikal yaitu permukaan (0 cm), dan 1 kedalaman Secchi (75cm). Sampling dilakukan
seminggu sekali selama 3 minggu. Parameter kualitas yang diukur selama penelitian adalah
suhu, kecerahan, kedalaman, pH, DO, CO2 bebas, nitrat dan fosfat. Hasil penelitian
menunjukkan suhu : 28,6-300C, kecerahan : 68,5– 76,83 cm, kedalaman : 1,45 – 2,70 m, pH :
5, DO : 5,13-6,4 mg/L, CO2 bebas : 8,23-15,48 mg/L, nitrat : 0,05 – 0,19 mg/L dan fosfat :
0,06 – 0,11 mg/L. Berdasarkan konsentrasi nitrat dan fosfat selama penelitian maka perairan
Danau Pekak dapat dikategorikan kondisi oligotrofik dan mesotrofik.

Kata kunci : Danau Oxbow, Kualitas Air, Oligotrofik, eutrofik.


1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
2) Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
1

PENDAHULUAN organik maupun anorganik ke badan air.

Oxbow lake atau danau tapal kuda Di perairan masukan ini akan

merupakan danau yang terbentuk pada didekomposisi menjadi unsur hara, yang

sungai yang berkelok-kelok atau sungai pada akhirnya akan mempengaruhi

meander. Oxbow lake terbentuk dari kualitas perairan. Di danau Pekak belum

waktu ke waktu sebagai akibat dari erosi pernah dilakukan penelitian mengenai

dan sedimentasi dari tanah di sekitarana kondisi limnologisnya, oleh karena itu

Sungai Kampar. Danau ini memiliki penulis tertarik untuk melakukan

peranan penting dalam aktifitasi warga penelitian mengenai kondisi limnologis

setempat, yaitu sebagai tempat menangkap perairan Danau Pekak.

ikan karena sebagian warga merupakan METODOLOGI PENELITIAN


nelayan penangkap ikan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Pada saat musim hujan volume air Maret-April 2018 yang berlokasi di Danau
danau ini akan mengalami kenaikan dan Pekak, Desa Bulu Nipis Kecamatan Siak
akan terhubung pada sungai induknya Hulu. Stasiun pengamatan ditentukan
sehingga masukan-masukan dari sungai dalam 3 stasiun yaitu : inlet danau (Stasiun
akan terbawa ke dalam danau. Pada musim 1), lekukan danau (Stasiun 2) dan ujung
kemarau danau ini akan terputus danau (Stasiun 3), dengan dua kedalaman
hubungannya dari sungai induknya yaitu permukaan (0,2 m) dan kedalaman 1
sehingga volume air pada danau akan Secchi (0,75 m). Pengambilan sampel air
berkurang. Adanya fenomena ini dapat dilakukan sebanyak 3 kali dengan interval
menyebabkan terjadinya perbedaan waktu satu minggu. Parameter kualitas air
ekosistem danau pada saat musim hujan yang diukur adalah suhu, kedalaman,
dan musim kemarau. kecerahan, pH, oksigen terlarut,

Aktivitas-aktivitas yang terdapat di karbondioksida bebas, nitrat dan fosfat

sekitar danau antara lain perkebunan sawit, (Tabel 1). Kualitas air yang diukur adalah

pasar tradisional yang beroperasi sekali suhu, kecerahan, kedalaman, kecepatan

seminggu, serta pemukiman penduduk. arus, oksigen terlarut (dissolved oxygen),

Diduga aktivitas di sekitar perairan akan karbondioksida (CO2) bebas, derajat

memberi masukan baik dalam bentuk keasaman (pH), nitrat dan fosfat (Tabel 1).
2

Tabel 1. Parameter Kualitas Air Yang Diukur Selama Penelitian

No. Parameter Unit Alat Metode Tempat analisa


A. Fisika
0
Suhu C Termometer Pemuaian In situ
1.
2. Kecerahan cm Secchi disk Visual In situ
3. Kedalaman m Bandul Timah Manual In situ
B. Kimia
1. pH - Kertas Ph Kolorimetrik In situ
2. CO2 bebas mg/L - Na2CO3 In situ
3. Oksigen Mg/L - Kolorimetrik In situ
Terlarut
4. Nitrat mg/L Spektrofotometer Kolom Cu-Cd Ex situ
5. Fosfat mg/L Spektrofotometer SnCl2 Ex situ

Lokasi Pengambilan Air Sampel


Stasiun 1 : Berada di bagian inlet danau Stasiun 3 : Berada pada bagian ujung
yang merupakan bagian danau, pada stasiun ini terdapat
saluran masuk air yang banyak nelayan yang
menghubungkan Danau Pekak melakukan penangkapan ikan
dengan Sungai Kampar Kanan dan perkebunan sawit. Posisi
dan sekitar stasiun ini terdapat geografis stasiun ini terletak
aktivitas perkebunan sawit. pada titik kordinst 0019,19LU-
Posisi geografis stasiun ini 101035’5BT.
terletak pada titik kordinat HASIL DAN PEMBAHASAN
0018’17,4LU 101035’10 BT. Hasil pengukuran parameter fisika-
kimia selama penelitian di Danau Pekak
Stasiun 2 : Berada pada bagian lekukan
menunjukkan suhu berkisar : suhu 28,6-
danau, stasiun ini merupakan
300C, kecerahan 68,5-76,83, kedalaman
perairan terbuka, pada sekitar
1,45-2,70 m, pH 5, DO 5,14-6,4 mg/L,
stasiun ini terdapat pasar dan
CO2 9,95-16 mg/L, nitrat 0,05-0,19 mg/L,
pemukiman penduduk. Posisi
fosfat 0,06-0,11 mg/L. (Tabel 3).
geografis stasiun ini terletak
pada titik kordinat Untuk lebih memperjelas masing-
0018’14LU-101035’13BT. masing parameter akan disajikan sebagai
berikut.
3

Tabel 2. Hasil Parameter Fisika – Kimia Danau Pekak


No Parameter Unit Stasiun
1 2 3
A. Fisika P KS P KS P KS
0
1. Suhu C 29 28,6 30 28 29,6 28,6
2. Kecerahan cm 68,5 - 76,83 - 71,6 -
3. Kedalaman m 1,45 - 2,70 - 2,18 -
B. Kimia
4. Derajat Keasaman - 5 5 5 5 5 5
5. Oksigen Terlarut mg/L 6,12 5,35 6,4 5,53 5,59 5,14
6. Karbondioksida Bebas mg/L 8,26 13,83 8,23 12,23 9,25 15,48
7. Nitrat mg/L 0,19 0,13 0,06 0,07 0,05 0,07
8. Fosfat mg/L 0,1 0,11 0,1 0,09 0,06 0,08
Sumber :Data Primer
Keterangan :

P : Permukaan (20 cm)


KS : Kedalaman 1 Secchi (75 cm)
Berikut akan diuraikan lebih lanjut Selama penelitian, suhu terendah baik di
hasil penelitian kualitas air di Danau Pekak permukaan maupun kolom air ditemukan
di Stasiun 1 dan tertinggi di Stasiun 2
Suhu Danau Pekak selama penelitian
(Gambar 1).
berkisar 27-300C (Gambar 1). Suhu
permukaan selama penelitian berkisar 29- Suhu (0C)
300C, dimana suhu terendah di Stasiun 1 0 10 20 30
0
Kedalaman (cm)

dan tertinggi di Stasiun 2. Pada kolom air 10


suhu selama penelitian berkisar 27-280C, 20 Stasiun 1
30
dimana suhu terendah di Stasiun 1 dan Stasiun 2
40
50 Stasiun 3
tertinggi di Stasiun 2. Dari Gambar 1 dapat
60
dilihat suhu permukaan lebih tinggi 70
dibandingkan suhu pada kolom air atau 80

semakin bertambah kedalaman perairan


Gambar 1. Rata-Rata Suhu Perairan
suhu semakin menurun. Hal ini karena Danau Pekak
semakin dalam suatu perairan intensitas
Rendahnya suhu di Stasiun 1 karena
cahaya yang masuk akan berkurang karena
banyaknya tumbuhan air di pinggiran
faktor utama penyebab suhu di perairan
danau sehingga menghambat penetrasi
adalah cahaya matahari (Hagraf, 2001).
cahaya yang masuk ke dalam perairan.
4

Disamping itu pengukuran suhu Stasiun 1 bagian intlet danau dimana bahan-bahan
pada saat penelitian lebih pagi dari stasiun organik dan anorganik dari Sungai Kampar
lainnya sehingga cahaya matahari yang pada saat musim hujan terbawa dan
masuk ke perairan masih sedikit. langsung masuk ke Stasiun 1. Hal ini
Sedangkan yang mempengaruhi tingginya menyebabkan kekeruhan di stasiun
suhu di Stasiun 2 disebabkan penetrasi tersebut lebih tinggi dibandingkan pada
cahaya yang masuk ke perairan cukup stasiun lainnya. Pendapaat ini didukung
tinggi. Selanjutnya bila dibandingkan antar Effendi (2003) yang menjelaskan bahwa
permukaan dan kolom air menunjukkan nilai kecerahan sangat dipengaruhi oleh
perbedaan yang relatif kecil. Ini keadaan cuaca, waktu pengukuran dan
menunjukkan bahwa di Danau Pekak tidak kekeruhan.Sedangkan tingginya kecerahan
terjadi stratifikasi suhu yang menyebabkan di Stasiun 2 karena stasiun ini merupakan
termoklin. Hal ini karena suhu perairan perairan yang terbuka dan juga karena
tropis relatif stabil sepanjang tahun. Boyd posisi stasiun yang berada pada tengah
dalam Purba (2014) menyatakan bahwa danau, sehingga cahaya masuk langsung
suhu perairan di daerah tropis berkisar 25- ke dalam perairan.
320C masih layak untuk kehidupan
Alaerats dan Santika (1984)
organisme di perairan.
menyatakan kecerahan yang baik adalah
Kecerahan perairan Danau Pekak tidak kurang dari 60 cm. Kecerahan pada
selama penelitian berkisar 68,5-76,8 cm, perairan Danau Pekak lebih dari 60 cm.
dimana kecerahan terendah di Stasiun 1 Apabila nilai kecerahan dalam penelitian
dan tertinggi di Stasiun 2 (Gambar 2). ini dibandingkan dengan pendapat di atas

90 maka perairan Danau Pekak tergolong


75 perairan yang baik untuk kehidupan
60
organisme akuatik.
45
30
15 Hasil pengukuran kedalaman
0 Danau Pekak selama penelitian berkisar
1 2 3
1,45-2,70 m. Kedalaman tertinggi
Stasiun
Gambar 2. Rata-Rata Kecerahan Perairan ditemukan di Stasiun 2 yaitu 2,70 m dan
Danau Pekak terendah di Stasiun 1 yaitu 1,45 m (Gambar
3).
Rendahnya kecerahan di Stasiun 1
diduga karena stasiun ini merupakan
5

300

Kedalaman (m)
250 Derajat Keasamaan (pH)
200 0 2 4 6 8 10

Kedalaman (cm)
0
150 Stasiun 1
20
100 Stasiun 2
40
50
60 Stasiun 3
0
1 2 3 80

Gambar 3. Rata-rata Kedalaman Gambar 4. Derajat Keasaman (pH)


Perairan Danau Pekak Perairan Danau Pekak

Perbedaan kedalaman ini disebabkan Berdasarkan hasil pengukuran pH

oleh pengaruh morfologi Danau Pekak perairan Danau Pekak dari permukaan

yang berbentuk tapal kuda. Berdasarkan sampai kolom air tergolong asam.

kedalaman tersebut Danau Pekak termasuk Wardoyo dalam Salim (2011) yang

jenis perairan dangkal. Hal ini sesuai menyatakan pH yang dapat mendukung

dengan pendapat Purnomo dalam kehidupan suatu organisme perairan secara

Sitompul (2013), yang menyatakan bahwa wajar 5-9. Nilai derajat keasaman (pH)

danau berdasarkan kedalaman dibagi atas perairan Danau Pekak dalam penelitian ini

2 jenis yaitu, danau dangkal dengan rata- adalah 5. Jika dibandingkan dengan

rata kedalaman kurang dari 15 meter dan pendapat di atas maka perairan danau

danau dalam dengan rata-rata kedalaman tersebut masih mampu mendukung

lebih dari 15 meter. kehidupan organisme perairan.

Hasil pengukuran pH selama Hasil pengukuran konsentrasi oksigen

penelitian di Danau Pekak menunjukkan terlarut di permukaan selama penelitian

pH di semua stasiun sama yaitu 5 atau berkisar 5,59-6,4 mg/L (Gambar 5), pada

asam (Gambar 4). Rendahnya pH di Danau kolom air konsentrasi oksigen terlarut

Pekak diduga karena Danau Pekak terletak 5,14-5,53 mg/L. Rendahnya konsentrasi

di sekitar rawa gambut. Hal ini sesuai oksigen pada Stasiun 3 disebabkan oleh

dengan pendapat Whitten (1984) yang kelimpahan fitoplankton yang sedikit yaitu

menyatakan gambut adalah jenis tanah (126.820 sel/L) dibandingkan dengan

yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa stasiun lainnya, sehingga oksigen yang

tumbuhan yang setengah membusuk yang dihasilkan sedikit, karena hasil dari proses

menyebabkan bahan organiknya tinggi fotosintesis adalah oksigen. Selanjutnya

sehingga perairan bersifat asam. Stasiun 3 jauh dari intlet atau dari sungai
sebagai sumber oksigen dan juga
6

rendahnya kecerahan pada Stasiun 3 Sanusi (2004) menyatakan oksigen


sehingga proses fotosintesis tidak berjalan yang berkisar 5,45-7,00 mg/L baik bagi
dengan baik. Sedangkan Tingginya proses kehidupan biota perairan.
konsentrasi oksigen terlarut di Stasiun 2 Selanjutnya Haro (2013) menyatakan
dipengaruhi tingginya kelimpahan bahwa konsentrasi oksigen terlarut 4-6,3
fitoplankton yaitu (175.920 sel/L). Karena mg/L cukup baik untuk hidup biota
tingginya kelimpahan fitoplankton di akuatik. Konsentrasi oksigen terlarut
Stasiun 2, sehingga oksigen yang dalam penelitian ini berkisar dari 5,14-6.40
dihasilkan pada saat proses fotosintesis mg/L. Apabila nilai ini dibandingkan
banyak. dengan pendapat di atas maka perairan
Danau Pekak merupakan perairan yang
Oksigen Terlarut (mg/L)
0 5 10 kandungan oksigen terlarutnya masih baik
Kedalaman (cm)

0 untuk kehidupan organisme di perairan


Stasiun 1
20 Stasiun 2 tersebut.
40 Stasiun 3
Konsentrasi rata-rata karbondioksida
60 bebas selama penelitian di perairan Danau
80 Pekak berkisar 8,23-15,64 mg/L.
Konsentrasi karbondioksida bebas di
Gambar 5. Rata-rata Oksigen Terlarut
permukaan berkisar 8,23-9,95 mg/L,
di Perairan Danau Pekak
sedangkan pada kolom air berkisar 13-83-
Selanjutnya apabila dilihat profil 15,48 mg/L. konsentrasi terendah di
vertikal pada setiap stasiun konsentrasi Stasiun 2 dan tertinggi di Stasiun 3.
oksigen terlarut lebih tinggi pada Rendahnya konsentrasi karbondioksdia
permukaan perairan dibanding kolom air. bebas di Stasiun 2 disebabkan kelimpahan
Karena cahaya matahari yang masuk pada fitoplankton di stasiun ini paling tinggi
kolom air lebih sedikit, sehingga proses (175.920 sel/L) dibanding stasiun lain.
fotosintesis tidak berjalan dengan baik. Hal Karbondioksida bebas di stasiun ini rendah
ini sesuai dengan pendapat Asiwila et al, karena dimanfaatkan oleh fitoplankton
(2009) yang menyatakan bahwa untuk proses fotosintesis. Hal ini sesuai
konsentrasi oksigen cenderung mengalami dengan pendapat Kordi (2004) yang
penurunan seiring dengan bertambahnya menyatakan karbondioksida merupakan
kedalaman karena suplai oksigen dari unsur utama dalam proses fotosintesis
proses fotosintesis dan difusi menurun. yang dibutuhkan fitoplankton dan
7

tumbuhan air. Tingginya konsentrasi semakin bertambah Kedalaman proses


karbondioksida bebas di Stasiun 3 fotosintesis semakin berkurang sehingga
disebabkan kelimpahan fitoplankton yang pemanfaatan karbondioksida bebas
relatif rendah dari stasiun lainnya sehingga semakin menurun. Konsentrasi
karbondioksida yang dimanfaatkan untuk karbondioksida bebas pada penelitian ini
proses fotosintesis lebih sedikit. masih layak untuk kehidupan organisme
Konsentrasi karbondioksida bebas di perairan yakni berkisar 8,81-16 mg/L.
Danau Pekak selama penelitian dapat
Hal ini sesuai dengan pendapat
dilihat pada Gambar 6
Asmawi (1986) dalam Said (2014)
. CO2(mg/L) kandungan karbondioksida bebas pada
0.00 10.00 20.00 perairan yang aman tidak kurang dari 2
0
10 mg/L dan tidak boleh melebihi 25 mg/L.
Kedalaman (cm)

20 Stasiun 1 Ini artinya Danau Pekak masih memiliki


30
Stasiun 2 kondisi limnologis yang mendukung
40
50 Stasiun 3 kehidupan organisme perairan akuatik
60
dilihat dari konsentrasi karbondioksida.
70
80
Rata-rata konsentrasi nitrat yang
Gambar 6. Rata-Rata Karbondioksida diperoleh selama penelitian di Danau
Bebas Perairan Danau Pekak berkisar antara 0,05-0,19 mg/L.
Pekak
Konsentrasi nitrat di permukaan Danau
Selanjutnya dilihat dari profil vertikal
Pekak berkisar 0,05-0,19 mg/L, pada
karbondioksida pada setiap stasiun
kolom air konsentarasi nitrat berkisar
konsentrasinya semakin menurun dengan
0,06-0,13 mg/L. Konsentrasi nitrat
bertambahnya kedalaman. Hal ini karena
terendah di Stasiun 3 dan tertinggi di
pada kolom air adanya organisme yang
Stasiun 1. Konsentrasi nitrat di Stasiun 3
memanfaatkan oksigen untuk proses
rendah karena sedikitnya masukan bahan
respirasi dan menghasilkan karbondioksida
organik disamping itu stasiun ini jauh
bebas. Hal ini sesuai dengan pendapat
dari inlet, sehingga masukan unsur hara
Lesmana dalam Salim (2011) bahwa
hanya sedikit sehingga sumber unsur hara
karbondioksida yang juga disebut dengan
hanya berasal dari perairan itu sendiri.
asam arang (CO2) merupakan hasil dari
Tingginya konsentrasi nitrat di Stasiun 1
proses pernafasan oleh semua makhluk
diduga karena banyaknya bahan-bahan
hidup. Selain hal tersebut dapat disebabkan
organik dari sungai induknya, hal ini
8

karena pada sekitaran sungai terdapat adalah, erosi, leaching lahan pertanian
aktivitas perkebunan kelapa sawit. yang subur, dan limbah pemukiman.
Konsentrasi kadar nitrat selama penelitian Sumber nitrat di perairan berasal dari
di Danau Pekak dapat dilihat pada Gambar dekomposisi bahan organik. Nitrat
7. bersumber dari hancuran bahan-bahan

Nitrat (mg/L) organik dan buangan dosmetik 1 mg/L.


Kedalaman (cm)

0 0.1 0.2 Sehubungan dengan konsentrasi nitrat


0
di perairan Wetzel (2001)
20 Stasiun 1
mengelompokkan tingkat kesuburan terdiri
Stasiun 2
40
Stasiun 3 atas tiga tingkatan, yaitu 0,0-1,0 mg/L
60
disebut perairan oligotrofik, 1,0-5,0 mg/L
80
disebut perairan mesotrofik dan di atas 5,0
Gambar 7. Rata-rata Nitrat di Perairan mg/L disebut perairan eutrofik. Perairan
Danau Pekak Danau Pekak tergolong oligotrofik

Apabila dilihat dari profil vertikal dikarenakan sedikitnya bahan-bahan

pada setiap stasiun konsentrasi nitrat di organik dan limbah pemukiman yang

kolom air cenderung meningkat dengan masuk ke dalam perairan.

bertambahnya kedalaman, hal ini Konsentrasi fosfat selama penelitian di


disebabkan karena bahan organik Danau Pekak berkisar 0,06-0,11 mg/L.
cenderung meningkat dengan Konsentrasi fosfat di permukaan Danau
bertambahnya kedalamanan, karena bahan Pekak selama penelitian berkisar 0,06-0,1
organik menumpuk sehingga terjadi proses mg/L, pada kolom air berkisar 0,08-0,11
dekomposisi oleh bakteri, sehingga mg/L. Gambar 8 menunjukkan konsentrasi
menghasilkan unsur hara (nitrat). Stasiun 1 fosfat terendah di Stasiun 3 dan tertinggi di
konsentrasi nitrat pada permukaan lebih Stasiun 1. Rendahnya konsentrasi fosfat di
tinggi, karena stasiun ini merupakan intlet Stasiun 3 karena Stasiun 3 merupakan
danau sehingga ada masukan bahan stasiun yang paling jauh dari intlet
organik dari sungai pada saat musim sehingga unsur-unsur hara yang masuk
hujan. Selain hal tersebut disekitar Stasiun hanya sedikit, selain itu rendahnya fosfat
1 terdapat aktifitas-aktifitas kelapa sawit di Stasiun 3, karena fitoplankton
yang dapat menyumbangkan bahan-bahan memanfaatkan fosfat untuk proses
organik atau nitrat. Menurut Bahri (2006) fotosintesis. Hal ini sesuai dengan
sumber utama pengkayaan zat hara nitrat kelimpahan fitoplankton yang tinggi di
9

Stasiun 3 (143.520 sel/L). Tingginya mengendap sehingga unsur fosfat


kelimpahan pada stasiun tersebut karena terakumulasi di dasar. Selanjutnya
nilai kecerahan pada Stasiun 3 lebih tinggi Suryono et al., (2006) menyatakan bahwa
dibandingkan stasiun lainnya (Lampiran terjadi perbedaan konsentrasi unsur hara
3). Tingginya fosfat di Stasiun 1 karena khususnya fosfat di permukaan dengan
adanya bahan organik dari limpasan kolom air, hal ini disebabkan karena
perkebunan kelapa sawit yang terdapat di pengaruh keberadaan fitoplakton yang
pinggiran danau dan rendahnya memanfaatkan unsur hara dalam proses
kelimpahan fitoplankton di Stasiun 1 yaitu fotosintesis, sehingga semakin dalam
( 133.3170 sel/L). kolom air akan diikutin oleh semakin
lemahnya intesitas cahaya, maka proses
Fosfat (mg/L) fotosintesis dan pemanfaatan unsur hara
0 0.1 0.2
0 fosfat akan semakin berkurang.
Kedalaman (cm)

Stasiun 1
20
Goldman (1994) menyatakan keseburan
stasiun 2
perairan berdasarkan kandungan fosfat
40 Stasiun 3
dapat dibagi atas lima kategori yaitu :
60
konsentrasi fosfat 0,00-0,020 mg/L
80 ultratrofik, 0,021-0,050 mg/L oligotrofik,
Gambar 8. Rata-rata Fosfat di Perairan 0,051-0,100 mg/L mesotrofik, 0,101-0,200
Danau Pekak mg/L eutrofik dan > 0,200 mg/L
hipereutrofik. Konsentrasi fosfat selama
Apabila dilihat dari profil vertikal pada
penelitian di perairan Danau Pekak 0,064-
setiap stasiun, terlihat bahwa konsentrasi
0,105 mg/L. Apabila konsentrasi fosfat
fosfat cenderung meningkat dengan
dalam penelitian ini dibandiingkan dengan
bertambahnya kedalaman, karena unsur
pendapat di atas maka kesuburaan perairan
fosfat memiliki sifat yang reaktif dan
Danau Pekak termasuk mesotrofik.
mudah mengendap sehingga unsur fosfat
KESIMPULAN DAN SARAN
terakumulasi di dasar. Hal ini sesuai
Kesimpulan
dengan pendapat Seller dan Markland
Kondisi limnologis Danau Pekak
(1987) dalam Siregar (2013) yang
berdasarkan parameter fisika yaitu suhu
menyatakan bahwa tingginya konsentrasi
berkisaran antara 29-300C, kecerahan 68,5-
fosfat didasar dibandingkan dengan
76,83 cm, kedalaman 1,45-2,70 m.
permukaan terjadi karena unsur fosfat
Parameter kimia yaitu pH bernilai 5,
memiliki sifat yang reaktif dan mudah
oksigen terlarut berkisar 5,13-6,4 mg/L,
10

karbondioksida bebas berkisar 8,23- Ekosistem Sungai dan


Danau. Universitas
15,48 mg/L, nitrat berkisar 0,050- Sumatera Utara. Medan.
0,130 mg/L, fosfat 0,064-0,105 (Tidak diterbitkan)
mg/L. Berdasarkan konsentrasi nitrat Boyd, C. E. 1990. Water Quality in
di Danau Pekak maka perairan Ponds for Aquaculture. First
Printing. AuburnUniversity of
tersebut termasuk oligotrofik dan Agriculture Experiment
berdasarkan konsentrasi fosfat Station. Alabama. USA. 359
hal.
termasuk perairan mesotrofik.
Effendi, H . 2003. Telaah Kualitas
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat
Air bagi Pengelolaan
bahwa kondisi limnologis Danau Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan. Penerbit Kanisius.
Pekak masih mampu mendukung
Yogyakarta.
kehidupan organisme perairan.
Goldman, R. C. and A. J. Horne.
Saran 1983. Limnology. Mc Graw-
Berdasarkan penelitian di Danau Hill International Book
Company. Tokyo. 464 hal.
Pekak disarankan untuk melakukan
Ghufran, H. K. Kordi, dan B.T. Andi .
penelitian dengan mengukur 2007. Pengelolaan Kualitas
parameter TOM (Total Organic Air dalam Budidaya
Perairan. Rineka Cipta.
Matter) dan BOD5 (Biochemical Jakarta.
Oxygen Demand). Karena pada saat
Nontji, Anugerah., 2005. Laut
penelitian bahan organik tidak Nusantara. Cetakan Keempat.
Djambatan. Jakarta.
diukur, sehingga perlu mengukur
kedua parameter tersebut. Salfitri, 2007. Kondisi Limnologis
Sungai Tapung Berdasarkan
Daftar Pustaka Parameter Fisika-Kimia di
Desa Bencah Kelubi
Ali, A. Soemarno, dan M. Purnomo. Kecamatan Tapung Kabupaten
2013. Kajian Kualitas Air Kampar Provinsi Riau. UR.
Dan Status Mutu Air Pekanbaru. (Tidak diterbitkan).
Sungai Metro Di
Kecamatan Sukum Kota Suprayogi, I. Trimaijon. dan Nurdin.
Malang. Jurnal Bumi 2013. Pola Pengoperasian
Lestari. 13. (2) : 265-274. Pintu Pembilas Terhadap Laju
Sedimentasi Tahunan Pada
Alaerts, G. dan S. S. Santika. 1984. Bendung Sei Tibun, Kabupaten
Metode Penelitian Air. Usaha Kampar, Provinsi Riau. Jurnal
Nasional. Surabaya. 269 hal. Teknik Sipil. 12 (2) : 145-154.
Barus, T. A. 2004. Pengantar
Limnologi Studi Tentang

Anda mungkin juga menyukai