Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN KUALITAS AIR

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN KUALITAS AIR

Disusun oleh :
Risky Suryaningsih S : 05172211004
Sapia Ohoibor : 05172211011
Fifin Ayul : 05172211007

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2024
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, kita
panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidyah-Nya sehingga saya
dapat menyusun dan menyelesaikan laporan praktikum saya yang berjudul “MANAJEMEN
KUALITAS AIR ”.
Tujuan dibuatnya laporan praktikum ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-
Dasar Mikrobiologi Akuatik.
Ucapan terimakasih juga kami hanturkan kepada ibu Dr. Yuliana, S.Pi, M.Si selaku
dosen yang menemani kami dalam melakukan praktikum. Saya menyadari masih banyak
kesalahan dan kekurangan, serta jauh dari kata sempurna pada laporan praktikum saya.
Untuk itu kamin sangat dibutuhkan kritik dan saran yang dapat bersifat membangun.
Diharapkan laporan praktikum saya dapat memberikan pengetahuan bagi para
pembaca.
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Danau

2.2 pH

2.3 Suhu

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan waktu Praktikum

3.2 Alat dan Bahan

3.3 Prosedur Kerja


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak
sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta
mahkluk hidup lainnya. Untuk menjaga atau mencapai kualitas air sehingga dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka
perlu upaya pelestarian dan pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan upaya untuk
memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiah. Pengelolaan kualitas air
dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air, yaitu dengan upaya memelihara
fungsi air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu (Azwir, 2006)
Suatu sungai dikatakan tercemar jika kualitas airnya sudah tidak sesuai dengan
peruntukkannya. Kualitas air ini didasarkan pada baku mutu kualitas air sesuai kelas
sungai berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Menurut Bahtiar (2007), Lingkungan dapat
dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat
mengakibatkan gangguan pada makhluk hidup yang ada didalamnya.
Danau pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk membersihkan polutan yang
masuk secara alamiah yang disebut dengan Kapasitas Asimilasi (assimilative cappacity).
Kapasitas asimilasi setiap danau tidak sama karena bergantung pada karakteristik hidrologi
danaunya masing-masing dan aktifitas penggunaan lahan di sekitar danau. Secara umum,
kualitas air sungai sangat bergantung dengan kondisi vegetasi pada catchment area,
besaran dan jenis kegiatan yang akan bermuara ke sumber air, serta kemampuan asimilasi
sumber air terhadap input pencemar yang diterimanya (Bangyou, et al 2011).
Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan. Dan pada pasal 17 ayat 2 dijelaskan bahwa apabila daya dukung dan
daya tampung lingkungan telah terlampaui maka kebijakan, rencana dan program
yang memberikan tekanan terhadap lingkungan harus diperbaiki. Dengan demikian,
jika beban limbah yang masuk ke sungai telah melampaui daya tampung danau,
maka pencegahan penurunan kualitas danau harus dilakukan dengan strategi
pengelolaan yang baik. Penilaian terhadap kualitas badan air untuk suatu peruntukan
didasarkan kepada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115
Tahun 2003 tentang Pedoman penentuan status mutu air.
Pengelolaan danau dimulai dari identifikasi aktifitas yang berpotensi
mencemari danau, pengukuran kualitas air danaau, penetapan status mutu air danau,
penentuan beban cemar danau sesuai baku mutu, penentuan titik kritis yang
memiliki beban cemar tinggi, pengukuran kapasitas asimilasi danau dan perumusan
strategi penurunan beban cemar dan konservasi danau.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikumini adalah :
a. Menganalisis kualitas air Danau Laguna
b. Mengetahui parameter kualitas air Danau Laguna.

1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Memberikan informasi tentang kondisi dari Danau Laguna
b. Dapat menjadi referensi bagi penelitian sejenis tentang kualitas air
Danau Laguna.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Danau
Danau adalah bagian dari sungai yang lebar dan kedalamannya secara alami
jauh melebihi ruas-ruas lain dari sungai yang bersangkutan. Danau memiliki fungsi
utama sebagai wadah penampung air dan pendukung ekosistem perairan darat. Di
samping itu, danau juga memiliki fungsi sosial dan ekonomi, yaitu pemenuhan
kebutuhan sanitasi, irigasi pertanian, perikanan, pembangkit listrik tenaga air, dan
dapat juga dimanfaatkan sebagai olahraga serta pariwisata.
Menurut PP No. 82/2001tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air, air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang
banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi hidup dan
kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Untuk menjaga atau mencapai
kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat
mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya pelestarian dan atau pengendalian.
Pelestarian kualitas air merupakan upaya untuk memelihara fungsi air agar
kualitasnya tetap pada kondisi alamiahnya. Pelestarian kualitas air dilakukan pada
sumber air yang terdapat di hutan lindung. Sedangkan pengelolaan kualitas air pada
sumber air di luar hutan lindung dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran
air, yaitu upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu air.
Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting maka harus
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Hal ini berarti bahwa
penggunaan air untuk berbagai manfaat dan kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi masa kini dan masa depan.

2.2 Suhu
Pengukuran suhu dilakukan di daerah tepi danau dan didapatkan suhu air
sebesar 29,5 oC. Suhu di tepi danau lebih dingin karena banyak pepohonan yang
membuat suhu udara lebih sejuk sehingga suhu air menjadi lebih rendah.
Pemeriksaan secara kimiawi dilakukan secara langsung di danau dan di laboratorium
dengan pemeriksaan COD, DO, pH, logam, dan mineral-mineral lain. Pemeriksaan
yang dilakukan langsung di danau Ngade dengan melakukan pengukuran pH di empat
titik di tepi danau dan empat titik di tengah danau.

2.3 pH
Pengukuran pH menunjukkan pengukuran pH di tepi menghasilkan pH rata-
rata sebesar 6,9. Pengukuran di empat titik ini dilakukan di dua titik di dekat tambak
ikan dan daerah yang bukan tambak ikan. Pengukuran pH di tengah danau ditemukan
bahwa rata-rata pH yang dihasilkan adalah 7,18. Hasil pengukuran menunjukkan pH-
nya lebih tinggi dibandingkan dengan pH yang didapatkan dari pengukuran pH di tepi
danau. Ini menunjukkan bahwa air di tengah danau lebih bersifat basa dan air danau
di tepi sungai bersifat lebih asam.
BAB III
MATODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat Dan Waktu Praktikum


Praktikum manajemen kualitas air di laksanakan di Danau Laguna dan pantai
Pantai Fitu Kec, Ternate Selatan, kota ternate, Prov. Maluku Utara di lakukan pada
hari Sabtu 23 Maret 2024 pada pukul 08.00 WIT.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum dapat dilihat pada Tabel 1.
Berikut.
No Alat dan Bahan Kegunaan
1 pH meter Mengukur pH
2 Termometer Mengukur suhu
3 Camera Dokumentasi
4 Alat tulis Mencatat Hasil

3.3 Prosedur Kerja

Anda mungkin juga menyukai