Pencemaran Perairan
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia
lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya.
minyak dari kapal, limbah rumah tangga dan kegiatan industrialisasi. Limbah-
demikian indeks diversitas ekosistem yang tercemar selalu lebih kecil dari pada
spesies yang terdapat di tempat tersebut. Semakin besar jumlah spesies akan
semakin besar pula diversitasnya. Hubungan antara jumlah spesies dengan jumlah
domestik yang berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen.
Sampah organik yaitu sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri
contoh: sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan. Sampah anorganik ini tidak
dapat diuraikan oleh bakteri (non biodegrable) contoh: kertas, plastik, gelas atau
kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit.Selain sampah organik dan
mencemari air. Kenyatannya pada saat ini hampir semua rumah tangga
berbagai macam polutan ke dalam air antara lain: logam berat, toksin,minyak,
nutrien, dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang
dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam
air. Untuk mengetahui tingkat pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya
kandungan O2 yang terlarut. Ada dua cara yang digunakan untuk menentukan
kadar oksigen dalam air, secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand)
dan BOD (Biochemical Oxygen Demand) secara biologi. Makin besar harga BOD
tercemar dan akan sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih karena air
yang tercemar akan meresap ke dalam tanah. Air tanah tersebut merupakan
mengkonsumsi air tersebut akan mengakibatkan penyakit. Air yang tercemar tidak
hanya masuk dalam tanah, tetapi juga mengalir pada sungai bahkan laut dan
organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, bahan pencemar berupa
kehidupan biota dan lingkungan laut, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan
Pencemaran lingkungan pesisir dan laut dapat diakibatkan oleh limbah buangan
dibagi atas kontaminasi secara fisik dan secara kimiawi (Fransisca, 2011).
Bioindikator berasal dari dua kata yaitu bio dan indikator bio artinya hidup dan
mengarah pada makhluk hidup sedangkan indikator artinya petunjuk yang dapat
atau di permukaan sedimen dasar perairan serta memiliki ukuran panjang lebih
dari 1 mm. Siklus hidup beberapa makrozoobentos hanya hidup sebagai bentos
dalam separuh saja dari fase hidupnya, misalnya pada stadia muda saja atau
ini hidup menetap (sesile) dan daya adaptasinya bervariasi terhadap kondisi
dan habitat hidupnya di dasar perairan yang merupakan tempat bahan pencemar
perairan dibandingkan jenis benthos yang lain Sebab dari sisi bioindikator
makrobentos lebih mudah terdeteksi. Hal ini memungkinkan terjadi karena ukuran
makrozoobentos yang lebih besar daripada jenis benthos lain. Bentos memiliki
cara hidup menetap (sessile) dan terus menerus terdedah oleh kualitas air yang
hidup sesile seringkali digunakan sebagai indikator kondisi perairan. Bila kualitas
air mengalami perubahan maka besarnya populasi yang berupa keragaman dan
kelimpahan serta dominasi benthos akan berubah pula. Dengan demikian dapat
memberikan informasi status kualitas air sungai apakah sudah atau belum
untuk keberlanjutan kehidupan biota yang mendiami sungai tersebut (Asra, 2018).
terdapat diseluruh badan sungai mulai dari hulu sampai ke hilir. Makrozoobentos
merupakan salah satu organisme akuatik yang menetap di dasar perairan, yang
memiliki pergerakan relatif lambat serta dapat hidup relatif lama sehingga
adanya keterkaitan antara faktor biotik dan abiotik suatu lingkungan. Bioindikator
atau indikator ekologis merupakan suatu kelompok organisme yang hidup dan
rentan terhadap perubahan lingkungan sebagai akibat dari aktivitas manusia dan
kerusakan secara alami. Keanekaragaman makrozoobentos dirasakan sangat
penting karena dapat memberikan informasi status kualitas air sungai apakah
kualitas perairan bukanlah merupakan hal yang baru. Beberapa sifat hidup hewan
spesies indikator kandungan bahan organik dan dapat memberikan gambaran yang
lebih tepat dibandingkan pengujian fisika dan kimia (Yonvitne et al., 2016).
karena habitat hidupnya yang relatif tetap. Perubahan kualitas air, ketersediaan
Komponen lingkungan, baik yang hidup (biotik) maupun yang tak hidup (abiotik)
mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman biota air yang ada pada suatu
debu, karbon organik, dan kerapatan tegakan. Kandungan pasir dan karbon
organik memiliki korelasi terbesar. Kandungan pasir yang lebih sedikit cenderung
kandungan karbon organik yang lebih besar memiliki keanekaragaman yang lebih
substrat sekitarnya, sebagai akibat jarak tanam tegakan dan kandungan karbon
hubungannya dengan sesama jenis maupun dengan jenis lain (Fitriana, 2010).
cemaran, dan bersifat immobilen atau menetap. Oleh karena itu, penilaian pada
mengevaluasi dampak dari akumulasi logam berat Cr yang terjadi pada suatu
penting dalam rantai makanan, hidup di sekitar substrat atau sedimen sehingga
dapat menggambarkan kondisi habitat yang ada serta memiliki respons yang lebih
cepat dibandingkan dengan organisme di tingkat yang lebih tinggi karena siklus
suatu perairan. Kondisi suatu perairan umumnya dapat dikatakan baik (stabil) bila
yang rendah atau tidak ada spesies yang dominan. Daerah yang bervegetasi
memiliki kondisi lingkungan yang baik dan lebih stabil bagi kehidupan
tidak ada hubungan yang konsisten antara jumlah taksa dan keanekaragaman
kurva K-Dominance untuk biomassa terletak diatas kurva untuk jumlah individu
spesies, maka perairan dikatakan tidak tercemar. Bila kurva K-Dominance untuk
biomassa dan jumlah individu spesies saling berhimpitan maka perairan dikatakan
tercemar sedang dan sebaliknya jika kurva K-Dominance untuk jumlah individu
spesies berada diatas kurva biomassa spesies maka perairan dikatakan tercemar
berat. Data ranking jumlah Annelida per satuan luas (ind/m2) dan biomassa per
satuan luas (g/m2) diplotkan pada sumbu X dalam bentuk logaritma, sedangkan
sumbu Y diplotkan data persentase kumulatif dominan dari jumlah individu per
satuan luas dan biomassa per satuan luas (Labbaik et al., 2018).
Kurva ABC sering dilakukan untuk menganalisis suatu data untuk indeks
kondisi lingkungan dengan menganalisis jumlah total individu per satuan luas dan
biomassa (berat kering) total per satuan luas dari komunitas makrozoobentos.
pada keadaan equilibrium akan ditandai dengan kurva biomassa yang berada di
atas kurva kepadatan. Kurva kepadatandan kurva biomassa yang saling terkait dan
Agustiningsih, D., S. B. Sasongko dan Sudarno. 2017. Analisis Kualitas Air Dan
Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai Blukar Kabupaten
Kendal. 3(1).
Keong Sawah.
Prosedur Praktikum
3. Diambil keong sawah yang terdapat pada transek dan masukkan kedalam wadah
plastik.
kering.
5. Keong Sawah yang sudah didapat dibersihkan, lalu dijemur dibawah sinar
analitik.
a. Kelimpahan (K)
b. Biomassa (B)