PERCOBAAN IV
ANALISIS KUALITAS AIR
OLEH
NAMA : ANTON
NIM : F1D2 18 022
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN PEMBIMBING : MUHAMMAD ILHAM
A. Latar Belakang
lingkungan perairan, dimana air yang sepatutnya menjadi salah satu sumber
lingkungan yang dapat diukur melalui parameter fisika, kimia dan biologi.
atau penggunaan air tersebut. Ukuran kualitas air telah ditetapkan dalam
standar baku mutu yang mencakup layak atau tidaknya air digunakan, serta
kandungan bakteri colifom pada air dilakukan melalui metode Most Probable
Number (MPN) untuk mengukur layak atau tidaknya air digunakan dan
metode Indeks Pencemar Biologi (IPB) untuk mengukur layak atau tidaknya
dijadikan acuan untuk membandingkan hasil pengujian air dan mutu air yang
urgensi dari permasalahan ini maka praktikum analisis kualitas air perlu untuk
dilakukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pengujian kualitas air sampel air sungai, air rawa dan air
sumur?
2. Bagaimana indikator fisik dan biologis ujia kualitas sampel air sungai, air
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara pengujian kualitas air sampel air sungai, air rawa
2. Untuk mengetahui indikator fisik dan biologis ujia kualitas sampel air
berikut:
1. Dapat mengetahui cara pengujian kualitas air sampel air sungai, air rawa
2. Dapat mengetahui indikator fisik dan biologis ujia kualitas sampel air
A. Air
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang berguna bagi
kelangsungan hidup suatu organisme. Air tersusun atas dua unsur berupa
hidrogen dan oksigen,dimana dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen
pada satu atom oksigen (H2O). Banyaknya limbah termasuk limbah domestik
rumah tangga yang dibuang secara langsung ke badan air menjadi salah satu
ini dapat mencemari perairan baik secara fisika, kimia maupun biologi, selain
penyakit bila kualitas air tidak dalam keadaan bersih (Wandrivel dkk., 2012).
maupun kontinuitas, dimana air yang umum digunakan dalam aktivitas sehari-
hari berupa air tawar. Ketersediaan air tawar dunia hanya berada pada kisaran
3% dan 97% lainnya berupa air asin, selain itu air yang dapat digunakan untuk
golongan. Golongan A yaitu air yang dimanfaatkan sebagai air minum dan
Golongan B yaitu air yang digunakan sebagai bahan baku kemudian melalui
sebagai kebutuhan vital manusia, maka kualitas air juga perlu dalam keadaan
B. Kualitas Perairan
lingkungan, dimana kualitas air bersih dapat dilihat berdasarkan sifat fisika,
kimia dan biologi (Purwati, 2020). Kualitas perairan merupakan suatu istilah
misalnya sebagai bahan baku air minum atau sebagai sumber irigasi dalam
keadaan bersih. Air bersih merupakan air yang memenuhi persyaratan dan
Berdasarkan sifat fisika air yang baik dicirikan dengan karakteristik tidak
berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak keruh. Persyaratan kimia air
bersih dicirikan dengan tidak adanya kandungan senyawa atau zat kimia
berbahaya dan beracun di dalam air, serta takaran zat terlarut berada dalam
ambang batas tertentu. Ditinjau dari aspek biologi air bersih tidak boleh
ambang batas baku mutu (Zikra dkk., 2018). Pemantauan kualitas perairan
bertujun untuk mengetahui kuaitas air berdasar pada parameter fisika, kimia
dan biologi, kemudian membamdingkan kualitas air dengan baku mutu yang
2017).
C. Baku Mutu Air
Baku mutu air merupakan suatu ketentuan mutu air yang ditetapkan
oleh suatu daerah atau negara, dimana ketentuan ini menyangkut ukuran,
batasan atau kadar mahluk hidup, energi dan zat yang harus ada atau zat yang
keberadaanya tidak diperbolehkan di dalam badan air. Baku mutu air dapat
adalah jenis bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penentu suatu
sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Bakteri coliform
mencakup semua jenis bakteri yang berbentuk batang, gram negatif, tidak
sehingga menghasilkan gas dan asam dengan kurun waktu kurang dari 48 jam.
penyakit bawaan air, tetapi ada beberapa jenis coliform yang bersifat patogen
yang dapat menghasilkan zat toksin. Salah satu contohnya bakteri coliform
yaitu Escherichia coli (Fitoni dkk., 2013). Escherichia coli tergolong pada
bakteri coliform yang merupakan flora normal di dalam usus manusia dan
Bakteri ini secara relatif mudah dibunuh dengan pemanasan pada suhu 60ºC
selama 30 menit. (Falamy dkk., 2012). Escherichia coli menjadi salah sanitasi
karena bakteri ini merupakan bakteri komensal yang hidup dalam saluran
pencernaan manusia, perpindahkan bakteri ini melalui air yang tercemar oleh
tinja atau air seni seseorang yang terinfeksi saluran pencernaan. Bakteri ini
dapat bertahan hidup di air walau air bukanlah media yang ideal untuk
melimpah atau berlebih dapat menyebabkan bakteri ini bersifat berbahaya atau
untuk melihat kelayakan mutu air dapat dilakukan melalui uji MPN dan IPB.
salah satu teknik menghitung jumlah mikroorganisme per mili bahan yang
digunakan sebagai media biakan. Metode MPN pada dasarnya sama dengan
tertentu dan dapat diketahui dari gelembung gas yang dihasilkan pada tabung
seri tabung sebanyak tiga atau lima buah tabung untuk setiap kelompok.
Apabila dipakai tiga tabung maka disebut seri tiga, yaitu uji yang biasa
digunakan pada air bersih dan jika dipakai lima tabung maka disebut seri lima,
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Mei 2021 pukul 09.00-
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.
C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.
D. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Media
reaksi
2. Pembuatan Pengencer
media dan digoyangkan agar tidak terdapat gas dalam tabung durham
MPN
h. Membuat hasil pengamatan
kaca objek
b
IPB = ×100%
a+b
Keterangan:
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4.
Air Layak
1. <3,0 <3x102 - 9,5 1x103
sumur pakai
- - - - - - - - -
Tidak
Air 5 3
2. >1100 >1,1x10 420 - 1x10 layak
sungai
pakai
Tidak layak
3. Air rawa 1100 1,1x105 150 4800 1x103
pakai
+++ +++ - + +
Nilai MPN
a. Air rawa
1
Nilai MPN ×
f . tengah
1
1100 ×
10−2
1100 ×10 2
Tabel 4. Hasil Pengamatan IPB
No. Sampel a B ab Keterangan
1 2 3 4 5 6
1. Air sumur 10 0 0 Layak Konsumsi
2. Air sungai 4 1 0,2 Tidak layak Konsumsi
3. Air rawa 12 18 0,6 Tidak layak Konsumsi
Ket: a: mengandung klorofil b: tidak mengandung klorofil
Nilai IPB
b
IPB= × 100 %
a+ b
18
IPB= × 100 %
12+18
¿ 0,6 ÷ 100
= 0, 006
B. Pembahasan
Air sebagai salah satu kebutuhan vital manusia menjadi salah satu zat
yang kualitasnya perlu dijaga dalam keadaan bersih. Pengujian kualitas air
menunjang kehidupan manusia. Uji kualitas air untuk mengukur layak atau
mikroba dalam hal ini bakteri coliform. Keberadaan bakteri ini sebagai
indikator kadar pencemaran wilayah perairan yang menjadi sampel uji dalam
pertumbuhan yang digunakan yaitu media Lactosa Broth (LB). Media ini
dimana laktosa itu sendiri terdiri atas glukosa dan galaktosa. Proses fermentasi
laktosa akan menghasilkan senyawa asam yang meliputi asam asetat atau
asam laktat dan juga karbon dioksida (CO2). Hasil metabolisme ini
coli. Pengujian layak atau tidaknya sampel air yang digunakan sebagai bahan
uji untuk dikonsumsi, dilakukan melalui metode Indeks Pencemar Biologi
pengukuran dengan baku mutu air yang telah ditetapkan untuk mengukur
sampel air sumur layak untuk digunakan dan dikonsumsi, sedangkan sampel
air rawa dan air sungai tidak layak sebab melebihi ambang batas baku mutu
yang telah ditetapkan. Hal in disebabkan karena sampel air sungai dan air
coliform yang besar. Air sungai yang menjadi tempat pembuangan limbah
tempat pembuangan tinja, oleh karena itu bakteri Eschericia coli yang
umumnya berasal dari kotoran (tinja) terakumulasi di badan air. Pernyataan ini
\
V. PENUTUP
A. Simpulan
sebagai berikut:
(IPB).
B. Saran
berikut:
Aryasa, I.W.T., Risky, D.P., dan Artaningsih, N.P.L.J. (2019). Uji Pendahuluan
Kualitas Air pada Sumber Mata Air di Banjar Tanggahan Tengah,
Desa Susut Kecamatan Susut Kabupaten Bangli. Jurnal Kesehatan
Terpadu, 3(2), 76-81.
Fitoni, C.N., Asri, M.t., dan Hidayat, M.T. (2013). Pengaruh Pemanasan Filtrat
Rimpang Kunyit (Curcuma llonga) terhadap Pertumbuhan Koloni
Bakteri Coliform Secara In Vitro. Jurnal Lneterabio, 2(3), 217-221.
Natalia, L.A. (2014). Kajian Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang di
Kabupaten Blora Melalui Metode Most Probable Number. skripsi,
Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Purwati, L. (2020). Uji Bakteri Coliform dan Escherichia Coli pada Air Tercemar
dengan Penggunaan Susunan Filter. Skripsi, Universitas Islam Malang,
Malang.
Riky. (2019). Identifikasi Adanya Bakteri Ecoli pada Air Sungai Arut Pangakalan
Bun. Jurnal Borneo Cendekia, 3(1), 107-113.
Wanrivel, R., Suharti, N., dan Lestari, Y. (2012). Kualitas Air Minum yang
Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Bungus Padang
Berdasarkan Persyaratan Mikrobiologi. Jurnal Kesehatan Andalas,
1(3), 129-133.
Zikra, W., Amir, A., dan Putra, A.E. (2018). Identifikasi Bakteri Escherichia coli
(E.coli) pada Air Minum di Rumah Makan dan Cafe di Kelurahan Jati
serta Jati Baru Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), 212-216.