Anda di halaman 1dari 11

Indikator Pencamaran Limbah Industri Terhadap Keamanan Dan Kualitas

Air Sungai Yang Menjadi Sumber Air Resapan Untuk Warga Sekitar Sungai
Banjarkemantren Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo
Oleh:
Dizsa Arliansyah Nugroho 201020700026
Abdul Qodir Umrin 201020700071
Rizky Yulianto 201020700072

Aliran sungai adalah salah satu sumber air bagi masyarakat sekitar daerah
yang dilewati aliran dari sungai tersebut. Menjaga ekosistem dan kesehatan sungai
merupakan kewajiban bagi setiap warga. Sebagai bentuk dan wujud dari kepedulian
terhadap lingkungan, menjaga sungai dari pencemaran merupakan suatu Tindakan
dasar, namun kondisi aliran sungai di daerah perkotaan saat ini dipenuhi dengan
sampah serta limbah buangan pabrik. Kondisi ini tentunya sangat mengganggu
dan juga mempengaruhi kualitas air. Kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya menjaga kelestarian air masih sangat kurang. Kesadaran lingkungan
bukan hanya tuntutan bagi masyarakat setempat, tetapi juga untuk industri itu
sendiri, Pengendalian pencemaran lingkungan perlu adanya keterlibatan beberapa
pihak, yaitu pihak pemerintah, aparat desa, serta masyarakat demi terciptanya
kawasan sungai yang bersih.
Lingkungan adalah suatu hal yang penting dalam siklus kehidupan manusia.
Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup pada Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi “Lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain”. Lingkungan
sebagai sumber daya merupakan aset yang dapat menyejahterakan masyarakat. Hal
ini sesuai dengan perintah Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa, bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dipergunakan untuk sebesar-bersarnya kemakmuran
rakyat.
Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002) limbah rumah tangga menyumbang
pencemaran sungai sebesar 60% (Widagda dkk., 2020). Air limbah yang belum
mengalami proses pengolahan dan dialirkan ke danau maupun sungai akan
memberikan dampak buruk terhdap kesehatan manusia dan akan menyebabkan
kematian pada mikroorganisme di wilayah perairan tersebut. Oleh karena itu,
pengolahan limbah harus dilakukan terlebih sebelum dialirkan ke sungai atau danau
untuk tetap menjaga kualitas air bersih pada perairan tersebut. Contoh kurangnya
pengolahan limbah industri yang menyebabkan tercemarnya perairan adalah Sungai
Banjarkemantren Gedangan, Sidoarjo, dengan kadar logam berat (Pb) berkisar
0,024 ppm – 0,049 ppm yang membahayakan kehidupan tumbuuhan akuatik serta
biota air yang ada di Sungai Banjarkemantren (Purba dan Fitrihidajati, 2021).
Air bersih serta bermutu baik merupakan kebutuhan penting untuk manusia
serta makhluk hidup yang lain. Penilaian mutu air penting dicoba guna mengenali
apakah sumber air di sesuatu wilayah sesuai untuk penuhi kebutuhan hidup manusia
serta hewan di tempat tersebut. Terdapat banyak tata cara untuk melaksanakan
penilaian mutu air. Data yang diperoleh dari tata cara tersebut pula bermacam-
macam. Data mutu air ini berarti untuk warga serta pengambil keputusan, tetapi
pada biasanya data mutu air yang di informasikan senantiasa bersumber pada
konsentrasi dari tiap- tiap parameter, sehingga tidak mudah untuk dimengerti arti
dari data yang di informasikan. Pembentuk kebijakan, pengelola zona air non-
teknis ataupun warga kerapkali tidak mempunyai waktu untuk mempelajari serta
menguasai kajian informasi teknis mutu air. Pengambil keputusan serta warga
memerlukan data yang simpel serta gampang dimengerti tentang mutu air di daerah
mereka. Penting guna memikirkan pemberian data tentang hasil evaluasi mutu air
yang gampang dimengerti serta bisa digunakan untuk memperhitungkan revisi yang
hendak terjalin bila pengelolaan ataupun pengendalian pencemaran air
dilaksanakan. Pemakaian indikator ialah salah satu alternatif pendekatan yang bisa
diterapkan. Menurut (Bahagia et al., 2020) Pencemaran air sungai terjadi karena
pembuangan limbah industri yang dikelola tidak efektif. Limbah industri menjadi
faktor yang mempengaruhi pencemaran sungai Krueng Tamiang. Tujuan penelitian
adalah untuk menganalisis tingkat pencemaran air sungai Krueng Tamiang dengan
parameter uji Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand
(COD) dan Total suspended Solid (TSS).
Menurut (Trisnaini et al., 2018) Identifikasi biotilik dilakukan sampai level
family dan biotilik dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan daya tahannya terhadap
pencemaran air sungai.
Kualitas Habitat Indikator Baik
(A) 70% atau lebih parameter habitat sungai termasuk dalam kategori Baik
Cukup
(B) Selain dari kedua indicator lainnya Buruk
(C) 70% atau lebih parameter habitat sungai termasuk dalam kategori Buruk
(C)
1. Kategori Biotilik Berdasarkan Daya Tahan Terhadap Pencemaran Nama
Kategori Skor
Nama Kategori Skor Biotilik
Group A Sangat sensitive 4
Group B Sensitive 3
Group C Tahan 2
Group D Sangat tahan 1

2. Penilaian Tingkat Pencemaran Sungai dengan Jumlah Jenis Biotilik dan


EPT Tingkat Pencemaran Sungai Indikator Jumlah Jenis Biotilik Jumlah
Jenis EPT
Tingkat Pencemaran Jumlah Jenis Biotilik Jumlah Jenis
Sungai EPT
Tidak Tercemar > 13 >7
Tercemar Ringan 10 – 13 3–7
Tercemar Agak Berat 7–9 1–2
Tercemar Sangat Berat <7 0
3. Penilaian Kualitas Air dengan Indeks BIOTILIK Indeks BIOTILIK
Kategori Kualitas Air
3,1 – 4,0 Sangat bersih pencemaran sangat ringan
2,6 – 3,0 Bersih, pencemaran ringan
2,1 – 2,5 Agak bersih, pencemaran sedang
1,6 – 2,0 Kotor, pencemaran agak berat
1 – 1,5 Sangat kotor, pencemaran berat

Menurut (Lusiana et al., 2020) kualitas air sungai Brantas Kota Malang
menunjukkan bahwa pola konsentrasi BOD, COD, TSS, ammonia, nitrat, dari hulu
ke hilir memiliki pola kecenderungan yang relatif meningkat, sedangkan
konsentrasi pH, phosphate dan konsentrasi total coliform menunjukkan pola yang
berbeda yaitu semakin ke hilir menunjukkan penurunan. Beban pencemaran di
Sungai Brantas dengan konsentrasi yang berlebih adalah BOD, COD, Ammonia,
Nitrat dan Phosphat.
Menurut (Lingkungan et al., 2019) Air dikatakan keruh apabila air tersebut
mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan
warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan
meliputi lumpur, bahan-bahan organik yang tersebut secara baik dan partikel-
partikel yang tersuspensi lainnya.

Nephelometer adalah suatu alat untuk mengukur kekeruhan yang


memberikan hasil dalam satuan Nephelometric Turbidity Unit (NTUs). NTUs
adalah satuan standar untuk mengukur kekeruhan. Pada nephelometri dan
turbidimetri, sumber cahaya diproyeksikan melalui sampel cairan yang disimpan
dalam wadah sampel transparan. Nilai tertinggi kekeruhan sebesar 326 NTU dipagi
hari. Sumber kekeruhan air sungai di pagi hari berasal dari aktifitas masyarakat
yang banyak menggunakan air sungai di pagi hari untuk kebutuhan mencuci, mandi
dan lain-lain. Selain itu air bawaan dari hulu sungai yang memiliki kekeruhan tinggi
di bandingkan hilir sungai terutama saat kondisi air pasang. Hal ini dipengaruhi
oleh kegiatan budidaya tanaman yang berkontribusi terhadap limpasan kehilangan
tanah. Suhu memiliki pengaruh signifikan terhadap ekosistem perairan. pola suhu
dalam ekosistem perairan diubah oleh banyak faktor diantaranya adalah
kelembaban dan sinar matahari Paparan sinar matahari merupakan faktor utama
yang memegang efek besar yang mempengaruhi suhu air.
Konsentrasi pH air di Sungai Ogan berkisar 7,0 – 7,7. pH adalah salah satu
faktor terpenting yang melayani indeks untuk polusi. pH memiliki efek langsung
pada kehidupan di ekosistem. Menurut Peraturan Gubernur Sumatera Selatan no
16/2005 nilai baku mutu untuk pH adalah 6-9 (Kelas I), itu berarti pH dalam air
Sungai Ogan masih memenuhi standar baku mutu kualitas air.
Menurut (Anisafitri et al., 2020) Air yang tercemar oleh limbah organik,
terutama limbah yang berasal dari industri olahan bahan makanan,
merupakan tempat yang subur untuk berkembangbiaknya mikroorganisme,
termasuk mikroba patogen. Mikroba patogen yang berkembang biak dalam air
tercemar yang menyebabkan timbulnya berbagai penyakit sangat banyak dan
semuanya merupakan penyakit yang dapat menular dengan mudah. Potensi
pemukiman sebagai sumber pencemaran cukup tinggi, pemukiman yang begitu
banyak tersebut merupakan potensi limbah organik yang tinggi. Salah satu
parameter yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi adanya kontaminasi
limbah domestik pada suatukawasan adalah karakteristik biologi berupa
keberadaan bakteri coliform. Salah satu faktor lingkungan yang menyebabkan
terjadinya wabah diare yaitu ketersediaan sarana air bersih yang tidak
memadai dan pembuangan tinja dan limbah di sungai, sehingga terjadi
pencemaran bakteri koliform fekalpada air sungai. Suhu yang baik untuk
pertumbuhan bakteri koliformadalah antara 8ºC-46ºC, tetapi suhu optimal
untuk pertumbuhan Escherichia coli adalah 37ºC. Escherichia coli juga dapat
bertahan pada suhu 60⁰C selama 15 menit dan pada suhu 55⁰C selama 60 menit.
Kualitas Air sungai

BOD, COD, PH Kekeruhan Suhu Biotilik E. Coli


dan TDS
.

Setelah didapatkan beberapa Indikator kita melakukan Penelitian atau bertanya


kepada Pakarnya Dan didapatkan Hasil sebagai berikut
Matriks Perbandingan Kriteria:
BOD Kekeruhan pH Suhu E. Coli Biotiliik
BOD 1,00 0,60 1,00 0,43 1,50 3,00
kekeruhan 1,67 1,00 1,67 1,50 2,33 1,00
pH 1,00 0,60 1,00 0,43 0,67 2,33
Suhu 2,33 0,67 2,33 1,00 1,67 1,00
E. coli 0,67 0,43 1,50 0,60 1,00 0,60
Biotilik 0,33 1,00 0,43 1,00 1,67 1,00
Total 7,00 4,30 7,93 4,96 8,83 8,93

Matriks Nilai Kriteria:


BOD Kekeruhan pH Suhu E. Coli Biotiliik Jumlah Prioritas Egen Value
BOD 0,143 0,140 0,126 0,086 0,170 0,336 1,001 0,167 1,168
kekeruhan 0,238 0,233 0,210 0,303 0,264 0,112 1,360 0,227 0,973
pH 0,143 0,140 0,126 0,086 0,075 0,261 0,832 0,139 1,099
Suhu 0,333 0,155 0,294 0,202 0,189 0,112 1,285 0,214 1,062
E. coli 0,095 0,100 0,189 0,121 0,113 0,067 0,686 0,114 1,009
Biotilik 0,048 0,233 0,054 0,202 0,189 0,112 0,837 0,139 1,246
Total 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 6,000 1,000 6,557

Selanjutnya menentukan nilai Eigen maksimum (l maksimum) yaitu didapat


dengan cara mengalikan nilai eigen vektor setiap baris dengan masing-masing total
nilai ∑ kolom. Berikut ini adalah perhitungan nilai eigen maksimum:
l maksimum = (0,167 x 7) + (0,973 x 4,3) + (1,099 x 7,93) + (1,062 x 4,96) +
(1,009 x 8,83) + (1,246 x 8,93)
l maksimum = 6,557
Karena matriks terdiri dari 6 kolom , maka nilai indeks konsistensi (CI) yang telah
didapat adalah:
! #$%&'#(#)*
CI =
*)+
,,../),
CI =
,)+
0,../
CI =
.
CI = 0,111
1. Memeriksa Hierarki Konsistensi
Tabel 3.5 Nilai Random Index (RI)
Nilai
Alternatif
Konsistensi
2 0
3 0,58
4 0,90
5 1,12
6 1,24
7 1,32
8 1,41
9 1,45
10 1,49

12
CR =
32
0,+++
CR =
+,45

CR = 0,089 < 0,100 (Konsisten)


Nilai Consistency Ratio diatas menunjukkan bahwa CR <= 0,100 maka
bobot prioritas diatas sudah dikatakan konsisten, selanjutnya data nilai kriteria
diatas sudah bisa di ranking berdasarkan faktor – faktor penentu pemilihan
indikator penilaian pencemaran lingkungan pada air.
Sehingga di dapatkan nilai prioritas tertinggi yaitu Kekeruhan dengan nilai
0,228. Selajutnya dilakukan perangkingan indikator dan hasilnya seperti tabel di
bawah ini:

Perangkingan Indikator

Prioritas Ranking
kekeruhan 0,228 1
Suhu 0,215 2
BOD 0,168 3
Biotilik 0,141 4
pH 0,133 5
E. coli 0,115 6

Sehingga di dapatkan nilai prioritas tertinggi yaitu Kekeruhan dengan nilai


0,228. Langkah selanjutnya yaitu melakukan penentuan alternatif yang digunakan
untuk menanggulangi masalah yang ada di Sungai Kludan dengan hasil di bawah
ini:
Perhitungan AHP
Kekeruhan
kekeruhan IPAL Reboisasi nilai eigen total rata-rata
IPAL 1 7 0,875 0,875 1,75 0,875
Reboisasi 0,143 1 0,125 0,125 0,25 0,125
Total 1,143 8,000 1,000 1,000 2,000 1,000

Suhu
Suhu IPAL Reboisasi nilai eigen total rata-rata
IPAL 1 0,200 0,167 0,167 0,333 0,167
Reboisasi 5 1 0,833 0,833 1,667 0,833
Total 6,000 1,200 1,000 1,000 2,000 1,000

Biotilik
Biotilik IPAL Reboisasi nilai eigen total rata-rata
IPAL 1 5 0,833 0,833 1,667 0,833
Reboisasi 0,200 1 0,167 0,167 0,333 0,167
Total 1,200 6 1,000 1,000 2,000 1,000
E. coli
E. coli IPAL Reboisasi nilai eigen total rata-rata
IPAL 1 6 0,857 0,857 1,714 0,857
Reboisasi 0,167 1 0,143 0,143 0,286 0,143
Total 1,167 7 1,000 1,000 2,000 1,000

BOD
BOD IPAL Reboisasi nilai eigen total rata-rata
IPAL 1 2 0,667 0,667 1,333 0,667
Reboisasi 0,500 1 0,333 0,333 0,667 0,333
Total 1,500 3 1,000 1,000 2,000 1,000

pH
pH IPAL Reboisasi nilai eigen total rata-rata
IPAL 1 0,143 0,125 0,125 0,250 0,125
Reboisasi 7 1 0,875 0,875 1,750 0,875
Total 8,000 1,143 1,000 1,000 2,000 1,000

Perangkingan Alternatif
Pembangunan IPAL 0,823 1
Perangkingan
Reboisasi 0,426 2

KESIMPULAN :
Berdasarkan hasil penelitian performa air di Sungai Kludan, Kabupaten
Sidoarjo menggunakan metode AHP, didapatkan hasil bahwa kriteria kualitas air
yang paling penting adalah Warna dengan alternatif yang disarankan adalah
Pembangunan IPAL dengan nilai 0,823. Akan tetapi, alternatif tersebut harus
diiringi dengan kesadaran pembuangan limbah industri atau rumah tangga pada
tempat yang seharusnya.
Daftar Pustaka

Ewimia Darza Akademi Maritim Sapta Samudra Padang ABSTRAK, S. (2020).


DAMPAK PENCEMARAN BAHAN KIMIA DARI PERUSAHAAN KAPAL
INDONESIA TERHADAP EKOSISTEM LAUT. 4(3).
Kabupaten Kediri, D., Nur Aini Eka Puji Dameanti, F., Ali Akramsyah, M. S., Silvi
Yanti Hasan, C., Teguh Amanda, J., Sutrisno, R., Pendidikan Kedokteran Hewan,
M., Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Puncak Dieng Ekslusif, F., Dau,
K., Malang, K., & Mikrobiologi dan Imunologi Veteriner, L. (2022). ANALISIS
KUALITAS AIR LIMBAH PETERNAKAN SAPI PERAH BERDASARKAN
NILAI BIOCHEMICAL OXYGEN DEMAND (BOD), CHEMICAL OXYGEN
DEMAND (COD), PH DAN ESCHERICHIA COLI. Juni 2022 OPEN ACCES
Freely Available Online J. Ternak Tropika, 23(1), 71–79.
https://doi.org/10.21776/ub.jtapro.2022.023.01.9
Kamalia, D. (n.d.). Analisis Pencemaran Air Sungai Akibat Dampak Limbah Industri
Batu Alam di Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon.
http://jurnalkesehatan.unisla.ac.id/index.php/jev/index

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan


untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia
menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.

Anda mungkin juga menyukai