Anda di halaman 1dari 6

Hubungan Sumber Air Minum dengan Kandungan Total

Coliform dalam Air Minum Rumah Tangga

Oleh
Aurelia Azzah Luthfika
aureliaazzahluthfika@gmail.com

Abstrak: Air minum adalah suatu kebutuhan manusia dan dapat


mempengaruhi kesehatan manusia. Tidak hanya itu air minum juga harus
memenuhi syarat yang telah ditetapkan pada kemenkes. Dalam peraturan
tersebut telah disebutkan bahwa tidak boleh ditemukan adanya total coliform
di dalam air minum, hal itu dapat menandakan telah terjadi kontaminasi pada
air minum. Dengan tujuan untuk mengetahui adanya kandungan coliform
dalam air minum rumah tangga. Untuk metode pengumpulan data yang
digunakan ini adalah menggunakan uji laboratorium sampel air minum.
Dalam air minum rumah tangga yang menjadi sampel tidak memenuhi syarat
mikrobiokogis dan tidak dinyatakan sebagai air minum yang berasal dari
sumur dan yang berasal dari kemasan.

Kata kunci: air minum, coliform, mikrobiologis

Relationship Between Drinking Water and Total Coliform


Content in Household Drinking Water
Abstract: Drinking water is a human need and can affect human health. Not
only that, drinking water must also meet the requirements set by the Ministry
of Health. The regulation has stated that total coliform should not be found in
drinking water, this can indicate contamination has occurred in drinking
water. With the aim to determine the presence of coliform content in
household drinking water. For the data collection method used, this is using a
laboratory test of drinking water samples. The sampled household drinking
water does not meet microbiological requirements and is not declared as
drinking water from wells and from containers.

Keywords: drinking water, coliform, microbiological.

PENDAHULUAN
Dengan perkembangan dan peningkatan taraf hidup, jumlah
persediaan air selalu meningkat setiap saat. Akibatnya, kegiatan untuk
mendapatkan sumber air baru dilanjutkan sewaktu-waktu, seperti pencarian
sumber air baru berupa air bawah tanah, air sungai, air danau, pengolahan
atau penyediaan air laut , pengolahan air kotor dan penjernihan sumber yang
tercemar (Widiyanti, dkk, 2004).
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dan air juga
merupakan salah satu hak asasi manusia. Air minum harus memenuhi
kualitasnya, dimana air minum dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat,
menurut kesehatan parameter mikrobiologis harus terpenuhi, dimana yang
menjadi tolok ukur untuk mencapai tujuan tersebut adalah bakteri coliform.
Air minum tidak boleh mengandung bakteri coliform. Apabila air minum
tersebut mengandung bakteri coliform, maka air minum tersebut dinyatakan
tidak layak untuk dikonsumsi manusia. Salah satu masalah yang ditimbulkan
oleh air minum adalah diare yang sering dikaitkan dengan air minum yang
tidak layak minum.. (Puspita,2013).
Sampai saat ini belum ada informasi mengenai kualitas air minum
rumah tangga di masyarakat, oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui kualitas mikrobiologis air minum yang dikonsumsi serta
untuk mengetahui apa hubungan antara sumber air minum tersebut dengan air
minum konsentrasi coliform dalam air minum rumah tangga. (Mirzha,2016).
Pada air minum hampir selalu memiliki progam higiene sanitasi.
Faktor higiene sanitasi adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kualitas air minum salah satunya adalah kulaitas mikrobiologi. (WHO,2017).
Ada beberapa faktor higiene sanitasi yang dapat mempengaruhi kualitas
mikrobiologi di dalam air minum yaitu tempat pembuangan tinja, sumber air
minum, sumber air bersih, dan pengolahan sampah rumah tangga.
(Ukullo,2017)

PEMBAHASAN
Total coliform adalah kelompok bakteri yang meliputi bakteri aerob
dan anaerob fakultatif dimana gram negatif, mayoritas dari semua coliform
adalah heterotrofik dan dapat bereproduksi di air dan tanah. Total coliform
dapat bertahan dan berkembang biak dalam sistem distribusi air, terutama bila
kondisi memungkinkan. Semua coliform dapat berasal dari kotoran manusia
atau hewan, dan juga dapat terjadi secara alami di air. Hitungan total coliform
hanya merupakan indikator yang digunakan untuk menunjukkan bahwa
mikroba lain mungkin ada di dalam air, seperti mikroba patogen seperti
Giardia, Cryptosporidium, E.coli dan lain-lain. (Utami,2017).
Keberadaan coliform pada air minum tidak dinyatakan sebagai
indikator konstaminasi tinja, bakteri ini dapat mengindikasikan telah terjadi
kontaminasi yang berasal dari lingkungan. (DOH,2016). keberadaan coliform
pada proses desinfeksi yang tidak begitu kuat, contohnya air yang dimasak,
itu artinya air tersebut tidak dimasak dengan durasi yang tepat. (WHO,2017).
Di Indonesia, proporsi rumah tangga dengan air minum yang layak
hanya mencapai 72%, atau 28%, atau 190 juta rumah tangga yang masih
belum memiliki air minum yang layak . Survei yang dilakukan di salah satu
kota yang ada di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 20 % . sampel air isi
ulang positif total coliform (Enjelina, 2017).
Air minum yang tidak memenuhi standar mikrobiologis diketahui
menjadi salah satu faktor penyebab sekitar 88% kematian terkait diare pada
anak-anak di seluruh dunia (CDC, 2015). Studi memeriksa kualitas
mikrobiologi air minum dan air kemasan dari rumah tangga dan menemukan
bahwa 38% dari sampel air kemasan pabrik, 67% sampel air kemasan
penyimpanan, dan 100% air minum rumah tangga mengandung total coliform
(Fisher, et al. 2015).
Hanya sebagian kecil rumah tangga yang menggunakan air kemasan
bermerek . Air kemasan akhir-akhir ini menjadi sumber utama air minum
rumah tangga di tempat. Harga air isi ulang yang relatif terjangkau, membuat
minat banyak orang dalam pengisian air. Air minum diproduksi di tempat
bernama DAMIU (Deposit Air Minum Pengisian Ulang), dimana untuk
menjamin kualitas air yang diproduksi, pemerintah mengatur persyaratan
DAMIU dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 201 . air minum
kebersihan Drainase gudang.( Arsyina, L, dkk. 2019).
Peraturan tersebut dengan jelas menyatakan bahwa tempat
penampungan air minum harus memiliki sertifikasi yang sesuai agar dapat
beroperasi. Namun kenyataannya, terdapat beberapa . tempat penampungan
air minum yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi. Seperti pada
penelitian yang dilakukan di Kabupaten Demak, ditemukan 21,1 juta unit dari
yang tidak sesuai dengan coliform, dimana memiliki kebersihan yang buruk
dan 2 juta unit memiliki kebersihan yang buruk (Mirzha, 2014).
Meskipun air minum sudah melewati tahap pengolahan, namun belum
tentu aman atau tidak aman untuk digunakan. Sebuah studi yang dilakukan di
Ethiopia menemukan bahwa 100% sampel air minum dari rumah tangga
positif untuk coliform total dan 32,5% dari mereka positif untuk coliform
feses (Sharma, 2013). Penelitian lainya dilakukan Kabupaten Demak
menemukan bahwa 21% sampel air minum DAMIU (Depot Air Minum Isi
Ulang) mengandung total coliform (Mirzha, 2014). Bahkan kualitas air
minum dalam bentuk air bermerek ternyata tidak dapat dijamin. Di antara
hasil penelitian di Nepal, ditemukan bahwa 25% air minum kemasan
mengandung total coliform (Pant, et al. 2016).
Menurut sebuah penelitian, waduk air minum yang aman (tertutup dan
lubang kecil) dapat mengurangi tingkat polusi sebesar (Ercumen, et al.
2015).. Studi lain menemukan bahwa coliform ditemukan pada 25% dari
sampel air minum yang diambil dari fasilitas penyimpanan dan pada 18%
sampel air minum yang diambil langsung dari keran (Wright, 2018). Hal ini
menunjukkan bahwa fasilitas penyimpanan juga mempengaruhi timbulnya
polusi.
PENUTUP
Dari kajian teori di atas hampir seluruh air minum rumah tangga yang
menjadi sampel tidak memenuhi syarat mikrobiologis yang sudah ditetapkan
pada peraturan menteri kesehatan tentang persyaratan kualitas air minum.
Kandungan coliform pada air minum yang bersumber dari air sumur yang
dimasak dan air minum yang bersumber dari kemasan. Maka dapat
dinyatakan bahwa air minum dapat memiliki asosiasi dengan kandungan
coliform dalam air minum rumah tangga. Dimana air minum yang berasal
dari air kemasan memiliki peluang yang lebih besar untuk mengandung
coliform dibandingkan dengan air minum yang berasal dari air sumur yang
dimasak.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyina, L., dkk. 2019. Hubungan Sumber Air Minum dengan Kandungan
Total Coliform dalam Air Minum Rumah Tangga. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Indonesia. 14(2). 18-23.

CDC. (2015). Diarrhea: Common Illness, Global Killer. Centers for Disease
Control and Prevention.

DOH. (2016). Coliform Bacteria and Drinking Water.

Enjelina. (2017). Faktor Higiene Sanitasi yang Berhubungan dengan Kualitas


Bakteriologi Air Minum Isi Ulang di Kota Tanjungpinang. (1):33–8.

Ercumen A, Naser AM, Unicomb L, Arnold BF, Colford JM, Luby SP.
(2015). Effects of source-versus household contamination of tubewell
water on child diarrhea in Rural Bangladesh: A randomized controlled
trial. PLoS One. 10(3):1–22.

Fisher MB, Williams AR, Jalloh MF, Saquee G, Bain RES, Bartram JK.
(2015). Microbiological and chemical quality of packaged sachet
water and household stored drinking water in Freetown, Sierra Leone.
PLoS One.10(7):1–17.

Mirza M. (2014). Hygiene Sanitasi dan Jumlah Coliform Air Minum.


Kesmas- J kesehatan Masy.
Pant ND, Poudyal N, Bhattacharya SK. (2016). Bacteriological quality of
bottled drinking water versus municipal tap water in Dharan
municipality, Nepal. J Health Popul Nutr [Internet]. 35(1):17.

Puspitasari Shinta JM. (2013). Hubungan Kualitas Bakteriologis Air Sumur


dan Perilaku Sehat dengan Kejadian Waterborne Disease. J Kesehatan
Lingkungan.

Sharma HR, Worku W, Hassen M, Tadesse Y, Zewdu M, Kibret D, et al.


(2013). Water handling practices and level of contamination between
source and point-of-use in Kolladiba Town, Ethiopia. Environ We Int
J Sci Technol [Internet]. 8:25–35.

Utami ES., Saraswati LD, Purwantisari S. (2017). Hubungan Kualitas


Mikrobiologi Air Baku dan Higiene Sanitasi dengan Cemara Mikroba
pada Air Minum Iai Uang. J Kesehatan Masy.

WHO. (2017). Gidelines for Drinking Water Quality. World Health


Organization.

Widiyanti, Ni Luh Putu Manik., Ni Putu Ristiati. (2004). Analisis Kualitatif


Bakteri Koliform pada Depo Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja
Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan, 3(1):64-73

Wright C, Sargeant J, Edge V. 2018. This is a repository copy of Water


quality and health in northern Canada : stored drinking water and
acute gastrointestinal illness in Labrador Inuit . White Rose Research
Online URL for this paper : Version : Accepted Version Article :
Wright , CJ , Sarg.

Anda mungkin juga menyukai