Anda di halaman 1dari 8

Farid Aprin H

P07133122069
D3 Sanitasi/4B

1. ANALISIS KUALITAS AIR KALI ANCAR DENGAN MENGGUNAKAN


BIOINDIKATOR MAKROINVERTEBRATA (KHAIRUDDIN, MUHAMMAD
YAMIN DAN ABDUL SYUKUR)

Air merupakan kebutuhan dasar manusia yang sedanag mengalami proses penurunan
kualitas. Salah satu sumber daya air yang yang sangat penting adalah sungai. Sungai telah
dimanfaatkan sebagai sumber air minum, mandi dan mencuci. Selain itu dimanfaatkan untuk
kegiatan budidaya perikanan dan rekreasi. Sungai Kali Ancar adalah sungai yang sangat penting
bagi masyarakat Kota Mataram. Berkaitan dengan kualitas air Kali Ancar telah dilakukan
penelitian untuk menilai kualitas air dari aspek mutu air dengan indikator makroinvertebrata.
Tujuan penelitian ini adalah menentukan tingkat kualitas air Kali Ancar Kota Mataram. Metode
penelitian adalah adalah survey dan laboratorium. Analisi data spesies makroinvertebrata
diidentifikasi dan dihitung untuk penentuan nilai indeknya. Kualitas air ditentukan oleh nilai indek
LincolnPenelitian ini sangat penting bagi penentuan kualitas air dengan menggunakan indikator
biologi atau Bioindikator. Luaran Penelitian berupa informasi atau data tentang kualitas air di
sungai/kali Ancar berupa tingkat pencemaran.. Kesimpulan penelitian adalah kualitas air di kali
Ancar tergolong kualitas rendah

2. ANALISIS KUALITAS AIR DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH


DI KECAMATAN NATAR HAJIMENA LAMPUNG SELATAN (MIFTAHUL
DJANA)

Penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari di Kelurahan Hajimena Kecamatan Natar


Lampung Selatan tepatnya di Perumahan Griya Saka dengan kurang lebih 50 kepala keluarga
hampir rata-rata menggunakan air sumur bor. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini
adalah kelayakan pemakaian sumur bor tersebut sebagai air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
berdasarkan standar Peraturan Menteri Kesehatan. Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah
mengevaluasi kualitas dan kelayakan air sumur bor sebagai air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
oleh masyarakat setempat. Penelitian ini mengkaji kualitas air sumur bor sebagai air bersih dengan
uji Fisika, Kimia dan Biologi. Parameter yang diujikan pada penelitian ini meliputi warna, bau,
kekeruhan, rasa, zat padat terlarut, dan temperatur, sedangkan pada parameter Kimia diantaranya
meliputi uji kadar Besi (Fe), Kadmium (Cd), Kesadahan (CaCO3) yang terlarut dalam air sumur,
dan Parameter Biologi diantaranya MPN. Coliform dan Coli. Dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa kualitas air sumur bor yang melebihi baku mutu vang telah ditetapkan adalah
warna sebesar 67% yang melebihi baku mutu standar, kadar besi sebesar 75% melampaui baku
mutu, klorida sebesar 65%, dan secara biologi yaitu total koliform sebesar 80% melampaui dari
baku mutu dengan perpipaan 3% dari baku mutu dan perpipaan sebesar 17%. Garis besar yang
bisa diambil dari penelitian ini, secara kualitas air sumur bor di Daerah Kelurahan Hajimena
Kecamatan Natar Lampung tidak layak digunakan sebagai air bersih karena beberapa kandungan
seperti kadar besi, zat warna, dan coliform melebihi baku mutu dari Permenkes No. 32 Tahun 2017.

3. ANALISIS KUALITAS AIR DAS KALI DENDENG PADA MUSIM HUJAN DAN
KEMARAU (ANNA A M SOLO, OKTAVINA G LP MANULANGGA)

DAS Kali Dendeng merupakan salah satu sumber air bagi PDAM Kota Kupang yang
menjadi sumber air utama bagi masyarakat. Adanya aktivitas domestik masyarakat dan kondisi
lingkungan seperti curah hujan akan berdampak pada kualitas air sepanjang DAS Kali Dendeng
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kualitas air sepanjang DAS Kali Dendneg dengan
adanya perubahan musim kemarau dan musim hujan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret
dan Agustus tahun 2021 yang mewakili musim hujan dan musim kemarau Sampel air di ambil dari
6 lokasi sepanjang DAS Kali Dendeng yaitu pada lokasi Kali Biknoi 1, Kali Biknoi 2, Kali
Sembunyi 1, Kali Sembunyi 2, Kali Fotain dan Kali Kaca. Hasil Pengukuran sampel air
dibandingkan dengan baku mutu air kelas II PP No. 81 tahun 2001 dan Permenkes No. 492 tahun
2010 serta dianalisis dengan menggunakan metode indeks pencemaran. Hasil penelitian
menunjukan bahwa parameter suhu, pH, TSS dan TDS selama musim hujan dan kemarau masih
memenuhi baku mutu air kelas II untuk air baku air minum, sedangkan parameter kekeruhan pada
musim hujan tidak memenuhi baku mutu air minum. Indeks. Pencemaran air menunjukan bahwa
pada musim kemarau rata-rata kualitas air masih berada pada kondisi baik, namun terdapat 2 lokasi
yang telah berada dalam kondisi tercemar ringan yaitu kali Biknoi 1 dan Kali Biknoi 2. Sedangkan
pada musim hujan rata-rata kondisi air berada dalam status tercemar ringan dan terdapat 1 lokasi
yang masih berada dalam status baik yaitu Kali Sembunyi 2.
4. PEMETAAN KANDUNGAN BESI (FE) AIR SUMUR GALI BERBASIS SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DIAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) GENDOL
DUSUN KALIMANGGIS-MORANGAN DESA SINDUMARTANI (SIDIQ ANDRI
NUGROHO, ACHMAD HUSEIN, RIZKI AMALIA)

Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua mahluk hidup. Kebutuhan air di negara maju
sebanyak 60-120 liter per orang per hari.. Kandungan besi (Fe) adalah salah satu parameter kimia
yang menjadi standar baku mutu air. air yang mengandung besi tinggi akan menimbulkan rasa,
baut logam yang amis, dan warna kecoklatan pada pakaian putih. Tingginya kadar besi pada air
yang dikonsumsi akan mempengaruhi kesehatan manusia seperti kerusakan hati, ginjal, syaraf, dan
menyebabkan hemochromatiosis. Untuk Mengetahui gambaran persebaran kandungan Fe pada Air
Sumur Gali di Daerah Aliran Sungai Gendol Dusun Kalimanggis-Morangan. Metode: Penelitian
ini adalah penelitian ini adalah survei (observasi dan analisis. laboratorium) dengan jumlah sampel
sebanyak 18 sumur warga yang berada di zona I atau yang berjarak 0-50 meter dari tanggul sungai
gendol dan 18 sampel sumur warga yang berada di zona Il atau yang berjarak 50-100 meter dari
tanggul sungai gendol. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa di zona I terdapat 2 sampel air
sumur yang tidak memenuhi syarat dan 16 sampel air sumur memenuhi syarat. Sedangakan untuk
di zona II terdapat 2 sampel air sumur yang tidak memenuhi syarat dan 18 sampel memenuhi syarat.
Sebaran kandungan Fe pada air sumur di Dusun Kalimanggis- Morangan secara umum semakin
ke selatan semakin kecil hal ini sebabkan oleh. aliran air bawah tanan. Untuk di zona 1 aliran air
tanah terpengaruh dengan muka. air sungai yang lebih rendah sehingga aliran air tanah selain
mengarah ke selatan juga mengalir ke sungai.

5. ANALISIS SEBARAN LOGAM BERAT PADA AIR TANAH MENGGUNAKAN


METODE INVERSE DISTANCE WEIGHTING (IDW) DI NGAGLIK,
KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (MUHAMMAD
AL KHUWARIZMI)

Air tanah adalah sumber persediaan air yang sangat berperan penting dalam fungsi
penghidupan bagi makhluk hidup didunia. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk di
Kapanewon Ngaglik maka menyebabkan penggunaan air tanah dan juga permasalahan kualitas air
tanah meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kontaminasi logam berat (timbal,
tembaga, besi) pada air tanah serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air
tanah di Kapanewon Ngaglik. Penetuan titik penelitian dilakukan dengan metode purposive
sampling berdasarkan terdapatnya area pemukiman penduduk, sedangkan pengujian kandungan
logam berat (timbal, tembaga, besi) dilakukan dengan destruksi lalu diukur pada Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA) nyala. Hasil pengujian kemudian dibandingkan dengan Peraturan Meteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 2 Tahun 2023 dan Peraturan Meteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 492 Tahun 2010 pada klasifikasi Baku Mutu Air Minum. Berdasarkan hasil analisis
terdapat kontaminasi logam berat (timbal, tembaga, besi) yang terkandung pada air tanah di
Kapanewon Ngaglik yaitu timbal sebesar 0,0006 mg/L hingga 0,01609 mg/L, tembaga sebesar
0,0037 mg/L hingga 0,0189 mg/L, dan besi sebesar 0.0148 mg/L. hingga 0,1039 mg/L.. Namun
demikian, terdapat kontaminasi timbal yang menunjukkan hasil diatas dari baku mutu menurut
Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2 Tahun 2023 dan Peraturan Meteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 492 Tahun 2010 yaitu sebesar 0,01 mg/L pada titik SPI dan
SP2. Pada parameter tembaga menurut Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492
Tahun 2010 masih jauh dibawah baku mutu yaitu sebesar 2 mg/L.. Sedangkan baku mutu
parameter besi menurut Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492 Tahun 2010
memiliki nilai sebesar 0,3 mg/L dan. Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2 Tahun
2023 memiliki nilai sebesar 0,2 mg/L. Ini menandakan bahwa parameter besi pada penelitian
masih jauh dibawah baku mutu yang ada.

6. ANALISIS KADAR LOGAM BESI (Fe) PADA SAMPEL AIR SUMUR POMPA
DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (MAGHFIROH, E.N. 2019.)

Sumur pompa merupakan sumur yang dibuat dengan cara pengeboran lapisan air tanah
dalam sehingga sedikit dipengaruhi oleh kontaminasi. Ada kalanya sumur pompa bisa
mengandung zat-zat yang tidak seharusnya seperti mengandung sisa partikel pencemar ataupun
mineral logam, salah satunya adalah logam besi (Fe) yang dapat menyebabkan air sumur berwarna
kuning-coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara, menimbulkan bau yang kurang enak,
dan menimbulkan masalah gangguan kesehatan apabila dikonsumsi terus-menerus. Penentuan
kadar logam besi (Fe) pada 3 sampel air sumur pompa yang diambil di desa Mojotegalan RT
002/001 Joho Sukoharjo dilakukan dengan menyaring sampel menggunakan saringan membran
berpori 0,45 µm dan diawetkan dengan HNO, pekat sampai pH<2. Filtrat yang dihasilkan
dianalisis menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom pada panjang gelombang 248,3
nm. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai linieritas dari metode spektrofotometri serapan
atom (SNI 6989.4:2009) adalah sebesar 0,9982. Hasil ini memenuhi syarat keberterimaan yakni
lebih besar dari 0,995, Nilai %RPD yang diperoleh yaitu sebesar 4,48%, 5,90% dan 5,91%. Hasil
ini memenuhi syarat keberterimaan yakni lebih kecil dari 10%. Hasil analisis pada sampel air
sumur pompa di desa Mojotegalan RT 002/001 Jaho Sukoharjo didapatkan kadar rata-rata besi (Fe)
adalah sebesar 0,2548 mg/L. Hasil ini memenuhi syarat mutu air minum menurut PERMENKES
RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 yakni lebih kecil dari 0,3 mg/L

7. KARAKTERISTIK SUMBER DAYA AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN


CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA (SADEWA PURBA SEJATI)

Kecamatan Cangkringan merupakan kawasan resapan air. Salah satu aspek pengelolaan
sumberdaya air terpadu adalah aspek sistem informasi sumberdaya air, yang di dalamnya termasuk
sistem informasi geohidrologi. Karakteristik sumberdaya airtanah dangkal yang dikaj dalam
penelitian ini meliputi kondisi dan persebaran kedalaman muka airtanah, arah aliran airtanah, dan
daya hantar listrik airtanah. Data primer diambil pada sumur-sumur galian yang lokasinya
ditentukan menggunakan metode systematic random sampling. Data primer yang dikumpulkan
meliputi data koordinat, data kedalaman muka airtanah, ketinggian lokasi, dan data daya hantar
listrik airtanah. Sampel daya hantar listrik airtanah ditentukan dengan metode cluster sampling
berdasarkan area kelas kedalaman muka airtanah. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
sumberdaya airtanah dangkal daerah penelitian memiliki karakteristik sebagai berikut: kedalaman
muka airtanah didominasi oleh kedalaman kurang dari 5 meter, airtanah mengalir ke arah selatan,
daya hantar listrik daerah penelitian memiliki nilai bervariasi, yaitu 187 mikroS/cm pada nilai
terendah dan 368 mikroS/cm pada nilai tertinggi.

8. PENENTUAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DAN AIR PDAM DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI

Berdasarkan hasil penelitian penentuan. kadar besi (Fe) dalam air sumur dan air PDAM di
Jorong Kampung Baru Nagari Baringin Ke- camatan Lima Kaum Batusangkar dapat disim- pulkan
(1) Air sumur ataupun air PDAM po sitif mengandung besi (Fe) dan (2) Air sumur yang berwarna
kekuning-kuningan sampai kuning mengindikasikan adanya kadar besi (Fe) yang tinggi yaitu
0,627 mg/1, 0,636 mg/L, 1,003 mg/L,1,939 mg/L, dan 2,004 mg/1. Nilai ini telah melebihi sandar
baku yang ditetapkan oleh Keputusan Menkes RI tahun 2010 yaitu 0,3 mg/L. Hal ini menyatakan
bahwa air ter- sebut tidak layak untuk di konsumsi dan dapat membahayakan kesehatan tubuh dan
(3) Kadar besi (Fe) dalam air PDAM adalah 0,05 dan 0,054 mg/l. yang berarti air tersebut
memenuhi standar bakou mutu dan layak untuk dikonsumsi.

9. PENENTUAN KADAR BESI (Fe) DAN KESADAHAN PADA AIR MINUM ISI
ULANG DI DISTRIK MERAUKE (HENIE POERWANDAR ASMANINGRUM)

Kondisi air tanah di Kabupaten Merauke yang keruh, payau, dan cenderung berwarna
kecoklatan sampai saat ini masih menjadi pilihan sebagai sumber air konsumsi oleh masyarakat di
Kabupaten Merauke, sebagai salah satu alternatif, air tanah tersebut diolah menjadi air minum isi
ulang berupa air galon dengan menggunakan teknik UV filter. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan konsentrasi Ca, Fe, dan Mg di dalam air galon yang diproduksi dan didistribusikan
oleh Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU). Penelitian dilakukan di Kabupaten Merauke. Metode
penelitian adalah pengambilan sampel di 3 DAMIU dan sumber air baku, diukur parameter fisika
dan kimianya, lalu diukur konsentrasi Ca, Fe, dan Mg dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Ca, Fe, dan Mg untuk air baku adalah 4,0; 4,0; dan 5,2.
Konsentrasi Ca, Fe, dan Mg untuk air DAMIU A adalah 3,0; 0,03; 4,7. Konsentrasi Ca, Fe, dan
Mg untuk air DAMIU B adalah 4,3; 0,08, 4,9. Konsentrasi Ca, Fe, dan Mg untuk air DAMIU C
adalah 3,2; 0,03; 4.3. Kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian tersebut adalah air galon yang
diproduksi dan. didistribusikan oleh DAMIU layak dikonsumsi

10. GAMBARAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR PERUMAHAN INDUSTRI DI


BATURAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU (NASIHATUL KHOIRIAH,
ABDUL MUTHOLIB )

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat bergantung pada kualitas air untuk kesehatan,
Adanya kandungan bahan kimia yang melebihi batas dalam air (misalnya Fe) dapat
membahayakan kesehatan dan mengakibatkan kegagalan dalam metabolisme (hemochromatosis).
Berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan No.32 Tahun 2017, batas maksimum kadar Fe
yang diperbolehkan dalam air Higiene Sanitasi yaitu 1,0 mg/1. Untuk mengetahui Gambaran
Kadar (Fe) Pada Air Perumahan Industri Di Baturaja Kabupaten Komering Ulu. Metode: bahan
yang diteliti sebanyak 15 sampel air rumah yang diambil secara sistematic random sampling dan
methode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Didapatkan semua sampel memenuhi syarat
dengan Rata-rata kadar Fe adalah 0,105227 mg/l, median 0,106000 mg/l, standar deviasi
0,0175790, kadar terendah adalah. 0,0789 mg/1 dan kadar tertinggi 0,1345 mg/1. Semua sampel
air (100%) memenuhi syarat ≤1 mg/l. 14 sampel (93,3%) kadar Fe air berdasarkan pH yang tidak
memenuhi syarat <6,5 atau >9 dan 1 sampel (6,3%) air yang memenuhi syarat 6,5-9, 15 sampel
(100%) Kadar Fe air berdasarkan jarak yang diperiksa memenuhi syarat, minimal kadar Fe 0,0830
mg/l pada jarak 1-50 meter dan maksimal kadar Fe 0,1345 mg/l pada jarak 1-50 meter. Rata- rata
kadar Fe pada Air Perumahan Industri di Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu memenuhi
syarat kualitas standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk media air untuk keperluan higiene
sanitasi.

Berdasarkan dari 10 judul penelitian yang saya ambil, penelitian yang menonjol adalah
GAMBARAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR PERUMAHAN INDUSTRI DI BATURAJA
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU (NASIHATUL KHOIRIAH, ABDUL MUTHOLIB )

Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian yang bersifat deskriptif. Lokasi pengambilan sampel
dilakukan di Perumahan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Populasi dalam penelitian ini adalah
sampel air dari 70 rumah warga di perumahan Industri di Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Sampel diambil dengan teknik sistematik random sampling yaitu sampel air dari 15 rumah warga
perumahan. Pemeriksaan kadar besi di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang. Metode
pemeriksaan Fe yang digunakan untuk penelitian ini adalah Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
pada kisaran kadar Fe 0,3 mg/l sampai 10 mg/l dengan panjang gelombang 248,3 nm (Kardhinata
& Lubis, 2012; Nurhaini & Affandi, 2017). Untuk mengetahui kadar pH , pemeriksaan pH
dilakukan mengunakan alat ukur pH meter digital, dan untuk mengetahui jarak, digunakan alat
ukur meteran. Rata-rata kadar Fe pada Air Perumahan Industri di Baturaja Kabupaten Ogan
Komering Ulu memenuhi syarat kualitas standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk media air
untuk keperluan higiene sanitasi.
Kekurangan adalah pada saat pengambian sampel peneliti kurang mengamati musim sehingga
dapat berpengaruh terhadap sampel yang diambil. Sampel yang diambil lebih cenderung berwarna
jernih atau tidak keruh.

Kelebihan adalah peneliti sudah melakukan pemeriksaan Fe dengan mengunakan metode


Spektrofotometri Serapan Atom.

Saran adalah seharusnya sebelum melakukan pengambilan sampel, peneliti harus menentukan
waktu yang sesuai agar hasil pemeriksaan valid.

Anda mungkin juga menyukai